PERCOBAAN Kultur Jaringan Tanaman - UNJA

3y ago
33 Views
2 Downloads
3.42 MB
255 Pages
Last View : 25d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Roy Essex
Transcription

PERCOBAANKultur JaringanTanamanEDISI KE-DUAJOHN H. DODDS & LORIN W. ROBERTSALIH BAHASA OLEH DR. IR. H. ZULKARNAIN, M.HORT.SC.Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Edisi ke-dua Percobaan Kultur Jaringan Tanaman berisi berbagai informasiyang dihasilkan dari temuan-temuan terbaru mengenai penerapan teknikkultur jaringan di bidang pertanian dan industri.Buku peganganlaborarotium ini berisikan kupasan mengenai terminologi dan defenisidefenisi yang diperdalam serta informasi lanjut mengenai peralatan danfasilitas laboratorium. Juga disertakan bagian non-eksperimental mengenaidua topik khusus: eradikasi virus dan tumor tanaman serta rekayasa genetik.Buku teks yang komprehensif ini mengajak para pembaca untukmenelusuri serangkaian cara kerja dalam percobaan dan juga menyajikantelaah pustaka pendahuluan pada setiap topik. Setelah pendahuluan tentanglatar belakang sejarah, dilanjutkan dengan kupasan mengenai laboratoriumkultur jaringan, teknik aseptik, dan komposisi nutrisi media. Bab-babberikutnya berkaitan dengan suspensi sel, mikropropagasi, embryogenesissomatik, isolasi dan peleburan protoplas, kultur haploid, penyimpanansumberdaya genetik tanaman, produksi metabolit sekunder, dan kuantitasiprosedur. Juga diikutsertakan satu daftar istilah, tabel formulasi media, dandaftar sumber pengadaan bahan dan alat.Buku ini menawarkan metoda percobaan untuk berbagai bidangpenelitian kultur jaringan tanaman, dan memiliki nilai yang sangat berartibagi para mahasiswa tingkat sarjana dan para peneliti ilmu tanaman. Bukuini juga bermanfaat bagi para peneliti di bidang yang berkaitan, sepertikehutanan, agronomi, dan hortikultura, dan juga bagi perusahaan-perusahaankomersial serta perusahaan farmasi yang berminat memperdalam tekniklaboratorium.

Percobaan Kultur Jaringan TanamanAlih bahasa dariExperiments in Plant Tissue CultureSecond Edition

Volume ini dipersembahkan kepada Profesor Gautheret atassumbangsihnya yang sangat berharga bagi dunia penelitian danpengajaran kultur jaringan dan sel tanaman.

PERCOBAANKultur Jaringan TanamanEdisi Ke-duaJOHN H. DODDSThe International Potato Center, Lima, PeruDANLORIN W. ROBERTSDepartment of Biological Sciences, University of IdahoPengantar oleh J. Heslop HarrisonWelsh Plant Breeding StationAlih Bahasa olehDR. IR. H. ZULKARNAIN, M.HORT.SC.Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Published by the Press Syndicate of the University ofCambridgeThe Pitt Building, Trumpington Street, Cambridge CB2 IRP40 West 20th Street, New York, NY 10011-4211, USA10 Stamford Road, Oakleigh, Victoria 3166, Australia Cambridge University Press 1985First Published 1985Reprinted 1986, 1987, 1988, 1990, 1993Printed in the United States of AmericaLibrary of Congress Cataloguing in Publication DataDodds, John H.Experiments in plant tissue culture.Includes bibliographies and indexes.1.Plant tissue culture – Experiments. I.RobertsLorin Watson. II.TitleQK725.D63 1985 581’.07’24 84-28549ISBN 0-521-30478-4 hardbackISBN 0-521-31516-6 paperback

DAFTAR ftar tabelKata pengantar oleh J. Heslop-HarrisonKata pengantar pada edisi ke-duaKata pengantar pada edisi pertamaKata pengantar dari penterjemahKultur sel, jaringan dan organ tanamanLaboratorium kultur jaringan tanamanTeknik aseptikKomponen nutrisi media kultur jaringanInisiasi dan pemeliharaan kalusOrganogenesisInduksi diferensiasi sel-sel xylemKultur akarKultur suspensi selMikropropagasi dengan kultur ujung pucukEmbryogenesis somatikIsolasi, pemurnian, dan kultur protoplasPeleburan protoplas dan hibridisasi somatikKultur anter dan serbuk sariPenyimpanan sumberdaya genetik tanamanProduksi metabolit sekunder oleh kultur selKuantitasi prosedur kultur jaringanTopik khususFormulasi media kultur jaringanDaftar penjual bahan dan alat laboratoriumIndeks pengarangIndeks subjekhal 194208216218224233v

