ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DAN PERMASALAHANNYA .

3y ago
60 Views
4 Downloads
326.56 KB
11 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Isobel Thacker
Transcription

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DANPERMASALAHANNYA DI SMA NEGERI SE KABUPATEN KAROSalwa RezeqiJurusan Biologi, Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan 20221.Email:salwarez@gmail.comABSTRAKPenelitian yang dilakukan di SMA Negeri se Kabupaten Karo bertujuan untukmemperoleh data yang nyata di lapangan tentang permasalahan pelaksanaan praktikumBiologi serta pemanfaatan laboratorium Biologi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswakelas XI IPA yang berjumlah 185 orang yang diambil secara random sampling. Teknikanalisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif denganperhitungan persentase. Hasil analisis menunjukkan keadaan laboratorium yang kurangbaik dengan persentase 59%, kesehatan dan keselamatan kerja dalam praktikum sudahtermasuk kategori baik 65%, dan sebahagian besar sekolah mengalami permasalahanrendahnya waktu yang tersedia untuk pelaksanaan praktikum 41%. Persiapan danpelaksanaan praktikum sudah tergolong kategori baik 70%, laporan dan evaluasipraktikum hanya 61%yang dilaksanakan namun diketahui bahwa minat siswa terhadapkegiatan laboratorium tergolong dalam kategori sangat baikyakni86%. Jika dilihatkondisi ruangan laboratorium yang ada sudah termasuk ke dalam kategori baik namunketersediaan alat dan bahan laboratorium yang dibutuhkan jumlahnya masih belummencukupi bahkan ada juga beberapa alat dan bahan yang tidak dimiliki sekolah tersebutsama sekali.Keyword: Biologi, Praktikum, LaboratoriumPENDAHULIUANAmien (dalam Sobiroh, 2006) mengemukakan bahwa praktikum merupakan salahsatu kegiatan laboratorium yang sangat berperanan dalam menunjang keberhasilanproses belajar mengajar IPA. Dengan adanya praktikum, maka siswa akan dapatmempelajari IPA melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun prosesproses IPA, dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan danmengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalahbaru melalui metode ilmiah (Sobiroh, 2006).Hofstein & Lunetta (dalam Widodo &Ramdhaningsih, 2006) juga mengatakan bahwa sekalipun harapan yang digantungkanJurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri MedanThe Character Building Univesity577

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014terhadap praktikum sangat tinggi, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwapraktikum relatif jarang dilakukan.Alasan yang sering kali dikemukakan adalah tidak adanya laboratorium di sekolah,kurangnya alat dan bahan untuk praktikum, banyaknya waktu yang harus dihabiskanuntuk melakukan praktikum, dan sejumlah alasan lainnya. Jika ada dilakukan praktikumhasil yang diperoleh ternyata belum maksimal baik untuk tujuan peningkatan hasil belajarsiswa maupun untuk tujuan mengenalkan siswa tentang tujuan sains.Dari 9 SMA Negeri yang ada di Kabupaten Karo hanya beberapa sekolah yangrutin melaksanakan praktikum,namun belumdipraktikumkan dilaksanakan. Masih kebanyakansemua materiyangseharusnyadari sekolah tersebut dalampencapaian tujuan pembelajaran hanya dilakukan dengan metode ceramah danpenugasan saja, padahal materi tersebut dituntut untukdipraktikumkan.Kegiatanpraktikum ini masih jarang dilakukan dikarenakan berbagai permasalahan yang berkaitandengan ketidaklengkapan sarana dan prasarana di laboratorium, kurang tersedianya alatdan bahan yang dibutuhkan, tidak tersedianya penuntun praktikum Biologi, lembar kerjapraktikum masih sangat terbatas dan tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa,ketiadaan jadwal praktikum yang tetap serta keterbatasan waktu pembelajaran yang ada.Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitianini sebagai berikut:(1) Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan praktikum Biologi di kelasXI SMA Negeri Se Kabupaten Karo tahun ajaran 2010/2011?(2) Bagaimanakah pemanfaatan laboratorium Biologi di SMA Negeri Se Kabupaten Karodalam menunjang pelaksanaan praktikum yang dilakukan tahun ajaran 2010/2011?.METODE PENELITIANLokasi dan Waktu PeenelitianPenelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri se Kabupaten Karo yang direncanakanselama 6 bulan dari Maret sampai September 2011.Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah Seluruh siswa kelas XI IPA dan guru mata pelajaranBiologi yang mengajar di kelas XI IPA SMA Negeri se Kabupaten Karo. Sedangkansampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 185 orang yangdiambil secara random sampling.Teknik Pengambilan Data1. Angket/kuesionerJurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri MedanThe Character Building Univesity578

