Risiko, Proses Manajemen Risiko, Dan Enterprise Risk .

2y ago
53 Views
10 Downloads
1.43 MB
40 Pages
Last View : Today
Last Download : 2m ago
Upload by : Roy Essex
Transcription

Modul 1Risiko, Proses Manajemen Risiko,dan Enterprise Risk ManagementDr. Mamduh M. Hanafi, MBA.P EN D AH U LU A NModul satu ini membicarakan risiko, proses manajemen risiko, danenterprise risk management. Secara singkat, pengertian dan definisirisiko cukup beragam. Sumber risiko pada dasarnya adalah ketidakpastian.Ketidakpastian memunculkan risiko. Proses manajemen risiko adalah tahapanyang dilakukan untuk mengelola risiko secara sistematis. Enterprise RiskManagement (ERM) adalah manajemen risiko dalam suatu organisasi. Modulsatu berikut ini membicarakan lebih lanjut ketiga konsep dasar manajemenrisiko tersebut. Setelah mempelajari Modul 1 ini, secara umum Andadiharapkan dapat menjelaskan gambaran secara umum mengenai risiko danpengelolaan risiko tersebut. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 1 ini,Anda diharapkan bisa menjelaskan:1. Beberapa pengertian dan definisi risiko.2. Kondisi ketidakpastian sebagai sumber risiko.3. Beberapa contoh kerugian yang dialami organisasi akibat kegagalanmengelola risiko.4. Proses atau tahapan dalam pengelolaan risiko.5. Enterprise Risk Management (pengelolaan risiko dalam suatuorganisasi).6. Komponen-komponen dalam Enterprise Risk Management.

1.2Manajemen Risiko Kegiatan Belajar 1Risiko, Kondisi Ketidakpastian,dan Proses Manajemen RisikoA. RISIKO DAN KONDISI KETIDAKPASTIANRisiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari.Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidakkita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Sebagai contoh, jika kita jalankeluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan dengan mobillainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). Jika kita mempunyai saham, adarisiko harga saham yang kita pegang turun nilainya, sehingga kita tidakmemperoleh keuntungan (kejadian yang tidak kita harapkan). Jika bankmemberikan kredit kepada suatu perusahaan, maka ada kemungkinanperusahaan tersebut gagal bayar (tidak membayar bunga dan/atau cicilanpinjamannya).Apa yang dimaksud dengan risiko? Risiko bisa didefinisikan denganberbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai kejadianyang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi,adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.Deviasi standar merupakan alat statistik yang bisa digunakan untukmengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untukmengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas.Sebagai contoh, pengemudi kendaraan orang muda lebih sering mengalamikecelakaan dibandingkan dengan orang dewasa. Probabilitas terjadinyakecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan dengan untuk orangdewasa. Karena itu risiko kecelakaan untuk orang muda lebih tinggidibandingkan untuk orang dewasa.Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan kondisiketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Praktis kitamenghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisahujan, bisa juga tidak hujan. Investasi kita bisa mendatangkan keuntungan(harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastiandalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian tersebutmenyebabkan munculnya risiko. Ketidakpastian itu sendiri ada banyak

1.3 EKMA4262/MODUL 1tingkatannya. Tabel berikut ini menunjukkan tingkatan ketidakpastian dengankarakteristiknya.Tabel 1.1.Tingkatan NTOHTIDAK ADA (PASTI)HASIL BISA DIPREDIKSI DENGAN PASTI HUKUM ALAMKETIDAKPASTIANOBJEKTIFHASIL BISA DIIDENTIFIKASI DANPROBABILITAS DIKETAHUIPERMAINANDADU, KARTUKETIDAKPASTIANSUBJEKTIFHASIL BISA DIIDENTIFIKASI TAPIPROBABILITAS TIDAK DIKETAHUIKEBAKARAN,KECELAKAANMOBIL, INVESTASISANGAT TIDAK PASTIHASIL TIDAK BISA DIIDENTIFIKASI DANPROBABILITAS TIDAK DIKETAHUIEKSPLORASIANGKASAPada tingkatan pertama, kondisi kepastian sangat tinggi. Hasil bisadiprediksi dengan relatif pasti. Hukum alam merupakan contoh kepastiantersebut. Sebagai contoh, kita bisa memprediksi dengan pasti bahwa bumimengitari matahari selama 360 hari (satu tahun). Tingkatan selanjutnyaadalah ketidakpastian objektif, dengan contoh adalah dadu, jika kitamelempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (adaenam kemungkinan hasil). Kita bisa menghitung probabilitas masing-masingangka untuk keluar, yaitu 1/6.Tingkatan berikutnya adalah ketidakpastian subjektif, dengan contohadalah kecelakaan mobil. Identifikasi hasil dan probabilitas (kemungkinan)yang berkaitan dengan kecelakaan mobil lebih sulit dilakukan. Sebagaicontoh, jika kita pergi keluar dengan mobil, berapa besar probabilitas kitamengalami kecelakaan mobil? Dan jika terjadi kecelakaan, kerusakan ataukerugian yang bagaimana yang akan kita dapatkan? Tidak mudah untukmenjawab pertanyaan tersebut. Tingkatan berikutnya adalah kondisi sangattidak pasti, dengan contoh eksplorasi angkasa. Kita tidak tahu apa hasil yangakan diperoleh dari eksplorasi angkasa, apakah akan bertemu denganmakhluk asing (alien), ataukah menemukan planet yang mirip bumi, atau apa