TABEL4.17.111.112.112.214.116.117.1viKomposisi medium untuk kalus batang NicotianatabacumSitokinin untuk induksi xylogenesis secara in vitroBeberapa contoh tanaman di mana embryogenesissomatik telah berhasil diinduksi di bawah kondisi invitroBeberapa siapan enzim yang memperlihatkan aktifitaspenghancuran dinding sel yang diklasifikasikanmenurut fungsi pokoknyaContoh-contoh kombinasi siapan enzim yang berhasildigunakan untuk siapan kultur protoplasMedium dasar untuk kultur sel serbuk sariMetabolit sekunder yang diproduksi di dalam kultur selpada kadar yang sama atau melebihi yang diproduksioleh tanaman utuhBerbagai teknik untuk pengukuran pertumbuhan dandiferensiasi pada kultur jaringan tanamanhal vi89126146146168185194

SEKAPUR SIRIHGagasan untuk bereksperimen dengan menggunakan jaringan dan organtanaman yang diisolasi di bawah kondisi laboratorium yang terkendali, yangmuncul pada akhir abad ke-sembilan belas, menemukan titik sasarannyadengan berhasilnya pekerjaan seorang pakar fisiologi tanaman asal Jerman,Haberlandt, kira-kira 80 tahun yang lampau. Menurut Haberlandt, tetapberlangsungnya pembelahan sel di dalam jaringan yang dikulturkan padamedia nutrisi – merupakan teknik kultur jaringan yang sesungguhnya danmemiliki potensi yang tidak terbatas. Dalam hal ini beliau sendiri belumberhasil dalam pekerjaannya, dan sekitar 35 tahun kemudian barulah nampakhasilnya – di mana keberhasilan ini dicapai tidak berapa lama setelahditemukannya auksin. Gautheret, Nobécourt dan White merupakan parapelopor di dalam tahapan ke-dua ini. Penelitian yang mereka lakukan padaawalnya terutama berkaitan dengan pencarian kondisi di mana pembelahandan pertumbuhan sel dapat terjadi di dalam eksplan, serta mencari tingkatkebutuhan kebutuhan jaringan akan nutrisi dan hormon. Namun hal inidengan cepat menempatkan suatu periode di mana jaringan yang dikulturkandimanfaatkan sebagai sarana penelitian dalam mempelajari fisiologi danbikomia sel yang lebih umum serta proses diferensiasi dan organogenesisyang lebih rumit. Banyak kemajuan yang diperoleh; dan penemuan bahwatanaman lengkap dapat diregenerasikan dari jaringan yang belumberdiferensiasi – sekali pun sel tunggal – di dalam kultur telah semakinmemantapkan metoda ini. Dalam pengertian yang sangat khusus, hal inimenunjukkan bahwa pada suatu titik waktu tertentu makhluk hidup – yaknitanaman – dapat ditangani sebagaimana mikroorganisme dan dihadapkanpada prosedur biologi molekuler yang ketat, dan pada saat yang lain tanamantersebut merupakan makhluk yang eksistensinya adalah sebagai organismemakroskopik yang hidup bebas. Implikasi dan aplikasi dari temuan-temuanini kini tengah menjadi objek penelitian pada berbagai aspek, tidak hanya dibidang aplikasi praktis saja. Jika rekayasa genetik, yang melibatkanmanipulasi langsung terhadap tanaman, maka prosedur yang diadopsi mautidak mau akan sangat tergantung pada pemulihan tanaman “sesungguhnya”dari komponen-komponen yang dikulturkan.Karenanya, tidaklahmengherankan bahwa teknologi tersebut telah berkembang dari laboratoriumuniversitas yang kecil menjadi bagian dari armada industri dan pertanian.Walaupun terdapat minat yang besar terhadap metoda kultur jaringantanaman, namun sampai saat ini berbagai teknik modern belum pernahdikupas secara komprehensif di dalam satu buku teks. Baik para penelitimaupun pemakai harus menelusuri sejumlah besar literatur yang tersebar dimana-mana untuk mencari prosedur yang sesuai dengan minat mereka.

