METODE DAN TEKNIK PENELITIAN SASTRA - ULM

3y ago
1.2K Views
548 Downloads
345.98 KB
10 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Gia Hauser
Transcription

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN SASTRA1DR. M. RAFIEK, M. PD.2UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATPENDAHULUANPengetahuan mengenai metode dan teknik penelitian sangat diperlukan dalam sebuahpenelitian. Tanpa metode dan teknik penelitian yang tepat, tentu hasil yang diharapkan juga tidakakan kuat secara ilmiah. Metode dan teknik penelitian sangat penting dalam sebuah penelitiankarena dia merupakan cara atau strategi dalam melakukan sebuah penelitian. Dalam penelitian,kita mengenal ada penelitian filologi, sastra bandingan, sosiologi sastra, psikologi sastra,hermeneutika, strukturalisme, antropologi sastra, resepsi sastra, feminisme, sastra lisan,poskolonial, studi budaya, dan lain-lain. Banyaknya jenis penelitian membuat masing-masingpenelitian memiliki metode dan teknik yang berbeda pula.Pertanyaan yang mendasar terkait dengan metode dan teknik penelitian adalah apaperbedaan antara keduanya. Dahulu semasa saya kuliah S1, metode yang paling banyakdigunakan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya adalah metode deskriptif denganteknik studi pustaka. Betulkah metode penelitian itu hanya satu saja dan teknik penelitian jugahanya satu saja? Stokes (2006: xi) membedakan metode penelitian atas dua besar, yaitu metodepenelitian kuantitatif dan kualitatif. Menurut Stokes, penelitian kuantitatif adalah istilah yangdigunakan untuk menggambarkan pendekatan-pendekatan yang dikembangkan dalam ilmupengetahuan alam dan kini digunakan secara luas dalam penelitian ilmu sosial. Metode-metodekuantitatif merupakan metode-metode yang didasarkan pada informasi numerik atau kuantitaskuantitas, dan biasanya diasosiasikan dengan analisis-analisis statistik. Dalam kajian-kajian1Makalah disajikan pada kegiatan Pencerapan Teknik dan Metode Penelitian yang dilaksanakan 6-8 November2011 di Hotel Amaris Palangka Raya yang diadakan oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah.2Dosen S1, S2, dan S3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.Alumnus program Doktor Universitas Negeri Malang bulan Januari 2010 dengan disertasi berjudul Mitos Rajadalam Hikayat Raja Banjar. Bukunya yang telah diterbitkan Teori Sastra: Kajian Teori dan Praktik (Refika Aditama,Bandung, 2010 dan Transformasi Kisah Nabi dan Rosul dalam Hikayat Raja Banjar dan Kota Waringin (AswajaPressindo, Yogyakarta, 2011).

media dan kebudayaan, metode-metode kuantitatif lazim diasosiasikan dengan kajiankomunikasi massa yang berasal dari Amerika. Dalam kajian-kajian media dan kebudayaan yangtermasuk metode-metode kuantitatif adalah analisis isi, penelitian survey, dan beberapa jenispenelitian arsip. Penelitian kualitatif adalah nama yang diberikan bagi paradigma penelitian yangterutama berkepentingan dengan makna dan penafsiran. Metode ini merupakan khas ilmu-ilmukemanusiaan dan banyak di antaranya seperti analisis naratif dan analisis genre telahdikembangkan untuk kajian sastra. Pendekatan-pendekatan penafsiran diturunkan dari kajiankajian sastra dan hermeneutika serta berkepentingan dengan evaluasi kritis terhadap teks-teks.Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam dilihat dalam tabel di bawahini.KuantitatifKualitatifBerkepentingan denganAngkaMaknaBerakar dalamIlmu sosialIlmu-ilmu kemanusiaanEpistemologiPositivis EmpirisHumanis InterpretatifKhas dariKomunikasi massaKajian-kajian kebudayaanMetode akarSurveihermeneutikaMETODE PENELITIAN SASTRAMetodeObjek-Objek AnalisisAnalisis isiSeberapa banyak sesuatu terjadi dalam sebuahrangkaian teksSemiotikaMakna sebuah teks atau sebuah rangkaian teksAnalisis naratifStruktur naratif sebuah teks atau sebuahrangkaian teksStudi genreSekelompok teks untuk jenis yang sama ataugenre

