LITERASI MEDIA PADA GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL

3y ago
78 Views
6 Downloads
303.56 KB
13 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Abby Duckworth
Transcription

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019LITERASI MEDIA PADA GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITALOleh:SAPTA SARIProgram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu-Ilmu SosialUniversitas Dehasen BengkuluABSTRACTMedia literacy in the Millennial generation in the digital era is still not wellimplemented. We still see and read a lot of information that is still not clear the truth onsocial media. This research was conducted to see how media literacy in the Millennialgeneration in the digital era, especially in social media. Research uses a qualitative methodwith a literature study approach, by analyzing theories and analyzing based on phenomenathat occur so that a comprehensive understanding of the application of media literacy inMillennials in the digital age is obtained. The results of the study revealed, first the literacyof the pause in the digital age is still not well implemented in society even though they arealready adept at using digital devices. This bias can be seen that there is still a lot ofinformation found that the truth is not yet distributed in social media by Millennials. Second,the Millennial generation is the term for the generation born in the 1980 to 2000 range.Those who are said to be the Millennial generation are the generation who are currentlyaged 19 to 40 years, or school age to productive / worker age. Third, Millennial generationinteraction with social media in the digital era is very intense. This generation is very skasurfing on social media to share information, entertainment, highlight their existence, minglewith the community in chat groups. Fourth, the development of media literacy in theMillennial generation in the digital era is still not as expected. Millennials do not have goodknowledge about media literacy, so there are still many violations in social media, especiallyin terms of filtering and disseminating information to the public.Keywords: media literacy, millennial generation, media literacy in the digital erayang terjadi dijagat maya. Salah satumedia yang dijadikan sebagai tempat eksismemviralkan semua informasi di internetadalah media sosial. Sering kali kitamendengar dan melihatmaraknyainformasi-informasi yang menjadi viral dimedia sosial yang dibagikan oleh generasimilenial ini, padahal belum tentu apa yangmereka viralkan itu adalah benar.Generasi milenial disebut juga dengangenerasi praktis atau bahasa gaulnyadisebut generasi zaman now. Generasi inilahir pada rentang tahun 1980–2000an,atau dengan kata lain generasi angkatan80-an keatas. Generasi ini muncul sebagaiPENDAHULUANGenerasi milenial beberapa tahunbelakangan ini sering didengungkan,terutama di media sosial. Generasi inimerupakan generasi yang sangat dekatdengan dunia digital karena menjadikandigital sebagai ruang pribadinya dalammengakses, mendapatkan, membagikansemua bentuk informasi yang merekatemui di internet. Apapun yang merekatemui ketika berselancar segera dijadikansumber informasi untuk dibagikan kepublik. Tidak jarang jika generasi milenialini disebut sebagai masyarakat digital yangdengan mudahnya memviralkan apapun30