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014Variabel yang akan diungkap pada angket berkaitan dengan: keadaanlaboratorium, waktu pelaksanaan praktikum, persiapan dan pelaksanaan praktikum,laporan dan evaluasi praktikum, permasalahanatau hambatan dalam pelaksanaanpraktikum.Angket yang digunakan berdasarkan Skala Likert.2. WawancaraWawancara dilakukan terhadap guru Biologi mengenai: intensitas/frekuensi praktikum,pelaksanaan praktikum yang dilakukan, dan permasalahan dalam pelaksanaan praktikum.3. Observasi Laboratorium BiologiObservasi laboratorium Biologi meliputi: pengamatan terhadap kondisi laboratorium danketersediaan perlengkapan dan peralatan yang mendukung pelaksanaan praktikumBiologi SMA selama kelas XI semester gasal tahun ajaran 20101/2011.Teknik Analisis DataHasil angket dianalisis secara deskriptif persentase.(Arikunto, 2003:236)% n / Nx100%Keterangan:% Persentase hasil jawaban respondenn Nilai yang diperoleh respondenN Jumlah skor yang diharapkan (skor maksimalUntuk mengetahui seberapa besar pemanfaatan laboratorium dan pelaksanaanpraktikumnya dalam pembelajaran Biologi selama semester gasal kelas XI di SMA seKabupaten Karo dan hasil angket tertutup maka disesuaikan dengan tabel kriteriapersentase.Tabel 1.1 Kriteria PersentaseNo.Interval Prosentase Kriteria1.81 % - 100 %Sangat baik2.61 % - 80 %Baik3.41 % - 60 %Kurang baik4. 40 %Tidak baikRahman (dalam Ropic, 2006:35)HASIL DAN PEMBAHASANDalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap materi yang diberikanakan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar mengajartersebut.Perhatian siswa yang lebih intensif terhadap materi pelajaran yang diberikan guru akanJurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri MedanThe Character Building Univesity579

