Akademi Esensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk .

3y ago
78 Views
2 Downloads
1.41 MB
71 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Melina Bettis
Transcription

AkademiEsensi Teknologi Informasi dan Komunikasiuntuk Pimpinan PemerintahanModul 5Tata Kelola InternetASIAN AND PACIFIC TRAINING CENTRE FOR INFORMATION ANDCOMMUNICATION TECHNOLOGY FOR DEVELOPMENT

ECONOMIC AND SOCIAL COMMISSION FOR ASIA AND THE PACIFICASIAN AND PACIFIC TRAINING CENTRE FOR INFORMATIONAND COMMUNICATION TECHNOLOGY FOR DEVELOPMENTAkademiEsensi Teknologi Informasi dan Komunikasiuntuk Pimpinan PemerintahanModul 5Tata Kelola InternetAng Peng HwaASIAN AND PACIFIC TRAINING CENTRE FOR INFORMATION ANDCOMMUNICATION TECHNOLOGY FOR DEVELOPMENT

Seri Modul Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasiuntuk Pimpinan PemerintahanModul 5: Tata Kelola InternetModul ini dirilis dibawah Lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Untuk melihat salinan lisensiini, kunjungi http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/Semua opini, gambar, dan pendapat yang ada dalam modul ini adalah sepenuhnya tanggungjawab pengarang, dan tidak berarti merefleksikan pandangan atau pengesahan dariPerserikatan Bangsa Bangsa (PBB).Materi dan presentasi dalam publikasi ini juga tidak mengimplikasikan opini, pendapat atausejenisnya dari Sekretariat PBB terkait dengan status hukum di suatu negara, wilayah, kotaatau daerah, otoritas, atau terkait dengan garis batas.Penyebutan nama perusahaan dan produk komersial tidak berarti merupakan pernyataandukungan dari pihak PBB.Kontak:United Nations Asian and Pacific Training Centre forInformation and Communication Technology for DevelopmentBonbudong, 3rd Floor Songdo Techno Park7-50 Songdo-dong, Yeonsu-gu, Incheon CityRepublic of KoreaTelepon: 82 32 245 1700-02Fax: 82 32 245 7712E-mail: info@unapcict.orghttp://www.unapcict.orgHak Cipta UN-APCICT 2009ISBN: XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXDesain dan Tata Letak: Scandinavian Publishing Co., Ltd.Dicetak di: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

SAMBUTANAbad 21 ditandai dengan bertumbuhnya saling ketergantungan antara orang-orang di duniaglobal. Sebuah dunia dimana peluang terbuka bagi jutaan orang melalui teknologi-teknologibaru, perluasan akses ke informasi dan pengetahuan esensial yang dapat mengembangkankehidupan masyarakat secara signifikan dan membantu mengurangi kemiskinan. Namun hal inihanya mungkin terjadi jika pertumbuhan saling ketergantungan diiringi dengan nilai-nilai,komitmen dan solidaritas bersama untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, dimanakemajuan yang dicapai adalah untuk semua orang.Dalam beberapa tahun terakhir, Asia dan Pasifik telah menjadi ‗kawasan superlatif‘ jikadikaitkan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Menurut InternationalTelecommunication Union, terdapat dua miliar pelanggan telepon dan 1,4 miliar pelanggantelepon seluler di kawasan Asia Pasifik. India dan Cina sendiri mengambil porsi seperempatdari pengguna telepon seluler di dunia pada pertengahan 2008. Kawasan Asia Pasifik jugamewakili 40 persen pengguna Internet dan merupakan pasar broadband terbesar di duniadengan porsi sebanyak 39 persen dari total dunia.Seiring dengan kondisi kemajuan teknologi yang cepat tersebut, banyak yang bertanya-tanyaapakah kesenjangan dijital akan hilang. Sayangnya, jawaban pertanyaan tersebut adalah‗belum‘. Bahkan lima tahun sesudah World Summit on the Information Society (WSIS)diselenggarakan di Geneva pada tahun 2003, dan terlepas dari semua terobosan teknologiyang mengesankan dan komitmen pemain kunci di kawasan, akses ke komunikasi dasar masihbelum terjangkau oleh sebagian besar masyarakat, terutama yang miskin.Lebih dari 25 negara di kawasan, terutama negara berkembang kepulauan kecil (small island)dan negara berkembang tanpa perairan (land-locked), memiliki kurang dari 10 penggunaInternet per 100 orang, dan pengguna tersebut sebagian besar terkonsentrasi di kota-kotabesar, sementara di sisi lain, beberapa negara maju di kawasan yang sama mempunyai rasiolebih dari 80 pengguna Internet per 100. Disparitas broadband antara negara maju dan negaraberkembang bahkan lebih menyolok.Untuk mengatasi kesenjangan dijital dan mewujudkan potensi TIK untuk pembangunan inklusifsosial-ekonomi di kawasan, penyusun kebijakan di negara berkembang perlu menentukanprioritas, menyusun kebijakan, memformulasikan kerangka kerja hukum dan peraturan,mengalokasikan dana, dan memfasilitasi kemitraan yang memajukan sektor industri TIK danmengembangkan keterampilan TIK di masyarakat.Seperti tertuang dalam Rencana Aksi WSIS, ―. setiap orang semestinya mendapatkankesempatan untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untukmemahami, berpartisipasi, dan merasakan manfaat dari Masyarakat Informasi (InformationSociety) dan Ekonomi Pengetahuan (Knowledge Economy)‖. Sampai saat ini, Rencana Aksitersebut menyerukan kerjasama regional dan internasional untuk peningkatan kapasitasdengan menekankan kepada penyediaan besar-besaran akan ahli-ahli dan profesional TI.Untuk merespon seruan tersebut, APCICT telah menyusun kurikulum pelatihan komprehensiftentang TIK untuk pembangunan (ICT for Development-ICTD) – yaitu Akademi Esensi TIKuntuk Pimpinan Pemerintahan (Academy of ICT Essentials for Government Leaders) – yangsaat ini terdiri dari delapan modul dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan danAkademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan4

