ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DALAM PEMENUHAN .

3y ago
241 Views
88 Downloads
1.40 MB
128 Pages
Last View : 6d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Helen France
Transcription

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DALAMPEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE DI RUANGDELIMA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSISULAWESI TENGGARAKARYA TULIS ILMIAHDiajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan programDiploma III KeperawatanOLEH :MUH. IRFANNIM. P00320015034KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARIJURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI DIIITAHUN 2018

ii

iii

RIWAYAT HIDUPA. IDENTITAS PENULIS1.Nama: MUH. IRFAN2.Tempat / Tanggal Lahir: Cenranae, 3 Maret 19953.Jenis Kelamin: Laki-Laki4.Agama: Islam5.Suku/ Kebangsaan: Bugis/ Indonesia6.Alamat: Jl. Wayong Poros P2ID7.No. Telpon: 0853-9535-8237B. PENDIDIKAN1.SD: SDN 154 Akkajeng Tamat Tahun 20082.SMP: SMP Negeri 1 Sajoangin Tamat 20113.SMA: SMA Negeri 1 Penrang Tamat 20144.Diploma: Sejak 2015 berkuliah di Poltekkes Kendariiv

HALAMAN MOTTOJangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa dipetik kelakketika sukses.Tidak ada hal yang sia-sia dalam belajar karena ilmu akan bermanfaat padawaktunya.Kegagalan dan kesalahan mengajari kita untuk mengambil pelajaran dan menjadilebih baik.Jadilah orang yang rajin sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewatkankesempatan emas.Orang yang belajar dari kesalahan dalah orang yang berani sukses.v

ABSTRAKMUH. IRFAN. NIM. P00320015034 ”Asuhan Keperawatan Pada PasienSkizofrenia Dalam Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Di Ruang DelimaRumah Sakit Jiwa Sulawesi Tenggara Tahun 2018”. Pembimbing I : Abd. Syukur,S.Kep, Ns, MM dan Pembimbing II : Anita Rosanty, SST, M.Kes. Skizofreniamerupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan membebani masyarakatsepanjang hidup penderita, dikarakterisasikan dengan disorganisasi pikiran,perasaan dan mengalami masalah dalam pemenuhan kebutuhan personalhygiene. Pemenuhan kebutuhan personal hygiene merupakan suatu kondisipada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melengkapiaktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berhias, makan danBAK/BAB (toileting). Tujuan studi kasus ini adalah peneliti mampu melakukanasuhan keperawatan pasien skizofrenia dalam pemenuhan kebutuhan personalhygiene. Desain penelitian ini studi kasus, jumlah responden yaitu pasienskizofrenia yang mengalami masalah dalam pemenuhan kebutuhan personalhygiene. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasidan dokumentasi, dengan menggunakan format asuhan keperawatan jiwa. Hasilpengkajian yang didapatkan dari pasien skizofrenia masalah keperawatan yangmuncul adalah defisit perawatan diri. Intervensi yang dilakukan selama 4 hariperawatan kepada kedua klien yaitu sama, mememberikan pendidikan kesehatantentang pentingnya merawat kebersihan diri, menjelaskan cara-cara menjagakebersihan diri, melatih cara menjaga kebersihan diri, dan membimbingmemasukkan jadwal kedalam kegiatan harian. Hasil evaluasi pada pasienskizofrenia yang didapatkan masalah defisit perawatan diri sebagian besar teratasidengan bantuan perawat. Pada klien gangguan jiwa dengan masalah defisitperawatan diri hendaknya sering berlatih untuk meningkatkan perawatan diri danmelakukan perawatan kebersihan diri secara mandiri dan teratur.Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene,Skizofreniavi