Volume ini dapat mengatasi berbagai kekurangan yang ada, dan percobaanpercobaan yang diuraikan mencakup hampir setiap aspek dari teknik kulturjaringan. Buku ini bahkan jauh melebihi sekedar buku masak manapun.Metoda pencapaian pertumbuhan, pembelahan sel dan morfogenesis secara invitro disusun dalam konteks yang sesuai. Bab-bab yang ditulis tidak hanyamenguraikan bagaimana mengerjakan prosedurnya, tetapi juga memberikanbahasan yang mendalam mengenai latar belakang sejarah dan interpretasihasil yang mungkin diperoleh, didukung oleh kepustakaan yang lengkap.Penulis benar-benar menguasai bidangnya sehingga sangat tepat menulis bukuteks seperti ini, berdasarkan pengalaman mereka yang luas dalam aplikasi,pengembangan dan pengajaran metoda kultur jaringan. Kepada para siswadikemukakan bahwa perlakuan-perlakuan yang mereka cobakan pada masingmasing topik akan memberikan kontribusi yang tak terhingga kepada parapembaca dari kalangan yang lebih luas, baik apa pun pengetahuan yangmereka miliki sebelumnya atau pun bidang aplikasi yang potensial.J. Heslop-HarrisonWelsh Plant Breeding StationPlas Gogerddan, Aberystwythviii

KATA PENGANTAR EDISI KE-DUAKebutuhan akan edisi baru buku ilmiah secara langsung berkaitan denganmengalirnya gagasan-gagasan dan perkembangan-perkembangan baru didalam bidangnya. Berbagai kemajuan yang padu telah dicapai pada beberapabeberapa tahun terakhir dalam penerapan teknik kultur jaringan di bidangpertanian dan industri, dan kami bermaksud berbagi informasi ini denganpara pembaca. Alasan kuat lainnya untuk menerbitkan edisi baru ini adalahuntuk memperbaiki setiap kesalahan dan kekeliruan informasi yangkemungkinan secara tanpa disengaja terjadi di dalam edisi terdahulu.Walaupun telah dibuat beberapa perubahan organisasi, format umum bukuini masih tetap sama. Kami telah saran-saran untuk memperluas bagianterminologi dan defenisi. Sejumlah informasi tambahan mengenai peralatandan fasilitas telah pula disajikan pada Bab 2. Suatu pengantar untuk teknikteknik yang digunakan di dalam penyimpanan plasma nutfah dapat dijumpaipada Bab 15. Oleh karena diharapkan buku ini dapat memberikan pengantaryang luas di bidangnya bagi para pembaca, kami telah pula menyertakan babnon-eksperimental yang singkat mengenai eradikasi virus dan tumor tanamanserta rekayasa genetik. Tabel yang dicantumkan pada bagian akhir buku inimenyajikan formulasi beberapa media kultur jaringan: Murashige dan Skoog,B5 Gamborg, White, serta Schenk dan Hildebrandt.Naskah buku ini diselesaikan oleh LWR selama penugasannya sebagaiSenior Visiting Researcher di Queen Elizabeth College, University ofLondon. Beliau sangat berterima kasih atas kerjasama dari Profesor P.B.Gahan, Ketua Jurusan Biologi.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua penelaah, dan juga parasiswa yang telah membantu kami dengan saran dan kritik yang membangun.

