Psikologi Sastra - Universitas Negeri Yogyakarta

3y ago
85 Views
4 Downloads
639.55 KB
133 Pages
Last View : 6d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Elise Ammons
Transcription

WiyatmiPsikologi SastraTeori dan AplikasinyaKanwa publisher, 20111

Kata PengantarDalam karya sastra, misalnya sebuah novel, kitadapat membaca tokoh-tokoh yang mengalami gangguankejiwaan, yang akan mempengaruhi perjalanan hidupselanjutnya, bahkan juga membahayakan orang lain yangada di sekitarnya. Untuk memahami tokoh tersebut,sering kali kita membutuhkan sejumlah informasi yangberasal dari ilmu kejiwaan (psikologi), sehingga dapatmengidentifikasi dan menjelaskan mengapa tokohmengalami gangguan kejiwaan, faktor-faktor apa yangmenyebabkannya, serta bagaimana cara mengatasimasalah yang dihadapinya. Dalam kasus ini kita akanmenyadari bahwa untuk memahami dan menganalisissebuah karya sastra seorang kritikus atau ilmuwan sastramembutuhkan bantuan teori psikologi. Oleh karena itu,maka lahirnya kajian sastra yang melibatkan teori-teoripsikologi, yang dikenal dengan psikologi sastra.Buku ini ditulis dalam upaya membantu paramahasiswa prodi Bahasa dan Sastra (Indonesia) untukmengenal psikologi sastra, sebagai salah satu alternatifdalam memahami dan menganalisis karya-karya sastrayang dibacanya. Kelahiran buku ini telah melibatkansejumlah pihak, antara lain Fakultas Bahasa dan SeniUNY, yang membantu menyedikan sejumlah dana untukpersiapan awal naskah ini dan memberikan dukunganbagi penulisan buku ini. Untuk itu ucapan terima kasihsaya sampaikan kepada sejumlah pihak yang secara2

langsung maupun tidak langsung telah ikut berperandalam melahirkan buku ini.Yogyakarta, 10 Mei 20113

DAFTAR ISIHalaman JuduliKata PengantariiDaftar IsiivBAB I PSIKOLOGI SASTRA1A. Pengertian Psikologi Sastra2B. Hubungan antara Psikologi dan SastraC. Latar Belakang Muncul dan BerkembangnyaPsikologi Sastra17D. Wilayah Psikologi Sastra22E. Rangkuman23F. Latihan23BAB II PSIKOLOGI PENGARANGA. Pengertian dan Ruang Lingkup PsikologiPengarang24B. Hubungan antara Psikologi Pengarang denganPendekatan Ekspresif28C. Kajian Psikologi Pengarang dalam SastraIndonesia: Chairil Anwar Sebuah Peretemuan olehArief Budimandan Sosok Pribadi dalam Sajakoleh Subagio Sastrowardoyo29D. Rangkuman41E. Latihan42BAB III PSIKOLOGI KARYA SASTRAA. Pengertian dan Ruang Lingkup PsikologiKarya SastraB. Kajian Psikologi Karya SastraC. RangkumanD. Latihan443445152

BAB IV PSIKOLOGI PEMBACA53A. Pengertian Psikologi PembacaB. Hubungan Psikologi Pembaca dengan ResepsiSastra62C. Kajian Psikologi Pembaca: Pengaruh NovelBelenggu bagi Pembaca66D. Rangkuman73E. Latihan74BAB V KRITIK SASTRA FEMINIS PSIKOANALISISA. Pengertian Kritik Sastra Feminis Psikoanalisis75B. Dasar Teori dan Wilayah Kajian FeminisPsikoanalisis76C. Kajian Kritik Sastra Feminis Psikoanalisisterhadap Cerita Pendek “Jangan Main-main(dengan Kelaminmu)” Karya Djenar MaesaAyu8285D. RangkumanE. Latihan86BAB VI METODE PENELITIAN SASTRA DENGANKAJIAN PSIKOLOGI SASTRAA. Penelitian Sastra88B. Penelitian Sastra dengan Pendekatan PsikologSastra91C. Rangkuman97D. Latihan98BAB VII PENERAPAN KAJIAN PSIKOLOGI SASTRATERHADAP KARYA SASTRA INDONESIA100DAFTAR PUSTAKA1135

