BAB I TASAWUF MODERN DALAM PEMIKIRAN NASARUDDIN UMAR A .

3y ago
107 Views
3 Downloads
630.83 KB
18 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Aarya Seiber
Transcription

1BAB ITASAWUF MODERN DALAM PEMIKIRANNASARUDDIN UMARA. Latar Belakang MasalahIbnu Khaldun berkata, “Tasawuf itu adalah semacam ilmu syari‟ah yangtimbul kemudian di dalam agama. Asalnya ialah bertekun beribadah danmemutuskan pertalian dengan segala selain Allah,”.Tasawuf pada zaman dahulu sangat terasa di kalangan masyarakat, peranTasawuf sangat membawa dampak yang sangat positif. Rasa persatuan yangsungguh erat, jiwa gotong royong yang sungguh terasa. Berbeda dengan zamanmodern ini, dimana mulai lunturnya beberapa konsep kehidupan yang salingmengasihi dan mencintai sesama umat manusia atau bahkan sesama muslim.Terjadi di dewasa ini, bahwa umat manusia atau umat muslim telah hilang dayanalar kehidupan yang cinta damai dan saling mengasihi dan munculnya rasasaling membenci satu sama lain.Tahannuts yang dilakukan Muhammad Rasulullah di dalam Gua Hira‟merupakan cahaya pertama dan utama bagi Tasawuf atau itulah benih pertamabagi kehidupan rohaniyah yang disebut ilham atau renungan rohaniyah.1 ArtiTasawuf dari akar katanya sendiri memiliki berbagai macam pemaknaan, dalammengajukan teori tentang pengertian Tasawuf, baik secara etimologi maupunterminology. Pengertian Tasawuf terdiri atas beberapa macam pengertian di mulaidari term Tasawuf yang di konotasikan dengan “ahlu suffah” yang berarti1Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, Pengantar Ilmu Tasawuf, (Medan: Proyek Binpertais,1982), hlm. 44.

sekelompok orang pada masa Rasulullah yang dihidupnya diisi dengan banyakberdiam di serambi-serambi masjid. Berikutnya Tasawuf di konotasikan “Shafa”yang berarti suci/ bersih, “shaf” yang di nisbahkan kepada orang-orang yangketika sholat selalu berada di paling depan, “saufi”2 yang berarti Hikmah,“Shaufanah” yang berarti buahan-buahan kecil yang berbulu-bulu hal ini dinisbatkan karena para sufi zaman dahulu sering memakai pakaian yang kasar danberbulu dan yang terakhir ada juga yang mengatakan Tasawuf berasal dari kata“shuf” yang berarti bulu domba atau wol karena zaman dahulu para sufi jugasering memakai pakaian yang berbulu domba.3Tasawuf adalah salah satu filsafat Islam, yang maksud awalnya hendakzuhud dari dunia yang fana. Tetapi lantaran banyaknya bercampur gaul dengannegeri dan bangsa lain, banyak sedikitnya masuk jugalah pengkajian agama daribangsa lain itu kedalamnya. Karenanya Tasawuf bukanlah agama, melainkansuatu ikhtiar yang setengahnya sehingga dengan tidak sadar telah tergelincir dariagama, atau rasa enaknya pengajaran agama lain dan terikat tanpa terasa.4Tasawuf sendiri menurut pandangan Ibn Arabi‟ adalah berarti prosesmengaktualkan potensi akhlak Allah yang ada di dalam diri kita, danmenjadikannya akhlak kita “al-takhalluq bi akhlak Allah”.5Mengenai itu dahulu memang Tasawuf sangat di gandrungi meskidahulunya term Tasawuf belum di kenal dan baru di kenal di masa pascaKhulafaur Rasyidin. Dengan demikian, melihat fakta bahwa Tasawuf belum di2Kata Tasawuf yang menisbahkan dengan bahasa Grik atau YunaniM. Solihin & Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 11-12.4Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta: Republika, 2015), hlm. 1.5Abdul Kadir Riyadi, Antropologi Tasawuf, (Jakarta: Pustaka LP3S, 2014), hlm. 5.32