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat KaruniaNya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepatpada waktunya yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikanpendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari, dengan Judul : “AsuhanKeperawatan Pada Pasien Skizofrenia Dalam Pemenuhan KebutuhanPersonal Hygiene di Ruang Delima Rumah Sakit Jiwa Sulawesi TenggaraTahun 2018”Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telahmembantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, secara khusus penulisucapakan terima kasih kepada Abd. Syukur, S.Kep, Ns, MM selaku pembimbingI dan Anita Rosanty, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikanpengarahan dan bimbingan kepada penulis.Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada yangterhormat :1.Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.2.Indriono Hadi, S.Kep, Ns. M.Kes, selaku Ketua Jurusan KeperawatanPoltekkes Kemenkes Kendari.3.Hj. Nurjannah, B.Sc, S.Pd, M.Kes, Dali, SKM, M.Kes dan Asminarsih Z.P,M.Kep, Sp. Kom, selaku penguji I, II dan III yang telah meluangkanwaktunya untuk memberikan ujian kepada penulis demi penyempurnaanStudi Kasus ini.4.Seluruh dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari JurusanKeperawatan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmuvii

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di PoltekkesKemenkes Kendari.5.Dr. Ir. Sukanto Toding, MSP, MA, selaku Kepala Badan Penelitian danPengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.6.Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara.7.Teristimewa kepada ayahanda dan ibunda tersayang yang telah mengasuh,membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang, serta memberikandorongan moril, material dan spiritual, serta saudara-saudaraku, terimakasihatas pengertiannya selama ini.8.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari JurusanKeperawatan angkatan 2015.Penulis menyadari bahwa Hasil Studi Kasus ini masih jauh darikesempurnaan, baik isi, bahasa, maupun materi. Oleh karena itu, dengan segalakerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telahmemberikan sumbangan kepada penulis, semoga Hasil Studi Kasus ini dapatbermanfaat kepada kita semua. AmienKendari,Agustus 2018Penulisviii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .HALAMAN PENGESAHAN .SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .RIWAYAT HIDUP .HALAMAN MOTTO .ABSTRAK .KATA PENGANTAR .DAFTAR ISI .DAFTAR LAMPIRAN .BAB IiiiiiiivvviviiixxiPENDAHULUANA. Latar Belakang .B. Rumusan Masalah .C. Tujuan Studi Kasus .D. Manfaat Studi Kasus .1678BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan PersonalHygiene. . 8B. Konsep Dasar Tentang Skizofrenia . 30C. Konsep Dasar Tentang Personal Hygiene . 42BAB IIIMETODE STUDI KASUSA. Rancangan Studi Kasus .B. Subjek Studi Kasus .C. Fokus Studi Kasus .D. Definisi Operasional Studi Kasus .E. Lokasi dan Waktu Studi Kasus .F. Metode Pengumpulan Data .G. Instrumen Studi Kasus .H. Analisa Data dan Penyajian Data .I. Etika Studi Kasus .525253535454555656BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASANA. Gambaran Lokasi Penelitian . 58B. Hasil Studi Kasus . 61C. Pembahasan . 73ix

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan . 81B. Hasil Studi Kasus . 82DAFTAR PUSTAKALAMPIRANx

DAFTAR LAMPIRANLampiran1Jadwal Penelitian2Lembar Permohonan Menjadi Responden3Surat Pernyataan Menjadi Rsponden4Format Asuhan Keperawatan “Personal Hygiene”5Satuan Acara Penyuluhan6Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Poltekkes Kendari7Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Rumah Sakit Jiwa ProvinsiSulawesi Tenggara8Surat Keterangan Bebas Administrasi9Surat Keterangan Bebas Pustaka10Surat Usulan Ijin Penelitian dari Jurusan11Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kendari12Surat Izin Penelitian dari Badan LITBANG Provinsi SulawesiTenggara13Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi SulawesiTenggara14Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian15Dokumentasi Penelitianxi