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014menyebabkan transfer ilmu pengetahuan yang terjadi lebih mudah sehingga diharapkanproses belajar mengajar akan dapat lebih berhasil.Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran yaitufaktor guru, faktor siswa, lingkungan belajar, sarana prasarana belajar,penguasaanmateri, penguasaan metode dan teknik mengajar oleh guru merupakan faktor utamaselain faktor gaya mengajar, filosofi dan kepribadian guru sendiri. Tidak kalah pentingnyaadalah faktor siswa sebagai pembelajar. Lingkungan belajar akan tercipta dari interaksiantara guru dan siswa di dalam lingkungan fisik pendukungnya. Sarana prasarana dapatmenjadi faktor pendukung atau faktor penghambat pembelajaran sebagian tergantungdari bagaimana guru mengupayakannya dan menyikapinya (Susilo, 2000:45).Guru mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses belajar mengajar.Kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran sangatkeberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran. Oleh karena itu,mempengaruhiguru harusmengajarkan pelajaran Biologi secara tepat dan menyeluruh dengan memperhatikan jiwadan kemampuan berpikir anak.Tujuan pembelajaran Biologi adalah mengembangkan cara berpikir ilmiah melaluipenelitian dan percobaan, mengembangkan pengetahuan praktis dari metode Biologiuntuk dapat memecahkan masalah-masalah kehidupan individu, sosial serta merangsangstudi lebih lanjut di bidang Biologi dan bidang lain yang berhubungan dengan Biologiserta membangkitkan pengertian dan rasa kasih sayang kepada makhluk hidup (Pophomdan Eva, 2001:43).Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas XI IPA sebagian besarpembelajaran Biologi masih menggunakan metode ceramah, sehingga pada beberapamateri kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkandan berinteraksi dengan benda-benda yang konkrit. Seharusnya dalam proses belajarmengajar siswa harus dilibatkan untuk membuat pemahaman sendiri agar ingatan tentangpelajaran Biologi dapat tertanam dengan baik dalam diri siswa lebih lama dan dalampenyajiannya harus dikemas menarik mungkin agar siswa dapat mempelajarinya denganmudah.Selain itu diperoleh informasi bahwa pelaksanaan praktikum masih jarangdilakukan karena keterbatasan waktu pembelajaran yang ada. Selain itu karena beberapasekolah sudah menggunakan media power point dalam pembelajaran maka menurutmereka lebih efisien membelajarkan siswa dengan media power point di banding denganmembawa siswa ke laboratorium yang lebih memakan waktu.Selain itu pelaksanaan praktikum masih jarang dilakukan dikarenakan belumadanya penjadwalan praktikum secara jelas yang manapraktikum hanya dilakukanapabila pada materi tersebut memungkinkan untuk dilaksanakan praktikum dengan alatJurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri MedanThe Character Building Univesity580

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014dan bahan yang tersedia dan mudah didapat, sertamasih ada waktu beberapapertemuan yang tersisa untuk materi tersebut. Jika salah satu yang telah disebutkan tidaktersedia maka praktikum tidak jadi dilaksanakan.Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya diSMA Negeri se Kabupaten KaroHasil persepsi siswa yang mencakup tentang minat terhadap kegiatanlaboratorium, keadaaan laboratorium, waktu yang tersedia untuk praktikum, persiapandan pelaksanaan praktikum, laporan dan evaluasi praktikum tiap SMA dalam bentukpersentase disajikan pada Gambar 1.1 berikut %30%20%10%0%Minat thd Keadaan labkegiatan labWaktuPersiapan & Laporan &pelaksanaan evaluasiGambar 1. Persepsi Siswa Mengenai Pelaksanaan dan Permasalahan Praktikum BiologiKelas XI di SMA Negeri se Kabupaten Karo Tahun Ajaran 2010/2011Minat Terhadap Kegiatan laboratoriumHasil angket menunjukkan bahwa minat siswa terhadap kegiatan laboratoriumtermasuk dalam kriteria sangat baik dengan persentase 86% (dapat dilihat pada Gambar1). Pada penelitian ini ditemukan bahwa 90% siswa dalam kegiatan laboratorium dapatmemberikan kelengkapan teori yang telah dipelajari sehingga antara teori dan praktekmerupakan dua hal yang terpadu.Kegiatan di laboratorium juga dapat memberikan keterampilan kerja ilmiah sertamenambah keterampilan dalam menggunakan alat atau media praktikum. Hal ini sejalandengan yang dikatakan oleh Suwarto (2003:85) bahwa adanya interaksi antara kondisidan pemanfaatan laboratorium terhadap minat belajar siswa, yang mana kondisilaboratorium yang baik dan pemanfaatan laboratorium yang optimal akan meningkatkanminat belajar ilanberpikirilmiah,mengikutsertakan mental siswa dan bukan sekedar menerima ilmu saja. Di samping ituJurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri MedanThe Character Building Univesity581