kenal di zaman nabi dan Khulafaur Rasyidin maka dapat di maknai inti dari ajaranTasawuf bukan pada nama tapi lebih kepada esensi dan substansi di dalamnyamaka Tasawuf itu ada. Inti sebenarnya Tasawuf itu ada pada term tazkiyatun nafs(Pembersihan Jiwa).Dengan pembersihan jiwa yang mencakup seluruh aspek batiniah ini makaajaran Tasawuf tidak tersekat dengan waktu yang ditentukan yaitu tidakterdikotomikan bahwa Tasawuf hanya berada dan berlaku pada zaman itu akantetapi melihat kebutuhan dan tantangan zaman sekarang yang semakin kompleksdengan tantangan kapitalisme global yang meradang. Serta Tasawuf yang selalumenjadi bagian dari kehidupan manusia, jika di ibaratkan Tasawuf bagaikan airyang mengalir di sendi-sendi kehidupan maka dari itu tidak pernah berhentimengalir.6Dewasa ini, sedikit banyaknya hal yang berubah mulai dari sikap ataupuncara berpikir seseorang yang di sebabkan tidak lain adalah perkembangan zamanitu sendiri. Masyarakat yang tergolong masuk kedalam masyarakat modernataupun tergolong berada pada zaman modern saat ini memiliki beberapakarekteristik diantaranya; 1) Bersifat rasional, yakni lebih mengutamakanpendapat akal pikiran, daripada pendapat emosi secara sederhana mereka yangtergolong dalam masyaraakat modern ini lebih dalam melakukan pekerjaan selalumempertimbangkan untung dan ruginya secara logika. 2) Berpikir untuk masadepan yang lebih jauh terutama dilihat dampak sosialnya secara lebih jauh. 3)6Muhammad Taqi Ja‟fari, Tasawuf Positif (Sebuah Pengantar), (Jakarta: Nur Al-Huda, 2005),hlm. 13.3

Menghargai Waktu. 4) Bersikap Terbuka, mau menerima saran dsb,. 5) BerpikirObjektif, yakni melihat segala sesuatu dari fungsi dan kegunaan bagi masyarakat. 7Dengan melihat karekteristik di atas maka perkembangan di berbagaiaspek kehidupanpun tidak bisa terelakkan mulai dari aspek teknologi, social,budaya, ekonomi dan banyak lainnya membuat masyarakat modern ini menjadimasyarakat yang mekanistik, dalam artian hidup seakan-akan terukur dengansystem yang telah ditentukan suatu perusahaan atau instansi tertentumengakibatkan ada suatu aspek kehidupan yang terlupakan, padahal dalamkehidupan ini ada hal yang dapat menjadikan hidup lebih bermakna.Upaya-upaya yang dilakukan bagi manusia yang rindu akan siramanbatiniah dan muak dengan hiruk pikuk permasalahan dunia yang kompleksmencari dan menginginkan pengembalian orientasi hidup dari model hedonis kemodel sufistik. Kenyataan ini tidak mudah dilakukan ditengah-tengah hegemoniyang ada dan berkembangnya kapitalisme global.8Hal diatas merupakan fakta bahwa umat manusia sekarang lebihmenonjolkan sikap emosionalnya daripada sifat dan sikap saling mengasihinyajika melihat seperti yang di ulas di pembahasan sebelumnya Tasawuf bisa menjadisuatu alat pemersatu umat maka dari itu Tasawuf kembali bisa menjadi satualternative yang bisa di ambil oleh umat di zaman sekarang sekarang.Butuhnya inovasi baru dalam mengemas konsep Tasawuf untuk menjadirelevan dengan kehidupan yang serba mungkin dengan seabrek kesibukan dan78Deliar Noer, Pembangunan Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 1987), hlm. 24.Muhammad Zairul Haq, Tasawuf Pandawa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. xiii.4