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019bias karena terpengaruh kategorisasidemografik masyarakat barat. Melaluiinternet di era digital saat ini sangatlahmudah bagi dunia untuk terpengaruhapapun yang terjadi di dunia barat.Interaksi dengan media sosial di duniamaya yang dilakukan oleh generasimilenial ini sangatlah beragam, mulai daribersosialisasi, eksis, narsis, viral, pilihanpolitik, sampai bisnis. Tetapi sayangnya,generasi milenial ini secara umum kurangmampu memilah informasi dan cenderungmengesampingkan nilai-nilai moral danetika dalam eksis dan menyebarkaninformasi di media sosial. Oleh sebab itu,banyaknya interaksi yang bisa dilakukanoleh generasi milenial ini, perlu adanyabatasan, supaya informasi yang dibagikanbisadipertanggungjawabkankebenarannya. Jika tidak interaksi di mediasosial tersebut bisa dikategorikan sebagaipenyebaraninformasiatauberitaprovokatif sampai pada berita palsu atauyang akrab disebut hoax. Sebagai contoh,masih ingat dalam ingatan kita jika pernahterjadi tawuran antar warga danpengrusakan sebanyak ratusan rumah diKabupaten Indramayu, Jawa Barat, yangterjadi pada Selasa 10 Januari 2017, ribuanwarga Desa Ilir, Desa Parean Girang, danDesaBulakmenyerangwarga Blok Bojong,DesaCurug. Tawuran terjadi disebabkandari kecelakaan tunggal yang dialamiWahyu Maulana (15) dan AtoSuwarto(17), warga Desa Ilir, Sabtu (7/1) petang,di Blok Bojong. Ato tidak sadarkan dirilalu dibawa ke RS Bhayangkara Losarangdan meninggal hari itu juga pukul 04.00.Lalu beredar kabar di akun Facebook milikKK yang menyebutkan Ato meninggalakibat dikeroyok warga Desa Curug(Kompas.com, Kamis 12 Januari 2017).Lalu, ada juga berita pembakaran viharadan kelenteng di Tanjung Balai SumateraUtara yang terjadi pada bulan Juli 2016akibat masyarakat yang termakan hasutanmedia sosial, kemudian pada pertengahanDesember 2016 dua orang tewas dan satukritis akibat tawuran di Depok Jawa Baratakibat disulut kabar bohong (Tempo 2-8Januari 2016).Selama ini yang terjadi di mediasosial, arus informasi yang beredar seakantanpa kendali, asalkan ada akses internetlangsung bisa disebarkan, tanpa dilakukankonfirmasi atau minimal pengecekankembali apakah informasi tersebutmemang benar adanya atau mengandungunsur hoax. Sebenarnya arus informasidarimedia sosial di era digital ini bisadikendalikan melalui literasi media yangbaik dari masyarakat digital khususnyagenerasi milenial. Informasi di mediasosial memang membuat kita seakan lupauntuk melakukan pengecekan kembali,sehingga informasi yang belum tentu benaratas nama eksis bisa berseliweran tanpabatas. Sebenarnya hal itu bisa dikendalikandengan pemahaman masyarakat generasimilenial akan pentingnya literasi media,karena mayoritas pengguna media sosialada pada generasi tersebut. Namun, padakenyataannya memberantas informasiyang mengandung hoax tidaklah mudah.Usaha untuk menampilkan fakta yangsebenarnya, sering kali gagal. Ini terjadikarena pada dasarnya masalah utama tidakterletak pada informasi palsu itu sendiri,melainkan pada apa yang diyakini olehseseorang.Apa itu literasi media pada generasimilenial di era digital? Literasi media diera digital merupakan seperangkatkemampuan yang harus dimiliki seseorangdalam menyaring informasi sekaligusmenggunakan perangkat digital sepertiinternet yang melibatkan kemampuanteknis dan kecerdasan kognitif. Dangenerasi millenial adalah istilah untukgenerasi yang lahir pada era 1980-ansampai dengan 2000 dan akrab denganperangkat teknologi digital. Kedua haltersebut saling berkaitan mengingatteknologi digital yang terus berkembangdengan pesat, dan erat dengan kehidupankita sehari-hari. Maka sebagai penggunaperangkat digital tersebut, generasimilenial pun dituntut untuk melek terhadapdunia digital. Melek dalam arti memahami,31

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019mengevaluasi dan membuat sesuatu baiksebagai produsen, maupun konsumen.Teknologiinternettidakhanyamemudahkan kita dalam mendapatkaninformasi terkini, tetapi juga memberikankesempatan bagi kita untuk bisa berkarya.Atas dasar pemikiran di atas, makaperlu dilakukan kajian literatur mendalamuntuk melihat bagaimana penerapanliterasi media pada generasi milenial di eradigital saat ini, terutama pada generasimilenial di Indonesia. Penelitian akanmengemukakan studi literatur penerapanliterasi media pada generasi milenial di eradigital dalam media sosial, sehingga bisadilihat apakah generasi milenial diIndonesia sudah menerapkan literasi mediadengan baik ataukah tidak.laporan secara tertulis seperti di suratkabar, majalah, dan berita online.2. Studi Pustaka, dengan mempelajaribuku-buku dari para ahli, jurnal-jurnalilmiah yang berkaitan dengan fokus dantema penelitian mengenai literasi mediapada generasi milenial di era digital.Teknik Analisis DataPada penelitian ini akan digunakanteknik analisis kualitatif induktif yangdilakukan untuk mengeksplorasi danmenganalisis fokus penelitian. Teknik inimerujuk pada metode analisis yanginteraktif dan lebih secara , dan menganalisis dokumen danpustaka untuk memahami makna yangsebenarnya. Sesuai dengan sifat dan teknikyang digunakan dalam penelitian ini, makadata yang diperoleh akan dianalisis dengantahapan sebagai berikut:1. Reduksi data yang meliputi prosespemilihan, pemusatan perhatian padapenyederhanaan data, pengabstrakan,transormasi data kasar yang munculdari sumber data.2. Penyajian data berupa penampilansekumpulan informasi yang tersusunsehingga memberi kemungkinan untukmenarik kesimpulan.3. Penarikan kesimpulan atau verifikasidata penelitian.4. Penelitijugaakanmelakukantriangulasi data berupa perbandinganhasil penelitian dengan realitas ataufenomena sebelum menarik suatukesimpulan.Analisis data dilakukan carakualitatiberbagai temuan-temuan yang didapatkan.Temuan hasil penelitian ini akan dilakukansecara komprehensi serta mengkaitkannyadengan berbagai konsep dan kajianliterature atau pustaka yang berkaitan.Hasilpenelitiandiharapkandapatmenemukan dan melihat perkembanganliterasi media pada generasi milenial di eraMETODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah akan metode kualitatif yangberfokus pada kajian pustaka atau libraryresearch. Penelitian ini bermaksud untukmengeksplorasi data melalui buku-bukureferensi dan jurnal penelitian dan analisisdilakukan secara bersamaan.Sumber DataData sangat penting dalam sebuahpenelitian. Adapun yang menjadi sumberdata dalam penelitian ini adalah sumberreferensi dari buku-buku, jurnal, danpenelitian relevan. Berbagai sumbertersebut dipilih karena dianggap berkaitandengan penelitian mengenai literasi mediapada generasi milenial di era digital.Selainitupenelitianini juga memasukkandata dari sumber berita yang ada dibeberapa media massa, diantaranyaKompas dan Tempo.Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian ini terdiri daridua cara, yaitu:1. Dokumentasi, yaitu mengumpulkandata dengan menggunakan catatan dan32