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014siswa akan merasa dirinya berperan, sehingga membangkitkan minat dan semangatbelajar mereka. Menurut teori media Edgar Dale (dalam Hamalik, 1994:22) jugamengungkapkan bahwa “kita belajar hanya 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yangdidengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dariapa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan”. Jadi persentasepenyerapan pelajaran oleh siswa yang lebih banyak adalah jika siswa katakan danlakukan sendiri yaitu sebesar 90%, hal ini sama sifatnya dengan kegiatan praktikum yangjuga meningkatkan daya serap siswa terhadap apa yang dipelajari.Selain itu menurut hasil penelitian yang diperoleh di SMA Negeri se Kabupaten Karobahwa 82% yang mengatakan pembelajaran Biologi lebih menarik jika divariasikandengan kegiatan praktikum karena dengan praktikum pelajaran Biologi lebih mudahdipahami dan memberikan perasaan senang untuk belajar lebih lanjut.Keadaan LaboratoriumJika dilihat kondisi ruangan laboratorium SMA Negeri se Kabupaten Karo sudahtermasuk ke dalam kategori baik (68%). Semua sekolah yang ada sudah memilikiruangan laboratorium untuk pelajaran IPA namun hanya 22% dari sekolah tersebut yangsudah memiliki ruang laboratorium Biologi secara tersendiri sedangkan yang lainnyamasih bergabung dengan ruang laboratorium Kimia (56%) bahkan ada juga yang masihbergabung dengan laboratorium Fisika dan Kimia (22%). Begitu juga halnya dengan luasruangan Laboratorium sudah sangat mencukupi untuk menampung seluruh siswamelaksanakan praktikum tiap kelas sesuai dengan Permendiknas No.24 Tahun 2007yang menyatakan luas rasio minimum ruang laboratorium Biologi adalah 2,4 m2/pesertadidik.Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri se Kabupaten Karomenunjukkan bahwa peralatan laboratorium yang dibutuhkan dalam praktikum Biologibelum semua tersedia dengan persentase (59%) dan belum mencukupi kebutuhan semuasiswa untuk setiap pelaksanaan praktikum Biologi (56%), dan saat pelaksanaan praktikumsedikit ditemukan alat yang rusak 73%.Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untukmemudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebutada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitasyang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan,ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan danbelajar, contohnya meja siswa, meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan,ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri MedanThe Character Building Univesity582

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014Laboratorium yang diamati di SMA Negeri di Kabupaten Karo menunjukkan bahwaperlengkapan laboratorium masih kurang baik (56%). Fasilitas yang dibutuhkan masihkurang memadai ketersediaannya (47%), dan ditemukan dari 9 sekolah yang ada hanya 1sekolah (11%) saja yang memiliki bak cuci dengan sumber air yang memadai sedangkan8 sekolah lainnya sumber air tidak tersedia dikarenakan kran air yang rusak bahkan adabeberapa sekolah memiliki bak cuci yang sudah tidak terawat lagi. Begitu juga halnyadengan alat pemadam api hanya 2 sekolah (22%) yang memiliki dan untuk sumber listrik(stop kontak) hanya 1 sekolah yang tidak memiliki dan 8 sekolah lainnya ada tapi hanya56% saja yang masih bisa digunakan sedangkan sisanya dalam kondisi rusak. Jikaditinjau dari segi pencahayaan pada laboratorium yang ada sudah termasuk baik (66%),ruangan laboratorium di bangun di tempat yang mudah diterangi cahaya.Menurut Wicahyono (dalam Cahyono, 2007:30) untuk menentukan apakah suaturuangan itu cocok atau tidak untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikanbeberapa hal seperti arah angin, dan arah datangnya cahaya. Apabila memungkinkan,ruangan laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untukmenghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat denganlaboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik suara atau bauyang ditimbulkan.Namun ditemukan di lapangan bahwa kebanyakan ruang laboratorium dijadikansebagai ruang belajar pada pelajaran agama dan juga sebagai ruang pertemuanOsis/pramuka pada saat laboratorium tidak digunakan, hal ini tidaklah efisien karenadapat mengganggu fasilitas laboratorium. Hal ini sejalan dengan yang dikatakanMustaphawan (dalam Daddy, 2008:9) bahwa tidak sedikit ruangan yang dibangun bagikegiatan laboratorium sekolah ada yang mengalami perubahan fungsi.Waktu Yang Tersedia Pada PraktikumPelaksanaan praktikum di SMA Negeri se Kabupaten Karo masih jarang dilakukandikarenakan belum adanya penjadwalan praktikum secara jelas. Hal ini sesuai dengandata yang diperoleh bahwa waktu yang tersedia untuk pelaksanaan praktikum masihrelatif rendah dengan persentase 41%. Adisendjaja (2008:11) juga mengatakan bahwapada umumnya kendala dalam pelaksanaan praktikum adalah waktu yang sangatmenyita, sekolah-sekolah biasanya sudah memiliki jadwal yang sudah pasti untuk setiapmata pelajaran dan tidak mempertimbangkan waktu praktikum. Guru sudah berketetapanuntuk menggunakan waktu yang tersedia seefektif mungkin sehingga mampumenyelesaikan materi pelajaran sesuai tuntutan kurikulum.Dari hasil angket dan wawancara diperoleh bahwa waktu yang tersedia untuksatu kali praktikum hanya 90 menit dan menurut mereka ketersediaan waktu yang adaJurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri MedanThe Character Building Univesity583