1.4Manajemen Risiko yang akan kita temukan. Sangat sulit memprediksi atau mengidentifikasihasil yang barangkali bisa diperoleh dari eksplorasi angkasa seperti itu. Tentusaja juga akan sangat sulit menentukan probabilitas untuk masing-masingkemungkinan hasil tersebut.Ketidakpastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang tinggi;Semakin tinggi fluktuasi, semakin besar tingkat ketidakpastiannya. Baganberikut ini menunjukkan fluktuasi harga beberapa instrumen (dihitungberdasarkan deviasi standar tahunan). Terlihat bahwa semua harga instrumenberfluktuasi. Sebagai contoh, saham mempunyai fluktuasi sebesar 14%,sementara harga listrik mempunyai fluktuasi sebesar 228%.Hasil empiris pada bagan di atas menunjukkan bahwa di dunia inisemuanya serba tidak pasti. Saham, valas (FX), harga minyak, sampai denganharga listrik, mempunyai fluktuasi, meskipun dengan tingkat fluktuasi yangberbeda-beda. Kepastian adalah ketidakpastian itu sendiri. Dengan demikianrisiko ada di mana-mana, mencakup semua instrumen.Annualized Volatility by Product/Instrument Type250%228%200%150%121%100%50%36%14%0%12%Stocks Real Estate(S&P 500) (Dow JonesUS RealEstate Index)6%9%BondFX(Lehman(DM/ US)CorporateBond Index)Oil(WTI Oil)Gas(Henry Hub)Gambar 1.1.Fluktuasi Tahunan Berdasarakn Tipe InstrumenElectricity(Palo Verde)

EKMA4262/MODUL 11.5Selain itu, fluktuasi harga cenderung semakin meningkat dari tahun ketahun. Sebagai ilustrasi, Indonesia mengalami perubahan sistem kurs daritetap menjadi mengambang pada pertengahan tahun 1997. Sebelum krisispada tahun 1997, Indonesia menganut sistem kurs tetap, dengan menetapkankurs Rp/ pada tingkat sekitar Rp2.500/ . Pada pertengahan tahun 1997,untuk mengurangi tekanan terhadap kurs karena ada krisis ekonomi,pemerintah mengambangkan kurs Rp/ . Sistem kurs mengambang tersebutmasih berlaku sampai saat ini. Kurs Rp/ tidak lagi tetap, tetapi bisa berubahtergantung mekanisme pasar. Sistem kurs mengambang tersebutmengakibatkan fluktuasi kurs Rp/ jauh lebih tinggi dibandingkan denganfluktuasi kurs Rp/ pada sistem kurs tetap.Mengapa fluktuasi cenderung meningkat? Ada beberapa faktor yangmendorong peningkatan fluktuasi tersebut, seperti:1. Globalisasi dunia.2. Liberalisasi dunia.3. Proses Informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang semakincepat.Globalisasi dunia membuat keterkaitan perekonomian dunia lebih erat.Kejadian di suatu negara akan lebih cepat mempengaruhi negara lain.Dengan kondisi seperti itu, fluktuasi akan cenderung meningkat. Liberalisasidunia (membuka pasar domestik terhadap investor asing) mempunyai efekyang sama dengan globalisasi. Hambatan antar negara menjadi berkurang.Aliran modal menjadi lebih mudah untuk masuk atau keluar. Hal semacamini akan meningkatkan fluktuasi dunia. Sebagai ilustrasi, krisis ekonomi diThailand pada tahun 1997, memicu terjadinya krisis ekonomi di negaranegara sekitarnya (Indonesia, Filipina, Malaysia) dengan cepat. Investordengan cepat memindahkan dananya dari Thailand dan negara-negarasekitarnya ke negara-negara lain yang dianggap lebih aman. Terbukanyaperekonomian dunia memungkinkan pergerakan modal yang cepat semacamitu.Teknologi yang semakin maju membuat investor atau pelaku pasarsemakin canggih dalam memproses informasi. Kecanggihan tersebut akanmendorong pelaku pasar untuk lebih cepat memperoleh informasi danbertindak lebih cepat atas informasi tersebut. Kemudahan informasi danreaksi yang cepat dari investor akan mendorong fluktuasi harga yang semakintinggi.