kebutuhan dan harapan maka dari itu sangat pentingnya adanya konsep yangbernama neo Tasawuf atau yang bernama Tasawuf Modern.Perbincangan mengenai Tasawuf Modern masih hangat sampai sekarang.Apakah Tasawuf Modern lebih kepada konsep baru atau Tasawuf Modern adalahTasawuf yang di implementasikan di abad modern saat ini tanpa mengurangi ataumenambahkan konsep yang sudah ada tapi lebih kepada pembaruan sesuai kondisidan zaman. Hal ini di tambah lagi banyaknya tokoh-tokoh yang seringberpandangan Tasawuf atau mengkaji Tasawuf di abad Modern ini sepertiNasaruddin Umar dan Buya Hamka, beliau para pengkaji Tasawuf yang telahmemiliki hasil pemikiran dan implementasi hasil konsepsi dari pikiran beliauyaitu Tasawuf Modern ini.Pada Penelitian kali ini sesuai dengan judul di atas peneliti mengambilNasaruddin Umar sebagai tokoh yang di bedah pemikirannya tentang TasawufModern, karena peneliti merasa bahwa beliaulah yang cocok untuk di teliti padapenelitian kali ini di samping karena di buktikan dengan sebuah karya yaitubukunya Tasawuf Modern juga hanya ada dua tokoh yang sempat menelurkankarya tentang Tasawuf Modern yaitu Haji Abdullah Muhammad Karim Amrullahatau Buya Hamka dan Nasaruddin Umar serta Nasaruddin Umar masih bisa diwawancarai secara langsung oleh peneliti secara face to face karena tokohnyamasih hidup sesuai sumber data primer yang di jelaskan peneliti nanti di bawa.Nasaruddin Umar sebagai tokoh yang membicarakan masalah Tasawufjuga dengan latar belakang bahwa beliau sebagai visiting student di berbagaikampus barat diantaranya McGill University Canada, Visiting Student di Leiden5

University dan mengikuti Sean Wich di Paris University serta pernah melakukanstudi kepustakaan di negara-negara Eropa akan tetapi untuk melihat pandangantentang dunia Tasawufnya sangatlah luas meski dalam hal ini sering menjadipemagang di kampus-kampus barat.Hal ini, di tunjukkan dengan pengantar salah satu jamaahnya di MasjidSunda Kelapa, Masjid yang menjadi tempat rutinitas beliau membawakanpengajian Tasawuf, bahwa “Bapak Nasaruddin ini banyak belajar di negaranegara Barat, tapi justru jiwanya sufi serta apakah dalam situasi hiruk-pikukseperti ini, betulkah sufi atau sufisme (Tasawuf) dalam pengertian ini akan bisaeksis dalam kehidupan kita.”9Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakanpenetian dengan Judul “Konsep Tasawuf Modern dalam PemikiranNasaruddin Umar”.B. Rumusan Masalah1. Bagaimana konsep Tasawuf Modern menurut Nasaruddin Umar?2. Bagaimana implikasi Tasawuf perspektif Nasaruddin Umar di era modernini?C. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka peniliti memiliki tujuanpenelitian sebagai berikut:1. Untuk mengetahui konsep Tasawuf Modern menurut Nasaruddin Umar?9Nasaruddin Umar, Pengajian Tasawuf (Ihya Ulum Al-Din), (Jakarta: Masjid Agung SundaKelapa, 2004), hlm. 5.6

2. Untuk mengatahui implikasi Tasawuf perspektif Nasaruddin Umar di eraModern?D. Manfaat PenelitianAdapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Menjadi salah satu bahan acuan penelitian di bidang Tasawuf di eraModern.2. Menjadi salah satu bahan kajian untuk penulisan ilmiah berkenaan denganTasawuf Modern.E. Kerangka PemikiranTasawuf adalah bagian dari ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia(sebagaimana Islam juga diturunkan dalam rangka membina akhlak umatmanusia) di atas bumi ini agar, tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hiduplahir dan batin, dunia dan akhirat serta karena membina akhlak manusia maka dariitu, tidak tersekat dengan perkembangan zaman yang ada akan tetapi Tasawufselalu hadir di setiap zaman yang ada. Oleh karena itu, siapapun bolehmenyandang predikat mutasawwif sepanjang berbudi pekerti tinggi.10Tasawuf di identikkan dengan sikap dan sifat Zuhud11 dan zuhud inidisebutkan sekali dalam salah satu ayat Qur‟an surat Yusuf. Akan tetapi ada suatuisu bahwa salah satu sebab kemunduran Islam ini yaitu dengan adanya ajaranTasawuf ialah zuhud. Maka dari itu zuhud hanya di identikkan oleh sebagian10H.M. Amin Syukur & H. Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf (Semarang: Pustaka Pelajar,2012), hlm. 16.11Tidak menomorsatukan dunia/ arti secara bahasa dan istilahnya meninggalkan dunia/menyendiri7