KATA PENGANTAR EDISI PERTAMATujuan dari buku ini adalah untuk memperkenalkan metode penelitian dasaruntuk setiap bidang utama penelitian yang menggunakan isolasi danpengkulturan sel, jaringan, dan organ tanaman. Masing-masing bab berisikanbeberapa aspek kultur jaringan yang terpisah-pisah, dan bab-bab tersebutdisusun secara umum berdasarkan urutan kompleksitas teknik yang makinrumit. Walaupun buku ini ditulis terutama sekali untuk para mahasiswatingkat sarjana, namun para peneliti dari berbagai cabang botani dan parasiswa biologi sekolah menengah juga akan menemukan materi yangmenyangkut bidang kajian mereka. Dengan pertimbangan kemungkinanberagamnya fasilitas laboratorium yang tersedia, percobaan-percobaan yangdikemukakan di dalam buku ini dipilih percobaan yang memerlukan peralatankhusus yang minimum. Daftar penjual bahan-bahan kimia dan peralatanlaboratorium disajikan pada bagian akhir buku ini. Buku ini dirancangsebagai suatu buku penuntun laboratorium untuk mata kuliah teknik kulturjaringan tanaman, walaupun sebenarnya dapat pula digunakan sebagai bukupelengkap untuk mata kuliah botani dan biologi perkembangan.Bab pembuka menyajikan sejarah singkat perkembangan teknik kulturjaringan tanaman, dan latar belakang mengenai teknik-teknik sterilisasi danaseptik. Bab ke-tiga menyajikan berbagai komponen nutrisi media, yangmeliputi garam-garam anorganik, vitamin dan suplemen organik lainnya,karbohidrat, zat pengatur tumbuh tanaman, matriks medium, dan petunjukuntuk mempersiapkan medium nutrisi.Bagian lain dari buku ini berisikan percobaan-percobaan laboratoriumyang menggunakan prosedur kultur tertentu, dan masing-masing babmengikuti format yang sama: tujuan dari percobaan dan informasi latarbelakang, bahan dan alat, cara kerja, hasil, pertanyaan-pertanyaan untukdiskusi, dan daftar pustaka. Sebagian besar bab dilengkapi dengan lampiranyang menyajikan percobaan-percobaan dan teknik-teknik tambahan. Bab-babeksperimental pembuka menyajikan bahasan mengenai inisiasi danpemeliharaan kultur kalus, dan persiapan kultur suspensi atau kultur cair.Para siswa akan mengulangi percobaan klasik White yang melibatkanpertumbuhan tak terbatas dari isolasi akar tomat. Bab lain menyajikanmetoda induksi diferensiasi elemen tracheary pada jaringan yang dikulturkan.Beberapa bab memperkenalkan berbagai pendekatan terhadap perbanyakantanaman menggunakan teknik in vitro. Para siswa akan melakukan regenerasitanaman Coleus dari isolasi potongan daun setelah bahasan mengenai prinsipprinsip organogenesis. Perkembangan embryoid diamati pada kultur suspensisel wortel, dan prosedur ini menawarkan suatu pendekatan lain bagiperbanyakan tanaman melalui jaringan somatik. Metoda untuk perbanyakanx

klon tanaman melalui kultur ujung pucuk juga diuraikan dalam buku ini.Isolasi protoplas disajikan dan petunjuk juga diberikan untuk induksipeleburan protoplas dan perakitan hibrid-hibrid somatik. Suatu saranapenting di dalam pemuliaan tanaman menggunakan kultur anter, denganproduk yang dihasilkan berupa plantlet-plantlet haploid yang membawarangkaian kromosom tunggal. Satu bab singkat memperkenalkan konseppemanfaatan kultur jaringan untuk produksi senyawa-senyawa kimia danobat-obatan secara komersial. Dan akhirnya, dikemukakan beberapa metodakuantitatif di dalam penyajian hasil perconaan in vitro.Penulis mengucapkan terima kasih atas saran-saran yang berharga yangpenulis terima selama mempersiapkan naskah buku ini, dan ucapanterimakasih terutama sekali disampaikan kepada M. Davey, N.P. Everet, T.Ford, W.P. Hacket, G.G. Henshaw, J. Heslop-Harrison, M.G.K. Jones, A.Komamine, J. O’Hara, V. Raghavan, T.A. Thorpe, J.G. Torey, G. Wilson,L.A. Withers, dan M.M. Yeoman atas telaah kritis mereka terhadap isi bukuini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Miss H. Bigwood dan Mr.A. Pugh atas bantuan artistik dan fotografi yang diberikan. Keikhlasan rekanrekan sejawat yang telah memberi kami foto-foto asli serta negatifnya untukilustrasi di dalam buku ini kami hargai bersama-sama dengan gambar yangditampilkan.Sebagian besar kontribusi LWR di dalam penyusunan buku ini ditulisselama penugasannya sebagai Visiting Fellow dan Fullbright Senior Scholardi Australian National University, Canberra. Beliau mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga atas kerjasama yang sangat baik dari Departmentof Botany, the Australian National University, the Research School ofBiological Sciences, dan kepada Australian-American EducationalFoundation. Para penulis juga berhutang budi kepada Florence Roberts atassaran-saran editorialnya.

