PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR

3y ago
58 Views
2 Downloads
1.09 MB
12 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Xander Jaffe
Transcription

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURUSEKOLAH DASAROding Supriadi AbstrakDunia pendidikan dituntut agar menghasilkan SDM yangsesuai dengan kemajuan iptek. Guru mempunyai peranan yangpenting dalam pendidikan, sehingga hampir semua usahapembaharuan di bidang pendidikan bergantung pada guru.Pengembangan profesionalisme guru diarahkan padapeningkatan kualitas. Kriteria profesionalisme guru meliputikemampuan: menguasai bahan, mengelola PBM, mengelolakelas, mengelola media atau sumber, menguasai landasankependidikan, mengenal interaksi belajar mengajar, menilaiprestasi siswa, mengenal fungsi dan program pelayanan BP,dan mengenal administrasi sekolah. Pada hakekatnyapembinaan professionalisme guru ditekankan pada tigakemampuan dasar, yaitu: kemampuan profesi, kemampuanpribadi dan kemampuan sosial.Kata Kunci: Pengembangan, Profesionalisme, Guru.A. PENDAHULUANDunia pendidikan dituntut agar menghasilkan sumber dayamanusia (SDM) yang sesuai dengan kemajuan teknologi. Gurumempunyai peranan yang penting dalam pendidikan, sehingga hampirsemua usaha pembaharuan di bidang pendidikan bergantung padaguru. Guru tanpa menguasai bahan pelajaran, strategi belajarmengajar, mendorong siswa belajar untuk mencapai prestasi yangtinggi maka segala upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak akanmencapai hasil yang meksimal. Dalam pelaksanaan pendidikan, gurumerupakan ujung tombak, sehingga perlu pengembangan professionalguru. Setiap guru memiliki potensi dan kebutuhan untuk berkembangserta meralisasikan dirinya. Perkembangan IPTEK menuntut guruuntuk melaksanakan pekerjaan secara professional.Seorang guru sekolah dasar harus memiliki empat kompetensi,yaitu kompetensi: pedagogic, kepribadian, social dan professional .Pengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 27

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009Keempat kompetensi tersebut harus melekat pada setiap guru sekolahdasar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajardisekolah. Akan tetapi kemampuan peran dasar tersebut di atas tidakakan berkembang jika hanya mengandalkan pengalaman. Namunharus dirangsang dan didorong pengetahuan baru agar dapatmenumbuhkan sikap profesi yang matang.Guru sekolah dasar berbeda dengan guru sekolah lanjutan.Guru sekolah dasar dengan sistem guru kelas dituntut lebih mampudalam mengelola kelas, penguasaan materi/bahan pembelajaransebanyak tujuh jenis (PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika,Bahasa Daerah, KTK) Penjaskes, dan PAI disajikan oleh guru bidang.Guru sekolah dasar yang mengajar di kelas 5 –6 setiap minggumelaksanakan mengajar sebanyak 38 jam pelajaran, untuk guru kelas4 36 jam pelajaran, dan guru kelas 1 dan 2 sebanyak 24 jam pelajaran.Sedangkan guru sekolah lanjutan hanya bertugas sebanyak 18 jampelajaran per minggu.Keberhasilan pengelolaan pendidikan bergantung padakualitas para guru. Kedudukan dan peran guru sangat besarpengaruhnya dan merupakan titik yang strategis dalam kegiatanpendidikan. Guru bukan hanya cerdas dan mempunyai gelar, akantetapi juga mempunyai karakter beriman, bertaqwa, berahlak mulia,berbudi pekerti luhur, dan mengamalkan ilmunya secara bertanggungjawab. Selaku pendidik, guru harus menjadi teladan bagi muridmuridnya. Hal ini berarti pengembangan professionalisme guru baikpada dimensi penguasaan ilmu, kompetensi guru, keterampilan danperilaku yang dapat dipercaya. Kepercayaan masyarakat terhadap gurumerupakan kunci pembentukan manusia yang berkualitas, pemberiilmu serta menamkan, membentuk dan mengembangkan nilai moraldan etika, sehingga menjadi landasan berpijak.Bertitik tolak dari uraian di atas, guru membutuhkan sentuhandalam melaksanakan fungsi sebagai pendidik dan selalu meningkatkankemampuannya. Guru bertanggung jawab penuh dalam proses belajarmengajar. Pengembangan professional guru perlu mendapat perhatian.Konsep manajemen berbasis sekolah, sekolah mendapat otoritas untukmenentukan visi dan misi, serta pelaksanaannya. Disinilah perananguru dituntut agar mampu mengatasi seluruh persoalan terutama yangberkaitan dengan proses belajar mengajar. Penyatuan antarakemampuan dan kemauan akan tercermin dari kualitas kinerja yangditunjukan dalam melaksanakan tugas yaitu mengelola kegiatanPengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 28