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019harus disuguhi “makanan bergizi” dalamhal ini adalah informasi.Dalam konteks ini adalah isi mediasosial yang bernilai pendidikan dankemanusiaan yang diangkat dari budayasendiri yang penuh nilai-nilai kearifan.Untuk memahami isi pesan media sosial diera serba digital ini maka diperlukansebuah tameng atau filter yaitu literasimedia. Dengan kata lain, literasi mediamerupakan paying untuk melindungikhalayak dari aliran informasi mediasosial. Literasi media dapat dijadikansebagai kuncibagi terbentuknyamasyarakat yang cerdas dan kritissehingga tidak mudah tergerus arusinformasi dari media sosial.Literasi media baik yang konvensionalmaupun yang baru mengajak khalayaksebagaikhalayakmaupunsebagaikomunikator untuk memiliki kemampuanmembacak etika dihadapkan denganmedia. Teknologi media, khususnya mediasosial di era digital mampu mengubahcaraorang belajar, bermain dan bermasyarakatdi dunia nyata. Berhubungan dengansesuatu yang baru diperlukan keahlianyang baru pula apalagi subyek yangberhadapan adalah remaja atau generasimuda usia produktif.Melek media atau lebih dikenalliterasi media merupakan satu di antarasekian banyak istilah yang seringdikemukakan dalam beragam kesempatan,baik dalam pembicaraan yang tidak formalhingga diskursus-diskursus akademis.Istilah literasi media tersebut diartikancukup beragam. Definisi literasi mediayang ditawarkan oleh New MediaConsortium (2005) adalah sebagai berikut:“The set of abilities and skills whereaural, visual and digital literacy overlap.These include the ability to understand thepower of images and sounds, to recognizeand use that power, to manipulate andtransform digital media, to distribute thempervasively and to easily adapt them tonew form” (Jefkins, 2009).Dari kutipan di atas dapat dimaknaibahwa media baru merupakan media yangdigital, khususnya melalui media sosial diIndonesia.HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANLiterasi Media Di Era DigitalSejarahliterasimediasudahberlangsung sejak lama, tepatnya dimulaipada tahun 1964. Sejarah literasi mediamulaiberjalanketikaUNESCOmengembangkan sebuah model programpendidikan media, dimana programtersebutakan diterapkan di seluruh dunia(Hobbs: 1999 dalam Lutviah; 2010). Sejaksaat itulah, dunia mulai menaruh perhatianpada literasi media, salah satunya adalahdengan melakukan literasi media melaluijalur pendidikan formal dan non formal. DiIndonesia sendiri, kegiatan literasi mediasudah dikenal sejak tahun 2000-an seiringdengan bermunculannya dampak mediamassa kepada khalayak. Saat itu mediamassa menjadi bagian kehidupan yangakrab di kalangan masyarakat umumnyadan remaja khususnya.Pertumbuhan dan perkembanganmasyarakat bisa dipengaruhi dari segimental tidak hanya secara fisik. Segimental bisa dilakukan melalui apa yangdidapat dan baca dari media massa.Namun,,fenomena yang saat ini terjadi ditengah-tengah masyarakat kita, mentalmasyarakat lebih banyak informasi darimedia massa bahkan sering disuguhiinformasi yang belum jelas kebenarannyaatau bisa kita katakana sebagai “racuninformasi”.Hal ini bisa dilihat dari beberapapemberitaaan terutama di media sosialyang sering muncul menampilkan perilakukekerasan, pencurian, kasus korupsi,pornografi, provokasi, pelecehan, gayahidup bahkan berita yang polulerdikatakan sebagai berita palsu atau hoax,yang jelas-jelas tidak bernilai. Tidak sajadi media sosial, tayangan media massayang menarik bagi masyarakat pun kurangkarena dianggap tidak mencerminkanbudaya mereka. Padahal, idealnya, mentaldan pikiran masyarakat dalam keseharian33

