Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 2 Tahun 2014, hal 454-468HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJARPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTENKABUPATEN SUMENEPAhmad Bahril Faidy094254209 (PPKn, FIS, UNESA) aby.faidy@yahoo.comI Made Arsana0028084901 (PPKn, FIS, UNESA) imadearsana@unesa.ac.idAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian reward dan punishment denganmotivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ambunten. Penelitianini didasarkan pada teori operant conditioning Skinner. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatifdengan metode korelasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Ambunten dengan jumlah sampel sebanyak 42siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan wawancara. Teknik analisis datamenggunakan analisis rumus korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adahubungan antara pemberian reward dan punishment dengan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraanpada siswa sebesar 0,601 yang berarti memiliki hubungan yang kuat dan arah hubungan adalah positifkarena nilai r positif, berarti semakin sering guru memberikan reward dan punishment semakin tinggimotivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Kata kunci: Reward dan Punishment, Motivasi BelajarAbstractThis research aims to determine the relationship between the provision of reward and punishment withlearning motivation of Civic Education in students in class XI of Ambunten State High School 1. Theresearch was based on Skinner's operant conditioning theory. This research uses a quantitative approachwith a correlation method performed in Ambunten State High School 1 with a total sample of 42 students.Data collection techniques used were questionnaires and interviews. Analysis using formula productmoment correlation analysis. The results of this research indicate that there is a correlation between rewardand punishment with the Civic Education learning motivation of 0.601 which means that students have astrong relationship and the direction of the relationship is positive because the value of r is positive, itmeans that the more often teachers give rewards and punishment, the higher the students' motivationCitizenship education in the subject.Keywords: Reward and Punishment, Learning Motivationspiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsadanNegara”.(Depdiknas, 2003:3)PENDAHULUANPendidikan merupakan salah satu hal terpentingdalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap manusiaberhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembangdalam pendidikan. Pendidikan dan manusia tidak dapatdipisahkan dalam menjalani kehidupan, baik keluarga,masyarakat maupun bangsa dan Negara, karena melaluipendidikan akan mampu menciptakan generasi mudayang cerdas, terampil dan berkualitas. Hal ini sesuaidengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikannasional.Pendidikan mempunyai peran untuk meningkatkansumber daya manusia, maka masyarakat dengan segalakesadarannya untuk menyekolahkan putra dan putrinya.Hal ini dapat dilihat pada setiap ajaran baru, dalam setiaptahunnya jumlah siswa semakin meningkat dan tidakmenutup kemungkinan timbul berbagai masalah yangdihadapi oleh para guru, dimana jika melihat pendidikansekarang ini yang berhubungan dengan tingkah lakusiswa, terjadi banyak penyimpangan dan pelanggaranyang tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan.Misalnya : perkelahian antar siswa, terlambat, melalaikan“pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agarpeserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan454
Hubungan Pemberian Reward dan Punishment dengan Motivasi Belajartugas, membolos, berisik, membantah, merokok dansebagainya seperti yang terjadi di lokasi observasi awal2013, yaitu di SMA Negeri 1 Ambunten KabupatenSumenep.Penyimpangan lain dari siswa dalam kegiatanbelajar mengajar yaitu sering tidak fokus dan tidakmemperhatikan pada pelajaran yang disampaikan olehguru saat mengajar di depan kelas, dengan keadaan yangdemikian seorang guru harus mengusai kelas danmengkondisikan siswa yang perhatiannya mulai terpecah,sebagai seorang guru haruslah mampu memberikanmotivasi pada siswa, bagaimana caranya bahwa belajaritu tidak membosankan melainkan menyenangkan, inimerupakan tantangan bagi guru, seorang guru harus tahucara yang tepat untuk membuat suasana belajar yangmenarik terutama pada mata pelajaran PendidikanKewarganegaraan, sering kali siswa merasa malas belajarPendidikan Kewarganegaraan sebab merasa bosan danjenuh. Suasana belajar yang tidak nyaman