MOTIVASI PETANI DALAM KERAGAAN TEKNOLOGI SISTEM USAHA TANI .

2y ago
52 Views
2 Downloads
666.49 KB
10 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Josiah Pursley
Transcription

COREMetadata, citation and similar papers at core.ac.ukProvided by Jurnal Online Universitas JambiSosio Ekonomika BisnisISSN 1412-8241MOTIVASI PETANI DALAM KERAGAAN TEKNOLOGI SISTEM USAHA TANI PADI SAWAH DIKECAMATAN PENGABUAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARATIbrahim 1, Jamaluddin 2 dan Arsyad Lubis 31) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi,2) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas JambiEmail: ibrahim sep@yahoo.comAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi petani dalam keragaan teknologi sistem usaha tanipadi sawah di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, mengetahui tingkat penerapankeragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah dan mengetahui hubungan motivasi petani denganpenerapan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah di Kecamatan Pengabuan Kabupaten TanjungJabung Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purpossive). Populasi penelitian ini adalahpetani padi sawah yang menerapkan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah. Penelitian ini dilakukandi dua desa yaitu : Desa Teluk Nilau dan Desa Mekar Jati dengan pertimbangan, bahwa desa tersebut sebagianbesar petani berusaha tani padi sawah dengan keragaan teknologi sistem usaha tani. Jumlah responden dalampenelitian ini adalah 60 orang. Data di peroleh dari hasil wawancara dengan petani sampel dan dibantu denganquisioner. Data yang diperoleh dari petani sampel disederhanakan dalam tabel kontingensi kemudian dianalisissecara deskriptif melalui skoring dan persentase, sedangkan untuk mengetahui hubungan motivasi petanidengan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah di digunakan analisis uji Chi-square. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa Motivasi Petani dalam keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah daerahpenelitian di dasarkan atas kebutuhan akan kemajuan 79,44 persen, kebutuhan akan afiliasi 77,56 persen, dankebutuhan akan keberadaan 74,80 persen. Tingkat penerapan keragaan teknologi sistem usaha tani padisawah tergolong tinggi, dimana dari 11 komponen keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah telahditerapkan oleh petani dengan baik. Motivasi petani dalam pelaksanaan program pengelolaan tanamanterpadu berhubungan nyata dengan tingkat penerapan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah.Kata Kunci : Motivasi, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi SawahAbstractThis research aims to determine the motivation of farmers in technology variability of lowland ricefarming systems in Sub Pengabuan West Tanjung Jabung, determine the level of adoption of technologicalvariability of lowland rice farming systems and knowing the relationship of motivation farmers with theapplication of technology variability of lowland rice farming systems in Sub Pengabuan West Tanjung Jabung.Location research intentionally. The population was rice farmers who implement technology variability oflowland rice farming systems. This research was conducted in two villages in Teluk Nilau Village and Mekar JatiVillage with consideration, that the village, most of the farmers does the rice farming with system technologyvariability. The number of respondents in this study was 60 people. The data obtained from interviews with asample of farmers and assisted with the questioner. Data obtained from the simplified sample farmers incontingency tables were analyzed descriptively through scoring and percentages, while the motivation offarmers to determine the relationship with technology variability of lowland rice farming systems used in theanalysis Chi-square test. The results of this study indicate that the variability Motivation Farmers technologylowland rice farming systems, based on the need for progress 79.44 percent, 77.56 percent need for affiliation,and the need for the presence of 74.80 percent. The level of technology implementation variability lowland ricefarming system is high, where the variability of the 11 components of farming systems technology has beenadopted by lowland rice farmers well. Motivation of farmers in the implementation of integrated cropmanagement program significantly correlated with the rate of adoption of technological variability lowland ricefarming system.Keywords: Motivation, Integrated Crop Management (ICM) Rice23