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009belajar mengajar. Dengan demikian tulisan ini difokuskan pada usahapengembangan profesinalisme guru sekolah dasar.B. PEMBAHASAN1. Pengembangan Profesionalisme GuruKemampuan profesional setiap guru tidaklah sama. Hal inimerupakan dilema didalam mencapai tujuan pendidikan secara umum.Guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan yang terjadi padamasyarakat, sebagai akibat dari kemajuan arus informasi danperkembangan Iptek. Pengembangan profesi dapat dilakukan oleh dirisendiri, melalui kegigihan dalam melaksanakan tugasnya. Dipihak lainguru sebagai personil di sekolah, merupakan bawahan kepala sekolah.Secara langsung kepala sekolah berkewajiban mengembangkankemampuan professional guru.Fakry Gaffar (1987:126) konsep pengembangan professionalmengandung dua arti, yaitu (1) dikaitkan dengan usaha peningkatankemampuan professional yang dapat dilakukan secara independenpada tingkat sekolah oleh individe masing-masing dan (2) dikaitkandengan jenjang karir kepegawaian dan ini harus dipolakan dari tingkatyang lebih tinggi.Pembinaan berkaitan dengan fungsi dan usaha untukmeningkatkan daya guna dan hasil guna manusia dalam suatu proseskerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Pembinaan professionaladalah usaha memberi bantuan kepada guru untuk ajar,danmenumbuhkan sikap professional sehingga para guru lebih ahli dalammengelola KBM dalam membelajarkan anak didik.Sasaran pembinaan professional guru menurut Djaujak Ahmad(1995:25), meliputi: (1) perencanaan kegiatan belajar mengajar sesuaidengan strategi belajar efektif, (2) mengelola kegiatan belajarmengajar yang menantang dan menarik, (3) menilai kemajuan belajarsiswa, (4) memberikan umpan balik, (5) membuat dan menggunakanalat Bantu belajar mengajar, (6) memanfaatkan lingkungan sebagaisumber belajar dan media pengajaran, (7) membimbing dan melayanisiswa yang mengalami kesulitan belajar, (8) mengelola kelas sehinggatercipta suasana belajar yang kondusip, dan (9) menyusun danmengelola catatan kemajuan anak.Pengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 29

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009Dengan demikian pembinaan professional guru adalah upayaperbaikan kelemahan, yang dilakukan kepada bawahan (termasukguru), mengacu kepada kepentingan organisasi. Pembinaanprofessional guru mengacu pada tugas dan tanggung jawab untukmeningkatkan kualitas proses belajar mengajar.2. Kriteria Pengembangan Profesional Guru SDDjauzak Ahmad (1996), kriteria pengembangan kemampuanguru sekolah dasar dilihat dari proses mencakup prinsip: (1) dimulaidari hal-hal yang positif, (2) hubungan antara pembina dan guruhendaknya didasarkan atas dasar hubungan kerabat kerja, (3)didasarkan pada pandangan yang objektif, (4) didasarkan padatindakan yang manusiawi, (5) dapat mendorong pengembanganpotensi, inisiatif, dan kreatif guru, (6) dapat dilaksanakan secara terusmenerus dan berkesinambungan serta tidak mengganggu jam belajarefektif, (7) dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru,(8) dilaksanakan atas dasar kekeluargaan, kebersamaan, keterbukaan,dan ketauladan, (9) pembina selalu tampil dalam peran beraram, dan(10) pembina harus mampu mengendalikan diri.Pengembangan professional guru dilihat dari objek binaanmenurut Cece Wijaya (1994) meliputi: kemampuan menguasai bahan,kemampuan mengelola program belajar mengajar, kemampuanmengelola kelas, kemampuan mengelola media atau sumber,kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan, kemampuanmengenal interaksi belajar mengajar, kemampuan menilai prestasisiswa untuk kepentingan pengajaran, kemampuan mengenal fungsidan program pelayanan bimbingan penyuluhan, kemampuanmengenal administrasi sekolah, dan kemampuan memahami prinsipprinsip guna keperluan pengajaran.Untuk melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya, guruperlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya.Berdasarkan uraian disimpulkan bahwa dimensi pembinaan harusmengangkut keseluruhan dimensi, baik dimensi hasil maupun dimensiproses.3. Proses Pengembangan ProfesionalismePengembangan kemampuan professional guru merupakanpengembangan sumber daya manusia yang perlu menjadi perhatiankepala sekolah dan pengawas, berbagai kegiatan secara terus menerusPengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 30