danmembosankan, karena dalam kegiatan belajar mengajarlebih banyak menggunakan metode ceramah yangmonoton.Untuk mengatasi masalah tersebut serta mampumemberi motivasi belajar bagi siswa agar prosespendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil,maka diadakan upaya pencegahan dalam berbagai macamseperti peraturan-peraturan tata tertib, peraturan itu harusditaati dan dilaksanakan oleh siswa demi meningkatkankualitas dan prestasi belajar siswa, namun ada cara lainyang bisa diterapkan yaitu memberi motivasi belajarPendidikan Kewarganegaraan dengan memberikanreward dan punishment, reward dan punishment adalahsebagai salah satu alat pendidikan untuk memberikanmotivasi belajar pada siswa serta mempergiat usaha siswadalam memperbaiki atau mempertinggi prestasi yangtelah dicapai.Reward dan punishment adalah salah satu teoribelajar yang berusia paling muda. Penciptanya bernamaBurrhus Fredric Skinner (1904) seorang psikologterkemuka dari Harvard University seorang penganutpaham behaviorisme yang dianggap kontroversial, karenajika direnungkan dan dibandingkan dengan teori dan jugatemuan riset psikologi kognitif, karakteristik yangterdapat dalam teori-teori behaviorisme tersebutmengandung banyak kelemahan. Dalam teori ini diambildari percobaannya yang kemudian dikenal dengan istilahOperant Conditioning (pembiasaan perilaku respon).(reward), maka tingkah laku tersebutcenderung untuk diulang. Sebaliknya, jikamunculnya tingkah laku diikuti dengansesuatuyangtidakmeyenangkan(punishment), maka tingkah laku tersebutcenderung tidak akan diulang (Maksumdalam Sardiman, 2007:9)”Menurut Pradja (1978:169) reward adalah hadiah,pembalas jasa, alat pendidikan yang diberikan kepadasiswa yang telah mencapai prestasi baik. Sedangkanmenurut Purwanto (2006:182) reward adalah sebagai alatuntuk mendidik anak supaya anak dapat merasa senangkarena perbuatan atau pekerjaannya mendapatpenghargaan.Menurut Indrakusuma (1973:147) rewardmerupakan hal yang menggembirakan bagi anak, dandapat menjadi pendorong atau motivasi bagi belajarnyamurid. Jadi, reward merupakan segala yang diberikanguru berupa penghargaan yang menyenangkan perasaanyang diberikan kepada siswa atas dasar hasil baik yangtelah dicapai dalam proses pendidikan dengan tujuanmemberikan motivasi kepada siswa, agar dapatmelakukan perbuatan terpuji dan berusaha untukmeningkatkannya.Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwareward merupakan alat pendidikan yang menyenangkan,reward juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagisiswa untuk belajar lebih baik lagi. Contoh konkretreward yaitu seperti pujian yang mendidik, memberihadiah, mendoakan, menepuk pundak. Seorang guruhendaknya merespon apa yang dilakukan siswa denganmemberi pujian yang mendidik, memberi hadiah,mendoakan, menepuk pundak apabila siswa telahmelakukan sesuatu yang baik, atau telah berhasilmencapai sebuah tahap perkembangan tertentu, atautercapainya sebuah target.Menurut Shalahuddin (1987:85) Reward danpunishment adalah alat pendidikan yang represif. Namunkeduanya memiliki prinsip yang bertentangan. Mengenaipengertian tentang punishment adalah sebagai berikut.“punishment adalah tindakan yang dijatuhkan kepadaanak didik secara sadar dan sengaja, sehinggamenimbukan nestapa. Dalam mana bahwa dengan adanyanestapa itu, anak didik akan menjadi sadar akanperbuatannya dan berjanji didalam hatinya untuk tidakmengulanginya”. Jika reward merupakan bentukreinforcement yang positif, maka punishment sebagaibentuk reinforcement yang negatif, namun apabiladiberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alatmotivasi.Punishment adalah usaha edukatif untukmemperbaiki dan mengarahkan siswa kearah yang benar,“Ia berpendapat bahwa tingkah laku padadasarnyamerupakanfungsidarikonsekuensi tingkah laku itu sendiri,apabila munculnya tingkah laku diikutidengan sesuatu yang menyenangkan455
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 2 Tahun 2014, hal 454-468bukan praktik hukuman dan siksaan yang memasungkreativitas. Melainkan, hukuman yang dilakukan harusbersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki danmendidik ke arah yang lebih baik (Fadjar, 2005:202).Berdasarkan pengertian diatas, punishment yangdiberikan bukan untuk balas dendam kepada siswamelainkan untuk memperbaiki tingkah laku siswa yangkurang baik ke arah yang lebih baik dan dapatmemberikan motivasi belajar siswa.Punishment merupakan imbalan dari perbuatanperbuatan yang tidak baik atau mengganggu jalannyaproses pendidikan. Dapat dikatakan juga bahwapunishment adalah penilaian kegiatan belajar murid yangbersifat negatif, sedang