ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP .

3y ago
71 Views
2 Downloads
563.06 KB
22 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ryan Jay
Transcription

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETERTERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIADisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 padaJurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan BisnisOleh:EKA WULANDARIB300140179PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2018

i

ii

iii

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKANMONETER TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIAAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, jumlah uang beredar,suku bunga, pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak terhadappengangguran di Indonesia. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalahdengan menggunakan regresi linear berganda, karena penelitian ini dirancanguntuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metodeyang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Data yang digunakanadalah data time series tahun 1997-2016.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa(1) inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga dan pengeluaran pemerintahmemiliki pengaruh signifikan terhadap pengangguran di Indonesia (2) sedangkanpenerimaan pajak tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengangguran diIndonesia.Kata kunci: Suku bunga, belanja pemerintah, inflasi, jumlah uang beredar,pajak dan Angkatan kerja.AbstractThe results of the study concluded that (1) inflation, money supply, interest rateand government expenditure have significant influence on unemployment inIndonesia (2) while tax revenue has no significant effect on unemployment inIndonesia.The results of the study concluded that (1) inflation, money supply,interest rate and government expenditure have significant influence onunemployment in Indonesia (2) while tax revenue has no significant effect onunemployment in Indonesia.Keywords: Interest rates, government spending, inflation, money supply, taxesand labor force.1. PENDAHULUANPengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhisekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikutipola yang tidak selalu mudah dipahami dan sampai saat ini belum bisa untukdiatasi oleh pemerintah nasional pada umumnya dan pemerintah daerah padakhususnya. Besarnya angka pengangguran terbuka mempunyai implikasi sosialyang luas, karena mereka yang tidak bekerja berarti tidak mempunyaipenghasilan. Hilangnya sumber penghasilan membuka peluang penduduk1

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok, yang pada akhirnyamampu membawa mereka kedalam jurang kemiskinan. Persoalannya semakinrumit karena semakin tinggi angka pengangguran terbuka maka semakin ya,contohnyamenimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik,kemiskinan dan pemborosan yang luar biasa (BPS, 2007).Setiap negara khususnya negara berkembang mengalami masalahyang sama, yaitu kesulitan untuk mengendalikan peningkatan pengangguran.Keadaan di negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini, menunjukkanbahwa pembangunan yang telah dilaksanakan tidak sanggup menyediakankesempatan kerja kepada angkatan yang ada. Hal itu terjadi karena lajupertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari pertumbuhan kesempatan kerjayang ada. Pengangguran yang tinggi termasuk kedalam masalah ekonomi danmasalah sosial. Ketika angka pengangguran meningkat, sebagai dampaknyasuatu negara membuang barang dan jasa yang sebenarnya dapat diproduksioleh pengangguran. Pengangguran juga merupakan masalah sosial yang besarkarena mengakibatkan penderitaan yang besar untuk pekerja yangmenganggur yang harus berjuang dengan pendapatan yang berkurang. Biayaekonomi dari pengangguran jelas besar, namun tidak ada jumlah mata uangyang dapatmengungkapkan secara tepat tentang korban psikologi danmanusia pada saatmereka menganggur (Samuleson, 2008).Pengangguran terbuka biasanya terjadi pada generasi muda yang barumenyelesaikan pendidikan menengah dan tinggi. Ada kecenderungan merekayang baru menyelesaikan pendidikan berusaha untuk mencari kerja2

sesuaidengan aspirasi mereka. Aspirasi mereka biasanya bekerja disektormodern atau dikantor. Untuk mendapatkan pekerjaan itu mereka bersediauntuk menunggu beberapa lama. Tidak menutup kemungkinan merekaberusaha mencari pekerjaan di kota, provinsi atau di daerah yang kegiatanindustrinya telah berkembang. Ini yang menyebabkan angka pengangguranterbuka cenderung tinggi di kota atau daerah tersebut. (Mudjadrat, 2006).Teori mengatakan bahwa tingkat pengangguran juga dipengaruhi olehinflasi, kebijakan fiskal (pengeluaran pemerintah dan pajak) serta kebijakanmoneter (tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar) yang ditetapkanpemerintah dalam mengatur laju pertumbuhan ekonomi.Berikut adalah tabel data 1 yang merupakan perkembanganpengangguran dan pajak di Indonesia yang bersumber dari BPS Indonesia danBI tahun 2000 sampai dengan 2016.Tabel 1Data Pengangguran dan Pajak Periode 5100491000658700619900723300873900

