PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN .

2y ago
92 Views
2 Downloads
1,000.51 KB
83 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Madison Stoltz
Transcription

PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASIKESULITAN BELAJAR SISWA DI MIN 2 MAKASSARSKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I) Pada Program PeningkatanKualifikasi Guru RA/MI Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Alauddin MakassarOleh :ARFININIM. T. 20100107155FAKULTAS TARBUYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINMAKASSAR2011

1BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahSalah satu faktor keberhasilan pembangunan nasional adalah kemajuanpada bidang pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama.Pembangunan nasional akan dapat berhasil apabila ditunjang oleh keberhasilandalam bidang pendidikan. Dengan keberhasilan pendidikan suatu negara akan dapatmenjadi negara yang maju, sebab bila pendidikan suatu negara berhasil, makadengan sendirinya akan terciptalah insan-insan yang berkualitas yang berilmupengetahuan dan berbudi pekerti mulia dan tercapailah kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Sebagaimana yang disebutkan dalam QS. al-Mujadalah (58):11. Terjemahnya :Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmupengetahuan di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuanbeberapa derajat dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Departemen Agama RI, 1989 : 911). 1Berdasar pada ayat tersebut dapat dipahami bahwa orang yang berilmupengetahuan dapat dinaikkan derajatnya oleh Allah swt. Karena itu, pendidikanmerupakan suatu sarana dan kebutuhan untuk menciptakan manusia yang1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Toha Putra, 1989),h. 911.

2berpengetahuan luas yang berbudi pekerti mulia untuk mencapai kebahagiaan didunia dan di akhirat.Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkanseluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia dalam kebersamaannya baikyang berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Masalah pendidikanmuncul bersama dengan keberadaan manusia, bahkan pendidikan merupakanrefleksi dari kebudayaan manusia. Melalui pendidikan, kebudayaan manusia darigenerasi ke generasi diwariskan. Seiring dengan perkembangan zaman yangsemakin maju dan kompleks, maka manusia dituntut untuk menguasai ilmupengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan hanya bisa diperoleh melaluipendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal.Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan, olehkarena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkankualitas pendidikan Nasional yang diharapkan dapat menaikkan harkat danmartabat manusia Indonesia. Untuk mencapai itu, pendidikan harus adaptifterhadap perubahan zaman.Dalam konteks pembaruan pendidikan, ada tiga isu utama yang perludisoroti, yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran danefektifitas metode pembelajaran. Kurikulum pendidikan harus konfrehensif danrenponsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload, dan mampumengakomodasikan keragaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitaspembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan.

3Secara mikro, harus ditemukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang efektifdi kelas, yang lebih memberdayakan potensi siswa.Siswa sebagai komponen dalam belajar dituntut untuk giat agar mencapaiprestasi yang menggembirakan. Keberhasilan belajar ditandai adanya perubahanperubahan pada diri siswa. Perubahan itu antara lain perubahan pola pikir,perasaan, pemahaman, dan tingkah laku secara umum.Slameto mengemukakan bahwa keberhasilan belajar siswa dipengaruhi olehbeberapa faktor, antara lain: intelegensi, minat, bakat, keadaan sosial ekonomi,perhatian orang tua, metode mengajar, media, kurikulum, kesiapan, dan temanbergaul.2Salah satu bentuk kemajuan dari proses belajar yaitu dengan diadakannyalembaga pendidikan yang secara formal diakui keberadaannya. Orang tua yangsemestinya mendidik sendiri anaknya, dalam bebrapa aspek bisa diwakilkan dalamlembaga pendidikan formal tersebut yaitu sekolah. Sekolah atau Madrasah yangmenjadi wakil dari amanat orang tua dalam mendidik anak harus memilikikalifikasi yang cukup, dengan kata lain tidak semua lembaga pendidikan yangsecara otomatis menjadi lembaga pendidikan yang baik. Dengan demikiankualifikasi merupakan prasarat wajib yang harus dimiliki lembaga pendidikan, baikitu dari segi tenaga edukatif, sarana dan prasarana maupun aspek lain yang terkait.2Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta : Rineka Cipta,2003), h. 2.