reward adalah penilaian yangbersifat positif. Contoh konkret punishment yaitu sepertimenasehati, memberi arahan, melarang melakukansesuatu, menegur, membentak, memukul tidak keras,bahkan meminta wali murid memberi sanksi. Dengandemikian, reward dan punishment, di samping berfungsisebagai alat-alat pendidikan, maka sekaligus berfungsisebagai motivasi belajar murid. Motivasi adalah keadaandalam pribadi orang yang mendorong individu yangmelakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapaisesuatu tujuan (Suryabrata, 2005:70).Sedangkan menurut Tadjab MA. (1994:102)motivasi belajar adalah “keseluruhan daya penggerakpsikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatanbelajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar danmemberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapaitujuan tertentu”. Menurut Uno (2007:23) Motivasi belajaradalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswayang sedang belajar untuk mengadakan perubahantingkah laku.Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usahadan pencapaian prestasi. Dengan adanya motivasi yangbaik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun danterutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yangbelajar akan dapat melahirkan pretasi yang baik(Sardiman, 2007:85).Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwareward dan punishment di samping sebagai alatpendidikan juga sebagai alat motivasi bagi siswa dalammencapai prestasi belajar siswa setinggi-tingginya. Untukitu diperlukan adanya pemberian reward dan punishmentdisekolah-sekolah.SMA Negeri 1 Ambunten adalah salah satulembaga pendidikan formal di Sumenep Madura, SMANegeri 1 Ambunten terletak sangat strategis sehiggamemudahkan peneliti untuk mengambil data, meskipunSMA Negeri 1 Ambunten tidak menerapkan sistem fullday school seperti sebagian besar sekolah-sekolah dikota, akan tetapi tidak menutup kemungkinan siswa akanmerasa bosan pada pelajaran yang setiap hari diajarkan disekolah, terlebih mata pelajaran-mata pelajaran tertentuseperti Pendidikan Kewarganegaraan yang cara mengajarguru lebih banyak menggunakan metode ceramah.Dengan memberikan reward dan punishment, kegiatanbelajar menjadi lebih menyenangkan, terkendali, danbervariasi, mengingat pentingnya pemberian reward danpunishment di sekolah, maka terdapat keinginanmelakukan penelitian tentang hubungan pemberianreward dan punishment dengan motivasi belajarPendidikan Kewarganegaraan.Reward dan punishment merupakan suatu bentukteori penguatan positif yang bersumber dari teoribehavioristik. Menurut teori behavioristik belajar adalahperubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanyainteraksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain,belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswadalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengancara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus danrespon (Budiningsih, 2005:20).Peranan reward dalam proses pengajaran cukuppenting terutama sebagai faktor eksternal dalammempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal iniberdasarkan atas berbagai pertimbangan logis,diantaranya reward biasanya dapat menimbulkanmotivasi belajar siswa dan reward memiliki pengaruhpositif dalam kehidupan siswa.Reward merupakan alat pendidikan yang mudahdilaksanakan dan dapat menyenangkan para siswa, untukitu reward dalam suatu proses pendidikan dibutuhkankeberadaannya demi meningkatkan motivasi belajarsiswa. Maksud dari pendidik memberi reward kepadasiswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagiusahanya untuk memperbaiki prestasi yang telahdicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keraskemauannya untuk belajar lebih baik.Reward yang diberikan kepada siswa bentuknyabermacam-macam. Menurut Sardiman (2002:89) rewarddapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: (a)Pemberian angka atau nilai. Angka sebagai simbolkegiatan belajar, angka yang dimaksud adalah bonusnilai/tambahan nilai bagi siswa yang mengerjakan tugasdengan baik. (b) Pemberian hadiah. Reward berbentukhadiah disini adalah pemberian berupa barang. Rewardberupa pemberian barang ini disebut juga rewardmateriil, yaitu hadiah yang terdiri dari alat-alat keperluansekolah, seperti pensil, penggaris, buku dan lainsebagainya. (c) Pemberian pujian. Pemberian pujian akanmemupuksuasanayangmenyenangkandanmempertinggi gairah belajar serta sekaligus akanmembangkitkan harga diri siswa sehingga prestasi belajarsiswa ikut meningkat.456