155,990150802020165,6101786225Sumber : Badan Pusat Statistik, Bank IndonesiaBerdasarkan Tabel 1 pengangguran di Indonesia tertinggi terjadi padatahun 2006 yaitu 10,400 (ribu orang). Pajak tertinggi terjadi pada tahun 2016sebesar 1786225 (milyar rupiah) dan pajak terendah terjadi pada tahun 2001sebesar 85500 (milyar rupiah). Todaro mengemukakan bahwa dapatmempengaruhipertumbuhan ekonomi. Pendapatan dari pajak, pada awalnya meningkatdengan meningkatmya tarif pajak, akan tetapi pada akhirnya pajak yangsemakin besar mengurangi pendapatan pemerintah karena pajak mengurangiukuran pasar (Mankiw2004:208).Angka pengangguranIndonesia berdasarkan data dari Bappenasdapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:4

Gambar 1Pengangguran Indonesia dalam %Sumber : Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas)Pada gambar 1.1 pengangguran Indonesia cenderung mengalamikenaikan dan penurunan. Di tahun 2013 pengangguran di Indonesia naiksebesar 6,3% sedangkan di tahun 2014 pengangguran di Indonesia turunmenjadi 5,9%. Di tahun 2015 pengangguran di Indonesia mengalamikenaikan lagi pada angka 6,2%. Sedangkan di tahun 2016 dan 2017pengangguran mengalami penurunan sebesar 5,7%.Berdasarkan hal tersebut, tujuan penulismeneliti ini adalah untukmengetahui konsistensi pengaruh masing-masing variabel ekonomi moneterdan kebijakan fiskal terhadappengangguran.Konsistensi ini bisa dilihat dari5

geluaranpemerintah, penerimaan pajak, jumlah uang beredar, suku bunga dan inflasiterhadappengangguran serta dominasi masing-masing variabel ekonomitersebut.Dengan tujuan tersebut maka peneliti mengangkat judul “ AnalisisPengaruh Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter TerhadapPengangguran Di Indonesia” .2. METODEDalam menganalisis pengaruh dari kebijakan fiskal dan kebijakan moneterterhadap pengangguran di Indonesia penelitian ini mengunakan data skunderdengan jenis data timeseriesdalam kurun waktu 1997-2016. Sumber data berasaldari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI) dan KementrianKeuangan.2.1Variabel DependenPengangguran merupakan mereka yang mencari pekerjaan mereka yangmempersiapkan usaha, dan mereka yang tidak mencari pekerjan yangmana termasuk dalam angkatan usia kerja (BPS, 2004). Dalam terbuka.Variabelpengangguran dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik(BPS) dan dinyatakan dalam satuan jiwa (individu).2.2Variabel Independen2.2.1 Suku BungaSuku bunga (SBI) dihitung dengan menggunakan rata-ratatertimbang dan memperhitungkan bobot volume transaksi yang6