Analisis isi adalah metode paling empiris dalam analisis tekstual, yaitu sebuah metodeyang bersandar pada pengumpulan informasi numerik mengenai teks yang diteliti. Analisis isisemestinya digunakan jika objek analisis adalah beberapa jenis teks dan pertanyaannya adalahtentang kuantitas. Jika anda tertarik untuk meneliti makna teks atau citra, semiotika lebih tepatdigunakan. Metode ini memungkinkan anda mengembangkan penafsiran sendiri terhadap objekanalisis dengan memecahkan atau menjabarkan teks menjadi komponen-komponen unit makna.Semiotika sering digunakan bersama-sama analisis isi untuk mendapatkan suatu analisis yangmendalam dari serangkaian teks, analisis isi dapat memberikan suatu nilai terhadap seberapabanyak sesuatu terjadi, sedangkan semiotika memasok sejumlah penafsiran.Jika anda tertarik untuk meneliti sifat kisah yang diceritakan mengenai suatu tokoh,metode yang bagus untuk digunakan adalah analisis naratif. Jika minat anda terutama berfokuspada alur atau garis besar cerita, semestinya anda memilih analisis naratif. Dalam pembahasan dibawah ini, saya hanya menjelaskan beberapa metode penelitian sastra yang sering digunakan,yaitu analisis isi, analisis naratif, .ANALISIS ISIAnalisis isi berhubungan dengan penghitungan fenomena di dalam teks. Analisis isitermasuk bagian dari “metode kuantitatif” karena melibatkan penghitungan dan penjumlahanfenomena. Namun dapat juga digunakan untuk mendukung kajian-kajian mengenai sesuatu yangsifatnya lebih “kualitatif”. Analisis isi, menurut Krippendorff (1980) adalah sebuah metodesimbolik karena digunakan untuk meneliti materi (teks) yang bersifat simbolik. Dalammelaksanakan analisis isi, terdapat banyak pekerjaan interpretatif yang harus dilakukan, yangbersandar pada pengetahuan peneliti mengenai teks yang sedang diteliti.Analisis isi memungkinkan anda untuk menghasilkan fakta-fakta dan angka-angka yangdapat digunakan sebagai bukti argumen anda. Anda bisa menghitung jumlah kisah, jumlah citra,atau kejadian-kejadian yang disebutkan oleh subjek-subjek tertentu. Analisis isi bersifatfleksibel, kreatif, dan mudah dilaksanakan oleh seorang peneliti pemula.

Teknik analisis isi meliputi serangkaian tahapan yang harus dilewati dalam melakukanpenelitian. Adapun teknik analisis isi itu melalui tahapan (1) menyusun hipotesis, (2) membacasebanyak mungkin, (3) mendefinisikan objek analisis, (4) mendefinisikan kategori-kategori, (5)membuat sebuah lembar koding untuk merekam temuan-temuan, (6) menguji kategori-kategorikoding, (7) mengumpulkan data, (8) menjumlahkan temuan-temuan anda, (9) menafsirkan data,(10) menghubungkan kembali dengan pertanyaan, (11) menampilkan temuan-temuan, (12)menganalisis dan membahasnya, (13) menjumlahkan persentase, dan mengkombinasikan analisisisi dengan metode-metode lain.Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapattiru dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Krippendorff, 1991: 15). Dalammelakukan analisis isi, minat dan pengetahuan analis menentukan konstruksi konteks untukmenarik inferensi. Janis (1965) mengajukan klasifikasi analisis isi sebagai berikut.1. Analisis isi pragmatis adalah prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut sebab atauakibatnya yang mungkin.2. Analisis isi semantik adalah prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut maknanya.a. Analisis penunjukan menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu (orang,benda, kelompok, atau konsep) dirujuk. Analisis ini secara kasar disebut analisispokok bahasan.b. Analisis pensifatan menggambarkan frekuensi seberapa sering karakterisasi tertentudirujuk.c. Analisis pernyataan menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentudikarakterisasikan secara khusus. Analisis ini secara kasar disebut analisis tematik.3. Analisis sarana tanda adalah prosedur yang mengklasifikasikan isi menurut sifatpsikofisik dari tanda.Holsti (1969) menempatkan data dalam konteks komunikasi antara pengirim danpenerima pesan dan memandang analisis isi dalam kaitannya dengan tiga tujuan pokok, yaitu:1. sipertanyaan apa, bagaimana, kepada siapa sesuatu dikatakan.denganmengajukan

