ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN PERILAKU .

2y ago
32 Views
2 Downloads
345.50 KB
14 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Julius Prosser
Transcription

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGANPERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRARUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTANASKAH PUBLIKASIDisusun Oleh :TRYASTIKA MINARNI RAHARJAJ200 100 098PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGANPERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRARUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA(Tryastika Minarni Raharja, 2013, 59 halaman )ABSTRAKTerdapat 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental,prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah penduduk.Penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah sendiri terdapat 3 orang perseribupenduduk. Di RSJD Surakarta pada tahun 2012 ada 3.605 orang yang mengalamigangguan jiwa. Sedangkan setiap tahun di RSJD Surakarta khususnya pasiendengan gangguan jiwa perilaku kekerasan selalu mengalami peningkatan. Tujuanpenulisan adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien Ny. J dengangangguan jiwa perilaku kekerasan meliputi pengkajian, intervensi, implementasi,dan evaluasi keperawatan. Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. J, diagnosapertama yang muncul adalah resiko menciderai diri sendiri, orang lain danlingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. Diagnosa kedua adalahperilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah. Setelah dilakukanpenatalaksanaan asuhan keperawatan dari TUK 1 sampai 7 cara 1. Diharapkanklien dapat memahami dan mengulang kembali dari apa yang telah diajarkan.Tetapi tidak semua sesuai dengan intervensi keperawatan. Hal ini dikarenakanketerbatasan waktu dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga belum bisamemberikan asuhan keperawatan yang optimal terhadap klien. Klien denganmasalah perilaku kekerasan memerlukan komunikasi terapeutik yang baik dariperawat. Peran keluarga sangat penting dalam melaksanakan tindakankeperawatan pada klien gangguan jiwa.Kata kunci : asuhan keperawatan jiwa, perilaku kekerasan

MENTAL NURSING CARE OF Miss J WITH VIOLENT BEHAVIORIN SUMBADRA ROOMPSYCISTRIC HOSPITALREGIONAL OF SURAKARTA(Tryastika Minarni Raharja, 2013, 59 pages )ABSTRACThere are 450 million people worldwide have a mental disorder, theprevalence of mental disorder in a national reach 5,6% of the population. Peoplewith mental disorders in Central of Java there are 3 people per thousandpopulation. In the Surakarta psychiatric hospital in 2012 there are 3.605 peoplewho experience mental illness. Every years while in the asylum especially patientswith mental disorders, violent behavior always increase. Aim of research to knowthe nursing care to patients Miss J with psychiatric disorders, violent behaviorinclude assessment, intervention, implementation, and evaluation of nursing. Afterassessment on Miss J, the first diagnosis that comes up is the risk of injuring yourself, others, and the environment associated with violent behavior. The seconddiagnosis was associated with violent behavior, low self-esteem. After themanagement of nursing care from 1 to 7 how TUK 1. Patients are expected to beable to understand and repeat back from what has been taught. But not all inaccordance with nursing interventions. This is due to time constraints inimplementing the nursing care that can not provide optimal nursing care topatients. Patient with violent behavior problems therapeutic require goodcommunication from the nurse. Family is very important role in carrying outnursing actions in patients with mental disorders.Keywords : mental nursing care, violent behavior