1.6Manajemen Risiko Globalisasi, liberalisasi, dan teknologi yang semakin canggih akansemakin meningkatkan fluktuasi harga, semakin meningkatkanketidakpastian. Fluktuasi tersebut ternyata praktis dialami oleh semua atausebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia. Dengandemikian bisa diambil kesimpulan bahwa risiko ada di mana-mana, danrisiko cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun.B. TIPE-TIPE RISIKORisiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran, risikokerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya. Untukmemudahkan pemahaman dan analisis terhadap risiko, kita bisa memetakanatau mengelompokkan risiko-risiko tersebut. Salah satu cara untukmengelompokkan risiko adalah dengan melihat tipe-tipe risiko. Baganberikut ini menunjukkan bahwa risiko bisa dikelompokkan ke dalam dua tiperisiko: risiko murni dan risiko spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dandinamis dan statis.Gambar 1.2.Kategorisasi Risiko

EKMA4262/MODUL 11.7Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko spekulatifdengan penjelasan sebagai berikut ini.1. Risiko murni (pure risks) adalah risiko di mana kemungkinan kerugianada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakanpotensi kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa contoh risiko tipe iniadalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya. Contoh lainadalah risiko banjir menghantam rumah kita. Kejadian seperti itu akanmerugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak secaralangsung akan mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaranatau banjir, di samping individu yang terkena dampaknya, masyarakatsecara keseluruhan juga akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyakberurusan dengan risiko murni.2. Risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinyakerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungandibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe risiko ini adalah usahabisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan, meskipunada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli)saham. Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan), bisajuga analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, tetapi malahturun (kita memperoleh kerugian). Risiko spekulatif juga bisa dinamakansebagai risiko bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikanindividu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya. Misalkansuatu perusahaan mengalami kerugian karena penjualannya turun,perusahaan lain barangkali akan memperoleh keuntungan dari situasitersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatiftersebut.Di samping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakanantara risiko yang dinamis dan yang statis.1. Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh,risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alamyang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari waktu kewaktu.2. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh,perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkanjenis-jenis risiko baru. Misal, jika masyarakat semakin kritis, sadar akanhaknya, maka risiko hukum (legal risk) yang muncul karena masyarakat

1.8Manajemen Risiko lebih berani mengajukan gugatan hukum (sue) terhadap perusahaan,akan semakin besar.Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan objektifdengan penjelasan sebagai berikut ini.1. Risiko objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameteryang objektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntunganinvestasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi, misalstandar deviasi return saham adalah 25% per tahun.2. Risiko subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko.Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukankesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu. Sebagai contoh, untukstandar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengankepribadian berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda.Orang yang konservatif akan menganggap risiko investasi di pasar modalterlalu tinggi. Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi dipasar modal dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua orangtersebut melihat pada risiko objektif yang sama, yaitu standar deviasireturn sebesar 25% per tahun.Berikut ini contoh-contoh risiko yang biasa dihadapi oleh suatuorganisasi. Risiko-risiko tersebut dikelompokkan ke dalam risiko murni danspekulatif.Tabel 1.2.Contoh-contoh Risiko MurniTIPE RISIKODEFINISIILUSTRASIRisiko Aset FisikRisiko yang terjadi karenakejadian tertentu berakibatburuk (kerugian) pada asetfisik organisasi.Kebakaran yang melanda gudang ataubangunan perusahaan.Banjir mengakibatkan kerusakan padabangunan dan peralatanRisiko karyawanRisiko karena karyawanorganisasi mengalamiperistiwa yang merugikanKecelakaan kerja mengakibatkankaryawan cedera, kegiatan operasionalperusahaan tergangguRisiko legalRisiko kontrak tidak sesuaiyang diharapkan,dokumentasi yang tidakbenarTerjadi perselisihan sehingga perusahaanlain menuntut ganti rugi yang signifikan