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009dan dinamis membutuhkan modifikasi yang membantu para guru agarmampu menghadapi tuntutan perkembangan kebutuhan individu,sekolah dan masyarakat.Pengembangan professional guru secara rutin danberkesinambungan dilakukan oleh kepala sekolah dibantu oleh parapengawas. Kepala sekolah memberikan masukan kepada pengawastentang apa-apa yang ditemukan dalam pelaksanaan supervisi.Pengawas sebagai supervisor harus berusaha memberikan binaan danbantuan kepada kepala sekolah, khususnya guru dalam meningkatkanpelaksanaan tugasnya. Oteng Sutisna (1989:273) mengemukakanbahwa pengawas/penilik bertanggungjawab pada keseluruhan darisupervisi sekolah yang berada diwilayahnya. Sejalan dengan tugastersebut didalam petunjuk pelaksanaan pembinaan professional dariDirjen Dikdasmen (1989) bahwa tugas pengawas/penilik TK/SDsebagai pembina lapangan bertugas memberikan pelayananprofessional bagi guru-guru dan kepala sekolah.Tugas pengawas TK/SD dalam proses pembinan danpengembangan professional guru sesuai dengan yang diungkapkandalam PEQIP (1997:3) adalah sebagai berikut:1. Memonitor kegiatan masing-masing sekolah dan kelas2. Membantu para pemandu dan tutor dalam perencanaan danpersiapan kegiatan KKG sesuai dengan kebutuhan guru3. Menghadiri dan ikut serta kegiatan KKG dan KKKS.4. Memonitor oelaksanaan tindak lanjut dan dampak hasil sertadampak penetaran disekolah-sekolah.5. Membantu guru dalam maslah kegiatan belajar mengajar6. Memberikan umpan balik kepada guru dan kepala sekolahtentang hasil supervisi7. Membawa masalah yang belum terpecahkan ke KKPSSesuai dengan peranannya pengawas sebagai supervisor, makaia harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu. MenurutSoekarto Indarfahrudin (1995:71) sebagai supervisor harus memilikiketerampilan: 1) Keterampilan dalam menumbuhkan keyakinan dankebenaran, 2) Keterampilan membimbing dan memimpin, 3)Keterampilan dalam evaluasi/membuat tes, 4) Keterampilanmengembangkan kecakapan mengajar yang lebih baik/mampuberinovasi dan 5) Keteampilan mengadakan hubungan kemanusiaanJika pengawas menjalankan tugas dengan baik serta dilakukansecara kontinu, maka kemampuan professional guru akan meningkat,Pengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 31