terjadi pada periode yang bersangkutan (Anas,2006). Tingkat sukubunga diukur dalam satuan persen (%). Data diambil dari tingkatsuku bunga Indonesia yang ditetapkan Bank Indonesia.2.2.2 Pengeluaran PemerintahTodaro pertumbuhan ekonomi (2009) mengemukakan bahwapengeluaran pemerintah (government expenditure) praktis dapatmempengaruhi. Data di di ambil dari Bank Indonesia (BI).Pengeluaran pemerintah di ukur dengan satuan milyar rupiah.2.2.3 Jumlah Uang BeredarKewajiban sistem moneter yang terdiri dari uang kartal dan uanggiral, uang kuasi dan surat berharga dalam arti luas atau M2(Anas,2006). Data di ambil dari Bank Indonesia. Jumlah uangberedar di ukur dengan satuan milyar rupiah.2.2.4 PajakPendapatan pemerintah dari pajak, pada awalnya meningkat denganmeningkatnya tarif pajak, akan tetapi pada akhirnya pajak yangsemakin besar mengurangi pendapatan pemerintah karena pajakmengurangi ukuran pasar (Mankiw2004:208). Data diambil dariBank Indonesia (BI). Pajak diukur dengan satauan milyar rupiah.2.2.5 InflasiInflasi adalah kenaikan harga-harga barang kebutuhan umum yangterjadi secara terus-menerus. Inflasi diukur dalam satuan persen7

(%). Data diambil dari Indeks Harga Konsumen di Indonesia.(Anas, 2006).Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresiberganda dengan metode kuadrat terkecil OLS (Ordinary Least Square).Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadapvariabel dependen. Adapun model statistik ini dimodifikasi dari Jurnal Suyati,Sri. 2015. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Terhadap SahamYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. UNTAG Semarang.Yt α β1X1 - β2X2 - β3X3 β4X4 - β5X5 etc(1)Keterangan :Yt: Pengangguranα: Konstantaβ1, β2, β3, β4, β5: Koefisien regresi dari setiap variabel independenX1: InflasiX2: Jumlah Uang BeredarX3: Suku BungaX4: Pengeluaran PemerintahX5: Penerimaan Pajaketc: Error termSetelah hasil estimasi model statistik OLS didapatkan, agar hasil bisadigunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maka estimasi model statistikOLS harus lolos dari uji asumsi klasik dan uji kebaikan model. Pengujian asumsiklasik terdiri dari uji normalitas residual (U t ), uji multikolinieritas, uji8

heteroskedastisitas, uji otokolerasi, dan uji ketepatan spesifikasi modelSedangkan, uji kebaikan model terdiri dari uji eksistensi model (uji F) daninterpretasi determinasi regresi (R2).Setelah lolos uji asumsi klasik dan uji kebaikan model, dependenmanayangsecarasignifikan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu uji validitaspengaruh (uji t). Terdapat dua kemungkinan dari uji validitas pengaruh (uji t)yaitu, variabel independen memliki pengaruh signifikan terhadap variabeldependen, atau variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadapvariabel dependen.3. HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan, maka diperoleh model estimasiregresi linear berganda atau Ordinary Least Square (OLS). Seperti pada tabeldibawah ini:Tabel 2Hasil Regresi Model OLS 𝑡𝑡 16,5126 0,0146 𝑋𝑋1𝑡𝑡 – 1,6630 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑋𝑋2𝑡𝑡 – 0,0530 𝑋𝑋3𝑡𝑡 2,2272 ���𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙– 0,9957 *(0,0016)*(0,0263)**(0,0772)***(0,3088)***R2 0.6910; DW-Stat. 1,3742; F-Stat. 6,2606; Prob. F-Stat. 0,0030Uji Diagnosis(1) Multikolinieritas (VIF)X1 9,0525; logX2 81,7955; X3 17,3395; logX4 778,7411;logX5 480,2326(2) Normalitas (Jarque Bera)JB(2) 0,3035; Prob. (JB) 0,8592(3) Otokorelasi (Breusch-Godfrey)χ2(3) 2,8775; Prob. (χ2) 0,4109(4) Heteroskedastisitas (White)9