Hubungan Pemberian Reward dan Punishment dengan Motivasi BelajarBerdasarkan ketiga macam reward tersebut diatas, dalam penerapannya seorang guru dapat memilihbentuk macam-macam reward yang cocok dengan siswadan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, baik situasidan kondisi siswa atau situasi dan kondisi keuangan, bilahal itu menyangkut masalah keuangan.Dalam memberikan reward seorang guruhendaknya dapat mengetahui siapa yang berhakmendapatkan reward, seorang guru harus selalu ingatakan maksud reward dari pemberian reward itu. Seorangsiswa yang pada suatu ketika menunjukkan hasil lebihbaik dari pada biasanya, mungkin sangat baik diberireward. Dalam hal ini seorang guru hendaklah bijaksana,jangan sampai reward menimbulkan iri hati pada siswayang lain yang merasa dirinya lebih pandai, tetapi tidakmendapat reward.Setelah memperhatikan uraian tentang maksudreward, serta macam-macam reward yang baik diberikankepada siswa, ternyata bukanlah soal yang mudah.Menurut M. Ngalim Purwanto (2006:184) ada beberapasyarat yang harus diperhatikan oleh seorang gurusebelum memberikan reward pada siswa, yaitu (a) Untukmemberi reward yang pedagogis perlu sekali guru benarbenar mengenal siswanya dan tahu menghargai dengantepat. Reward dan penghargaan yang salah dan tidaktepat dapat membawa akibat yang tidak diinginkan. (b)Reward yang diberikan kepada seorang siswa janganlahhendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagisiswa lain yang merasa pekerjaannya juga lebih baik,tetapi tidak mendapat reward. (c) Memberi rewardhendaklah hemat, terlalu sering atau terus menerusmemberi reward akan menjadi hilang arti reward itusebagai alat pendidikan. (d) Janganlah memberi rewarddengan menjanjikan terlebih dahulu sebelum siswamenunjukkan prestasi kerjanya apalagi bagi reward yangdiberikan kepada seluruh kelas. Reward yang telahdijanjikan lebih dahulu hanyalah akan membuat siswaterburu-buru dalam bekerja dan akan membawa dalamkesukaran bagi beberapa siswa yang kurang pandai. (e)Pendidik harus berhati-hati memberikan reward, jangansampai reward yang diberikan pada siswa diterimasebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukannya.Lebih lanjut purwanto (2006:184) berpendapatbahwa sebagian ahli pendidikan menyetujui danmenganggap penting reward dipakai sebagai alat untukmembentuk kata hati siswa. Sebaliknya ada pula ahli-ahlipendidikan yang tidak suka sama sekali menggunakanreward. Mereka berpendapat bahwa reward itu dapatmenimbulkan persaingan yang tidak sehat pada siswa.Menurut pendapat mereka, seorang guru hendaklahmendidik siswa supaya mengerjakan dan berbuat yangbaik dengan tidak mengharapkan pujian atau reward,tetapi semata-mata karena pekerjaan atau perbuatan itumemang kewajibannya.Menurut Purwanto (2006:182) “reward adalah alatyang mendidik, maka dari itu reward tidak boleh berubahsifatnya menjadi upah. Upah adalah sesuatu yangmempunyai nilai sebagai ganti rugi dari suatu pekerjaanatau suatu jasa. Upah adalah sebagai pembayar suatutenaga, pikiran, atau pekerjaan yang telah dilakukanseseorang. Sedangkan reward sebagai alat pendidikantidaklah demikian, untuk itu seorang guru harus selaluingat maksud dari pemberian reward itu”.Tujuan yang harus dicapai dalam pemberianreward adalah untuk lebih mengembangkan motivasiyang bersifat intrinsik dari motivasi ektrinsik, dalamartian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatanitu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Denganreward itu, juga diharapkan dapat membangun suatuhubungan yang positif antara guru dan siswa, karenareward itu adalah bagian dari pada penjelmaan dari rasacinta kasih sayang seorang guru kepada siswa.Jadi, maksud dari reward itu yang terpentingbukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi denganhasil yang dicapai siswa, guru bertujuan membentuk katahati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras padasiswa. Seperti halnya telah disinggung di atas, bahwareward disamping merupakan alat pendidikan represifyang menyenangkan, reward juga dapat menjadipendorong atau motivasi bagi siswa untuk belajar lebihbaik lagi.Seperti halnya reward, punishment diberikansebagai usaha mengembalikan siswa ke arah yang baikdan memotivasinya menjadi pribadi yang imajinatif,kreatif dan produktif. Punishment sebagai alatpendidikan, meskipun mengakibatkan penderitaan bagisiswa yang dihukum, namun dapat juga menjadi alatmotivasi, alat pendorong untuk mempergiat aktivitasbelajar siswa (meningkatkan motivasi belajar siswa). Iaberusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-tugasbelajarnya, agar terhindar dari bahaya hukuman. Denganadanya punishment itu diharapkan supaya siswa dapatmenyadari kesalahan yang diperbuatnya, sehingga siswajadi berhati-hati dalam mengambil tindakan.Punishment bisa dikatakan berhasil apabila dapatmenimbulkan perasaan penyesalan akan perbuatan yangtelah dilakukannya. Di samping itu menurut Purwanto(2006:189) punishment juga mempunyai dampak, yaitu(a) Menimbulkan perasaan dendam pada si terhukum. Iniadalah akibat dari hukuman sewenang-wenang dan tanpatanggung jawab. (b) Menyebabkan siswa menjadi lebihpandai menyembunyikan pelanggaran. (c) Dapatmemperbaiki tingkah laku si pelanggar. (d)Mengakibatkan si pelanggar menjadi kehilangan perasaansalah, oleh karena kesalahannya dianggap telah dibayar457