1.9 EKMA4262/MODUL 1Tabel 1.3.Contoh-Contoh Risiko SpekulatifTIPE RISIKORisiko pasarDEFINISIRisiko yang terjadi daripergerakan harga atauvolatilitas harga pasarILUSTRASIHarga pasar saham dalam portofolioperusahaan mengalami penurunan, yangmengakibatkan kerugian yang dialamiperusahaan.Risiko kreditRisiko karena counter partygagal memenuhikewajibannya kepadaperusahaanDebitur tidak bisa membayar cicilan danbunga hutang, sehingga perusahaanmengalami kerugian.Piutang dagang tidak terbayar.Risiko LikuiditasRisiko tidak bisa memenuhikebutuhan kas, risiko tidakbisa menjual dengan cepatkarena ketidaklikuidan ataugangguan pasarPerusahaan tidak mempunyai kas untukmembayar kewajibannya (misal melunasihutang).Perusahaan terpaksa menjual tanahdengan harga murah (di bawah standar)karena sulit menjual tanah tersebut (tidaklikuid), padahal perusahaanmembutuhkan kas dengan cepat.Risiko operasional Risiko kegiatan operasional Komputer perusahaan terkena virustidak berjalan lancar dansehingga operasi perusahaan terganggu.mengakibatkan kerugian:Prosedur pengendalian perusahaan tidakkegagalan sistem, humanmemadai sehingga terjadi pencurianbarang-barang yang dimiliki perusahaan.error, pengendalian danprosedur yang kurangPembagian risiko ke dalam dua tipe, yaitu risiko murni dan risikospekulatif, barangkali tidak sepenuhnya memuaskan. Ada beberapa jenisrisiko yang barangkali bisa masuk ke dalam risiko murni maupun spekulatif.Sebagai contoh, risiko tuntutan hukum bisa dimasukkan ke dalam risikomurni, tetapi jika dilihat sebagai konsekuensi kegiatan bisnis, maka risikotersebut bisa dimasukkan ke dalam risiko spekulatif. Pembagian semacam itubukan ‘harga mati’. Pembagian semacam itu diharapkan memudahkan kitamemahami jenis-jenis risiko dan karakteristiknya.C. PROSES MANAJEMEN RISIKORisiko ada di mana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari.Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa

1.10Manajemen Risiko mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebutbisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut. Karena itu risiko pentinguntuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebutsehingga kita bisa memperoleh hasil yang paling optimal. Dalam konteksorganisasi, organisasi juga akan menghadapi banyak risiko. Jika organisasitersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebutbisa mengalami kerugian yang signifikan. Karena itu risiko yang dihadapioleh organisasi tersebut juga harus dikelola, agar organisasi bisa bertahan,atau barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan sering kali secara sengajamengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik risikotersebut.Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-prosesberikut ini.1. Identifikasi risiko.2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan3. Pengelolaan risiko.1.Identifikasi RisikoIdentifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa sajayang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatuorganisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhanmeteor atau komet, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasirisiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwayang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat penyimpananminyak tanah. Api merupakan sumber risiko, kompor yang ditaruh dekatminyak tanah merupakan kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan,bangunan yang bisa terbakar merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan.Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan(peril). Identifikasi semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari sumberrisiko sampai ke terjadinya peristiwa yang merugikan. Pada beberapa situasi,risiko yang dihadapi oleh perusahaan cukup standar. Sebagai contoh, bankmenghadapi risiko terutama adalah risiko kredit (kemungkinan debitur tidakmelunasi hutangnya). Untuk bank yang juga aktif melakukan perdagangansekuritas, maka bank tersebut akan menghadapi risiko pasar. Setiap bisnisakan menghadapi risiko yang berbeda-beda karakteristiknya.