χ2(10) 8.8892; Prob. (χ2) 0,5427(5) Spesifikasi Model (Ramsey Reset)F(2,12) 0.1564; Prob. (F) 0,8569Sumber: BPS,BI dan Kementrian Keuangan diolah.Keterangan:*Signifikan padaα 0,01; **Signifikan pada α 0,05;***Signifikan pada α 0,10. Angka dalamkurung adalah probabilitas empirik (pvalue) t-statistik.3.1Berdasarkan hasil pengujian untuk uji Multikolinieritas bahwa variabelinflasi berpengaruh terhadap pengangguran di Indonesia atau bebas darimasalah Multikolinieritas, sedangkan jumlah uang beredar, suku bunga,pengeluaran pemerintah, dan penerimaan pajak terdapat malitas residual dalam penelitian inimenggunakan uji Jarque Bera dengan formulasi hipotesis H 0 : distribusi u tnormal dan H A : distribusi u t tidak normal, dengan kriteria pengujian : H 0diterima bila statistik probabilitas JB α dan H 0 ditolak bila statistikprobabilitas JB α. Dapat dilihat dari hasil pengujian adalah 0,8592 ( 0,10), maka H 0 diterima kesimpulan u t normal.3.3Berdasarkan hasil uji otokorelasi dalam penelitian ini menggunakan ujiBreusch Godfrey. Dengan formulasi hipotesis H 0 : tidak terdapat masalahotokorelasi dalam model dan H A : terdapat masalah otokorelasi dalammodel, dengan kriteria pengujian : H 0 diterima bila χ2 hitung atau statistikχ2 α dan H 0 ditolak bila χ2 hitung atau statistik χ2 α. Dapat dilihat darihasil pengujian adalah 0,4109 ( 0,10), maka H 0 ditolak. Ditarikkesimpulan bahwa terdapat masalah otokorelasi dalam model.10

litianinimenggunakan uji White. Dengan formulasi hipotesis H 0 : tidak terdapatmasalah heteroskedastisitas dalam model dan H A : terdapat masalahheteroskedastisitas dalam model, dengan kriteria pengujian : H 0 diterimabila signifikansi χ2 hitung atau statistik χ2 α H 0 ditolak bila signifikansi χ2hitung atau statistik χ2 α. Dapat dilihat dari hasil pengujian adalah 0,5427( 0.10), maka H 0 ditolak.Dapat ditarik kesimpulannya bahwa terdapatmasalah heteroskedastisitas dalam ampenelitianinimenggunakan uji White. Dengan formulasi hipotesis H 0 : tidak terdapatmasalah heteroskedastisitas dalam model dan H A : terdapat masalahheteroskedastisitas dalam model, dengan kriteria pengujian : H 0 diterimabila signifikansi χ2 hitung atau statistik χ2 α H 0 ditolak bila signifikansi χ2hitung atau statistik χ2 α. Dapat dilihat dari hasil pengujian adalah 0,5427( 0.10), maka H 0 ditolak.Dapat ditarik kesimpulannya bahwa terdapatmasalah heteroskedastisitas dalam model.Berdasarkan uji eksistensi model (uji F), dengan dengan formulasihipotesis; H 0 : β 1 β 2 β 3 β 4 β 5 0 ; model yang dipakai tidak eksis, danH A : β 1 β 2 β 3 β 4 β 5 0 ; model yang dipakai eksis, dengan kriteriapengujian; H 0 ditolak bila signifikansi statistik F α, dan H 0 diterima bilasignifikansi statistik F α. Nilai signifikansi statistik Fadalah sebesar0,0030 ( 0,01), jadi H 0 ditolak sehingga model yang dipakai eksis.11