2. Membuat inferensi-inferensi mengenai anteseden-anteseden komunikasi denganmengajukan pertanyaan dengan mengajukan pertanyaan kenapa sesuatu dikatakan.3. Membuat inferensi-inferensi mengenai akibat-akibat komunikasi dengan mengajukanpertanyaan akibat apa yang akan terjadi jika sesuatu dikatakan.Langkah-langkah analisis isi secara sederhana dapat dimulai dari pembentukan data,unitisasi, sampling, pencatatan, reduksi data, penarikan inferensi, dan analisis.SEMIOTIKASemiotika (secara harfiah berarti “ilmu tentang tanda”) bermanfaat pada saat kita inginmenganalisis makna teks. Semiotika semula diturunkan dari buku karya Ferdinand de Saussureyang berjudul Course in General Linguistics. Saussure merasa yakin bahwa semiotika dapatdigunakan untuk menganalisis sejumlah besar “sistem tanda”. Roland Barthes kemudianmengembangkan gagasan-gagasan Saussure itu menjadi lebih luas lagi. Semiotika adalah salahsatu metode yang paling interpretative dalam menganalisis teks dan keberhasilan maupunkegagalannya sebagai sebuah metode bergantung pada baik tidaknya peneliti dalammengartikulasikan masalah yang mereka teliti.Teknik analisis semiotika meliputi tahapan-tahapan, yaitu (1) mendefinisikan objekanalisis, (2) mengumpulkan teks, (3) menjelaskan teks, (4) menafsirkan teks, (5) i,(7)membuatkesimpulan,dan(8)mengombinasikan semiotika dengan metode analisis lainnya.ANALISIS NARATIFStokes (2006: 72) menjelaskan bahwa dalam analisis naratif, kita mengambil keseluruhanteks sebagai objek analisis, berfokus pada struktur kisah atau narasi. Analisis naratif adalahsebuah metode yang kuat untuk menganalisis teks. Analisis naratif dapat dijadikan cara untukmeneliti sebuah teks dan menemukan ideologi di balik struktur sastra.Teknik analisis naratif meliputi tahapan-tahapan, yaitu (1) memilih teks dengan cermat,(2) mengakrabi teks tersebut dengan membacanya berulang kali, (3) mendefinisikan hipotesis,(4) menuliskan kerangka alur seperti tergambar di dalam teks, (4) menggunakan garis besar alurdan menuangkan kisahnya secara kronologis, (5) mengidentifikasi keseimbangan pada awal dan