orang hanya dapat membentuk kasalehan pribadi. Kesan seperti ini hanya melihatsubstansi ajaran semata tanpa melihat konteks ajaran tersebut dilaksanakan12Tasawuf yang pada pembahasan sebelumnya juga di katakan adalah salahsatu filsafat Islam, yang maksud awalnya hendak zuhud dari dunia yang fana.Tetapi lantaran banyakanya bercampur gaul dengan negeri dan bangsa lain,banyak sedikitnya masuk jugalah pengkajian agama dari bangsa lain itu kedalamnya. Kembali lagi, bahwa Tasawuf kepada sebagian orang hanya diindetikkan kepada substansi tanpa melihat konteks ajaran zuhud tadi. Misal,zuhud tadi berkembang di zaman Bani Umayyah yang dzalim serta hidup yangberfoya-foya sementara rakyatnya yang menderita. Latar belakang sejarah sepertiitu perlu dipelajari.Sebenarnya inti dari Tasawuf juga adalah adalah membuat kita merasadekat dengan Tuhan13. Hal ini senada dengan kutipan beliau pada saat pengajianrutin tentang Tasawuf di Masjid Agung Sunda Kelapa bahwa “pada dasarnya,Tasawuf adalah upaya untuk mendekatkan diri kita sedekat-dekatnya kepadaAllah SWT. Upaya mendekatkan diri ini tidak hanya dengan ruku' atau sujuddalam gerakan-gerakan shalat, tetapi juga memerlukan rasa hati yang sangatmendalam sehingga merasakan kehadiran Allah SWT.14Dengan demikian, dalam berTasawuf diperlukan pendekatan khusus akanmaknaAmin Syukur, Tasawuf Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. Postliminary.13Nasaruddin Umar, Tasawuf Modern (Jalan Mengenal Dan Mendekatkan Diri Kepada AllahSWT, (Jakarta: Republika, 2014), hlm. Xi.14Nasaruddin Umar, Pengajian Tasawuf (Ihya Ulum Al-Din), (Jakarta: Masjid Agung SundaKelapa, 2004), hlm. 6.8

Tasawuf/spiritualitas misalnya dengan dua kalimat syahadat dan istigfar yangamat mendalam sebagai langkah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, ituadalah salah satu dari upaya untuk memahami pengertian Tasawuf.Menyambung dengan konsep menurut beliau tentang Tasawuf itu bahwaorang yang berTasawuf disebut mutasawwif dan orang yang ingin senantiasadekat sedekat-dekatnya dengan Allah bernama Salikin. Menurut beliau jalan hidupSalikin sesungguhnya tidak lain adalah pilihan jalan hidup untuk senantiasa dekatserta hidupnya sepenuhnya diserahkan kepada Allah SWT. Apa pun wujudkeseharian aktivitas dan perbuatannya, semuanya tertuju untuk menggapai ridhaNya. Tidak gampang menjalani kehidupan suluk (salik). Seorang calon salikterlebih dahulu harus membulatkan tekad untuk “mewakafkan” hidupnya untuksuluk. Kedengarannya menakutkan menajalani kehidupan suluk. Akan tetapi, jikaseseorang mencoba menjalani pilihan, hidup ini ternyata bisa dan bahkanmengasyikkan.Namun demikian, kegiatan Tasawuf jangan dibayangkan terlalu susah.Semua bentuk upaya yang dilakukan untuk menjalin hubungan yang sangatintensif dengan Pencipta berarti kita melakukan kegiatan Tasawuf karena faktanyamenjadi praktisi suluk tidak mesti harus meninggalkan kehidupan dunia dengansegala lika-likunya. Tidak sedikit orang berhasil menjalani kehidupan suluk, tetapiia berhasil sebagai pebisnis, pejabat, seniman, serta aktivitas kehidupan duniawilainnya.1515Nasaruddin Umar, Pengajian Tasawuf (Ihya Ulum Al-Din) ., hlm. 7.9

Dewasa ini ajaran Tasawuf yang lebih mementingkan akhlak, kesatuancinta kasih dsb., yang dahulunya sempat terpinggirkan, kini Tasawuf menjadipilihan. Masjid, majelis taklim, dan perkantoran sering menyelenggarakan kajianyang bertemakan Tasawuf atau akhlak ini sehingga bisa di katakan Tasawuf telahmenjadi tren di masyarakat modern. Hal ini adalah suatu antitesa di mana hirukpikuk dunia modern sekarang ini begitu penuh tantangan dan rintangan. Bila takhati-hati dalam menghadapinya, maka bukan tak mungkin seseorang akanterjerumus pada jurang kenistaan dan kesesatan.Hal itu yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat urban atau perkotaansekarang dengan seambrek permasalahan yang sedang terjadi sekarang ini upayauntuk menghadapi tantangan dan rintangan tersebut juga semakin gentardilakukan. Dengan melihat bahwa di perkantoran-perkantoran sekarang semakinsemaraknya digelar pengajian dan majelis taklim. Baik taklim tentang motivasi,tausiyah, ilmu fikih tapi juga hakikat kehidupan yang kesemuanya itu memilikikesinambungan atau sesungguhnya hal itu adalah wajah dari dunia Tasawuf itusendiri.Maka dari itu dengan melihat realitas yang ada harus ada rekontruksisecara sistematis pola pembelajaran maupun konsep Tasawuf yang di tawarkanserta yang di berikan baik dari sisi ajaran maupun sisi konsepnya harus memilikipembaharuan yang bersifat progresif karena ajaran dan konsep akan berubahseiring dengan perkembangan zaman dan kondisi yang ada.Salah satu tokoh bangsa yang sering membicarakan masalah Tasawufadalah Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta sekaligus mantan Wakil Menteri10