4Berkaitan dengan masalah proses belajar mengajar di sekolah, siswamaupun guru yang akan melakukan dinamisasi dalam arti proses belajar mengajartersebut merupakan sarana untuk mengembangkan diri dan ilmu pengetahuan,sikap maupun akhlaq. Hanya saja proses belajar tersebut tidak selamanya berjalantanpa hambatan. Hambatan atau rintangan akan senantiasa muncul setiap waktubaik itu kesulitan mengajar guru, kesulitan belajar siswa dan sebagainya. Sehinggadengan beberapa hambatan tersebut diharapkan guru dan siswa yang bersangkutanakan lebih dinamis dan inovatif.Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang berperan untukmembantu siswa yang mengalami kesulitan dalam berbagai hal terutama masalahkesulitan belajar harus senantiasa mendapat perhatian yang serius agar kesulitanbelajar tersebut dapat segera teratasi. Dari sini peranan bimbingan dan penyuluhandisekolah mulai diperlukan dan bukan saja untuk mengatasi kesulitan belajar siswaakan tetapi juga membantu guru dalam mengenal siswanya secara lebih dalamsehingga bimbingan dan penyuluhan lebih sistimatis dan bermutu.Bimbingan dan penyuluhan yang keberadaannya semakin dibutuhkan dalamdunia pendidikan merupakan suatu badan yang mempunyai fungsi sangat penting.Dengan kata lain bimbingan dan penyuluhan mempunyai peran dalam mencarikanjalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajarmengajar. Bimbingan dan penyuluhan berfungsi untuk membantu kelancaranpendidikan dan pengajaran di sekolah, artinya dengan adanya bimbingan dan

5penyuluhan di sekolah secara intensif akan memberi dampak baik secara langsungmaupun secara tidak langsung yang akhirnya akan kembali pada keberhasilanpendidikan. Seperti halnya di MIN 2 Makassar, bimbingan dan penyuluhansenantiasa dilakukan oleh guru terutama guru BP, sehingga bimbingan danpenyuluhan sangat berperan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Hal tersebutyang menarik penulis untuk mengangkat judul skripsi ini, yakni : “PerananBimbingan dan Penyuluhan dalam Mengatasi Kesulitan Belajar siswa di MIN 2Makassar”.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, dapat dikemukakan rumusan masalahsebagai berikut:1. Bagaimana sistem bimbingan dan penyuluhan dalam mengatasi siswa yangkesulitan belajar di MIN 2 Makassar?2. Faktor apa yang menjadi kendala dalam memberikan bimbingan danpenyuluhan untuk mengatasi siswa yang kesulitan belajar di MIN 2Makassar?3. Bagaimana upaya mengatasi kendala dalam memberikan bimbingan danpenyuluhan untuk mengatsi kesulitan belajar siswa di MIN 2 Makassar?C. Hipotesis1. Sistem bimbingan dan penyuluhan dalam mengatsi siswa yang kesulitanbelajar di MIN 2 Makassar, yakni: indentifikasi siswa yang mengalami

6kesulitan belajar, pemberian bantuan bimbingan dan penyuluhan, danevaluasi.2. Kendala-kendala yang ditemui dalam memberikan bimbingan danpenyuluhan untuk mengatasi siswa kesulitan belajar, yakni: masih adanyasiswa yang enggan menerima bimbingan, guru BP kurang professional, dankurangnya partisipasi dan perhatian orang tua dalam memberikanbimbingan anak-anaknya di rumah.3. Usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala untuk mengatasi siswayang kesulitan belajar,yaknimemaksimalkan pemberianbantuanbimbingan, meningkatkan Profesionalisme Guru BP, dan memaksimalkankomunikasi dengan orang tua siswa.D. Pengertian Judul dan Definisi OperasionalJudul skripsi ini adalah: “Peranan Bimbingan dan Penyuluhan dalamMengatasi Kesulitan Belajar siswa di MIN 2 Makassar”. Untuk menghindarikesalahpahaman dalam menginterprestasi judul tersebut, akan dikemukakanpengertian bebrapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut, yakni:Kata “peranan”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti : “Tindakanyang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.3 Sedangkan menurut W.J.S.Poerwadarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan perananadalah, “Sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 1991), h. 751.