akhir teks, (6) mendefinisikan karakter sesuai dengan fungsi mereka di dalam alur, (7)mengaitkan temuan-temuan dengan hipotesis.STUDI GENRE UNTUK KAJIAN FILMDalam kajian-kajian film, penelitian genre mengkaji film dengan menghubungkannyapada film-film yang lain dalam genre yang sama. Film-film sering dikaji berdasarkan genrenya:musikal, barat, komedi romantis, dan lain-lain. Genre adalah sebuah kategori semiotik yang didalamnya terdapat kode-kode dan konvensi-konvensi yang dimiliki oleh film-film dalam sebuahgenre yang sama, misalnya unsur-unsur seperti lokasi, gaya, dan lain-lain. Genre juga merupakankategori naratif, misalnya struktur gadis bertemu jejaka dalam film-film romance selalumerupakan struktur dari semua film dalam genre itu. Saya pernah membaca novel The LastSamurai dan Laskar Pelangi ternyata isinya sama-sama berjuang untuk mencapai prestasi yanggemilang pada usia muda. Saya juga pernah menonton film India yang dibintangi oleh Govindayang berperan ganda sebagai kakak dan adik yang hampir sama alurnya dengan film Mandarinyang saya sudah lupa judulnya.METODE PENELITIAN SASTRA LISANDi Kalimantan Tengah, penelitian sastra lisan sangat banyak yang bisa dilakukan dandiangkat ke permukaan. Di Kalimantan Tengah, terdapat naskah Karungut, Tumet Leut, BapaPaloi, dan lain-lain. Untuk itu, pengetahuan tentang metode penelitian sastra lisan sangat pentingdisajikan. Dalam metode penelitian sastra lisan terdapat teknik pengumpulan data yang berupapencatatan, perekaman, wawancara, pengamatan berperan serta, dan analisis dokumen. Kalaudahulu perekaman hanya menggunakan tape recorder, sekarang kita bisa menggunakanhandycam atau kamera digital atau kamera handphone. Secara sederhana, langkah-langkah yangharus dilakukan adalah (1) perekaman sastra lisan dalam seni pertunjukan atau tradisi lisan, (2)pengumpulan data berupa komentar pemilik sastra lisan dengan wawancara dan observasipartisipasi, (3) transkripsi rekaman sastra lisan dan data berupa fragmentasi hasil wawancara danobservasi partisipasi, dan (4) apresiasi bersama-sama tentang hasil rekaman.METODE PENELITIAN HERMENEUTIKA

Dalam pengkajian sastra juga terdapat metode penelitian hermeneutika. Dalam ranahhermeneutika terdapat hermeneutika Schleirmaicher, Dilthey, Gadamer, Ricoeur. Dalamkesempatan ini, penulis hanya akan memperkenalkan hermeneutika Ricouer saja karenahermeneutika ini paling sering digunakan untuk mengkaji teks-teks sastra. Menurut Ricoeur(Sumaryono, 1999: 111), ada tiga langkah pemahaman yang patut ditekankan. Pertama,berlangsung mulai penghayatan simbol-simbol tentang “berpikir dari” simbol-simbol tersebut.Kedua, pemberian makna simbol dan penggalian makna yang tepat. Ketiga, berpikir filosofis,yaitu menggunakan simbol sebagai titik tolaknya. Ketiga langkah tersebut tidak akan terlepasdari pemahaman semantik, refleksi, dan eksistensial. Langkah semantik adalah pemahamantingkat bahasa murni. Pemahaman refleksi adalah pemahaman yang mendekati tingkahontologism. Pemahaman eksistensial adalah pemahaman tingkat being (keberadaan) makna itusendiri.METODE GROUNDED RESEARCHDaymon dan Holloway (2008: 180-181) mendefinisikan grounded research sebagaisebuah pendekatan yang refleksif dan terbuka, di mana pengumpulan data, pengembangankonsep-konsep teoretis, dan ulasan literatur berlangsung dalam proses siklis (berkelanjutan). Adatiga aspek yang membedakan grounded research dengan pendekatan lainnya, yaitu:(1) peneliti mengikuti prosedur analitik sistematik dalam sebagian besar pendekatan. Groundedresearch lebih terstruktur dalam proses pengumpulan data dan analisisnya.(2) peneliti memasuki proses riset dengan membawa sesedikit mungkin asumsi.(3) peneliti tidak semata-mata bertujuan untuk menguraikan atau menjelaskan tetapi jugamengonseptualisasikan. Mereka akan berupaya keras untuk menghasilkan dan mengembangkanteori.Pendekatan grounded research memungkin kita untuk melakukan riset prosesual, yaituriset yang berfokus pada “rangkaian peristiwa, tindakan, dan aktivitas individual maupunkolektif yang berkembang dari waktu ke waktu dalam konteks tertentu. Grounded researchberpotensi memberi pemahaman tentang lahirnya suatu karya sastra, seperti bagaimana LaskarPelangi ditulis oleh Andrea Hirata.