BAB IPSIKOLOGI SASTRATujuan Pembelajaran:Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertianpsikologi sastra, hubungan psikologi dan sastra, latarbelakang munculnya kajian psikologi sastra, dan ruanglingkup psikologi sastra.Pengertian Psikologi SastraPerkembangan kajian sastra yang bersifat interdisipliner telah mempertemukan ilmu sastra denganberbagai ilmu lain, seperti psikologi, sosiologi, antropologi, gender, dan sejarah. Pertemuan tersebut telahmelahirkan berbagai macam pendekatan dalam kajiansastra, antara lain psikologi sastra, sosiologi sastra,antropologi sastra, kritik sastra feminis, dan newhystoricism. Di samping itu, juga melahirkan berbagaikerangka teori yang dikembangkan dari hubungan antarasastra dengan berbagai disiplin tersebut, sepertipsikoanalisis/psikologi sastra, psikologi pengarang,psikologi pembaca, sosiologi pengarang, sosiologipembaca, sosiologi karya sastra, juga strukturalismegenetik, sosiologi sastra marxisme.Dari uraian awal tersebut tampak bahwa psikologisastra lahir sebagai salah satu jenis kajian sastra yangdigunakan untuk membaca dan menginterpretasikankarya sastra, pengarang karya sastra dan pembacanyadengan menggunakan berbagai konsep dan kerangkateori yang ada dalam psikologi.A.6

Sebelum menguraikan apa itu psikologi sastra,perlu dipahami terlebih dahulu hubungan antarapsikologi dan sastra, juga di bagian mana kedua disiplinilmu itu akan bertemu, sehingga melahirkan pedekatanatau tipe kritik sastra yang disebut psikologi sastra.B. Hubungan antara Psikologi dan Sastra1. PsikologiSebelum menguraikan hubungan antara psikologidan sastra, yang melahirkan pendekatan psikologi sastra,terlebih dulu diuraikan pengertian dan cabang-cabangpsikologi. Dalam Pengantar Psikologi Umum, Walgito(2004:10) mengemukakan bahwa psikologi merupakansuatu ilmu yang meneliti serta mempelajari tentangperilaku atau aktivitas-aktivitas yang dipandang sebagaimanifestasi dari kehidupan psikis manusia. Dalampsikologi, perilaku atau aktivitas yang ada pada individuatau organisme dianggap tidak muncul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus ataurangsang yang mengenai individu atau organisme itu.Dalam hal ini perilaku atau aktivitas dianggap sebagaijawaban atau respon terhadap stimulus yangmengenainya.Dalam psikologi perilaku manusia dibedakanmenjadi dua, yaitu perilaku yang refleksif dan nonrefleksif. Perilaku yang refleksif terjadi secara spontan,misalnya kedipan mata bila kena sinar, gerak lutut jikakena sentuhan palu, menarik jari jika terkena api, dansebagainya. Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya.Dalam hal ini stimulus yang diterima oleh individu tidaksampai ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusatkesadaran atau pusat pengendalian perilaku manusia.7

Kondisinya berbeda dengan perilaku nonrefleksif yangdikendalikan atau diatur oleh pusat kedasaran atau otak.Setelah stimulus diterima oleh reseptor, kemudianditeruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran,baru kemudian terjadi respon yang disebut prosespsikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar prosespsikologis inilah yang disebut aktivitas psikologis atauperilaku psikologis (Branca, via Walgito, 2004:12-13).Dalam perkembangannya, psikologi sebagai sebuah ilmu mengalami berkembangan sesuai denganruang lingkup kajiannya. Walgito (2004:23-24) membedakan berbadai cabang psikologi menjadi psikologiumum dan psikologi khusus. Psikologi umum menelitidan pempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitasmanusia yang tercermin dalam perilaku pada umumnya,yang dewasa, yang normal, dan yang berkultur. Psikologiumum memandang manusia seakan-seakan terlepas darihubungannya dengan manusia lainnya. Psikologi khususmeneliti dan mempelajari segi-segi kekhususan dariaktivitas-aktivitas psikis manusia. Sesuai njutnya dibedakan beberapa subjenis, yaitu: (1)psikologi perkembangan, yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua,yang mencakup (a) psikologi anak (mencakup masa bayi),(b) psikologi remaja, (c) psikologi orang dewasa, (d)psikologi orang tua. (2) Psikologi sosial, yangmembicarakan perilaku atau aktivitas manusia dalamhubungannya dengan situasi sosial, (3) Psikologi pendidikan, yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatandan aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasipendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian8

agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimanacara belajar, dan sebagainya. (4) Psikologi kepribadian,yang secara khusus menguraikan tentang pribadi manusia, beserta tipe-tipe kepribadian manusia. (5) Psikopatologi, yang secara khusus menguraikan keadaan psikisyang tidak normal (abnormal). (6) Psikologi kriminal,yang secara khusus berhubungan dengan soal kejahatanatau kriminalitas. (7) Psikologi perusahaan, yangberhubungan dengan persoalan perusahaan.Di samping dibedakan berdasarkan ruang lingkup,berdasarkan teori yang digunakannya juga dikenalberbagai jenis psikologi, yaitu (1) psikologi fungsional, 2)psikologi behaviorisme, (3) psikologi gestalt, (4) psikoanalisis, (5) psikologi humanistik, dan (7) psikologikognitif. Psikologi fungsional dikembangkan oleh WilliamJames dari Amerika. Psikologi fungsional memandangpsikis (mind) sebagai fungsi atau digunakan olehorganisme untuk menyesuaikan atau adaptasi denganlingkungannya (Walgito, 2004:64-82)Secara garis besar perbedaan dari berbagai jenispsikologi tersebut adalah sebagai berikut. Psikologi behaviorisme lahir di Rusia dan berkembang sampai keAmerika. Beberapa tokohnya adalah Ivan PetrovichPavlov (aliran Rusia), Edward Lee Thornide, BurrhusFrederick Skinner, dan John B, Warson. Behaviorismemerupakan aliran dalam psikologi yang timbul sebagaiperkembangan dari psikologi pada umumnya yang inginmeneliti psikologi secara objektif. Para ahli behaviorismeberpendapat bahwa kesadaran merupakan hal yangdubious, sesuatu yang tidak dapat diobservasi secaralangsung atau nyata. Oleh karena itu, perlu dilakukan eksperimen yang dikondisikan.9

Psikologi gestalt dikembangkan oleh Max Wertheimer bekerja sama dengan Kurt Koffka dan WoflgangKohler di Jerman. Psikologi gentalt lahir untuk menentangkaum strukturalis (Wundt dan Titchener) danbehaviorisme. Menurut gestalt, baik strukturalisme maupun behaviorisme kedua-duanya telah membuat kesalahan, yaitu karena mengadakan atau menggunakanreductionistic approach, keduanya mencoba membagi eduksi perilaku dan berpikir sebagai elemen dasar,sedanglan behaviorisme mereduksi perilaku menjadi kebiasaan, respons berkondisi atau secara umum dapatdikemukakan hubungan stimulus respon. Gestalt berpendapat bahwa fenomena perseptual dipelajari secaralangsung dan secara bulat, tidak dibagi-bagi ataudianalisis lebih lanjut (Walgito, 2004:74-75).Psikoanalisis dicetuskan oleh Sigmund Freud(1856-1939). Seperti diuraikan oleh Bertens (2006: 9), Freudlahir tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moeavia (pada waktumerupakan suatu daerah di kekaisaran Austria-Hongaria,sekarang termasuk Republik Ceko). Dia berasal darikeluarga Yahudi. Ketika berumur empat hahunkeluarganya pindah ke Wina (Austria) dan menetapsampai 82 usianya. Freud belajar ilmu kedokteran diUniversitas Wina, kemudian bekerja di laboratoriumProfesor Bruecke, ahli ternama di bidang fisiologi danmenjadi dokter di rumah sakit umum Wina. Pada tahun1895 Freud mulai mengemukakan teori psikoanalisisnya.Dia mengumpulkan bahan berdasarkan pengobatanterhadap pasien-pasiennya maupun berdasarkan analisisyang dilakukan terhadap dirinya sendiri. Dalam periodeawal (1895-1905) dia menerbitkan lima buku yang10