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMenurut UU Nomor 18 pasal 1 & 3 Tahun 2014, Kesehatan Jiwaadalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,mental, spiritual,dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuandiri sendiri, dapat mengatasi tekanan, bekerja secara produktif serta mampumemberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU Kesehatan Jiwa, 2014).Apabila seseorang/ individu tersebut mengalami kesehatan jiwa baik fisik,mental, spiritual, tapi tidak dapat mengendalikan stres dan tidak inginbersosialisasi dengan orang lain maka individu tersebut mengalami gangguanjiwa.Data World Health Organization (WHO) menunjukkan, terdapat sekitar35 juta orang mengalami depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orangmenderita skizofrenia, serta 47,5 juta orang terkena dimensia. Karenaberbagai faktor biologis, psikologis, sosial dan keanekaragaman penduduk,maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah serta memberikan dampakpada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untukjangka panjang (Kemenkes RI, 2016).Prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia dengan gangguan jiwatertinggi di Indonesia terdapat di DI Yogyakarta dan Aceh (masing-masing2,7%), sedangkan yang terendah di Kalimantan Barat (0,7%). Prevalensigangguan jiwa berat nasional sebesar 1,7 jiwa per mil. Sedangkan di ProvinsiSulawesi Tenggara prevalensi gangguan jiwa berat dalam persentase sekitar1

1,9%, dibawah DI Yogyakarta dan Aceh yang mengalami gangguan jiwaberat paling tinggi (Riskesdas, 2013).Berdasarkan data dari Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas KesehatanProvinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 diperoleh kunjungan gangguan jiwarawat jalan laki-laki dan perempuan sebanyak 24.548 orang, kunjungan rawatinap laki-laki dan perempuan sebanyak 2.112 orang (Profil KesehatanProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016).Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir, kehendak, emosidan tindakan, di mana individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan oranglain dan lingkungan (Marshaly, 2013). Gangguan jiwa terbagi kedalam duajenis yaitu gangguan jiwa ringan dan gangguan jiwa berat. Skizofreniamerupakan gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanyamengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Kondisiyang biasanya berlangsung lama ini sering diartikan sebagai gangguan mentalmengingat sulitnya penderita membedakan antara kenyataan dengan pikiransendiri. Hal ini ditandai dengan disorganisasi pikiran, perasaan dan perilakupersonal hygiene (Khaeriyah, 2013).Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaankebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan dirisesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Pasien dengan gangguanjiwa cenderung mengalami penurunan personal hygiene. Hal ini dikarenakankurangnya respon yang dimiliki terutama dalam perawatan kebersihan diri(defisit personal hygiene) (Rani Meisaroh, 2015)2

Pasien dengan gangguan jiwa seringkali tidak memperhatikan polakebersihan diri yang dimiliki. Hal ini dikarenakan menurunnya beberapafungsi otak yang dimiliki oleh pasien jiwa tersebut. Adanya penurunan fungsiotak yang dimiliki berdampak kepada kurangnya motivasi pasien dengangangguan jiwa untuk melaksanakan personal hygiene secara mandiri dan padaakhirnya akan berakibat kepada rendahnya personal hygiene yang dimilikipada diri masing-masing pasien dengan gangguan jiwa (Rani Meisaroh, 2015)Tanda dan gejala pada pasien yang personal hygiene kurang biasanyatampak seperti rambut kotor, gigi kotor, badan berdaki dan bau, kuku panjangdan kotor, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidaksesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidakberdandan, tidak ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makanberceceran dan tidak pada tempatnya, buang air besar atau buang air keciltidak pada tempatnya dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah buangair besar atau buang air kecil (Keliat dan Akemat, 2014)Dampak apabila pemenuhan kebutuhan personal hygine tidak ditangani,maka akan berakibat buruk baik bagi dirinya sendiri, orang lain sertalingkungan sekitarnya. Dampak fisik bagi dirinya sediri yaitu banyaknyagangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanyakebersihan diri dengan baik seperti gangguan integritas kulit, gangguanmembran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisikpada kuku. Sedangkan untuk dampak psikososial yaitu gangguan kebutuhanrasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,aktualisasi dan gangguan interaksi sosial (Dermawan, 2013). Sedangkan3