Secara sederhana, penelitian sastra dengan metode grounded dilakukan melalui prosedursebagai berikut.(1) peneliti menentukan persoalan yang ingin diketahui.(2) peneliti bertanya kepada para pengarang tersebut mengenai makna karya itu beserta selukbeluk segala hal yang berhubungan dengannya.(3) peneliti membangun kategori-kategori berdasarkan hasil (data).(4) peneliti mencoba memahami teks atas dasar kategori dan mencatat beberapa permasalahanyang tidak terjelaskan.(5) peneliti kembali ke lapangan, artinya kembali berhubungan dengan pengarang dengan tujuanmenemukan pemikiran pengarang yang mungkin sengaja disembunyikan.(6) setelah mendapat hasil berupa data dari langkah 5, peneliti kembali ke teks untuk memahamiteks itu atas dasar tambahan pengetahuan yang baru diperolehnya.(7) kalau langkah 6 telah menghasilkan pemahaman yang menyeluruh mengenai teks sastra,penelitian dapat langsung dilanjutkan dengan membuat laporan penelitian, akan tetapi jika tidak,peneliti harus kembali lagi ke lapangan menghubungi pengarang.METODE KRITIK SASTRA FEMINISKritik sastra feminis berawal dari hasrat para feminis untuk mengkaji karya penulispenulis wanita di masa silam dan untuk menunjukkan citra wanita dalam karya penulis-penulispria yang menampilkan wanita sebagai makhluk yang dengan berbagai cara ditekan,disalahtafsirkan, dan disepelekan oleh tradisi patriarchal yang dominan (Djajanegara, 2003: 27).Kritik sastra feminis yang paling banyak digunakan adalah kritik ideologis. Kritik sastra feminisini melibatkan wanita, khususnya kaum feminis sebagai pembaca. Yang menjadi pusat perhatianpembaca wanita adalah citra dan stereotip wanita dalam karya sastra. Kritik ini juga menelitikesalahpahaman tentang wanita dan sebab-sebab mengapa wanita sering tidak diperhitungkan,bahkan nyaris diabaikan sama sekali dalam kritik sastra.

Kritik sastra feminis ragam lain adalah kritik yang mengkaji penulis-penulis wanita.Dalam ragam ini termasuk penelitian tentang sejarah karya sastra wanita, gaya penulisan, tema,genre, dan struktur tulisan wanita. Di samping itu, dikaji juga kreativitas penulis wanita, profesipenulis wanita sebagai suatu organisasi, serta perkembangan dan peraturan tradisi penuliswanita. Jenis kritik sastra feminis ini dinamakan ginokritik yang mengkhususkan pada masalahperbedaan. Ginokritik mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar, sepertiapakah penulis-penulis wanita merupakan kelompok khusus dan apa perbedaan antara tulisanwanita dan pria?Kritik sastra feminis-sosialis atau kritik sastra feminis Marxis meneliti tokoh-tokohwanita dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas masyarakat. Pengkritik feminis mencobamengungkapkan bahwa kaum wanita merupakan kelas masyarakat yang tertindas. Kritik sastrafeminis psikoanalitik diterapkan pada tulisan-tulisan wanita karena para feminis percaya bahwawanita biasanya mengidentifikasikan dirinya dengan atau menempatkan dirinya pada si tokohwanita, sedang tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya.Menurut Djajanegara (2003: 51-53), langkah-langkah yang bisa dilakukan dalammelakukan kritik sastra feminis adalah:1. Mengidentifikasi satu atau beberapa tokoh wanita dalam sebuah karya sastra.2. Mencari kedudukan tokoh-tokoh itu dalam masyarakat.3. Mencari tahu tujuan hidupnya.4. Mencari tahu perilaku dan wawasan tokoh perempuan dari gambaran yang langsungdiberikan oleh pengarang.5. Memperhatikan pendirian dan ucapan tokoh wanita yang bersangkutan.6. Meneliti tokoh lain terutama tokoh laki-laki yang memiliki keterkaitan dengan tokohperempuan yang sedang kita amati.7. Mengamati sikap penulis karya yang sedang kita kaji.PENUTUP