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009yang pada gilirannya peningkatan prestasi belajar siswapun dengansendirinya akan meningkat.4. Teknik Pengembangan Profesionalisme Guru SDKepala sekolah dan pengawas dalam melaksanakanpembinaan kemampuan professional guru selain harus memahamiperanannnya sebagai supervisor, juga harus menguasai teknik-tekniksupervisi pengajaran dengan baik. Teknik supervisi pengajaranmerupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh pengawas dankepala sekolah dalam usaha memberikan pelayanan pembinaanprofessional terhadap guru.Macam-macam teknik pembinaan yang dilakukan kepalasekolah dan pengawas, tujuannya untuk meningkatkan kualitas prosesbelajar mengajar. Djauzak Ahmad (1996:59-69) menjelaskan teknikteknik pembinaan yaitu: 1) Kunjungan kelas, 2) Pertemuan pribadi, 3)Rapat dewan guru, 4) Kunjungan antar kelas, 5) Kunjungan antarsekolah, 6) Penerbitan bulletin professional, 7) Penataran, 8)Pertemuan dalam kelompok kerja, 9) Pemanfataan guru model, dan10) Kunjungan beberapa penilik ke luar wilayah kerjaSejalan dengan pendapat di atas, Oteng Sutisna (1989:268269) mengemukakan teknik supervisi pengajaran sebagai berikut: 1)Kunjungan kelas 2) Pembicaraan individual 3) diskusi kelompok 4)demontrasi mengajar 5) kunjungan kelas anatar guru 6)pengembangan kurikulum 7) bulletin supervisi 8) perpustakaanprofessional 9) lokakarya 10) survey sekolah-masyrakatKunjungan kelas dalam pelaksanaannya mengamati prosesbelajar mengajar. Tujuannya untuk untuk mengetahui cara gurumelaksanakan proses belajar mengajar. Dari kegiatan ini akanmendapat keuntungan yaitu (1) mengetahui kelebihan yang dapatdikembangkan (2) mengetahui kelemahan untuk bahan perbaikan, dan(3) kepala sekolah/pengawas dapat memberikan perbaikan sesuaidengan kebutuhan. Dan kelemahannya mungkin guru kurang bebasatau canggung dalam melaksanakan PBM.Pertemuan pribadi, pengawas langsung dengan guru.Tujuannya memberikan bantuan yang sifatnya khusus. Keuntungandari pertemuan pribadi ini adalah pengawas dapat berdialog secaralangsung pembinaan lebih terarah, dan kelemahan tidak diketahui olehorang lain namun hal ini sulit untuk menentukan waktu yang tepat.Pengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 32

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009Rapat dewan guru, kepal sekolah/pengawas berhadapansengan guru-guru disatu sekolah, tujuannya memberikan bantaunsecara umum. Keuntungan dari kegiatan ini adalah etrjadinya tukarpikiran dalam waktu yang sama. Kelemahannya apabila didominasioleh perorangan/kelompok.Kunjungan antar kelas, guru melakukan kunjungan kepadakelas lain dalam satu sekolah. Tujuannya adalah mengetahui cara gurulain dalam pelaksanaan PBM, penataan dan panjangan kelas.Keuntungan dari kegiatan ini adalah mengetahui cara guru lainmelaksanakan PBM, yang baik dapat dijadikan contoh dan yangkurang baik dapat dijadikan sebagai evaluasi diri atau bahan diskusi.Kunjungan antar kelas ini jarang dilakukan karena menggangguproses PBM dikelas lain dan kelas sendiri ditinggalka.Kunjungan sekolah, pengawas mengunjungi satu sekolah.Tujuannya untuk mengetahui keberhasilan dan kesukaran yangdialami sebenarnya. Keuntungannya adalah guru dapat menunjukkankeberhasilannya, pengawas dapat memberikan bimbingan sesuaidengan kebutuhannya. Kelemahannya jika kunjungan diberitahu dulutidak mencerminkan keadaan sebenarnya jika tanpa pemberitahuanseolah tidak demokrasi.Kunjungan antar sekolah, bertujuan untuk mengetahui secaralangsung kelebihan dan kekurangan guru lain disekolah lain.Keuntungan dan kelemahannya sama dengan pelaksanaan kunjunganantar kelas.Pertemuan dalam kelompok, melaluyi kegitan diskusimemecahkan suatu permasalahan, simulasi praktek mengajar, danmengembangkan sesuatu secara bersama-sama. Tujuannya untukmemecahkan masalah yang ditemukan dalam PBM, memberikanpelayanan yang diperlukan sesuai dengan temuan dilapangan.Keuntungannya guru menemuklan langsung cara yang dianggap baikdalam PBM, untuk diterapkan dikelasnya. Kepala sekolah dapatmenemukan langsung pelayanan yang baik untuk diterapkandisekolahnya.Bulletin professional, melalui pengiriman barang cetakankepada guru dan kepala sekolah, tujuannya menyampaikan informasisecara tertulis dengan keuntungan tidak terbatas ruang dan waktu sertamencakup daerah yang luas mencapai banyak orang dengan biayayang murah. Namun kelemahannya sering merupakan informasi satuarah. Penataran, penatar berdiskusi membahas satu masalah, atauPengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 33