Sosio Ekonomika BisnisISSN 1412-8241PENDAHULUANPembangunan sektor pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih serius sebagai salah satuaspek penting dalam rangka pembangunan ekonomi secara menyeluruh, salah satunya yaitu sektortanaman pangan yaitu padi. Komoditi tanaman padi sawah mempunyai fungsi utama sebagaipenyuplai pangan nasional, dan sampai sekarang fungsi ini belum terganti oleh sektor lain.Guna memenuhi kebutuhan beras yang terus meningkat, perlu diupayakan terobosan teknologiintensifikasi padi yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman dan biaya persatuan produksi(BPTP Jambi, 2010). Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitaspadi sawah dan menekan biaya produksi per kilogram gabah adalah melalui pendekatan keragaanteknologi sistem usahatani padi sawah.Rata-rata produktifitas padi sawah di Provinsi Jambi dari tahun 2006 s/d 2010 mencapai 4.28ton/ha. Penomena peningkatan produktivitas pada umumnya disebabkan oleh adanya penerapantenologi yang lebih baik dari kondisi sebelumnya, Program intensifikasi padi sawah melaluipendekatan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah dapat dijadikan model penanganandidalam upaya peningkatan produktivitas padi, peningkatan pendapatan petani dan upayamelestarikan lingkungan yang dapat diterapkan saat ini dan dimasa mendatang.Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu daerah yang berpotensi untukmembudidayakan tanaman padi sawah, menurut informasi dari Badan Pusat Statistik pelaksanaankeragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah hanya terdapat di 2 Kecamatan yaitu KecamatanBatang Asam dan Kecamatan Pengabuan, sementara Kecamatan Batang Asam memiliki produktivitasyang lebih rendah dari pada Kecamatan Pengabuan.Menurut Mosher (1978), dalam mempercepat peningkatan produksi penggunaan teknologi yangberkembang merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi, keberhasilan produksi padi dapattercapai lebih baik lagi jika dalam pembudidayaan padi sawah menggunakan cara yang tepat danrutin.Usaha tani padi sawah di Kecamatan Pengabuan dilakukan di 4 desa yaitu desa teluk nilau,mekarjadi sungai serindit dan prit pudin. Dari keempat desa tersebut yang memiliki produktifitastertinggi di atas rata-rata yaitu desa teluk nilau dan desa mekar jati.Peningkatan produksi maupun produktivitas dari kegiatan berusahatani tidak terlepas dariMotivasi petani dalam melakukan kegiatan usaha tani. Motivasi secara mutlak menunjukkanperwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan danpengembangan individu (Maslow, 1986).Motivasi merupakan komponen penting dalam jiwa dan sangat kuat mempengaruhi setiapkeputusan yang akan diambil, Keputusan yang diambil oleh petani tentunya dilatar belakangi olehfaktor yang memotivasi petani mengambil keputusan untuk ikut berpartisipasi kedalam programpemerintah yaitu Pengelolaan Tanaman Terpadu. Dengan perbedaan motivasi petani untukmengikuti program Pengelolaan Tanaman Terpadu, maka akan menyebabkan perbedaan hasilproduksi.Motivasi keberhasilan petani mempunyai hubungan positif dengan produktivitas petani, yaitusemakin kuat motivasi keberhasilan petani maka makin tinggi produktivitas petani dalam menggaraplahan pertanian, dan sebaliknya. Oleh sebab itu motivasi keberhasilan yang dimiliki petanimerupakan variabel penting untuk diperhatikan dalam usaha peningkatan produktivitas.Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul MotivasiPetani Dalam Pelaksanaan keragaan teknologi sistem usaha tani Padi Sawah di KecamatanPengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Berdasarkan uraian-uraian tersebut kajian tentang motivasi petani menerapkan keragaanteknologi sistem usahatani padi sawah pada lahan usaha tani padi sawahnya, menurut penulis perludikaji. Hipotesi dari penelitian ini, Diduga Terdapat Hubungan Antara Motivasi Petani Dengan24