PENDAHULUANKesehatan jiwa merupakan pengendalian diri dalam menghadapi stresor dilingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpaadanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternalyang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011).Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan jiwa bukan hanyatidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik positifyang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yangmencerminkan kedewasaan kepribadiannya. (Yosep, 2010)WHO (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalamigangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saatini dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usiatertentu selama hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada dewasa muda antarausia 18-21 tahun. (WHO, 2009)Menurut National institute of mental health gangguan jiwa mencapai 13%dari penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan berkembang menjadi25% di tahun 2030. Kejadian tersebut akan memberikan andil meningkatnyaprevalensi gangguan jiwa dari tahun ke tahun di berbagai negara. Berdasarkanhasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2004, diperkirakan 26,2 %penduduk yang berusia 18 – 30 tahun atau lebih mengalami gangguan jiwa(NIMH, 2011).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, menunjukkan bahwaprevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlahpenduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orangpenduduk terdapat empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa.(Hidayati, 2012)Di Jawa Tengah sendiri terdapat 3 orang perseribu penduduk yangmengalami gangguan jiwa dan 50% adalah akibat dari kehilangan pekerjaan.Dengan demikian dari 32.952.040 penduduk Jawa Tengah terdapat sekitar98.856 orang yang mengalami gangguan jiwa. Sejalan dengan paradigmasehat yang dicanangkan departemen kesehatan yang lebih menekankan upayaproaktif melakukan pencegahan daripada menunggu di rumah sakit, kiniorientas upaya kesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif(Purilukita, 2012).Berdasarkan data pada seluruh bangsal inap di Rumah Sakit Jiwa DaerahSurakarta (RSJD) pasien dengan perilaku kekerasan mengalami peningkatandalam kurun waktu 3 tahun terakhir, dan penderita gangguan jiwa yangdirawat di RSJD pada tahun 2010 sebanyak 2.576 pasien, pada tahun 2011sebanyak 2.663 pasien dan pada tahun 2012 sebanyak 3.605 pasien. (rekammedik RSJD Surakarta, 2013)Menurut hasil laporan Rekam Medik RSJD Surakarta didapatkan data daribulan Februari- April 2013 tercatat jumlah pasien rawat inap sebanyak 915

pasien, Jumlah pasien dengan perilaku kekerasan sebanyak 232 pasien Datapada bangsal Sumbadra RSJD Surakarta selama bulan April 2013 tercatatpasien dengan perilaku kekerasan sebanyak 25 pasien. Hal ini membuktikanbahwa gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan di RSJD Surakarta masihcukup tinggi, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan gangguanjiwa perilaku kekerasan di RSJD Surakarta. (rekam medik RSJD Surakarta,2013).Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis inginmengangkat Karya Tulis Ilmiah masalah perilaku kekerasan dengan judul“Asuhan Keperawatan Jiwa pada Ny. J dengan Perilaku Kekerasan di RuangSumbadra Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta” secara holistik dankomunikasi terapeutik.TINJAUAN PUSTAKAPerilaku kekerasan dianggap sebagai salah satu akibat yang ekstrim darimarah atau kekuatan(panik). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendirisering dipandang suatu rentang, dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilakkekerasan (violence) di sisi yang lain. Suatu keadaan yang menimbulkanemosi, perasaan frustasi, benci atau marah. Hal ini akan mempengaruhiperilaku seseorang. Berdasarkan keadaan emosi secara mendalam tersebutterkadang perilaku menjadi agresif atau melukai karena penggunaan kopingyang kurang bagus. (Kusumawati dan Hartono, 2011)

Perilaku kekerasan adalah salah satu respon yang diekspresikan denganmelakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan.Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain,maupun lingkungan. (Keliat dkk, 2011)Berdasarkan beberapa pengertian Perilaku Kekerasan di atas dapatdisimpulkan bahwa Perilaku Kekerasan yaitu suatu keadaan emosi yangmerupakan campuran frustasi, benci atau marah yang diekspresikan denganmelakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan.RESUME KEPERAWATAN1. Identitas klienNama: Ny. JUmur: 26 tahunJenis Kelamin: perempuanAgama: IslamStatus perkawinan: KawinPendidikan: SDAlamat: PonorogoNo. RM: 049583Diagnosa medis: gangguan afektif bipolar episode kini manikdengan gejala psikotikTanggal Masuk: 28 April 2013, pukul 14:48 WIB2. Alasan Masuk rumah sakit

Klien dibawa ke RSJD Surakarta pada tanggal 28 April 2013.Keluarga klien mengatakan bahwa 2 minggu sebelum masuk Rumah Sakitklien bingung, mondar-mandir, mengamuk, memecah barang- barang dantidak bisa tidur. Klien mengatakan dibawa ke RSJ karena mengamuk danmambanting barang- barang di rumah. Klien mengamuk karena keinginanklien membeli vixion merah tidak dituruti suaminya.3. Konsep diriKlien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah hidung,karena hidungnya bagus dan mancung serta dapat bernafas denganhidungnya. Klien merasa minder karena merasa wajahnya jelek dan orangtidak punya. Klien tidak menerima pujian kalau klien cantik, klien selalumerasa dirinya jelek. Klien minder dengan keadaannya sekarang, klienbingung setelah keluar dari rumah sakit apakah tetangganya mau menerimaklien4. Data FokusData subyektif : Klien mengatakan mengamuk karena keinginan klienmembeli vixion merah tidak dituruti suami. Klien mengatakan dibawa keRSJ karena mengamuk dan mambanting barang- barang di rumah. Klienselalu merasa dirinya jelek dan orang tidak punya. Klien minder dengankeadaannya sekarang, klien bingung setelah keluar dari rumah sakit apakahtetangganya mau menerima klien.Data obyektif : Klien mudah marah dan mengamuk bila tidak diturutikeinginannya. Volume pembicaraan klien keras dan cepat, terkadang