KATA PENGANTAR DARI PENTERJEMAHSejak dua dekade terakhir teknik kultur jaringan tanaman sudahsedemikian maju dan berkembang dengan pesatnya, sehinggasudah banyak buku-buku teks yang ditulis oleh para pakar yangmengupas prinsip-prinsip dasar, prosedur hingga aplikasi teknikini untuk berbagai keperluan. Namun demikian, ketersediaanbuku teks berbahasa Indonesia masih dirasakan sangat kurang,sementara harus diakui bahwa salah satu keterbatasanmahasiswa kita adalah lemahnya penguasaan bahasa asing,terutama Bahasa Inggeris. Menurut pengamatan kami, hal iniberdampak pada lemahnya pemahaman mahasiswa terhadapaspek-aspek yang mendasar dan prinsip dari teknik kulturjaringan tanaman. Kebanyakan buku kultur jaringan tanamanyang berbedar di pasaran lebih menekankan pada aspek praktisdengan bahasa populer, namun kurang menekankan aspekilmiahnya. Untuk mengatasi hal ini, kami menawarkan solusiberupa penterjemahan buku Experiments in Plant TissueCulture, second edition karya John H. Dodds dan Lorin W.Roberts ke dalam Bahasa Indonesia, dengan harapan dapatmembantu para mahasiswa maupun dosen dalam memahamiteknik kultur jaringan tanaman. Buku ini tidak saja bermanfaatuntuk mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman, tetapi juga dapatdijadikan sebagai pustaka acuan untuk mata kuliah lainnyaseperti Pembiakan Vegetatif, Bioteknologi Tanaman, PemuliaanTanaman, dan lain-lain. Buku terjemahan ini ditujukan untukpenggunaan di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.Namun tidak tertutup kemungkinan penggunaannya di luarlingkungan kampus sepanjang ditujukan untuk kepentinganakademik dan penelitian, dan tidak ditujukan untuk keperluankomersial.Jambi,Penterjemah,Dr. H. Zulkarnainxii

1Kultur sel, jaringan, danorgan tanamanPenelitian-penelitian awal, 1902-1939Konsep yang menyatakan bahwa individu-individu sel dari suatu organismebersifat totipoten secara implisit dikemukakan di dalam teori sel. Schwan(1939) mengekspresikan pandangannya yang berbunyi bahwa setiap selhidup dari organisme multiseluler mampu berkembang secara bebas jikaditempatkan pada kondisi eksternal yang sesuai (White, 1954). Sel yangtotipoten adalah sel-sel yang mampu berkembang melalui proses regenerasimenjadi suatu organisme lengkap, dan istilah ini diperkenalkan untukpertama kalinya oleh Morgan pada tahun 1901 (Krikorian dan Berquam,1969). Permasalahan yang mendasar pada kultur sel dinyatakan dengan jelasoleh White (1954). Jika semua sel dari suatu organisme identik satu samalain dan bersifat totipoten, maka perbedaan-perbedaan seluler yang terjasi didalam organisme tersebut pasti diakibatkan oleh respon sel-sel tersebutterhadap lingkungan mikronya dan terhadap sel-sel lain di dalam organismeyang bersangkutan. Fungsi-fungsi yang kurang berkembang dari suatuorganisme dapat dipulihkan dengan mengisolasi sel-sel yang mengalamipengaruh yang mengakibatkan kurang berkembangnya fungsi tersebut. Jikatelah terjadi kehilangan fungsi-fungsi tertentu, maka sel-sel pada organismeutuh tidak lagi bersifat totipoten, sehingga isolasi sel tidak lagi berpengaruhmemulihkan fungsi yang hilang tersebut. Penggunaan teknik kultur jaringanmemungkinkan para pakar melakukan isolasi sel, jaringan maupun organ dariorganisme induk untuk selanjutnya diteliti sebagai unit biologis. Dengandemikian, upaya-upaya menguraikan suatu organisme menjadi sel-selpenyusunnya, dan selanjutnya mempelajari sel-sel tersebut sebagai organismedasar merupakan hal yang sangat penting dan mendasar (White, 1954).Para ahli ilmu tanaman melakukan berbagai percobaan terhadap potonganjaringan yang diisolasi dari tanaman tingkat tinggi selama akhir abad ke-19.Sehingga ditemukanlah adanya pembentukan kalus pada potongan batangdan belahan akar yang diisolasi (Trécul, 1853; Vöchting, 1878; Rechinger,1893). Kalus adalah proliferasi massa sel yang tengah aktif membelah diridan belum terorganisasi. Rechinger (1893) mempelajari “batas minimum”kemampuan membelah diri dari potongan tunas, akar dan bagian tanamanlain yang diisolasi. Walaupun penelitian ini tidak menggunakan haramineral, namun dilaporkan bahwa potongan yang lebih tebal dari 1,5 mmmampu terus tumbuh pada pasir lembab. Oleh karena potongan yang lebih1