meletakkan dasar bagi seluruh ajarannya, yaitu PenafsiranMimpi (1900), Psikopatologi tentang Hidup Sehari-hari (1901),Tiga Karangan tentang Teori Seksualitas (1905), Lelucon danHubungannya dengan Ketidaksadaran (1905), dan Kasus Dora(1905).Beberapa konsep dasar teori Freud adalah tentangkedasaran dan ketidaksadaran yang dianggap sebagaiaspek kepribadian dan tentang insting dan kecemasan.Menurut Freud (via Walgito, 2004:77) kehidupan psikismengandung dua bagian, yaitu kesadaran danketidaksadaran. Bagian kesadaran bagaikan permukaangunung es yang nampak, merupakan bagian kecil darikepribadian, sedangkan bagian ketidaksadaran (yang adadi bawah permukaan air) mengandung insting-instingyang mendorong semua perilaku manusia.Selanjutnya Freud menggembangkan konsep id,ego, dan superego sebagai struktur kepribadian. Idberkaitan dengan ketidaksadaran yang merupakan bagianyang primitif dari kepribadian. Kekuatan yang berkaitandengan id mencakup insting seksual dan insting agresif. Idmembutuhkan pemenuhan dengan segera tanpamemperhatikan lingkungan realitas secara objektif. Freudmenyebutnya sebagai prinsip kenikmatan. Ego sadar akanrealitas. Oleh karena itu, Freud menyebutnya sebagaiprinsip realitas. Ego menyesuaikan diri dengan realitas.Superego mengontrol mana perilaku yang boleh dilakukan,mana yang tidak. Oleh karena itum Freud menyebutnyasebagai prinsip moral. Superego berkembang padapermulaan masa anak sewaktu peraturan-peraturandiberikan oleh orang tua dengan menggunakan hadiahdan hukuman. Perbuatan anak semula dikontrol orang11

tuanya, tetapi setelah superego terbentuk, maka kontroldari superegonya sendiri (Walgito, 2004:77).Menurut Freud (Walgito, 2004:78) insting dibedakan menjadi dua kategori, yaitu insting untuk hidupdan insting untuk mati. Insting untuk hidup mencakuplapar, haus, dan seks. Insnting ini merupakan kekuatanyang kreatif dan bermanifestasi yang disebut libido.Sebaliknya, insting untuk mati merupakan kukuatandestruktif, yang dapat ditujukan pada diri sendiri, sepertimenyakiti diri, bunuh diri, atau ditujukan ke luar sebagaibentuk agresi.Mengenai kecemasan (anxiety), Freud (Walgito,2004:78) mengemukakan adanya tiga macam kecemasan,yaitu kecemasan objektif, neuretik, dan moral. Kecemasanobjektif timbul dari ketakutan terhadap bahaya yangnyata. Kecemasan neuretik merupakan ketakutan akanmendapat hukuman untuk ekspresi keinginan yangimpulsif. Kecemasan moral timbul ketika seseorangmelanggar norma-norma moral yang ada.Psikologi humanistik muncul untuk menentangpsikologi behavioristik dan psikoanalisis. Psikologi behavioristik dikembangkan oleh Abraham Maslow (19081970) dan memfokuskan pada manusia dengan cirri-cirieksistensinya (Walgito, 2004:78). Menurut psikologihumanistik, psikologi behaviorisme telah mendehumanusasi manusia karena gagal memberikan sumbangan danpemahaman manusia dan kondisi esksistensinya.Psikologi humanistik mengemukakan bahwamanusia adalah makhluk yang kreatif, yang dikendalikanbukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran melainkanoleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri. MelaluiMotivation and Personatity, Maslow (via Walgito, 2004:79)12

mengemukakan teori hirarkhi kebutuhan (hierarchy ofneeds). Menurutnya, kebutuhan dibedakan menjadi empattahap, yaitu (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan akanrasa aman, (3) kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki, (4)kebutuhan akan penghargaan.Seperti dikemukakan Walgito (2004:80) psikologihumanistik mempunyai empat ciri, yaitu (1) memusatkanperhatian pada person yang mengalami, dan karenanyaberfokus pada pengalaman sebagai fenomena primerdalam mempelajari manusia. (2) Menekankan padakualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas,aktualisasi diri, sebagai lawan dari pemikiran tentangmanusia yang mekanis dan reduksionistis. (3) Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalahyang akan dipelajari dan perosedur penelitian yang akandigunakan. (4) Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabatmanusia serta tertarik pada perkembangan potensi yanginheren pada setiap individu.Setelah psikologi behavioristik cukup lamamenguasai pandangan para psikolog Amerika Serikat,pada tahun 1979 orang mulai mengembangkan psikologikognitif yang memberikan perhatian kepada kesadarandan instruspeksi sebagai metode penelitian (Walgito,2004:80). Menurut Walgito (2004:81) langkah kembali kekesadaran sebagai permulaan dari psikologi kognitifdapat dilacak kembali sekitar 1950, ketika Guthrie yangsemula seorang behavioris di akhir hidupnya mengemukakan pendapat bahwa respons bersifat meaningsful. Tokoh lain yang ikut mengembangkan psikologi kognitifadalah Tolman. Ia menggunakan istilah-istilah yangberkaitan dengan kognitif, seperti molar behavior, cognitive13