Metode penelitian sastra yang disajikan dalam makalah adalah metode yang seringdigunakan dalam kajian-kajian sastra di Indonesia. Sekalipun metode penelitian sastra inimengacu pada Barat, akan tetapi tetap bagus untuk coba diterapkan dalam penelitian sastra diIndonesia. Saya berharap metode penelitian sastra ini dapat diterapkan oleh para peneliti di BalaiBahasa Palangka Raya.DAFTAR PUSTAKADaymon, Christine dan Holloway, Immy. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif. Terjemahanoleh Cahya Wiratama. Yogyakarta: Bentang.Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Feminis, Sebuah Pengantar. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Sastra, Epistemologi, Model, Teori danAplikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.Holsti, O. R. 1969. Content Analysis for the Social Sciences and Humanities. Reading, MA:Addison-Wesley.Janis, I. L. 1965. The Problem of Validating Content Analysis. Dalam H. D. Lasswell dankawan-kawan (Eds.)., Language of Politics. Hal. 55-82. Cambridge: MIT Press.Krippendorf, Klaus. 1980. Content Analysis, An Introduction to Its Methodology. California:Sage Publications Ltd.Stokes, Jane. 2006. How To Do Media and Cultural Studies. Terjemahan oleh Santi Indra Astuti.Yogyakarta: Bentang.Sumaryono, E. 1999. Hermeneutik, Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

kita mengenal ada penelitian filologi, sastra bandingan, sosiologi sastra, psikologi sastra, hermeneutika, strukturalisme, antropologi sastra, resepsi sastra, feminisme, sastra lisan, poskolonial, studi budaya, dan lain-lain. Banyaknya jenis penelitian membuat masing-masing penelitian memiliki metode dan teknik yang berbeda pula.

Related Documents:

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

E. Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di SD 12 1. Pengertian Apresiasi Sastra 12 2. Kegiatan Apresiasi Sastra 13 3. Tingkat-tingkat apresiasi sastra 15 F. Tahap Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD 15 G. Konsep Dasar Sastra dan Manfaat Sastra dalam Pendidikan 18 . KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA iii BAB III 28 FONOLOGI 28

METODE PENELITIAN A. Penelitian Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen meruoakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan sosiologi Sastra 3. Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra 5% 13 Mahasiwa mampu memahami: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis Kritik Sastra Feminis 1. Latar belakang munculnya kritik sastra feminis 2. Pengertian kritik sastra feminis Ekspositori penugasan, tanya jawab 150 menit Ketepatan dalam menjelaskan: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis 5%

8 9 10 11 12 13 14 8 9 10 11 12-13 14-15 16 Penelitian sastra modern (sosiologi sastra) Penelitian sastra modern (poskolonial, dekonstruksi). Penelitian sastra modern .

psikologi dan sastra, juga di bagian mana kedua disiplin ilmu itu akan bertemu, sehingga melahirkan pedekatan atau tipe kritik sastra yang disebut psikologi sastra. B. Hubungan antara Psikologi dan Sastra 1. Psikologi Sebelum menguraikan hubungan antara psikologi dan sastra, yang melahirkan pendekatan psikologi sastra,

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, artinya sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan .

changes to the ASME A17.1-2013/CSA B44-13 code. At the end of the Planning Guide are lists of gures and tables. Again, these are added so you can quickly and easily access the gures and tables you need. For more product-speci c information you may look at the accompanying product vs. segment matrix. This will allow you to see which KONE products we recommend for certain segments, such as .