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019sangat akrab dengan generasi muda saatini. Keakraban dengan media baru seolahmenghalangi yang namanya larangan.Dengan menumbuhkan kesadaran untukbisa melakukan dialog kritis dapatmembantu remaja untuk lebih memahamimakna dari pengalaman

pada generasi milenial di era digital. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini akan digunakan teknik analisis kualitatif induktif yang dilakukan untuk mengeksplorasi dan menganalisis fokus penelitian. Teknik ini merujuk pada metode analisis yang interaktif dan lebih secara konseptual .

Related Documents:

Generasi milenial memiliki keunikan dibandingkan generasi sebelumnya, misalnya soal kepiawaian dalam teknologi. Jika Generasi X (lahir 1961-1980) adalah generasi yang sangat menikmati televisi dan gempita media, maka generasi milenial ini lebih tertarik dengan digital marketing dan juga tayangan termasuk iklan yang berbasis video atau internet.

Putra, 2016: 125) generasi ini dikenal dengan generasi digital yang memiliki keinginan kuat untuk menjadi generasi yang hebat dibanding dengan generasi sebelumnya. Kualitas hidup generasi milenial tidak lepas dari tanggung jawab dan pengabdian orang tua mereka yang berasal dari generasi baby boomer.

Generasi milenial merupakan modal utama dalam fenomena bonus demografi. Potensi generasi milenial yang dapat dimaksimalkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peran generasi milenial yang merata tanpa adanya kesenjangan gender juga akan mengoptimalkan manfaat dan potensi yang ada.

Generasi ini mulai memilah literasi digital sebagai sumber informasi jika bermanfaat meningkatkan kepopuleran mereka. Generasi “X“ (1965 - 80’) Masa peralihan teknologi analog menjadi teknologi digital. Kemampuan menyerap berbagai informasi dari generasi ini membuat literasi digital berkembang pesat penggunaanya. Generasi “Y” (1981 .

digital seperti Internet dan situs sosial networking. Generasi Z (1995 -2010) Generasi ini lahir ke dunia yang baru muncul dari krisis ekonomi yang luas diprediksi akan lebih fasih terhadap teknologi, lebih berpendidikan dari generasi sebelumnya. Generasi ini menjadi saksi pada perubahan Generasi Aplha (2010 -2023)

Istilah literasi digital mulai popular sekitar tahun 2005 (Davis & Shaw, 2011)Literasi digital bermakna kemampuan untul berhubungan dengan informasi hipertekstual dalam arti bacaan takberurut berbantuan komputer. Istilah literasi digital pernah digunakan tahun 1980 an,(Davis & Shaw, 2011), secara umum

Statistika Generasi Z (1) Menghabiskan waktu sekitar 7.5 jam perhari berinteraksi dengan gawai digital (hampir 11 jam untuk menikmati konten dan berinteraksi dengan gawai digital) 22% remaja generasi Z masuk ke akun media sosial lebih dari 10 kali setiap hari (data tahun 2009) Sekitar 75% remaja generasi Z memiliki ponsel sendiri, 25%

23 October Mapleton Choir Spring Concerts : Friday 23 October @ 7pm and Sunday 25th October @ 2.30pm - held at Kureelpa Hall . 24 October Country Markets, Mapleton Hall 8am to 12 noon. 24 October Community Fun Day, Blackall Range Kindergarten. 3 November Melbourne Cup Mapleton Bowls Club Luncheon, 11am.