map dalam belajar. Ahli lain yang mengembangkanpsikologi kognitif adalah Jean Piaget, dengan tingkattingkat perkembangan kognitif anak. Di samping itu, jugaGeorge Miller dan William McDougall yang mendirikanresearch center untuk meneliti human mind, yang kemudiandiganti dengan istilah cognition.2. SastraSecara sederhana kata sastra mengacu kepada duapengertian, yaitu sebagai karya sastra dan sebagai ilmusastra, yang merupakan salah satu cabang ilmupengetahuan. Ketika digunakan dalam kerangka karyasastra, sastra merupakan hasil karya seni yang diciptakanpengarang atau pun kelompok masyarakat tertentubermediakan bahasa. Sebagai karya seni yangbermediakan bahasa, karya sastra dipandang sebagaikarya imajinatif. Istilah “sastra imajinatif” (imaginativeliterature) memiliki kaitan dengan istilah belles letters(“tulisan yang indah dan sopan”, berasal dari bahasaPrancis), kurang lebih menyerupai pengertian etimologis katasusastra (Wellek & Warren, 1990). Definisi ini menarahkankita untuk memahami sastra dengan terlebih dahulumelihat aspek bahasa: bahasa yang bagaimanakah yangkhas sastra itu? Untuk itu, perlu dilakukan perbandinganbeberapa ragam bahasa: bahasa sastra, bahasa ilmiah, danbahasa sehari-hari.Berbeda dengan Wellek dan Warren di atas, kaumromantik, sebagaimana dikutip oleh Luxemburg dkk.(1989), mengemukakan beberapa ciri sastra. Pertama,sastra adalah sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukanpertama-tama sebuah imitasi. Seorang sastrawan14

menciptakan dunia baru, meneruskan proses penciptaandi dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya.Kedua, sastra merupakan luapan emosi yang spontan.Dalam sastra, khususnya puisi, terungkapkan napsunapsu kodrat yang menyala-nyala, hakikat hidup danalam. Dalam istilah penyair Wordsworth Poetry is thespontaneous overflow or powerfull feelings. Ketiga, sastrabersifat otonom, tidak mengacu kepada sesuatu yang lain;sastra tidak bersifat komunikatif. Sastrawan hanyamencari keselarasan di dalam karyanya sendiri. Dalampengertian ini, apa yang pernah diucapkan Sartre padatahun 1948, seorang filsuf Prancis, bahwa kata-kata dalampuisi tidak merupakan “tanda-tanda”, melainkan “bendabenda” (mots-choses) menemukan relevansi pemahamannya. Keempat, otonomi sastra itu bercirikan suatukoherensi. Pengertian koherensi ini pertama-tama mengacu pada keselarasan yang mendalam antara bentukdan isi. Setiap isi berkaitan dengan suatu bentuk atauungkapan tertentu. Selain itu, koherensi dimaksud jugamenunjuk hubungan timbal-balik antara yang bagiandengan keseluruhan dan sebaliknya. Kelima, sastramenghidangkan sebuah sintesa antara hal-hal yang salingbertentangan. Pertentangan-pertentangan itu aneka rupabentuknya. Ada pertentangan antara yang disadari dantidak disadari, antara pria dan wanita, antara roh danbenda, dan seterusnya. Keenam, sastra mengungkapkanyang tak terungkapkan. Sastra mampu menghadirkananeka macam asosiasi dan konotasi yang dalam bahasasehari-hari jarang kita temukan.Setelah menguraikan pandangan kaum romantiktersebut, Luxemburg dkk. (1989) sendiri berpendapatbahwa tidaklah mungkin memberikan sebuah definisi15