Agama yaitu Nasaruddin Umar beliau acap kali membicarakan masalah Tasawufdalam berbagai sendi kehidupan kepada jamaah masjid-nya bahkan seringmenghadiri undangan-undangan untuk membawakan pengajian tentang Tasawufatau kearifan kehidupan.F. Tinjauan PustakaUntuk menyatakan keaslian penelitian ini, maka perlu adanya tinjauanpustaka dari penelitian terdahulu dan menunjukkan originalitas penelitian sertamemberi batasan apa yang diteliti oleh peneliti. Guna membedakan danmembatasi penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan olehorang lain. Adapun penelitian yang pernah peneliti jumpai diantaranya adalah :Skripsi Mas‟ut Ulum pada tahun 2007 dengan judul “Urgensi TasawufDalam Kehidupan Modern (Telaah pemikiran Tasawuf Hamka)” Penelitian inimerupakan upaya untuk mengetahui pengaruh Pemikiran Tasawuf Hamkaterhadap kehidupan masyarakat modern yang di dalam isinya tidak jauh daripenejelasan Tasawuf secara mendalam dan menyentuh tema yang dikomprehensifkan dengan kehidupan modern saat ini.Skripsi Rini Setiani pada tahun 2011 dengan judul “Nilai-Nilai PendidikanIslam Dalam Buku Tasawuf Modern Hamka” Penelitian ini merupakan upayauntuk mengetahui nilai-nilai atau kandungan yang bersifat pendidikan yang ada didalam salah satu karya Buya Hamka yang terkenal yaitu Tasawuf Modern sertamelihat lebih kepada nilai-nilai pendidikan dalam Tasawuf yang berkembang saatini .11

Skripsi Asyhari pada tahun 2009 dengan judul “Kesetaraan GenderMenurut Nasaruddin Umar dan Ratna Megawangi”. Penelitian ini bertujuan untukkonsep kesetaraan gender dari dua tokoh yang di sebutkan di judul skripsi yaituNasaruddin Umar dan Ratna Megawangi.Jurnal Nella Lucky (Teologia, Volume 26, Nomor 2, Juli-Desember2015) dosen di Universitas Abdurrab Pekanbaru Riau dengan judul “PenafsiranEmansipatoris Dalam al-Qur‟an (Perspektif Pemikiran Nasaruddin Umar)”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran dari Emansipatoris yang adadalam al-Quran dalam tinjauan pemikiran salah satu tokohyang gencarmenafsirkan Emansipatoris yaitu Nasaruddin Umar.Dari bererapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan pembahasanyang akan dikaji dalam penelitian ini, terdapat kesamaaan dalam hal pembahasanvariabel yaitu Tasawuf Modern yang dikaitkan dengan variabel lain. Akan tetapipada penelitian ini akan menghubungkan antara variabel Tasawuf dengan variabelModern dengan di tambahkan menurut pemikiran Nasaruddin Umar adalahseorang tokoh bangsa yang sering membicarakan masalah Tasawuf di era Modernini yang jarang di angkat dalam model penelitian skripsi serta judul diatas belumada yang meneliti. Sehingga penelitian ini memiliki posisi yang layak untukditeliti. Karena menawarkan perspektif yang berbeda yakni mengakaji konsepTasawuf Modern dalam tinjauan pemikiran Nasaruddin Umar.12