Sosio Ekonomika BisnisISSN 1412-8241Pelaksanaan keragaan teknologi sistem usaha tani Padi Sawah di Kecamatan Pengabuan KabupatenTanjung Jabung Barat.Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui motivasi petani dalam pelaksanaan keragaanteknologi sistem usahatani padi sawah Untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi keragaanteknologi sistem usahatani padi sawah, Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan tingkatpenerapan keragaan teknologi sistem usahatani padi sawah.METODE PENELITIANPetani padi sawah dalam konsep aldefer memiliki motivasi yang berbeda, motivasi petaniterbagi menjadi tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan keberadaan, kebutuhan akan afiliasi dankebutuhan akan kemajuan. Kemudian memiliki keragaan sistem pelaksanaan teknologi yang terbagikedalam 11 komponen dari kedua komponen ini akan dilihat hubungannya dan akan di uji dengan ujichi-square dengan kontingensi 2x3.Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pangabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak Juni sampai dengan Juli 2012, Pemilihan lokasi ini sebagaitempat penelitian dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pengabuan merupakan pengembanganusaha tani padi sawah.Penentuan Kecamatan dilakukan secara sengaja (pourposive) dengan pertimbangan bahwaKecamatan Pengabuan mempunyai lahan panen terluas dibandingkan Kecamatan lainnya.Berdasarkan data (BPS) tahun 2011 Kecamatan Pengabuan merupakan salah satu Kecamatandengan produktivitas tertinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Teluk Nilau dan Desa Mekar JatiKecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Dengan jumlah kelompok tani terbanyakdan jumlah petani tertinggi, selain itu juga memiliki produktivitas tertinggi di bandingkan dua Desalainnya.Desa Teluk Nilau terdapat sebanyak 668 KK dan 501 KK di Desa Mekar Jati yang mengusahakanusaha tani padi sawah. Adapun objek penelitian ini adalah petani yang mengusahakan usaha tanipadi sawah dengan menggunakan pendekatan keragaan teknologi sistem usahatani padi sawah.Ruang lingkup penelitian ini yaitu untuk melihat motivasi petani dalam melaksanakan keragaanteknologi sistem usahatani padi sawah di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Penarikan sampel dilakukan dengan cara pourposive (sengaja) karena didaerah penelitianmemiliki trasportasi darat yang sulit dilalui dan luas wilayah penelitian yang tidak memungkinkanuntuk dilakukan dengan cara simple ramdom sampling. Daftar nama populasi didapat dari PPL danketua GAPOKTAN, dari tiap-tiap Desa diambil responden sebanyak 5% dari jumlah populasi ( populasidi Desa Teluk Nilau 501 KK dan 668 KK desa Mekar Jati), sehingga jumlah populasi keseluruhan darikedua desa tersebut adalah 1169 KK. Jadi jumlah sampel yang di ambil dari populasi tersebutsebanyak 60 sampel.Metode Analisis DataData yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan menggunakantabulasi frekuensi dan persentase, baik data motivasi maupun data penerapan keragaan teknologisistem usaha tani padi sawah. Untuk mencapai tujuan 1 dan 2 dilakukan analisis kualitatif,sedangkan untuk memenuhi tujuan ke 3 dilakukan dengan uji Chi-Square (Siegel, 1997)Dimana Oij kolom ke-jjumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i pada25