3.6Berdasarkan uji koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,6910, artinya69,10 persen variasi variabel pengangguran di Indonesia dapat dijelaskanoleh variasi variabel independen kebijakan fiskal (penerimaan pjak danpengeluaran pemerintah) dan kebijakan moneter (inflasi, jumlah uangberedar dan suku bunga) dalam model statistik. Sedangkan sisanya 30,9persen dipengaruhi oleh variabel variableatau faktor - faktor lain yangtidak dimasukkan dalam model.3.7Berdasarkan uji t ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruhmasing -masing variabel independen terhadap variabel dependen secaraindividu. Formulasi hipotesisnya yaitu H 0 : β i 0 ; variabel independenke-i tidak memiliki pengaruh signifikan dan H A :βi 0 ; variabelindependen ke-i memiliki pengaruh signifikan. Kriteria pengujiannya yaituH 0 diterima bila probabilitas statistik t i α dan H 0 ditolak bila probabilitasstatistik t i α.Tabel 3Hasil Uji Validitas Pengaruh (Uji t)VariabelXIlogX2X3Prob ganBerpengaruh signifikanBerpengaruh signifikanBerpengaruh signifikanlogX4Berpengaruh signifikanTidak berpengaruhlogX50,3088signifikanSumber : BPS, BI dan Kementrian Keuangan (data diolah)12

4. PENUTUP4.1 Kesimpulan4.1.1Berdasarkan hasil pengujian untuk uji Multikolinieritas bahwavariabel inflasi berpengaruh terhadap pengangguran di Indonesiaatau bebas dari masalah Multikolinierita, sedangkan variabel jumlahuang beredar, suku bunga, pengeluaran pemerintah, dan tukujiHeteroskesdatisitas ditemukan adanya masalah Heteroskesdatisitasdalam model. Pada uji Normalitas Residual data distribusi normal.4.1.2Uji kebaikan model, uji F menunjukan model yang digunakan eksissehingga inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga, hterhadappengangguran di Indonesia.4.1.3Dari uji validitas pengaruh (Uji t), diketahui bahwa variabel inflasi,jumlah uang beredar, suku bunga dan pengeluaran pemerintahmemiliki pengaruh signifikan terhadap pengangguran di Indonesia.Sedangkan penerimaan pajak tidak memiliki pengaruh signifikanterhadap pengangguran di Indonesia.4.1.4Uji kebaikan model pada R2 (Koefisien Determinasi Majemuk)menunjukan variasi pengangguran di Indonesia tahi 1997-2016dapat dijelaskan oleh variasi variabel inflasi, jumlah uang beredar,suku bunga, pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak dalammodel statistik.13

4.2 Saran4.2.1Pemerintah di harapkan memberikan penyuluhan, pembinaan danpelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapanganpekerjaan sendiri sesuai minat dan kemampuan masing-masinguntuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkankemampuan, produktifitas dan kesejahteraan serta dapat mengurangipngangguran.4.2.2Pemerintah disarankan harus bisa menurunkan tingkat inflasi karenadengan menurunkan tingkat inflasi pemerintah dapat menekantingkat pengangguran. Dengan perekonomian yang stabil akanmenarik para pengusaha dan investor untuk berinvestasi danmembuka lapangan pekerjaan baru di Indonesia.4.2.3Pemerintah sebaiknya meningkatkan pengeluaran melalui pembelianbarang/jasa agar dapat mengurangi pengangguran di Indonesia.4.2.4Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat memasukan variabelvariabel lain yang juga berpengaruh terhadap Pengangguran diIndonesia, sehingga dengan begitu Pemerintah akandapatmengetahui faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadapPengangguran di Indonesia.DAFTAR PUSTAKAAkbar, Dinnul Alfian. 2012. Kausalitas Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan JumlahUang eredar : A Case of Indonesia Economy. Palembang: Forum Bisnisdan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP. IAIN RadenFatahAlvarez, Fernando, Robert E. Lucas, dan Warren E. Weber. 2014. Interest Ratesand Inflation. Working Paper.Chicago: The University of Chicago andFederal Reserve Bank of MinnespolisAntonio, Muhammad Syafii dkk. 2011. The Islamic Capital Market Volatility: AComparative Study Between InIndonesia and Malaysia. Departement ofIslamic Economics Tazkia University College of IslamicEconomics14