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009mendatangkan nara sumber untuk mendapat informasi secaralangsung. Tujuannya menyampaikan gagasan pembaharuan, danmeningkatkan kemampuan profesionalisme dalm bidangtertentu.Keuntungannya adalah sekaligus mencapai orang banyak, dan akanlebih efektif apabila disertai program tindak lanjut. Sedangkankelemahannya menyangkut biaya yang relatip mahal, serta seringkalidalam waktu yang relatif singkat terlalu banyak informasi yangdiberikan.Kemudian Sahertian (1990:54) mengemukakan ada empatteknik pendekatan dalam melakukan supervisi yaitu : pendekatan yangbersifat konpensional, pendekatan yang bersifat scientific, pendekatanyang bersifat klinis dan pendekatan yang bersifat artistic.Teknik-teknik tersebut di atas dapat digunakan oleh pengawasdan kepala sekolah dalam melaksanakan pembinaan kemampuanprofessional guru sesuai dengan situasi dan kondisi yang adadilapangan. Perlu diperhatikan oleh kepala sekolah bahwa dalammenggunakan salah satu teknik pembinaan hendaknya selalumempertimbangkan keuntungan dan kelemahan dari teknik tersebut.Hal ini untuk menghindari terjadinya krisis kepercayaan dari paraguru terhadap atasannya.C. PENUTUPPengembangan kemampuan guru disesuaikan dengan tingkatdan jenjang pendidikan. Pada hakekatnya pembinaan kemampuanprofessional guru ditekankan pada tiga kemampuan dasar, yaitu:kemampuan profesi, kemampuan pribadi dan kemampuan sosial.1)Kemampuan Profesial (Profesial Comptency)Kemampuan yang harus dimilki guru sekolah dasar dalamproses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkankegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk ituguru dituntut untuk mampu menyampaikan bahan pengajaran. Guruharus selalu menguasai dan memperluas materi pelajaran danmemperluas materi pelajaran yang akan disajikan. Hal ini dapatdicapai dengan banyak membaca dan mengikuti perkembangan yangberhubungan dengan hal tersebut . sebenarnya guru sebagai narasumber pelajaran yang harus selalu siap dalam proses belajarmengajar. Guru didituntut untuk dapat menciptakan situasi belajaryang dapat mendorong siswa untuk mau belajar. Seorang gurudituntut menguasai berbagai metode mengajar dan menguasai multiPengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 34

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009media pengajaran. Disisi lain guru bebas berimprovisasi disesuaikandengan kondisi dilapangan, selama tidak meninggalkan kaidah-kaidahdidaktik. Setelah melaksanakan proses pembelajaran, guru diharapkandapat melaksanakan evaluasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Penggunaan teknikn evaluasi harus benar dan tepat agar siswatermotivasi belajar.Secara rinci komponen kemampuan professional yangseharusnya dimiliki seorang guru adalah sebagai berikut:(a) merumuskan tujuan pembelajaran(b) memanfaatkan sumber belajar(c) mengorganisasikan materi pelajaran(d) memilih dan menggunakan media belajar(e) menciptakan interaksi belajar mengajar yang menyenangkan(f) mengevaluasi dan mengadministrasikannya, dan(g) mengembangkan semua kemampuannya sehingga berdayaguna dan berhasil guna2) Kemampuan Pribadi (Personal Competensy)pendidikan adalah proses yang direncanakan agar siswatumbuh dan berkembang melalui kegiatan belajar. Guru sebagaipendidik dengan sengaja mempengaruhi tata nilai yang dianggap baikdan berlaku dimasyarakat. Yang dimaksud tata nilai tersebut adalahnorma etika, estetika, dan ilmu pengetahuan yang mempengaruhiperilaku siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat.Penerapan disiplin yang baik dalam proses, pembelajaran akanmenimbulkan sikap mental dan kepribadian siswa yang kuat. Siswaakan didiplin apabila guru dapat memberi contoh kedisiplinan dalammelaksanakan tugasnya sehari-hari.Kemampuan pribadi tersebut akan terwujud dan melekat padaseorang guru apabila:(a) memahami identitas dirinya(b) komitmen terhadap tugas dan tanggung jawabnya(c) mengembangkan diri secara sehat, dan cepat tanggap terhadapperubahan yang terjadi, terutama bidang pendidikan3) Kemampuan Sosial (Social Competency)Guru merupakan panutan siswa dan masyarakat yangsenantiasa dicontoh dalam kehidupannya sehari-hari. Guru memilikitugas membina dan membimbing siswa kerah norma yang berlaku.Pengembangan Profesionalisme (Oding Supriadi, 27:38) 35