Sosio Ekonomika BisnisISSN 1412-8241Eij banyak kasus yang diharapkan dibawah H0untuk dikategorikan dalam baris ke-i padakolom ke-jmenurut Bahri (2005), yaitu : dengan uji Chi-Square yang kontingenya 2x3 menggunakan rumussebagai berikut:222222N A a11 a12 a13 N B a21 a22 a23 hit N C A C B CC N C A C B CC 2Tabel 1 KontingensiPenerapan PTTTinggiRendahJumlahTinggiMotivasi PetaniSedangRendaha11a21CAa12a22CBa12a 23CCJumlahNANBNNilai ( 2) pada tabel derajat bebas ( Db) 1 Pada tingkat kepercayaan 95 % adalah 5,99. dapatdi bandingkan antara 2 hitung dengan 2 tabel dengan keputusan sebagai berikut :1. Jika 2 hitung [ ( 2 2 α 5 % db ( b-1) ( k-1) ] terima Ho2. Jika 2 hitung [ ( 2 2 α 5 % db ( b-1) ( k-1) ] tolak HoDimana: Perbedaan motivasi tidak menyebabkan perbedaan penerapan keragaan teknologi sistemusaha tani padi sawah di Kecamatan Pengabuan Perbedaan motivasi menyebabkan perbedaan penerapan keragaan teknologi sistem usaha tanipadi sawah kecamatan Pengabuan, Selanjutnya untuk mengukur derajat hubungan antara keduavariabel di gunakan koefisien kontingensi dengan 2rumus sebagai berikut . C hit 2 NDimana : 2 2 hitung nilai Chi-SquareN Jumlah sampelC Koefisien Kontingensi , nilai ini teletak antara 0 – 0,707Selanjutnya Untuk Mengukur keeratan hubungan digunakan formulasi :r CChitC max maksm 1m 2r 2 Nm 1mC max 3 12 0,816433Keterangan:r Koefisien keeratan hubungan 2 Nilai uji Chi-SquareN Jumlah sampel26

Sosio Ekonomika BisnismISSN 1412-8241 Jumlah kolom/baris pada tabulasi silangDengan kategori :a. Hubungan digolongkan lemah apabila nilai terletak antara 0 – 0, 272b. Hubungan digolongkan cukup kuat apabila nilai terletak antara 0,273 -0,408c. Hubungan digolongkan kuat apabila nilai terletak antara 0,409 – 0,816Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan atau tidak maka di gunakan formulasi yakni :t hit N 21 (r ) 2dimana:H0 ; r 0H1 ; r 0Jika t hitung ( t tabel (α 5% db N-2) } Terima HoJika t hitung ( t tabel (α 5% db N-2) } Tolak Ho Dimana : Tidak terdapat hubungan yang nyata antara motivasi petani terhadap tingkat penerapankeragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah di Kecamatan Pengabuan Terdapat hubungan yang nyata antara motivasi petani terhadap tingkat penerapan PTT padisawah di Kecamatan Pengabuan.Untuk batasan konsep dan variabel yang di gunakan dalampenelitian ini, maka ada beberapa istilah yang didefenisikan secara oprasional sebagai berikut :Motivasi digolongkan menjadi ;Tinggi: skor 115 – 141Sedang: skor 88 – 114Rendah: skor 61 - 87Kebutuhan akan keberadaan adalah kebutuhan dasar petani padi sawah untukmempertahankan kelangsungan hidupnya. Seperti, makan, tempat tinggal, serta rasa aman dan lainlain. Diukur dengan menggunakan skor:Tinggi: skor 41 – 50Sedang: skor 31 – 40Rendah: skor 20 – 30Kebutuhan akan afiliasi meliputi hubungan antar individu dan bermasyarakat. Diukur denganmenggunakan skor:Tinggi: skor 24 – 30Sedang: skor 17 – 23Rendah: skor 10 – 16Kebutuhan akan kemajuan adalah kebutuhan petani padi sawah untuk maju danmengembangkan diri. Diukur dengan menggunakan skor:Tinggi : skor 53 – 65Sedang : skor 39 – 52Rendah: skor 25 – 38Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah suatu upaya yang di gunakan untuk meningkatkanproduksi, Sistem pengelolaan tanaman terpadu adalah tindakan usahatani secara terpadu yangbertujuan untuk memperoleh pertumbuhan tanaman optimal, kepastian panen, mutu produk tinggi,dan kelestarian lingkungan.Berdasarkan rekomendasi BPTP Jambi (2007) pendekatan keragaan teknologi sistem usaha tanipadi sawah meliputi 11 komponen teknologi yang diterapkan dalam kegiatan usaha tani padi sawahberupa: varietas unggul, benih bermutu, pengolahan tanah, persemaian, bibit, penanaman,pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, panen dan pascapanen, di ukur menggunakan skor.Tinggi: skor 107 – 160Rendah: skor 52 – 10627