dampak bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya adalah terganggunyakenyamanan dan ketentraman masyarakat. Kebutuhan perawatan diri padapasien skizofrenia lebih besar dari kemampuannya melakukan aktifitasperawatan diri. Hal ini terjadi karena klien menderita gejala yang disebabkanpenyakit skizofrenia yaitu gangguan pada fungsi kognitif, afektif, danperilaku (Herni Susanti, 2010).Pasien gangguan jiwa memerlukan suatu bimbingan atau dukungan darikeluarga dan orang lain. Agar pasien gangguan jiwa dapat merawat dirisecara mandiri dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah.Penurunan ADL ( Activty of Daily Living) pada pasien jiwa di sebabkan olehadanya ganggguan mental pada pasien dan kurangnya pendidikan kesehatan/penyuluhan mengenai perawatan diri pada pasien gangguan jiwa (HestiWulandari, 2016)Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dalampemenuhan kebutuhan personal hygiene di rumah sakit jiwa yaitu melakukanpenerapan asuhan keperawatan berupa penerapan strategi pelaksanaan dalampemenuhan kebutuhan personal hygiene. Strategi pelaksanaan pada pasienskizofrenia yaitu dengan melatih pasien cara perawatan kebersihan diri/mandi, melatih pasien berdandan atau berhias, melatih pasien makan danminum secara mandiri dan mengajarkan pasien melakukan buang air besardan buang air kecil secara mandiri (Fitria, 2012). Untuk mengoptimalkankemampuan pasien dalam perawatan diri, maka petugas memberikan rewardatau reinforcement kepada pasien berupa pujian yang dapat memotivasipasien untuk melakukan kebersihan diri.4

Data dari Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Jiwa Provinsi SulawesiTenggara pada tahun 2017, pasien dengan gangguan jiwa sebanyak 11.329jiwa dengan pasien rawat inap sebanyak 1.054 jiwa dengan skizofreniasebanyak 800 jiwa, sedangkan pasien rawat jalan sebanyak 10.275 jiwadengan skizofrenia sebanyak 3.498 jiwa. Data penderita gangguan jiwadengan masalah pemenuhan kebutuhan personal hygiene periode JanuariMaret tahun 2018 terbanyak di Ruang Delima didapatkan dari 20 orangpasien skizofrenia, 12 orang diantaranya mengalami masalah dalampemenuhan kebutuhan personal hygiene (RSJ Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2018).Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan rumah sakittipe B Pendidikan yang ada di Kota Kendari dan merupakan satu-satunyaRumah Sakit Jiwa yang ada di Sulawesi Tenggara. Menurut studipendahuluan peneliti di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara padatanggal 12 Maret 2018 ditemukan sekitar 6 dari 10 (60%) pasien denganmasalah dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene. Hasil wawancaradengan salah satu petugas didapatkan sekitar 65% pasien yang dirawat diRumah Sakit Jiwa Sulawesi Tenggara mengalami masalah dalam pemenuhankebutuhan personal hygiene. Masalah yang biasanya timbul pada pasien diruangan tersebut yaitu badan klien bau, pakaian yang tidak rapi, makanberceceran, dan kadang buang air besar dan buang air kecil tidak padatempatnya seperti di tempat tidur.Berdasarkan studi pendahuluan dari 12 orang pasien dilakukanobservasi kepada 6 orang pasien (50%) didapatkan gejala seperti, pakaian5

yang tidak rapi, makan berceceran dan rambut acak-acakan. Penerapanstrategi pelaksanaan komunikasi kebersihan diri pada klien sudah diterapkandi ruangan. Strategi pelaksanaan komunikasi ini dilaksanakan oleh perawatpelaksana dan mahasiswa/mahasiswi yang sedang menjalani praktik klinik diruangan. Tetapi kesenjangan yang ditemukan adalah belum efektifnyapelaksanaan Strategi Pelaksanaan komunikasi ini karena perawat pelaksanabelum melakukan secara berkesinambungan serta kurang maksimalnyapengevaluasian yang dilakukan pada klien setelah diberikan intervensimelalui strategi pelaksanaan komunikasi.Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penelititertarik mengangkat kasus tentang “Asuhan Keperawatan Pada PasienSkizofrenia Dalam Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di RuangDelima Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018”.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah di uraikan oleh peneliti diatas,maka perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana asuhankeperawatan pada pasien skizofrenia dalam pemenuhan kebutuhan personalhygiene di Ruang Delima Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggaratahun 2018 ?6