2Percobaan kultur jaringan tanamankecil dari 1,5 mm tidak mampu berkembang lebih lanjut, maka disimpulkanbahwa ukuran 1,5 mm merupakan batas terkecil di mana jaringan telah mulaikehilangan kemampuan proliferasinya. Rechinger melaporkan bahwa adanyaelemen-elemen vessel nampaknya meningkatkan pertumbuhan potongantersebut. Namun sayangnya beliau tidak mencari apa penyebabnya, padahalpengamatannya menunjukkan bahwa kemampuan berproliferasi jaringankambial berkaitan dengan jaringan vaskular (Gautheret, 1945).Haberlandt (1902) mengawali lahirnya konsep kultur sel dan merupakanorang pertama yang membudidayakan sel-sel tanaman secara in vitropadasuatu medium buatan. Suatu penghargaan atas kejeniusan Haberlandt iniberikut terjemahan dari artikelnya yang berjudul “Experiments on the cultureof isolated plant cells” telah dipublikasikan telah dipublikasikan (Krikoriandan Berquam, 1969). Berbeda dengan Rechinger, Haberlandt berkeyakinanbahwa tidak ada batas (limit) fragmentasi yang akan mempengaruhiproliferasi seluler. Mediu

tanaman yang diisolasi di bawah kondisi laboratorium yang terkendali, yang muncul pada akhir abad ke-sembilan belas, menemukan titik sasarannya dengan berhasilnya pekerjaan seorang pakar fisiologi tanaman asal Jerman, Haberlandt, kira-kira 80 tahun yang lampau. Menurut Haberlandt, tetap

Related Documents:

1. Menjelaskan tentang manfaaf kultur jaringan bagi kepentingan manusia, serta ilmu-ilmu yang mendasari kultur jaringan tumbuhan 2. Memberikan informasi tentang prinsip dasar kultur jaringan dan sejarah perkembangan kultur jaringan tumbuhan 3. Menjelaskan persyaratan laboratorium kultur jaringan dan metode sterilisasi alat dan bahan 4.

SMA Tentang Bioteknologi Tanaman Melalui Metode Kultur Jaringan Anggrek, 7-8 September 2013, di Laboratorium Kultur Jaringan Jurdik Biologi FMIPA UNY 7 d. aklimatisasi (tahap 4) Penanaman di tanah pada kondisi taraf penyesuaian dengan lingkungan yang baru. Stek mikro, atau tanaman yang sudah berakar, selanjutnya ditransfer ke tanah, akan .

kultur jaringan stroberi, untuk mengidentifikasikan dan memberikan alternatif pemecahan di praktik kerja lapangan, dan untuk menjalin kerjasama antara perguruan tinggi dengan masyarakat. Kegiatan kultur jaringan dilakukan mulai dari kultur meristem, multiplikasi, dan aklimatisasi. Kultur meristem bertujuan

Ruangan-ruangan pada laboratorium kultur jaringan rnenghendaki beberapa ruangan standart, narnun dalarn kenyataannya selalu dilakukan rnodifikasih dan hal ini sudah dilakukan oleh penulis dalam rnendesain beberapa laboratorium kultur jaringan. Dibawah ini adalah beberapa ruangan yang hams ada dalarn sebuah laboratorium kultur jaringan: 1.

Teknik Kultur Jaringan.Nilam Aceh Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman PAU Bioteknologi IPB. Rusli dan Hobir. 1990. Peranan dan fungsi Fitohormon bagi pertumbuhan tanaman. Fakultas pertanian universitas Padjajaran, Bandung. Santoso, Imam. 1997. Budidaya Nilam secara kultur jaringan. Universitas Muhamadiyah Malang Press.

mentigi, syarat tumbuh tanaman mentigi, perbanyakan tanaman mentigi, kultur jaringan, zat pengatur tumbuh, dan sterilisasi dalam kultur jaringan. BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari waktu dan tempat pelaksanaan, alat dan bahan, rancangan percobaan, dan parameter pengamatan.

A. Pengenalan Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan terdiri dari ruangan-ruangan yang dipisahkan berdasarkan fungsinya, yaitu ruang persiapan (preparation area), ruang penanaman (transfer area), ruang pertumbuhan (growing area). Seberapapun luasnya

that the company is not quite at the mini-mum working capital level required. As a reasonableness check to our calcu-lations, we can compare to a hypothetical bond program. Many sureties will often grant a bonded program of ten to twenty times working cap-ital. Therefore 265 working capital times 15 would produce a bonded program of 3,975, or close to 4,000 in revenues. Twenty times working .