Sosio Ekonomika BisnisISSN 1412-8241HASIL DAN PEMBAHASANMotivasi Petani Dalam Pelaksanaan Program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi SawahDalam pengambilan keputusan guna melaksanakan sebuah program tidak terlepas dari motivasi,dalam artian bahwa ada sebuah dorongan yang timbul akibat sebuah teknologi tersebut. Sebuahprogram yang di berikan oleh pemerintah kepada masyarakat (petani) bertujuan agar mereka tahu,mau, dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya demi tercapainyapeningkatan produksi, pendapatan/ keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/ masyarakatyang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian. Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalamdiri seseorang maupun dari luar. Motivasi petani dalam pelaksanaan atau penerapan teknologiusahatani padi sawah dapat dilihat dari tiga komponen, yaitu kebutuhan akan keberadaan, (Sandang,Pangan dan Papan) kebutuhan akan afiliasi (antar individu dan kelompok) dan kebutuhan akankemajuan (pengembangan diri).Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan teknologi pengelolaan tanamanterpadu (PTT). PTT merupakan suatu perangkat pendekatan yang akan mengembalikan tingkat hasilpanen padi seperti sediakala atau bahkan akan meningkat dari sebelumnya. Keberhasilan penerapanteknologi sangat tergantung pada motivasi petani, bimbingan pemerintah hanya sebagai jalanmenuju tercapainya suatu tujuan. Dalam penerapan suatu inovasi atau hal yang baru tidaklahsemudah yang dipikirkan tetapi membutuhkan suatu pengetahuan dan penilaian yang baik. Olehkarena itu, motivasi dalam pelaksanaan program pengelolaan tanaman terpadu pengetahuan dansikap petani terhadap usahatani padi sawah sehingga terjadilah motivasi petani dalam bentukketerampilan untuk bertindak yaitu mampu menerapkan sistem teknologi pada usahatani padi sawahmerupakan proses adanya pengetahuan, penilaian dan keterampilan dalam bertindak.Motivasi petani dalam pelaksanaan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah memilikifrekuensi dan persentase untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 2. Distribusi frekuensi Motivasi Petani dalam Penerapan keragaan teknologi sistem usahatani padi sawah Padi Sawah di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung BaratTahun 2012No1.2.3.SkorKategori115 – 141Tinggi88 – 114Sedang61 – 87RendahJumlahSumber : Hasil Olahan Data Kuisioner Tahun 2012FrekuensiPersentase (%)33207605533,3311,67100Tabel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi petani dalam pelaksanaan keragaan teknologisistem usaha tani padi sawah cendrung tinggi sebesar 55 persen . Hal ini jika ketiga unsur motivasidigabungkan.Jika motivasi itu dipisah menurut unsur-unsurnya di ketahui ternyata petani cendrung padakebutuhan akan kemajuan dimana 79,44% petani berada pada kebutuhan ini.Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa persentase capaian motivasi tertinggi terletak padakebutuhan akan kemajuan 79,44 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebutuhan akankemajuan yang memdominasi petani untuk meningkatkan hasil produksi usaha taninya danmenerapkan teknologi-teknologi baru.28