kepakaran esensial yang dapat membantu para penyusun kebijakan dalam merencanakan danmengimplementasikan inisiatif TIK dengan lebih efektif.APCICT adalah salah satu dari lima institusi regional dari United Nations Economic and SocialCommission of Asia and the Pacific (ESCAP). ESCAP mengembangkan pembangunan sosioekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Asia dan Pasifik melalui analisis, usaha normatif,peningkatan kapasitas, kerjasama regional dan berbagi pengetahuan. Dalam kerjasamanyadengan lembaga PBB lainnya, organisasi internasional, mitra nasional dan stakeholder,ESCAP, melalui APCICT, berkomitmen untuk mendukung penggunaan, kustomisasi danpenerjemahan modul-modul Akademi ke berbagai negara, serta pengajarannya secara regulerdi serangkaian workshop nasional dan regional untuk aparatur pemerintahan tingkat menengahdan atas, dengan tujuan bahwa kapasitas yang dibangun dan pengetahuan yang didapat akanditerjemahkan ke dalam bentuk peningkatan kesadaran akan manfaat TIK dan aksi-aksi nyatauntuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan.Noeleen HeyzerUnder-Secretary-General of the United Nationsdan Sekretaris Eksekutif ESCAPModul 5 Tata Kelola Internet5

PENGANTARPerjalanan dalam menyusun Seri Modul Akademi Esensi TIK untuk Pimpinan Pemerintahanmerupakan pengalaman yang menakjubkan dan inspirasional. Seri modul ini tidak hanyamengisi kekosongan dalam peningkatan kapasitas di bidang TIK, tapi juga membuka cara barudalam pengembangan kurikulum – melalui partisipasi dan kepemilikan banyak pihak dalamprosesnya.Akademi ini merupakan program utama dari APCICT, yang telah disusun melalui analisis danpenelitian yang mendalam akan kekuatan dan kelemahan materi-materi pelatihan yang telahada serta proses mitra bestari diantara para ahli. Serangkaian workshop Akademi yang telahdilangsungkan di berbagai negara di kawasan telah memberikan kesempatan yang sangatberharga untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan diantara peserta yang berasal dariberbagai negara, sebuah proses yang membuat para alumni Akademi menjadi pemain kuncidalam membentuk modul.Peluncuran secara nasional delapan modul awal Akademi ini menandai awal dari proses sangatpenting dalam memperkuat kerja sama yang telah ada dan membangun kerja sama baru untukmeningkatkan kapasitas pengambilan kebijakan terkait TIK untuk Pembangunan (ICT forDevelopment-ICTD) di seluruh kawasan. APCICT berkomitmen untuk menyediakan dukunganteknis dalam peluncuran Akademi Nasional sebagai pendekatan kunci untuk memastikanbahwa Akademi menjangkau para pengambil kebijakan. APCICT telah bekerja sama eratdengan sejumlah institusi pelatihan nasional dan regional yang telah membangun jaringandengan pemerintah lokal maupun pusat, untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam ICTDdengan mengkustomisasi, menerjemahkan dan menyelenggarakan Akademi yangmemperhitungkan kebutuhan dan prioritas nasional. APCICT juga merencanakan untuk lebihmemperdalam dan memperluas cakupan dari modul-modul yang sudah ada dan jugamengembangkan modul-modul baru.Selanjutnya, APCICT juga menggunakan pendekatan multi-kanal untuk memastikan bahwakonten dari Akademi menjangkau lebih banyak orang di kawasan. Selain disampaikan dengancara tatap muka melalui Akademi yang diselenggarakan di level nasional dan regional, jugatersedia APCICT Virtual Academy (AVA), sebuah media online untuk pembelajaran jarak jauh,yang dirancang untuk memungkinkan peserta dapat mempelajari materi sesuai dengankecepatan mereka masing-masing. Di dalam AVA tersedia semua modul Akademi dan materipendampingnya, seperti slide presentasi dan studi kasus, yang dapat dengan mudah diaksessecara online untuk diunduh, digunakan kembali, dikustomisasi dan di-lokal-kan. AVA jugamenyediakan berbagai fasilitas seperti kuliah virtual, perangkat manajemen pembelajaran,perangkat pengembangan konten dan sertifikasi.Kedelapan modul yang telah disusun dan disampaikan melalui serangkaian workshop Akademibaik di level nasional, sub-regional, maupun regional tidak akan mungkin ada tanpa komitmen,dedikasi, dan partisipasi proaktif dari banyak individu dan organisasi. Saya ingin menggunakankesempatan ini untuk menyampaikan penghargaan atas semua usaha dan pencapaian olehpara alumni Akademi dan rekan-rekan dari departemen/kementerian pemerintah, institusipelatihan, dan organisasi nasional dan regional yang telah berpartisipasi dalam workshopAkademi. Mereka tidak hanya memberikan masukan yang berharga terhadap isi modul, tetapiyang lebih penting, mereka menjadi penganjur Akademi di negara mereka masing-masing, yangakhirnya menghasilkan perjanjian formal antara APCICT dengan sejumlah mitra insititusiAkademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan6

nasional dan regional untuk melakukan kustomisasi dan menyelenggarakan Akademi secarareguler di negara mereka.Saya juga ingin menyampaikan penghargaan khusus untuk dedikasi orang-orang luar biasayang telah membuat perjalanan ini menjadi mungkin. Mereka adalah Shahid Akhtar, PenasihatProyek dari Akademi; Patricia Arinto, Editor; Christine Apikul, Manajer Publikasi; semuapengarang modul Akademi; dan tim APCICT.Saya sungguh berharap bahwa Akademi ini dapat membantu bangsa untuk mempersempitkesenjangan sumber daya TIK, menghilangkan rintangan adopsi TIK, dan turutmempromosikan penggunaan TIK untuk mempercepat pembangunan sosial-ekonomi danpencapaian Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium).Hyeun-Suk RheeDirektur, APCICTModul 5 Tata Kelola Internet7