7terutama (dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa)”.4 Jadi, peranan adalah segalasesuatu yang bisa mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa yang lain baik secaralangsung maupun tidak langsung.“Bimbingan dan penyuluhan”, yakni: kata “bimbingan” menurut BimoWalgito adalah:Bimbingan adalah merupakan tuntunan, bantuan dan pertolongan yangdiberikan pada individu atau sekumpulan individu-individu dalammenghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam hidupnya agarsupaya individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraanhidupnya.5Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa bimbingan merupakanbantuan yang diberikan kepada setiap individu yang mengalami kesulitan hidup.Sesuai dengan potensi yang ada sehingga mereka bisa hidup sejahtera dan damai.Dalam aktivitas belajar, siswa membutuhkan bimbingan dalam menghadapikesulitan belajarnya.Sedangkan pengertian penyuluhan menurut Bimo Walgito adalah :Penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalammemecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara yangsesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraanhidupnya.6Dari dua pengertian tersebut, ada persamaan dan ada perbedaannya.Persamaannya adalah keduanya merupakan suatu bantuan bagi individu-individu4W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997),h.735.5Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier), (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1997), h. 735.6Ibid.

8dalam menghadapi problem hidupnya. Sedangkan perbedaannya, bimbingan lebihluas dari penyuluhan, bimbingan lebih menitikberatkan pada segi-segi kuratif.Tetapi walaupun berbeda, penggunaan bimbingan selalu diikuti oleh katapenyuluhan.Mengatasi kesulitan belajar, yakni: mengatasi berarti menanggulangi, dansebagainya.7 Kesulitan berarti “Keadan yang sulit; sesuatu yang sulit, kesukaran.8Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar olehseseorang yang mengakibatkan perubahan pengetahuan dan kemahiran yang sedikitbanyak permanen.9 Mengatasi kesulitan belajar yang dimaksud di sini adalahadalah upaya untuk mengatasi atau menangulangi keadaan yang terasa sulitsewaktu individu melakukan kegiatan belajar.Berdasarkan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut, secaraoperasional pengertian judul skripsi ini adalah suatu kajian mengenai perananbimbingan dan penyuluhan dalam mengatsi kesulitan belajar siswa MIN 2Makasar, yang difokuskan pada sistem bimbingan dan penyuluhan, kendalakendala yang dihadapi bimbingan dan penyuluhan dalam mengatasi kesulitanbelajar, dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam mengatasikesulitan belajar siswa MIN 2 Makassar.7Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Op.cit., h. 97.8Ibid., h. 971.9Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang MempengaruhinyaJakarta: Rineka Cpta, 2003),h. 20.

9E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian1. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui sistem bimbingan dan penyuluhan dalam mengatasisiswa yang kesulitan belajar di MIN 2 Makassar.b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala dalammemberikan bimbingan dan penyuluhan untuk mengatasi siswa yangkesulitan belajar di MIN 2 Makassar.c. Untuk mengetahui upaya mengatasi kendala dalam memberikanbimbingan dan penyuluhan untuk mengatsi kesulitan belajar siswa diMIN 2 Makassar.2. Kegunaan penelitianAdapun kegunaan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi iniadalah sebagai berikut :a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta memberikan sumbanganterhadap penembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmupendidikan.b. Sebagai bahan masukan bagi guru BP dalam usaha berbagai sistembimbingan dan penyuluhan untuk mengatsi belajar siswa.F. Garis-Garis Besar Isi SkripsiUntuk memberikan gambaran singkat tentang isi skripsi ini, berikut penulisakan memaparkan garis-garis besar isi skripsi.

10Bab pertama, pendahuluan yaitu menguraikan masalah tentang latarbelakang rumusan dan batasan masalah, hipotesis, tujuan dan kegunaan penelitian,pengertian judul, dan garis-garis besar isi skripsi.Bab kedua tinjauan kepustakaan, menyajikan tentang berbagai konsep danberbagi teori yang relevan dengan masalah-masalah penelitian yang menyangkuttentang bimbingan dan penyuluhan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, yangakan dibahas mengenai pengetian bimbingan dan penyuluhan, bentuk-bentukbimbingan dan penyuluhan, pengetian kesulitan belajar, dan faktor-faktor yangmempengaruhi kesulitan belajar siswa.Bab ketiga metode penelitian, yang meliputi populasi dan sampel,instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisisdata.Bab keempat hasil penelitian, yang meliputi gambaran umum MIN 02Makassar yang meliputi sejarah berdirinya, keadaan peserta didik dan tenagapendidiknya termasuk keadaan sarana sebagai suatu penunjang keberhasilan prosespendidikan dan pengajaran. Kemudian dilanjutkan dengan sistem bimbingan danpenyuluhan, kendala-kendala dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan, danusaha yang dilakukan dalam mengatsi kendala dalam pemberian bimbingan danpenyuluhan.Bab kelima penutup, sebagai penutup maka pada bab ini hanya meliputikesimpulan dari seluruh isi skripsi dan saran-saran.

11BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Bimbingan dan Penyuluhan1. Pengertian BimbinganMenurut bahasa, kata bimbingan berarti petunjuk,penjelasan caramengerjakan sesuatu tuntutan, pimpinan dan sebagainya.1 Menurut istilah, DewaKetut Sukardi mengemukakan bahwa bimbingan adalah: Suatu proses pemberianbantuan yang terus menerus dansistimatis dari pembimbing kepada yangdibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penemuna diri, danperwujudandiri dalammencapaipenyesuaiandiri dengan lingkungan. Bimbingan merupakan bantuan yangdiberikan kepada seseorangtingkatperkembanganatau sekelompok orangagaroptimaldanmereka dapatberkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.2 Kemandirian ini mencakuplima fungsi pokok yang hendakdijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu:mengenal diri sendiri dan lingkungannya, menerima diri sendiri dan lingkungannyasecara positifdandinamis, mengambil keputusan, mengarahkan di danmewujudkan diri.Priyatno mengemukakan bahwa bimbinga adalah:1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2001), h. 13.2Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksana Bimbingan dan KonselingRineka Cipta, 2002), h. 13.(Jakarta: PT

12Sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk memahami danmenggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan dan pribadiyang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan dan sebagai satubentuk bantuan yang sistimatik melalui mana siswa dibantu untuk dapatmemeroleh penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadapkehidupan.3Dalam konteks bimbingan di sekolah, menurut Thohirin:Bimbingan adalah proses bantuan kepada siswa agar ia dapat mengenaldirinya dan dapat memecahkan masalah hidupnya sendiri sehingga ia dapatmenikmati hidup secara bahagia (dalam konteks Islam bahagia di dunia danakhirat terutama untuk bimbingan di sekolah.4Dari pengertian-pengertian yang didefinisikan oleh para ahli di atas, dapatdiketahui bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepadasiterbimbing agar dapat menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan ataumsalah yang dihadapinya. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepadaindividu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkandiri secara optimal dengan jalanmemahami diri, memahami lingkungan,mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.Bimbingan merupakan bantuan atau tuntunan, yang mengandung pengertian bahwapembimbing harus memberikanbantuan kepada yang dibimbingnya, sertamenetukan arah kepada yang dibimbingnya. Keadaan ini seperti yang terkenaldalam dunia pendidikan "tut wuri handayani". Halmemberikan imbingan, arahan diserahkan kepadatersebut berarti dalamyang dibimbingnya; hanya3Priyatno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 93.4Tohirin, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 207), h. 21.

13dalam keadaan yang memaksa, pembimbing mengambil peranan secara aktif didalam memberikan bimbingannya.Sesuai hal tersebut Priyatno mengemukakan bahwa bimbingan dalamlingkup pendidikan sekolah ditujukan pada batasan lingkup sekolah. Fokussasarannya adalah peserta didik yang dididik dalam sekolah oleh orang-orangdewasa yaitu guru yang relatif matang, dengan harapan peserta didik sendiridapat berkembang maksimal mencapai dewasa dan matang, sehingga dia lebihberdaya guna bagi diri dan lingkungan sekitarnya.5Bimbingan sebagaimanalayanan pendidikan,mengandung berbagaiperwujudan, kesemuanya diselenggarakan untuk memabantu peserta didik kearah perkembangan diri dan pertumbuhan individual, dan seringkali pula ke arahpencapaian suatu tujuan dan penyesuaian yang harmonis dengan lingkungan danpenuh keserasian dengan pandangan hidup demokratis.Istilah bimbingan menurut Shertzer dalam Winkel diartikan sebagai prosesmembantu orang-perorangan untuk memahami diri dan lingkungan hidupnya.Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingang di Sekolah bukan semata-mataterletak pada ada atau tidaknya landasan hukum perundang-undangan namun yanglebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yangselanjutnya disebut konseli agar mampu mengembangkan potensi dirinya ataumencapai tugas-tugas perkembangannya.65Priyatno, Op.Cit., h. 94.6W.s. Winkel, Psikologi Pengajaan (Jakarta: Gramedia, 1989), h. 1.