EKMA4262/MODUL 12.1.11Evaluasi dan Pengukuran RisikoLangkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasirisiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristikrisiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik,maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematisdilakukan untuk ‘mengukur’ risiko tersebut.Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risikotersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas(kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan probabilitastersebut kita berusaha ‘mengukur’ risiko. Sebagai contoh, ada risikoperusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas risikosemacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu risiko tersebut tidakperlu diperhatikan. Contoh lain adalah risiko kebakaran dengan probabilitas(misal) 0,6. Karena probabilitas yang tinggi, maka risiko kebakaran perludiberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan bahwa denganmenggunakan teknik probabilitas kita bisa melakukan prioritisasi risiko,sehingga kita bisa lebih memfokuskan pada risiko yang mempunyaikemungkinan yang besar untuk terjadi.Contoh lain adalah membuat matriks dengan sumbu mendataradalah probabilitas terjadinya risiko, dan sumbu vertikal adalah tingkatkeseriusan konsekuensi risiko tersebut (severity, atau besarnya kerugian yangtimbul akibat risiko tersebut). Setiap risiko bisa dievaluasi kemudiandimasukkan ke dalam matriks tersebut. Sebagai contoh, risiko kebakaranmempunyai probabilitas 0,6 (tinggi). Jika kebakaran terjadi, maka kerugianyang diakibatkan akan besar juga (tinggi). Dengan demikian risiko kebakaranakan ditempatkan pada kuadran probabilitas tinggi dan severity tinggi.Selanjutnya langkah yang lebih tepat bisa dirumuskan. Sebagai contoh, untukrisiko kebakaran seperti itu, langkah yang lebih aktif bisa ditujukan untukmenangani risiko kebakaran tersebut.Untuk risiko lain, evaluasi dan pengukuran yang berbeda bisa dilakukan.Sebagai contoh, risiko perubahan tingkat bunga bisa diukur dengan teknikduration (durasi). Modul identifikasi dan pengukuran risiko spekulatif akanbanyak membicarak

mengelola risiko. 4. Proses atau tahapan dalam pengelolaan risiko. 5. Enterprise Risk Management (pengelolaan risiko dalam suatu . sebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia. Dengan . risiko: risiko murni dan risiko spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dan dinamis dan statis. Gambar 1.2.

Related Documents:

Tata Kelola Risiko 30 4. Sumber Daya Penerapan Manajemen Risiko 36 BAB III ASPEK OPERASIONAL 38 1. Pengantar 38 2. Manajemen Perubahan 40 3. Panduan Manajemen Risiko 42 4. Implementasi Manajemen Risiko 44 5. Komunikasi dan Konsultasi 45 6. Menentukan Konteks 46 7. Asesmen Risiko 51 8. Perlakuan Risiko 60 9. Monitoring dan Review 62 10.

Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan Formulir 1.0 Piagam Manajemen Risiko 33 9. Selera Risiko Ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko Persepsi UPR terhadap tinggi rendahnya risiko Tingkat risiko yang bersedia diambil oleh sebuah organisasi (instansi) da

tetap diadakan analisis risiko. 2.3 Manajemen Risiko 2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko Definisi tentang manajemen risiko banyak sekali pendapat dari berbagai pakar, seperti: 1. Menurut Darmawi, (2000). Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta pengembangan

manajemen risiko adalah tentang cara menghindari, mengurangi, menyerap atau mentransfer risiko dan memanfaatkan peluang potensial. Menurut Thompson dan Perry (1991), proses manajemen risiko ini sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu analisis risiko dan manajemen risiko. Anal

dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga proyek tersebut dapat bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko.(Hanafi, 2006) Manajemen risiko proyek mencakup proses melakukan perencanaan manajemen risiko, identifikasi, analisa, perencanaan respon, dan pemantauan dan pengendalia

Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah suatu budaya, dimana proses-proses dan struktur diarahkan kepada pengelolaan yang tepat guna, terhadap peluang yang potensial dan dampak yang merugikan. Pengelolaan manajemen risiko dilaksanakan melalui tata cara pengelolaan yang

likuiditas. Risiko kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak memenuhi kewajibannya.9 Selain risiko-risiko tersebut, bank syariah juga menghadapi satu risiko yang mempengaruhi tingkat keuntungan bank, yaitu risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan adalah

words, an asset management company’s present value of fee income equals its current assets under management. Of course, realistic active investment strategies (i.e. those that deviate from market weights) will exhibit capacity limits. If too many investors follow a given strategy, returns will decline and clients will eventually leave. Infinite growth is clearly unrealistic, and models built .