TENTANG SERI MODULDi ‗era informasi‘ ini, kemudahan akses informasi telah mengubah cara kita hidup, bekerja danbermain. ‗Ekonomi dijital‘ (digital economy), yang juga dikenal sebagai ‗ekonomi pengetahuan‘(knowledge economy), ‗ekonomi jaringan‘ (networked economy) atau ‗ekonomi baru‘ (neweconomy), ditandai dengan pergeseran dari produksi barang ke penciptaan ide. Pergeserantersebut menunjukkan semakin pentingnya peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)bagi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.Akibatnya, pemerintah di seluruh dunia semakin fokus kepada penggunaan TIK untukPembangunan (dikenal dengan ICT for Development-ICTD). TIK untuk Pembangunan tidakhanya berarti pengembangan industri atau sektor TIK, tetapi juga mencakup penggunaan TIKyang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial, dan politik.Namun demikian, salah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam penyusunan kebijakanTIK adalah para penyusun kebijakan seringkali kurang akrab dengan teknologi yang merekamanfaatkan untuk pembangunan nasional. Karena seseorang tidak mungkin mengatur sesuatuyang tidak dimengerti olehnya, banyak penyusun kebijakan yang akhirnya menghindar daripenyusunan kebijakan di bidang TIK. Akan tetapi melepaskan penyusunan kebijakan TIKkepada para teknolog juga kurang benar karena teknolog seringkali kurang mawas akanimplikasi kebijakan atas teknologi yang mereka kembangkan dan gunakan.Seri modul Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahantelah dikembangkan oleh United Nations Asian and Pacific Training Centre for Information andCommunication Technology for Development (UN-APCICT) untuk:1.Penyusun kebijakan baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah yang bertanggungjawab akan penyusunan kebijakan bidang TIK.2.Aparatur pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pengembangan dan implementasidari aplikasi berbasis TIK; serta3.Para manajer di sektor publik yang ingin memanfaatkan perangkat TIK untuk manajemenproyek.Seri modul ini bermaksud untuk meningkatkan pengetahuan akan isu-isu pokok terkait TIKuntuk Pembangunan baik dari perspektif kebijakan maupun teknologi. Tujuannya bukan untukmenyusun manual teknis TIK, tetapi lebih kepada memberikan pemahaman yang baik akankemampuan teknologi digital saat ini atau kemana teknologi mengarah, serta implikasinyaterhadap penyusunan kebijakan. Topik-topik yang dibahas dalam modul telah diidentifikasimelalui analisis kebutuhan pelatihan dan survei terhadap materi-materi pelatihan lain di seluruhduniaModul-modul telah dirancang sedemikan rupa agar dapat digunakan untuk pembelajaranmandiri oleh pembaca individu atau juga sebagai rujukan untuk program pelatihan. Modulmodul dibuat berdiri sendiri sekaligus saling berkaitan satu sama lain, dan telah diusahakanagar setiap modul berkaitan dengan tema dan diskusi pada modul-modul lain. Tujuan jangkapanjangnya ialah agar modul-modul ini dapat digunakan dalam pelatihan yang dapatdisertifikasi.Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan8