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 2 Tahun 2014, hal 454-468dengan punishment (hukuman) yang telah dideritanya. (e)Akibat yang lain adalah memperkuat kemauan sipelanggar untuk menjalankan kebaikan.Punishment merupakan alat pendidikan yang tidakmenyenangkan, bersifat negatif, namun demikian dapatjuga menjadi motivasi, alat pendorong untuk mempergiatbelajarnya siswa. Siswa yang pernah mendapatpunishment karena tidak mengerjakan tugas, maka iaakan berusaha untuk tidak memperoleh punishment lagi.Ia berusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-tugasbelajarnya agar terhindar dari bahaya punishment. Hal iniberarti bahwa ia didorong untuk selalu belajar.Dalam dunia pendidikan, menerapkan punishmenttidak lain hanyalah untuk memperbaiki tingkah lakusiswa untuk menjadi lebih baik. Punishment disinisebagai alat pendidikan untuk memperbaiki pelanggaranyang dilakukan siswa bukan untuk balas dendam.Menurut Purwanto (2006:191), Supaya punishment bisamenjadi alat pendidikan, maka seorang guru sebelummemberikan punishment pada siswa yang melakukanpelanggaran sebaiknya guru memperhatikan syarat-syaratpunishment yang
Dengan memberikan reward dan punishment, kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan, terkendali, dan bervariasi, mengingat pentingnya pemberian reward dan punishment di sekolah, maka terdapat keinginan melakukan penelitian tentang hubungan pemberian reward dan punishment dengan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
Pemberian reward dan punishment dapat diberikan kepada PNS dan PTT yang melakukan kegiatan pemberian layanan 3. Pemberian reward dan punishment dapat diberikan untuk perseorangan atau kelompok 4. Pemberian reward dan punishment diberikan setiap akhir tahun pada saat acara HUT KALTARA 5. Pemberian reward berupa perjalanan dinas disesuaikan .
diberikan tindakan dengan pemberian reward dan punishment. Pemberian reward berupa pujian, penghormatan, pemberian hadiah, dan tanda penghargaan. Pemberian punishment berupa punishment preventif dan punishment represif.Rata-rata kedisiplinan siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I 74,52% dan pada siklus II 87,62%.
c. Syarat-syarat pemberian reward dan punishment Agar pemberian reward dan punishment sesuai dengan yang dikehendaki dalam bidang pendidikan, maka setiap pendidik hendaknya memperhatikan syarat-syarat dalam pemberian reward dan punishment. Syarat pemberian reward yaitu: 1) Untuk member hadiah yang paedagogis perlu sekali
pemberian reward dan punishment dalam pembelajaran matematika di kelas V MIN 1 Madiun. (2) Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V di MIN 1 Madiun. (3) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dalam pemberian reward dan punishment terhadap minat belajar
Reward dan Punishment, terhadap Produktivitas kerja karyawan di UD. Mutiara Rasa suwar suwir Ajung Jember. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pemberian Insentif, Reward dan Punishment terhadap Produktivitas Kerja Karyawan secara simultan dan parsial. Teori yang dipakai
Pemberian reward dan punishment sangat berpengaruh dalam kualitas kinerja karyawan. Pada umumnya dengan adanya posisi atau jabatan yang dimiliki, seseorang kerapkali mengharapkan upah yang sesuai. . Pemberian punishment diarahkan untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam bekerja.
dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul:“Analisis Pemberian Reward dan Punishment untuk Memotivasi dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajara Tematik SDN Ardimulyo III Singosari Malang TahunAjaran 2014/2015.”
ANATOMY PHYSIOLOGY WORKBOOK 7a. Complete the table below to show the short-term and long-term effects of exercise in healthy adults for both systolic and diastolic blood pressure: Blood pressure Short-term effects Long-term effects Systolic pressure Diastolic pressure 7b. Explain why the short-term changes in systolic pressure that you have identified occur: 7c. Explain in more detail the long .