Astria, Azrima Husni. Inflation, Economic Growth and The Unemployment Ratein The Province of Riau. Riau: Universitas RiauAsyulinda. 2015. Pengaruh Inflasi, Kebijakan Fiskal dan Moneter TerhadapPengangguran di Indonesia.Bogor: Ilmu Ekonomi FEM InstitutPertanian BogorBhattarai, Keshab R. 2014. Unemployment-Inflation Trade-Offs in OECDCountries: Lesson from Panel Data and Theories of Unemployment.United Kingdom (UK): Business School University of Hull.Burhani, Halim. 2014. Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Moneter dalamUpaya Menjaga Stabilitas Harga (Inflasi) dan Mengatasi Penganggurandi Indonesia. Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasBrawijayaBoediono. 1988. Ekonomi Moneter Edisi Ketiga. BPEE YogyakartaBouakez, H, Eyquem, A. 2014. Government Spending, Monetary Policy, and theReal Exchange Rate. Journal of International Money and FinanceDjivre, Joseph dan Sigal Ribon. 2013. “Inflation, Unemployment, The ExchangeRate, and Monetary Policy in Israel, 1990-99. IsraelDongoran R, Faisal dkk. 2016. Analisis Jumlah Pengangguran DanKetenagakerjaan Terhadap Keberadaan Usaha Mikro Kecil DanMenengah Di Kota Medan. Jurna EduTech Vol. 2 No. 2September 2016ISSN : 2442-6024 e- ISSN : 2442-7063.Franita, Riska. 2016. Analisis Pengangguran Di Indonesia. Jurnal IlmuPengetahuan Sosial Vol.1 Desember ISSN 2541-657XGhosh, A.R., Ostry, J.D., Chamon, M. 2015. Two Targets, Two Instruments:Monetary and Exchange Rate Policies in Emergi

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis . Oleh: EKA WULANDARI . B300140179 . PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS . UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA . 2018 . i . ii . iii . ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA . Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, jumlah uang .

Related Documents:

pembangunan dari sudut pandang kebijakan fiskal, Kajian Fiskal Regional (KFR) memotret gambaran perekonomian dan peran kebijakan fiskal suatu wilayah secara utuh sekaligus sebagai economic outlook perekonomian ke depan. Untuk mempertajam analisis, Kajian Fiskal Regional tahun 2

C. Analisis Kebijakan Kesehatan 12 D. Sistem Nasional Kesehatan Indonesia 16. BAB 2 METODE ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN 19. A.engertian Metode Analisis Kebijakan Kesehatan P 19 B. Metode Analisis Kebijakan Kesehatan 21 C. Pengaruh . Stakeholder. Terhadap Kebijakan . esehatan K 24 D.roses Analisis Kebijakan Kesehatan P 26

Kebijakan desentralisasi fiskal di Indonesia . sitif terhadap output riil pasca reformasi di China, sebaliknya desentralisasi fiskal ber-dampak negatif terhadap stabilitas harga atau inflasi. Desentralisasi fiskal

DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL . BAB VIII ARAH KEBIJAKAN DAN PAGU INDIKATIF KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2019. 201 8.1 KEBIJAKAN UMUM DAN ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA . kontribusi positif untuk penguatan fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi, yang selanjutnya akan

akumulasi dampak terhadap perekonomian yang berbeda. Menurut Siregar dkk (2006), upaya untuk menstabilkan perekonomian dapat dicapai melalui kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal berusaha menekan defisit anggaran serendah mungkin, baik melalui peningkatan pajak maupun pengurangan subsidi.

Daftar Isi ix Bab VEvaluasi Kebijakan Pendidikan 101 A. Konsepsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 101 B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 104 C. P ermasalahan dalam Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 106 D. Manfaat Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 108 E. Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 109 F. Kriteria Evaluasi Program Kebijakan Pendidikan — 111

Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi 1 . tahun 1995 yang mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Kebijakan ini merupakan tantangan dan peluang bagi pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya . Kesenj

Coprigt TCTS n rigt reered Capter nwer e Sprint Round 16. _ 17. _ 18. _ 19. _ 20. _ 50