Setiap modul diawali dengan tujuan modul dan target pembelajaran yang ingin dicapai sehinggapembaca dapat menilai kemajuan mereka. Isi modul terdiri dari bagian-bagian yang termasuk didalamnya studi kasus dan latihan-latihan untuk memperdalam pemahaman terhadap konseputamanya. Latihan dapat dikerjakan secara individual ataupun secara berkelompok. Gambardan tabel disajikan untuk mengilustrasikan aspek-aspek spesifik dari diskusi. Referensi danbahan-bahan online juga disertakan agar pembaca mendapatkan pengetahuan tambahantentang materi yang diberikan.Penggunaaan TIK untuk Pembangunan sangatlah beragam sehingga terkadang studi kasusdan contoh-contoh baik di dalam modul maupun antara satu modul dengan modul lainnyamungkin terlihat kontradiksi. Hal ini memang diharapkan. Ini adalah gairah dan tantangan daridisiplin ilmu baru yang saat ini terus berkembang dan sangat menjanjikan sehingga semuanegara mulai menggali kemampuan TIK sebagai alat pembangunan.Sebagai bentuk dukungan bagi seri modul Pendidikan ini, telah tersedia sebuah my(AVA–http://www.unapcict.org/academy) — dengan ruang kelas virtual yang memuat presentasidalam format video dan slide presentasi dari modul.Sebagai tambahan, APCICT juga telah mengembangkan e-Collaborative Hub for ICTD (e-CoHub – http://www.unapcict.org/ecohub), sebuah situs online bagi para praktisi dan penyusunkebijakan TIK untuk meningkatkan pengalaman pelatihan dan pembelajaran mereka. E-Co Hubmemberikan akses ke sumber pengetahuan akan berbagai aspek TIK untuk Pembangunan danmenyediakan ruang interaktif untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, sertaberkolaborasi dalam peningkatan TIK untuk Pembangunan.Modul 5 Tata Kelola Internet9

MODUL 5Internet memberikan tantangan yang signifikan bagi kebijakan publik danpengembangan SDM berkelanjutan, baik secara internasional maupun bagi masingmasing negara. Karenanya, pengembangan kebijakan dan prosedur internasional yangsedang berjalan dibutuhkan untuk mengatur penggunaan dan pengoperasian Internet.Akan tetapi, meski kawasan Asia-Pasifik adalah pengguna Internet terbesar secaraglobal, hal ini hanya terkonsentrasi di negara-negara yang mengembangkan kebijakanterkait internet. Ada sejumlah isu dan tantangan spesifik terkait dengan Tata KelolaInternet dalam konteks regional. Pemerintah negara-negara ekonomi berkembang perlumemahami isu-isu ini jika mereka ingin mendapat tempat dalam jaringan informasiglobal.Tujuan ModulModul ini bertujuan untuk:1. Menggambarkan kondisi pengembangan prosedur dan kebijakan internasionalyang mengatur penggunaan dan pengoperasian internet; dan2. Memberikan gambaran mengenai isu-isu dan tantangan spesifik berkaitandengan Tata Kelola Internet dalam konteks regional.Hasil PembelajaranSetelah mempelajari modul ini, pembaca diharapkan mampu untuk:1. Menggambarkan pengembangan prosedur dan kebijakan internasional yangmengatur penggunaan dan pengoperasian Internet.2. Mendiskusikan isu-isu penting dalam Tata Kelola Internet dari sudut pandangnegara-negara berkembang; dan3. Menentukan langkah-langkah awal menuju penata-kelolaan Internet yang lebih baikdi negara masing-masing.Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan10