C. Tujuan Studi Kasus1.Tujuan UmumMengetahui penerapan asuhan keperawatan pada pasien skizofreniadalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene di Ruang Delima RumahSakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018.2.Tujuan Khususa.Mampu mengidentifikasi pengkajian keperawatan pasien skizofreniadalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene di Ruang DelimaRumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018.b.Mampu mengidentifikasi diagnosa keperawatan pasien skizofreniadalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene di Ruang DelimaRumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018.c.Mampu mengidentifikasi rencana keperawatan pasien dengan pasienskizofrenia dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene di RuangDelima Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018.d.Mampu mengidentifikasitindakan keperawatan pada pasienskizofrenia dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene di RuangDelima Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018.e.Mampu mengidentifikasi evaluasi pada pasien skizofrenia dalampemenuhan kebutuhan personal hygiene di Ruang Delima RumahSakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018.7

D. Manfaat Studi Kasus1.Bagi Rumah SakitMasukan dan informasi bagi pelayanan keperawatan Rumah SakitJiwa dalam mengambil kebijakan asuhan keperawatan, khususnya padapasien skizofrenia dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene.2.Bagi Institusi PendidikanMeningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan mahasiswadalam melakukan penulisan studi kasus, dan mampu memenuhi standarkompetensi khususnya mahasiswa DIII Keperawatan KementerianKesehatan Kendari

penyuluhan mengenai perawatan diri pada pasien gangguan jiwa (Hesti Wulandari, 2016) Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene di rumah sakit jiwa yaitu melakukan penerapan asuhan keperawatan berupa penerapan strategi pelaksanaan dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene. Strategi pelaksanaan .

Related Documents:

kali 1 sesi dilakukan pada pasien resiko perilaku kekerasan dengan tujuan untuk mengontrol marah pasien. Pengkajian Keperawatan, pengkajian keperawatan yang dilakukan pada selasa, 18 Februari 2020 didapatkan hasil identitas pasien merupakan seorang perempuan bernama Ny. S pasien dengan resiko perilaku kekerasan. Alasan pasien

keperawatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu asuhan keperawatan jiwa. Tujuan : Untuk memahami bagaimana respon klien setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kek

asuhan keperawatan pada pasien karsinoma mamae . 2. Institusi Pendidikan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada pasien dengan karsinoma mamae 3. Masyarakat (keluarga/pasien) Di

Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa masalah utama Perilaku Kekerasan pada Tn Y dengan diagnosis medis Skizofrenia di ruang Jiwa A Rumkital Dr.Ramelan Surabaya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Melakukan pengkajian dengan asuhan keperawatan jiwa masalah utama Perilaku Kekerasan pada Tn Y dengan diagnosis medis Skizofrenia di ruang Jiwa

Menganalisa asuhan keperawatan pada pasien Ny. M.G dengan Diagnosa Medis CHF (congestive hearth failure) 1.4. Manfaat Studi Kasus 1.4.1. Manfaat teoritis Memperoleh pengalaman dan pengetahuan serta dapat menerapkan Asuhan Keperawatan yang didapatkan dari akademik sebagai upaya dalam penanganan pada pasien dengan CHF(Congestive Hearth Failure).

dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru. 1.4.2 Secara Praktis a. Bagi Puskesmas Dapat sebagai masukan untuk menyusun kebijakan atau pedoman pelaksanaan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru sehingga penatalaksanaan dini bisa dilakukan dan dapat menghasilkan keluaran

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan m edikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas . pada pasien Stroke 3. P enyuluhan dan konseling pada pasein hipertensi 4. Penanga

NOT A performance standard . ISO 14001 - 2004 4.2 Environmental Policy 4.6 Management Review 4.5 Checking 4.5.1 Monitoring and Measurement 4.5.2 Evaluation of Compliance 4.5.3 Nonconformity, Corrective Action and Preventive Action 4.5.4 Control of Records 4.5.5 Internal Audits 4.3 Planning 4.3.1 Environmental Aspects 4.3.2 Legal/Other Requirements 4.3.3 Objectives, Targets and Programs 4 .