pembicaraan kasar. Klien terlihat bingung, gelisah, matanya melotot ketikasedang marah, dan sering mondar- mandir. Klien memiliki emosi dan afeklabil. Kontak mata klien kurang, klien mudah tersinggung dan mudah marahjika ada orang yang teriak- teriak dan tidak menurut. Klien tidak menerimapujian kalau klien cantik.HASIL PENELITIANTahap akhir proses keperawatan adalah evaluasi. Di sini penulis akanmembahas evaluasi yang telah dilakukan terhadap masalah yang dihadapiklien. Dari diagnosa pertama yaitu risiko mencederai diri, orang lain, danlingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.TUK 1 didapat hasil Data subjektif Klien mengatakan nama saya J.rumah Ponorogo. Senang berkenalan. Data objektif: Jawaban singkat,artikulasi kurang jelas, teriak- teriak. Assesment: masalah TUK 1 semua.Planning: lanjut TUK 2 (mengidentifikasi penyebab jengkel atau kesal).TUK 2,3,4,5 didapat hasil Data subjektif: Klien mengatakan marahdan mengamuk karena keinginannya membeli vixion merah tidak diturutisuami. Saat klien marah tanda-tandanya mata melotot, bicara keras dan kasar,tangan mengepal,muka merah, dll. Saat marah klien memecah barang- barangdan terkadang memukul suami. Barang- barang dirumah banyak yang rusakkarena marah- marah. Data objektif: Pembicaraan keras dan kasar, emosilabil, kontak mata kurang. Klien menjawab dengan nada tinggi dan sorot matatajam. Klien tampak kooperatif, kontak dan perhatian bertahan lama, mata

tajam, muka merah. Assesment: masalah TUK 2,3,4,5 semua teratasi.Planning: lanjut TUK 6 (mendiskusikan PK konstruktif).TUK 6 didapat hasil Data subjektif: Klien mengatakan maumempelajari cara baru yang sehat Data objektif: Klien tampak bingung, emosilabil. Assesment: masalah TUK 6 semua teratasi. Planning: lanjutkan TUK 7cara 1 (cara ungkap marah yang pertama yaitu cara fisik: tarik nafas dalam).TUK 7 cara 1 didapat hasil Data subjektif: Klien mengatakan mampumempraktekkan cara 1 kontrol marah dengan cara fisik (tarik nafas dalam )sendiri, klien mengatakan perasaannya lebih tenang setelah melakukn tariknafas dalam. Data objektif. Klien tampak kooperatif, klien dapatmendemostrasikan tarik nafas dalam secara mandiri Assesment: masalah TUK7 cara 1 semua teratasi. Planning: lanjutkan TUK 7 cara 2 (cara verbal).KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulana. Klien dengan masalah perilaku kekerasan memerlukan komunikasiterapeutik yang baik dari perawat agar dapat terbina hubungan salingpercaya dengan klien agar dapat mengetahui segala informasi tentangmasalah yang sedang dihadapi klien guna mencapai evaluasi asuhankeperawatan yang diharapkan.b. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya denganperilaku kekerasan data yang terdapat pada pengkajian tetapi tidak ada padakonsep teori adalah klien tampak bingung dan gelisah.

c. Peran keluarga sangat penting dalam melaksanakan tindakan keperawatanpada klien gangguan jiwa, khususnya klien gangguan jiwa dengan perilakukekerasan.2. Sarana. Bagi perawatDiharapkan perawat rumah sakit jiwa mampu memberikan perawatankepada klien dengan intensif, demi kesembuhan klien. Diharapkan perawatdapat memberikan motivasi kepada klien dalam menjalani pengobatan diRSJ.b. Bagi klien dan keluargaKlien disarankan ketika sedang marah/jengel supaya mempraktekkan carabaru yang sehat yang sudah diajarkan oleh perawat. Keluarga diharapkanberperan aktif dalam kesembuhan klien dan mengetahui kondisi klien agarkondisi psikis klien lebih stabil dan membaik.c. Bagi rumah sakitPenulis membuat karya tulis ilmiah ini supaya dapat digunakan sebagaiacuan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan jiwaperilaku kekerasan serta dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSJDSurakarta.