Sosio Ekonomika BisnisISSN 1412-8241Tabel 3. Persentase Capaian Motivasi Petani dalam Pelaksanaan Keragaan Teknologi Sistem UsahaTani Padi SawahNoIndikator MotivasiPersentase Capaian (%)1.KebutuhanAkan Keberadaan2.Kebutuhan Akan Afiliasi3.Kebutuhan Akan KemajuanSumber : Hasil Olahan Data Kuisioner Tahun 201274, 8077,5679,44Penerapan Program PTT Padi SawahPenerapan inovasi merupakan salah satu icon bagi petani untuk meningkatkan produksiusahatani terutama pada komoditas padi. Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalahpengelolaan tanaman terpadu (PTT).PTT merupakan pendekatan dalam budidaya tanaman dan berperan penting dalammeningkatkan produksi padi sawah dalam beberapa tahun terakhir ini. Pendekatan ini merupakansuatu pendekatan inovatif dan dinamis yang bertujuan untuk meningkatkan produksi danpendapatan petani melalui beberapa komponen.Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala BP3K dan PPL bahwa pelaksanaan teknologi diKecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui pendekatan ini diperkenalkan padatahun 2008 oleh BPTP Propinsi Jambi. Program ini pertama kali di laksanakan di Desa Teluk Nilaukemudian di lanjutkan di Desa Mekar Jati.Awal mulanya, pengujian teknologi ini oleh BPTP dengan turun langsung kelapangan denganmembuat petakan atau plot sebagai percontohan ditempat yang strategis dengan tujuan agar petanidapat melihat secara langsung bagaimana keunggulan dan manfaat dari sistem teknologi ini. Dengandibuatnya suatu percontohan, maka petani sekarang mampu menerapkan sistem yang telah disosialisasikan. Di lahan

dengan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah di digunakan analisis uji Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi Petani dalam keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah daerah penelitian di dasarkan atas kebutuhan akan kemajuan 79,44 persen, kebutuhan akan afiliasi 77,56 persen, dan kebutuhan akan keberadaan 74,80 persen. Tingkat penerapan keragaan teknologi .

Related Documents:

Jurnal : Analisis Keragaan dan Efisiensi Usaha Agroindustri (S tudi Kasus) pada UD. Lista Karang Taliwang Cakranegara-Kota Mataram ANALYSIS OF KERAGAAN AND EFFICIENCY EFFORTS OF AGRO-INDUSTRIES (C ASE STUDY) ON THE UD. LISTA KARANG TALIWANG CAKRANEGARA CITY-MATARAM ABSTRACK The purpose of this research was: 1) to know the keragaan effort (pr oduction processes, procurement of raw materials .

1 motivasi petani dalam pemasaran umbi porang di desa anrihua kecamatan kindang kabupaten bulukumba andi nurifa

Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar lahir karena adanya minat. Minat merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali potensi. (2) Motivasi intrinsik lebih utama dari motivasi belajar. Meskipun motivasi intrinsik lebih

D. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan / 37 E. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan / 42 F. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran / 46 G. Kemampuan Mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi / 48

Guru dalam hal ini dituntut harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik untuk membangun motivasi belajar peserta didik. Motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga .

3. Bagaimana Kendala Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di MTs Persiapan Negeri 4 Medan . 70 4. Upaya Kepala Madrasah MTs Persiapan Negeri 4 Medan Dalam Mengatasi Kendala Yang dihadapi Dalam Meningkatkan Motivasi

[TEKNOLOGI DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN ] EDU 3105 MOHD HAFIZUDDIN BIN MHD DERIS / PISMP 4.06 3 1.2 Domain-domain Teknologi Pendidikan Penjelasan lima domain dalam definisi teknologi pengajaran atau teknologi instruksional meliput

Additif alimentaire E174 (décors de confiseries). Oligo-élément non essentiel, il est doté de propriétés pharmacologiques : - Bactériostatique, anti-inflammatoire : l’agent a lagement démonté depuis fort longtemps sa capacité à inhiber la croissance de moisissures et de certaines bactéries. Ces propriétés se doublent de propriétés anti-inflammatoires très utiles puisque des .