Sumber: bin/env/scripts/Pool/GetBin.asp?IDPool 1190.Modul 5 Tata Kelola Internet11

DAFTAR ISISambutan . 4Pengantar. 6Tentang Seri Modul . 8Daftar Isi . 12Daftar Studi Kasus . 13Daftar Gambar . 13Daftar Singkatan . 14Daftar Ikon. 151.Permasalahan dan Ruang Lingkup Tata Kelola Internet . 161.1 Pendahuluan . 161.2 Sejarah dan Latar Belakang Teknis dari Internet . 172.Tata Kelola Internet yang Multilateral dan Multisektoral . 232.1 Definisi . 232.2 Rekomendasi . 253.Dimensi Tata Kelola Internet I — Penggunaan Internet . 293.1 Cara-cara Pengaturan . 293.2 Road Map yang Disarankan . 314.Dimensi Tata Kelola Internet Ii — Penyalahgunaan Internet . 404.1 Apa yang Istimewa dari Internet?. 404.2 Penyalahgunaan Internet . 414.3 Sanksi . 465.Isu-Isu yang Berkaitan dengan Dunia Offline . 515.1 Kebijakan Kompetisi . 515.2 Sensor dan Kebebasan Berekspresi. 525.3 Pencemaran Nama Baik .

Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan 4 SAMBUTAN Abad 21 ditandai dengan bertumbuhnya saling ketergantungan antara orang-orang di dunia global. Sebuah dunia dimana peluang terbuka bagi jutaan orang melalui teknologi-teknologi baru, perluasan akses ke informasi dan pengetahuan esensial yang dapat mengembangkan

Related Documents:

D. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan / 37 E. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan / 42 F. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran / 46 G. Kemampuan Mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi / 48

Modul 2 Kebijakan, Proses, dan Tata Kelola TIK untuk Pembangunan 5 Untuk merespon seruan tersebut, APCICT telah menyusun kurikulum pelatihan komprehensif tentang TIK untuk pembangunan (ICT for Development-ICTD) - yaitu Akademi Esensi TIK untuk Pimpinan Pemerintahan (Academy of ICT Essentials for Government Leaders) - yang saat ini terdiri dari delapan modul dengan tujuan untuk

2.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi 2.5.1 Pengertian Pemanfaatan Teknologi Informasi Menurut Ellyana dkk (2009) Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup adanya (a) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik, dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

Esensi Dasar dan Lingkup Etika Bisnis Syariah Dr. Nurul Huda, S.E., M.M., M.Si. M odul satu ini terdiri dari dua kegiatan belajar yang harus dilalui mahasiswa. Setelah membaca, memahami, dan menganalisis modul ini maka diharapkan mahasiswa dapat memberikan penjelasan esensi dasar dari etika bisnis syariah beserta dengan ruang lingkupnya.

Filsafat positivisme berbasis pada sesuatu yang real, nyata, konkret, kasat mata, bukan mendasarkan pada sistem metafisik. Filsafat positivisme tidak hendak menjelaskan esensi, sebab esensi adalah sesuatu yang abstrak. Esensi bi

komunikasi. dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan informasi memberi dampak baik dampak positif maupun dampak negtif ini sesuai dengan penelitian yng dilakukan oleh (setyoningsih, 2015). Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga sangat membantu pada dunia pendidikan, terutama memudahkan dalam pencarian data .

Manajemen Informasi aktivitas untuk memperoleh informasi, mengolah dan menggunakanya secara efektif dan efisien sebagai rujukan dalam proses pengambilan keputusan Sistem Informasi Kesatuan yang utuh tentang proses penyampaian informasi Teknologi Informasi Kesatuan si

The Baldrige Framework: The Alignment of Key Processes Across the Critical Functions of an Organization . Objectives of the Presentation Introduce Baldrige Framework Basic understanding how to apply criteria Introduce National Award Application Processes Provide source for further information and assistance. Purposes of the Framework Improve capabilities and results .