DAFTAR PUSTAKAAzizah L . 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: GrahaIlmu.Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : NuhaMedikaFitria N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan dan StrategiPelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: SalembaMedika.Hidayati, Eni. 2012. Pengaruh Terapi Kelompok Suportif Terhadap KemampuanMengatasi Perilaku Kekerasan pada Klien Skizofrenia di Rumah SakitJiwa Dr. Amino Gondohutomo Kota Semarang. Diakses tanggal 28 April2013. view/524/573Keliat, B.A, dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.Keliat, B.A dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta : EGC.Keliat, B.A, Akemat, Helena Novy, dan Nurhaeni Heni. 2011. KeperawatanKesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic Course). Jakarta :EGCKusumawati F dan Hartono Y. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :EGC.Nasir A dan Muhith A. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : SalembaMedika.National institute of mental health(NIMH). 2011. The Numbers Count MentalDisorders in America. Di akses tanggal 28 April shtmlNurjannah, Intansari. 2004. Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa :Manajemen, Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik PerawatKlien. Yogyakarta : MocmediaPurilukita. 2012. Perbedaan Pengetahuan Keluarga Tentang Cara MerawatPenderita Sebelum Dan Sesudah Kegiatan Family Gathering PadaHalusinasi Dengan Klien Skizofrenia Diruang Rawat Inap Rumah SakitJiwa Daerah Dr Amino Gondohutomo Semarang. Di akses tanggal 33jtptunimus gdlpurilukita 6608 2 babiRekam Medik Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 2013

Riyadi S dan Purwanto T. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : GrahaIlmu.Widodo, Arif. 2004. Proses Keperawatan dan Terapi Modalitas KeperawatanMental Psikiatri. Surakarta : UMSWorld Health Organisation (WHO). 2009. The Numbers Count Mental ntaldisorders/index.shtmlYosep,Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.Yosep,Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.

gangguan jiwa. Sedangkan setiap tahun di RSJD Surakarta khususnya pasien dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan selalu mengalami peningkatan. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien Ny. J dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

Related Documents:

3. Menerapkan paradogma keperawatan jiwa dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa 4. Menerapkam model konsep keperawatan jiwa dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa.

keperawatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu asuhan keperawatan jiwa. Tujuan : Untuk memahami bagaimana respon klien setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kek

Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa masalah utama Perilaku Kekerasan pada Tn Y dengan diagnosis medis Skizofrenia di ruang Jiwa A Rumkital Dr.Ramelan Surabaya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Melakukan pengkajian dengan asuhan keperawatan jiwa masalah utama Perilaku Kekerasan pada Tn Y dengan diagnosis medis Skizofrenia di ruang Jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Tn. A DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA UNDIFFERENTIATED DI RUANG GELATIK RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Program Studi D3 keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

4. Asuhan keperawatan kedaruratan psikiatrik pada area intensif psikiatri. 5. Asuhan Keperawatan Jiwa Komunitas: Screening kesehatan jiwa masyarakat, Pembentukan dan Pelatihan Kader, Penyuluhan kesehatan jiwa pada masyarakat, askep kelompok sehat dan kelompok dengan masalah psikososial. IV. MATERI YANG HARUS DIKUASAI 1.

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan m edikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas . pada pasien Stroke 3. P enyuluhan dan konseling pada pasein hipertensi 4. Penanga

Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi. Dengan adanya tugas ini di harapkan mahasiswa lain dapat memahami materi Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi dengan baik. Dalam proses pembuatan tugas ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini

Cake Baking . SCQF: level 5 (9 SCQF credit points) Unit code: J1YR 75 . Unit outline The general aim of this Unit is to enable learners to develop the ability to bake cakes and other chosen items safely and hygienically. Learners will demonstrate a range of techniques and processes used in cake production and other baking contexts.