14Uraian tersebut memberi pengertian bahwa bimbingan di sekolah adalahproses pemberian bantaun kepada siswa (peserta didik), dengan mempertahankansiswa(peserta didik) tersebut sebagai individu dan makhluk sosial sertamemperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu, agar siswa (peserta mprosesperkembangannya, juga agar dia dapat menolong dirinya menganalisa danmemecahkan masalah-masalahnya.2. Pengertian PenyuluhanPenyuluhan menurut Bimo Walgito adalah :Bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalahkehidupannya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaanindividu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.7Penyuluhan merupakan suatu proses untuk memebantu individu mengatasihambatan-hambatan perkembangan dirinya untuk mencapai perkembangan yangoptimal kemampuan pribadi yang dimilikinya dan proses tersebuat dapat terjadisetiap waktu. Penyuluhan meliputi pemahaman dan hubungan individu untukmengungkapkan kebutuhan-kebutuhan motivasi dan potensi-potensi yang ng/ ( Diakses, tanggal 7 Maret 2011).7Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier), (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1997), h. 735.

15Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapatditarik kesimpulan:a. Penyuluhan adalah suatu proses interaksi antara dua orang individu, masingmasing disebut konselor dan klien.b. Dilakukan dalam suasana yang professional, bertujuan dan berfungsi sebagaialat (wadah) untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien.c. Penyuluhan merupakan suatu proses pemberian bantuan.d. Bantuan diberikan dengan meng interpreswtasikan fakta-fakta atau data, baikmengenai individu yang dibimbing sendiri maupun lingkungannya,khususnyamenyangkut p

baik itu kesulitan mengajar guru, kesulitan belajar siswa dan sebagainya. Sehingga dengan beberapa hambatan tersebut diharapkan guru dan siswa yang bersangkutan akan lebih dinamis dan inovatif. Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang berperan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam berbagai hal terutama masalah

Related Documents:

Bimbingan dan Konseling 47 VI.PENGEMBANGAN 50 LAMPIRAN 51 1.Laporan kegiatan harian dan/mingguan52 2.laporan layanan konseling individu 53 3.Silabus layanan bimbingan dan konseling kurikulum 2004 54 4.Satuan kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling 55 5.Gambar ruang pelayanan bimbingan dan konseling (Standar Unit Sekolah Baru) 56

2. Mengidentifikasi latar belakang perlunya bimbingan dan konseling 3. Menguraikan sejarah perkembangan bimbingan dan konseling 4. Menjelaskan tujuan bimbingan dan konseling 5. Menguraikan fungsi bimbingan dan konseling Waktu 3x50 menit Materi Pokok Konsep Dasar I (satu) Bimbingan dan Konseling :

Mengingat pentingnya bimbingan dan konseling dalam membantu pengembangan karakter peserta, maka munculah sebuah pertanyaan bagaimanakah peranan bimbingan dan konseling dalam mengembangkan karakter peserta didik. PEMBAHASAN Bimbingan dan konseling merupakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan.

bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh seluruh staff, Disekolah ini kepala sekolah juga merangkap sebagai guru bimbingan konseling, kepala sekolah lah menjalankan seluruh mekanisme layanan bimbingan konseling yang dibantu seluruh staff. Pengorganisasian bimbingan konseling

konseling, bimbingan, dan psikoterapi 2. Mahasiswa dapat memahami, mengerti, dan menjelaskan dasar-dasar konseling di dalam 1. Fungsi psikologi dalam pengamalannya sebagai ilmu 2. Pengertian konseling, bimbingan, dan psikoterapi 3. Fungsi konseling 4. Tipe Konseling 5. Karakteristik Konseling 1, 2 3 x 50 menit Partisipasi Mahasiswa 5 % 1, 6,7

terminasi. Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling Islam diperlukan metode untuk melaksanakanya. Berikut adalah metode yang diterapkan di padepokan Anggur Ijo Ngalian Semarang: a. Metode konseling individu b. Metode konseling kelompok cData tentang keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling islam di

manajemen bimbingan dan konseling. Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala aktivitas yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi di bidang bimbingan dan konseling

PRAKTIK KETERAMPILAN KONSELING Bahan Pelatihan bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Bidang Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Dr. Suwarjo, M.Si Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGAYAKARTA 2008