JURNAL TABULARASA PPS UNIMEDVol.6 No.1, Juni 2009Dalam rangka menyelenggrarakan proses belajar mengajar secaraotomatis guru harus memiliki kemampuan sosial untuk berhubungandengan masyarakat, terutama dengan orang tua murid. Kepiawaianguru berinteraksi baik dengan rekan kerja (sesama guru), maupundengan atasannya, akan memperlancar kegiatannya dala

Bahasa Daerah, KTK) Penjaskes, dan PAI disajikan oleh guru bidang. Guru sekolah dasar yang mengajar di kelas 5 –6 setiap minggu melaksanakan mengajar sebanyak 38 jam pelajaran, untuk guru kelas 4 36 jam pelajaran, dan guru kelas 1 dan 2 sebanyak 24 jam pelajaran. Sedangkan guru sekolah lanjutan hanya bertugas sebanyak 18 jam

Related Documents:

Dasar-dasar Agribisnis Produksi Tanaman 53. Dasar-dasar Agribisnis Produksi Ternak 54.Dasar-dasar Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan 55. Dasar-dasar Mekanisme Pertanian 56. Dasar-dasar Agribisnis Hasil Pertanian 57. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian 58. Dasar-dasar Kehutanan 59. PertanianDasar-dasar Administrasi

Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal di Sekolah Dasar. 9. Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Dasar 10. Panduan Teknis Transisi KTSP ke Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Panduan tersebut disusun sebagai acuan bagi guru, kepala sekolah, pengawas, para . Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV, V, DAN VI BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF Sunarti1 dan Fairuzabdi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas PGRI Yogyakarta 1bunartisadja@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja b. Kompetensi guru 1) masalah yang berkaitan dengan kondisi guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan. 2) sertifikasi guru. . standar kompetensi guru 3. Sertifikasi guru . 3 BAB I

kompetensi profesionalisme guru. b. Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan atau pedoman untuk memberikan rekomendasi kepada kepala sekolah dan guru dalam masalah kompetensi profesional. c. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan ketrampilan untuk menumbuhkan dan menerapkan

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI Sub Pokok bahasan : 1) Perlunya pengembangan sistem akuntansi 2) Prinsip pengembangan sistem Akuntansi 3) Siklus hidup pengembangan sistem akuntansi 4) Pendekatan pengembangan sistem akuntansi 5) Metodologi pengembangan sistem akuntansi 6) Alat dan teknik

28 majalah porno atau sesuatu yang berbau pornografi dan pornoaksi. 200. 29 Mencuri di sekolah dan di 200luar sekolah. Memalsukan stempel sekolah, edaran sekolah atau 30 tanda tangan Kepala Sekolah, guru dan karyawan sekolah.

2 The Adventures of Tom Sawyer. already through with his part of the work (picking up chips), for he was a quiet boy, and had no adventurous, troublesome ways. While Tom was eating his supper, and stealing sugar as opportunity offered, Aunt Polly asked him questions that were full of guile, and very deep for she wanted to trap him into damaging revealments. Like many other simple-hearted souls .