G. Langkah-Langkah Penelitian1. Metode PenelitianAdapun jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yakni metodependekatan kualitatif. Yaitu metode atau pendekatan yang bertujuan memahamirealitas social, yaitu melihat dunia dari apa adanya bukan dunia yang seharusnya.162. Sumber DataAdapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapatdiklasifikasikan dalam dua bagian yakni:a. Data PrimerData primer dalam penelitian ini diperoleh langsung sumber aslinya yaitukarya-karya dari tokoh Nasaruddin Umar seperti, Mendekati Tuhan denganKualitas Feminim, Tasawuf Modern, Islam Fungsional, Rethingking Pesantren,Kodrat Perempuan dalam Islam, Teologi Gender: Antara Mitos dan Teks KitabSuci, The Spirituality of Names, dan lain-lain. Data primer juga diperoleh darihasil wawancara langsung kepada sumber data utama, yaitu Nasaruddin Umar.Wawancara atau Interview adalah cara pengumpulan data dengan langsungmengadakan tanya jawab kepada subjek yang diteliti untuk mengetahui hal-haldari responden secara lebih mendalam.Adapun wawancara yang dilakukan dalam peneltian ini adalahmenggunakan teknik wawancara terstruktur. Struktur yang dilakukan melalui16Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.7.13

tatap muka (face to face).17 Teknik ini penulis gunakan untuk memperolehinformasiyang dikehendaki dan wawancara ini akan dilakukan olehnarasumbernya langsung.b. Data SekunderData sekunder berupa buku-buku atau literatur lain yang mendukungpenelitian yaitu:Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Buku,Jurnal, Skripsi dan lain-lain. Serta karya dari tokoh yang berkesinambunganlangsung dengan tema judul skripsi yang diangkat, diantaranya sebagai berikut:1. Haji Amir Karim Amrullah (Buya Hamka) dengan Pemikiran Tasawufyang ada dalam bukunya berjudul Tasawuf Modern.2. Fazlur Rahman

penetian dengan Judul “Konsep Tasawuf Modern dalam Pemikiran Nasaruddin Umar”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep Tasawuf Modern menurut Nasaruddin Umar? 2. Bagaimana implikasi Tasawuf perspektif Nasaruddin Umar di era modern ini? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peniliti memiliki tujuan

Related Documents:

A. Makna Tasawuf, Ruang Lingkup, dan Tujuannya---57 B. Manfaat Ilmu Tasawuf dalam Kehidupan---62 C. Dasar-dasar Ilmu Tasawuf dalam Al-Qur’an---66 D. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Tasawuf---78 E. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam, Filsafat, Fikih, dan Psikologi Agama---84 F. Kaitan antara Tasawuf dan Tarekat---89

Modern Menurut Buya Hamka adalah suatu penelitian yang menjelaskan bagaimana hakikat ikhlas dalam tasawuf modern dan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menuju kepada Allah Swt dan suatu kewajiban yang mencerminkan motivasi 4 Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta:Pustaka Panjimas, 1987), 17. 5

KONSEP TASAWUF SOSIAL PROF. DR. H. M. AMIN SYUKUR, M.A., DAN RELEVANSINYA . tujuan pendidikan Islam dan pemikiran tasawuf sosial Amin Syukur, serta mencari tahu relevansi diantara keduanya. Adapun jenis . kesempatan bagi tasawuf untuk ikut andil bersama dalam rangka membentuk manusia sebagai makhluk individu sekaligus sosial.

tentang pemikiran tasawuf KH. Mahmud Hasil dalam kitab Simpanan Berharga. Buku ini berupaya untuk memaparkan dua hal yakni pemikiran tasawuf KH. Mahmud Hasil dan corak pemikiran tasawuf seperti apa yang menjadi penekanannya. Kehadiran buku ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang hazanah

4 Danusiri, Epistimologi Dalam Tasawuf Iqbal, Yogyakarta, Pustakan Pelajar, 1996, h150-151 5 Op-Cit, Tasawuf Al-Islami, h. 12 6 Hamka, Perkembangan Tasawuf dari Abad ke abad , Jakartam, 199 2, h.77

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

meneliti kandungan keimanan yang terdapat dalam konsep wahdat al-wujud dalam faham tasawuf falsafi Ibnu „Arabi dengan judul “niali-nilai pendidikan dalam paham tasawuf falsafi Ibnu „Arabi”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1.

Level 2B Korean is a further study of the Korean language and some aspects of Korean culture and daily life as the fourth phase of an elementary Korean language course. Through synchronous online sessions, the integrated development of language skills (listening, speaking, reading, and writing) will be promoted. To further develop basic communicative competence, .