tentang sastra secara universal. Baginya, sastra bukanlahsebuah benda yang di mana tempat sama saja. Sastraadalah sebuah nama yang dengan alasan tertentudiberikan kepada sejumlah hasil tertentu dalam suatulingkungan kebudayaan.Berdasarkan pandangannya itu, Luxemburg dkk.lebih suka untuk menyebut sejumlah faktor yang dapatdikatakan menjadi ciri-ciri sastra. Pertama, bahwa sastraialah teks-teks yang tidak melulu disusun atau dipakaiuntuk suatu tujuan komunikatif yang praktis dan yanghanya berlangsung untuk sementara waktu saja. Sastradipergunakan dalam situasi komunikasi yang diatur olehsuatu lingkungan kebudayaan tertentu. Kedua, denganmengacu pada sastra Barat, khususnya teks drama dancerita, teks sastra diciri dengan adanya unsur fiksionalitasdi dalamnya. Ketiga, bahan sastra diolah secara istimewa.Ada yang menekankan ekuivalensi, ada yang menekankan penyimpangan dari tradisi bahasa atau tatabahasa. Akan tetapi, yang lebih sering adalah penekananpada penggunaan unsur ambiguitas (suatu kata yangmengandung pengertian lebih dari satu arti). Keempat,sebuah karya sastra dapat kita baca menurut tahap-tahaparti yang berbeda-beda. Sejauh mana tahap-tahap arti itudapat kita maklumi sambil membaca sebuah karya sastratergantung pada mutu karya sastra bersangkutan dankemampuan pembaca dalam bergaul dengan teks-tekssastra.Berbeda dengan pandangan Wellek dan Warrendan kaum romantik di atas, Teeuw (1988) mencobamendefinisikan sastra dengan menggunakan makna y

psikologi dan sastra, juga di bagian mana kedua disiplin ilmu itu akan bertemu, sehingga melahirkan pedekatan atau tipe kritik sastra yang disebut psikologi sastra. B. Hubungan antara Psikologi dan Sastra 1. Psikologi Sebelum menguraikan hubungan antara psikologi dan sastra, yang melahirkan pendekatan psikologi sastra,

Related Documents:

Buku Psikologi Sastra ini berisikan tentang (1) studi psikologi dalam studi sastra, (2) psikologi kepribadian, (3) psikologi sosial, (4) psikologi perkembangan, (5) psikologi komunitas, (6) psikologi konsumerisme, (7) psikologi ekologi, dan (8) teknik penyusunan proposal peneliti

E. Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di SD 12 1. Pengertian Apresiasi Sastra 12 2. Kegiatan Apresiasi Sastra 13 3. Tingkat-tingkat apresiasi sastra 15 F. Tahap Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD 15 G. Konsep Dasar Sastra dan Manfaat Sastra dalam Pendidikan 18 . KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA iii BAB III 28 FONOLOGI 28

pendekatan sosiologi Sastra 3. Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra 5% 13 Mahasiwa mampu memahami: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis Kritik Sastra Feminis 1. Latar belakang munculnya kritik sastra feminis 2. Pengertian kritik sastra feminis Ekspositori penugasan, tanya jawab 150 menit Ketepatan dalam menjelaskan: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis 5%

Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kode Etik Dosen Universitas Negeri Yogyakarta; Peraturan Rektor UNY Nomor 10 Tahun 2015, tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Negeri Yogyakarta; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

kita mengenal ada penelitian filologi, sastra bandingan, sosiologi sastra, psikologi sastra, hermeneutika, strukturalisme, antropologi sastra, resepsi sastra, feminisme, sastra lisan, poskolonial, studi budaya, dan lain-lain. Banyaknya jenis penelitian membuat masing-masing penelitian memiliki metode dan teknik yang berbeda pula.

Pembekalan Ujian Dinas Tahun 2011 Badan Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta Tanggal 14 Juni 2011 Oleh: Udik Budi Wibowo Universitas Negeri Yogyakarta BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA 2011 . Udik Budi . Udik Budi Wibowo adalah Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Pemimpin Proyek Pendidikan Guru SD .File Size: 584KB

35 86Universitas Negeri Manado 001035 36 Universitas Negeri Makassar 001036 37 Universitas Negeri Jakarta 001037 88 38 Universitas Negeri Yogyakarta 001038 39 Universitas Negeri Surabaya 90001039 . 73 Politeknik Negeri Manado 005013 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 005

Ratio 104 121 143 165 195 231 273 319 377 473 559 649 731 841 1003 1247 1479 1849 2065 2537 3045 3481 4437 5133 6177 7569 50 Hz 60 Hz 13.9 12.0 10.1 8.79 7.44 6.28 5.31 4.55 3.85 3.07 2.59 2.23 1.98 1.72 1.45 1.16 0.98 0.754 0.702 0.572 0.476 0.417 0.327 0.282 0.235 0.192