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014masih kurang dengan persentase 54%, dan apabila pada jam Biologi waktu yang tersediatidak memungkinkan untuk dilaksanakan praktikum maka tidak ada lagi penambahanwaktu di luar jam Biologi misalnya sore hari setelah jam pelajaran selesai (33%). Begitujuga halnya apabila terjadi kegagalan pada pelaksanaan praktikum maka tidak adapengulangan di luar jam pelajaran Biologi (40%).Diketahui juga bahwa selama semester gasal frekuensi praktikum di luar ruangan(pemanfaatan laboratorium alam) hanya berkisar 35% hal ini dikarenakan masihbanyaknya sekolah yang belum memiliki kebun Biologi dan juga karena faktor guru yangmasih enggan mengontrol siswa apabila dilakukan praktikum di luar ruangan dan jugaketerbatasan waktu. Padahal untuk materi pengamatan struktur morfologi bunga dandaun, transpirasi pada tumbuhan dan menghitung denyut nadi secara manual untukmembelajarkannya lebih efisien dengan cara praktikum di luar ruangan.Menurut Wicahyono (dalam Cahyono, 2007:30) guru Biologi dituntut untuk lebihkreatif. Tuhan menciptakan alam semesta untuk dinikmati dan difungsikan. Padadasarnya, semua guru Biologi dapat menggunakan laboratorium alamiah yang sudahtersedia di sekolah. Guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai alat pelajaran.Persiapan dan PelaksanaanPraktikumBerdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologidalam hal persiapanpraktikum, guru tersebut melakukannya secara sendiri karena tidak adanya laboran yangturut membantu. Diketahui bahwa 77% guru membagi siswa ke dalam kelompok yangberanggotakan 3 sampai 5 orang, 11% guru membagi siswa menjadi 6 sampai 8 orangsetiap kelompok bahkan ada juga yang beranggotakan 9 sampai 11 orang per kelompok(11%). Hal ini dikarenakan keterbatasan alat praktikum yang digunakan, untuk menyiasatihal tersebut pada umumnya guru membagi siswa ke dalam kelompok besar agar alatyang digunakan mencukupi.Selain menyiapkan alat dan bahan secara sendiri, guru juga sangat berperandalam pelaksanaan praktikum (79%). Sebelum memulai praktikum guru biasanyamemberikan penjelasan terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilakukan (82%) danmenyampaikan tujuan dari setiap praktikum yang akan dilaksanakan (76%). Bila dilihatdari penuntun praktikum yang digunakan di SMA Negeri se Kabupaten Karo hanya 11%saja yang dirancang oleh guru sedangkan 44% penuntun yang digunakan berasal darilembar kerja siswa (LKS) dan 44% lagi berasal dari buku paket yang telah tersedia.Hasil analisis angket yang diberikan pada siswa menunjukkan bahwa siswamengalami kesulitan dalam menarik kesimpulan dari kegiatan praktikum yangdilaksanakan (72%) karena dalam melakukan praktikum ditemukan ada anggotakelompok yang tidak mendapat kesempatan untuk mengamati hasil praktikum (74%)Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri MedanThe Character Building Univesity584

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan PembelajarannyaMedan, 23 Agustus 2014namun siswa tersebut tetap mencatat dan menggambarkan hasil praktikum yang diamatidari kelompok lain (69%).Laporan dan Evaluasi PraktikumLaporan Praktikum adalah laporan yang dib

Variabel yang akan diungkap pada angket berkaitan dengan: keadaan laboratorium, waktu pelaksanaan praktikum, persiapan dan pelaksanaan praktikum, laporan dan evaluasi praktikum, permasalahan atau hambatan dalam pelaksanaan praktikum.Angket yang digunakan berdasarkan Skala Likert. 2. Wawancara

Related Documents:

Praktikum Biologi Sel merupakan salah satu praktikum yang mendasari praktikum pada mata praktikum yang lain seperti Praktikum Teknik Analisa Biologi Molekuler, Praktikum Kultur Jaringan dan Sel Hewan serta Praktikum Imunologi. Petunjuk Praktikum Biologi Sel ini disusun sejak tahun akademik 2004/2006 yang saat itu hanya memuat tiga materi.

Distribusi skor dan persentase analisis pelaksanaan praktikum biologi di SMA Negeri se-Kota Jambi menunjukan hasil persentase secara keseluruhan dimana pelaksanaan praktikum biologi pada siswa meliputi 4 indikator yaitu : keadaan laboratorium, waktu pelaksanaan praktikum, persiapan dan pelaksanaan

Analisis Pelaksanaan (Hasruddin dan Salwa R, 17:32) 20 dengan kegiatan praktikum seperti keadaan laboratorium, waktu pelaksanaan praktikum, persiapan dan pelaksanaan praktikum, laporan dan evaluasi praktikum. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data tentang pemanfaatan laboratorium dan pelaksanaan praktikum serta

mengenai penerapan pembelajaran Biologi berbasis praktikum. Terdapat kesenjangan antara pelaksanaan praktikum materi organi-sasi kehidupan yang ideal dengan yang ada di sekolah. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk meng-analisis pelaksanaan praktikum dan permasalahannnya pada materi orga-nisasi kehidupan di SMP kelas VII se-

Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI di SMA Negeri Bingin Teluk Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi. Program Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Palembang. Pembimbing (I) Lia

indikator pelaksanaan praktikum sebesar 2, 72 berada dalam kategori cukup berarti pelaksanaan praktikum cukup terlaksana dengan baik. Implikasi pada penelitian yaitu Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi sekolah agar lebih meningkatkan kualitas pelaksanaan praktikum IPA

2 AKD-217 Praktikum Kimia Analisis 4 2 16 3 AKD-218 Praktikum Kimia Organik 2 2 8 4 8AKD-219 Praktikum Kimia Anorganik 2 2 . Praktikan wajib membawa buku penuntun praktikum, alat tulis, alat hitung dan penunjang praktikum seperti

Astrology: The alignment of the planets and stars was very important, looking at when the patient was born and fell ill to decide what was wrong with them! This became more popular after the Black Death (1348) Astrology is a SUPERNATURAL explanation for disease. Apothecaries mixed ingredients to make ointments and medicines for the physicians. They learned from other apothecaries. They also .