BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Pemecahan Masalah .

3y ago
34 Views
2 Downloads
897.91 KB
27 Pages
Last View : 6d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Azalea Piercy
Transcription

BAB IIKAJIAN TEORIA. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika1. Masalah MatematikaMatematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswatingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah.Berdasarkan kurikulum 2006,pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan yangdapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, sehingga terdapat keserasianantara pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep danpembelajaran yang menekankan pada keterampilan menyelesaikan soal danpemecahan masalah.Matematika merupakan disiplin ilmu yang dapat meningkatkankemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalampenyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta ndanteknologi. 1Matematika juga merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol.Menurut Hans Freudental dalam Ahmad Susanto matematika merupakanaktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengandemikian, matematika merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikandalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yangtidak lepas dari aktivitas insani tersebut.24Ahmad Susanto, (2013), Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,Jakarta: Prenadamedia Grup, hal.1852Ahmad Susanto, hal.189

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah AlQomar ayat 49 yang berbunyi:Artinya: “ sesungguhnya kami menciptakan sesuatu menurut ukuran”. (Q.SAl-Qomar : 49)3Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatumenurut ukuran yang telah ditetapkan, karena pada dasarnya semua yang adadibumi telah ada kadar dan ukurannya, ada rumus dan ada perhitungannyamasing-masing. Begitu pula dalam matematika yang sudah pasti memilikikadar dan ukuran, memiliki perhitungan, ada rumus dan ada persamaannya.Jadi hal ini sudah sangat jelas terlihat bahwa konsep matematika telahdijelaskan sebelumnya di dalam Al-Qur’an.4Ismail dkk sebagaimana dikutip Ali Hamzah dalam bukunya memberikandefenisi matematika sebagai ilmu yang membahas angka-angka danperhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas danbesaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, saran berpikir,kumpulan sistem, struktur dan alat.5Departemen Agama Ri, (2011), Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: RajaPublishing, h. 530.4https://ilmupengetahuanhukum /2016/01/al-quran-dan-ilmu-matematika.html.diakses pada tanggal 09 Agustus 2018 pada jam 20.00 wib.35Ali Hamzah dan Muhlisrarini, (2014), Perencanaan dan Strategi PembelajaranMatematika, Depok: PT. Rajagrafindo Persada, h.48

Masalah adalah sesuatu yang timbul akibat adanya “rantai yang terputus”antara keinginan dan cara mencapainya, keinginan atau tujuan yang ingindicapai sudah jelas, tetapi cara untuk mencapai tujuan itu belum jelas. 6Berbicara mengenai masalah matematika, Lencher mendeskripsikannyasebagai soal matematika yang strategi penyelesainnya tidak langsung terlihat,sehingga dalam penyelesaiannya memerlukan pengetahuan, keterampilan, jut,Polyamengemukakan dua macam masalah matematika, yaitu7:a. Masalah untuk menemukan (problem ti find) dimana kita mencoba untukmengkontruksi semua jenis objek atau informasi yang dapat digunakanuntuk menyelesaikan masalah tersebut.b. Masalah untuk membuktikan (problem to prove) dimana kita akanmembuktikan salah satu kebenaran pernyataan, yakni pernyataan itubenar atau salah.Menurut Herman Hudoyo sebagai mana yang dikutip Diyah AyuSetorini, jenis-jenis masalah matematika adalah sebagai berikut8:a. Masalah translasi, merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untukmenyelesaikannya perlu translasi dari bentuk verbal kebentukmatematika.b. Masalah aplikasi, memberikan kesempatan kepada siswa untukmenyelesaikan masalah dengan mengguakan berbagai macam-macamketerampilan dan prosedur matematika.c. Masalah proses, biasanya untuk menyusun langkah-langkah merumuskanpola dan strategi khusus dalam merumuskan masalah. Masalah seperti inidapat melatih keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah sehinggamenjadi terbiasa menggunakan strategi tertentu.d. Masalah teka-teki, seringkali digunakan untuk rekreasi dan kesenangansebagai alat yang bermanfaat untuk tujuan efektif dalam pembelajaranmatematika.6Nyimas Aisyah dkk, (2012), Pengembangan Pembelajaran Matematika, h.147Yusuf Hartono, (2014), Matematika Strategi Pemecahan Masalah, Yogyakata:Graha Ilmu, h. 28Dyah Ayu Setyorini, Profil Pemecahan Masalah Pokok Bahasan SistemPersamaan Linear Dua Variabel, Universitas Jember, (skripsi, 2016)7

Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwamasalah matematika adalah suatu keadaan atau kondisi yang disadari olehindividu atau kelompok yang memerlukan pemecahan masalah matematikatetapi tidak memiliki cara untuk mengatasi kondisi tersebut. Penelitian yangdilakukan oleh peneliti ini memfokuskan pada masalah matematika denganjenis masalah translasi yaitu masalah kehidupan sehari-hari.2. Kemampuan Pemecahan MasalahPemecahan masalah merupakan kemampuan yang harus diajarkan padaanak sejak usia dini. Pemecahan masalah selalu melingkupi setiap sudutaktivitas manusia, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, hukum, pendidikanbisnis, olah raga, kesehatan, industri, literatur dan sebagainya. Pemecahanmasalah dapat diajarkan pada mata pelajaran apapun, kususnya pada matapelajaran matemaika.Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakanmetode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.Tujuannya adalah untuk memperoleh kamampuan dan kecakapan kognitifuntuk memcahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. 9Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematikayang sangat penting. Hal ini dikarenakan siswa akan memperoleh pengalamandalam menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untukmenyelesaikan soal yang tidak rutin. Menurut Lencher sebagaiman dikutipdalam Yusuf Hartono pemecahan masalah matematika merupakan prosesmenerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke9Muhibbin Syah, (2014), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,Bandung: PT Remaja Rosda Karya, h.46

dalam situasi baru yang belum dikenal. Sebagai implikasinya, aktivitaspemecahan masalah dapat menunjang perkembangan kemampuan matematikayang lain seperti komunikasi dan penalaran matematika.10Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat Ahmad Susanto yangmenyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan proses menerapkanpengetauan (knowledge) yang telah diperoleh siswa sebelumnya ke dalamsituasi yang baru. Pemecahan masalah juga merupakan aktivitas yang sangatpenting dalam pembelajaran matematika, karena tujan belajar yang ingindicapai dalam pemecahan masalah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.11Menurut Hudojo sebagaimana dikutip Nyimas Aisyah dalam bukunya,pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh olehseseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itutidak lagi menjadi masalah baginya.12Hal ini berkaitan dengan pendapat RobertL.Solso dan Otto H. Maclin yang mengatakan bahwa pemecahan masalahadalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatusolusi/jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Solso mengemukakanenam tahapan dalam pemecahan masalah, yaitu: (1)Identifikasi anaanpemecahan,(4)Menetapkan/mengimplementasikan perencanaan, (5)Menilai perencanaan,(6)Menilai hail pemecahan.13Menurut Djamarah dalam Ahmad Susanto pemecahan masalah adalahsuatu metode yang merupakan metode berpikir, sebab dalam pemecahan10Yusuf Hartono,.,hal.Ahmad susanto,., hal.19612Nyimas Aisyah, . h.14813Made Wena, (2014), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: PT.Bumi Aksara, h.5611

masalah dapat digunakan metode-metode lainnya yang dimulai dari pencariandata sampai kepada penarikan kesimpulan.14Mayer mengungkapkan bahwa terdapat tiga karakteristik pemecahanmasalah, yaitu: (1) pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif, tetapidipengaruhi oleh perilaku, (2) hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat daritindakan/perilaku dalam mencari pemecahan, dan (3) pemecahan masalahmerupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan yang telahdimiliki sebelumnya.Tokoh utama dalam pemecahan masalah matematika adalah GeorgePolya. Menurut Polya, terdapat empat tahapan yang penting yang harusditempuh siswa dalam memecahkan masalah, yakni:15a. Memahami MasalahLangkah ini sangat mentukan kesuksesan memperoleh solusimasalah.Langkahinimelibatkan pendalaman situasimasalah,melakukan pemilahan fakta-fakta, menentukan hubungan di antara faktafakta dan membuat formulasi pertanyaan masalah. Setiap masalah yangtertulis, bahkan yang paling mudah sekalipun harus dibaca berulang kalidan informasi yang terdapat dalam maslah dengan bahasanya sendiri.Membayangkan situasi masalah dalam pikiran juga sangat membantuuntuk memahami struktur masalah.14Ahmad Susanto,., hal. 197Ummi Habibatul A’liyah, (2016), Perbedaan Kemampuan Pemecahan MasalahMtematika Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think PairShare dan Tipe Think Pair-Share Square di Kelas X Man 2 Model Medan ( Medan:Skripsi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)15

b. Membuat Rencana PemecahanLangkah ini perlu dilakukan dengan percaya diri ketika ganmempertimbangkan struktur masalah dan pertanyaan yang harus dijawab. Jika masalah tersebut adalah masalah yang rutin dengan tugaskalimat matematika terbuka, maka perlu dilakukan penerjemahanmasalah menjadi bahasa matematika.c. Melaksanakan Rencana PemecahanUntuk mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat dalamlangkah dua harus dilaksanakan dengan hati-hati. Untuk memulai,kadang kita perlu membuat estimasi solusi. Diagram, tabel atau urutandibangun secara seksama sehingga si pemecah masalah tidak aknbingung.d. Melihat kanketepatanperhitungan dengan cara menghitung ulang. Jika kita membuat estimasiatau perkiraan, maka bandingkan dengan hasilnya. Hasil pemecahanharus tetap cocok dengan akar masalah meskipun kelihatan tidakberalasan. Bagian terpenting dari langkah ini adalah membuat perluasanmasalah yang melibatkan pencarian alternatif pemecahan masalah.Branca mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat diinterptretasikandalam tiga kategori yang berbeda. Pertama, pemecahan masalah sebagai

tujuan. Kategori ini memfokuskan bagaimana cara memecahkan masalah.Kedua, pemecahan masalah sebagai proses. Kategori ini terfokus pada metode,prosedur, strategi, serta heuristik yang digunakan dalam pemecahan masalah.Ketiga, pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar yang salah satunyamenyangkut keterampilan minimal siswa dalam menguasai matematika. rtiserangkaian operasi mental yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuantertentu. Dalam pembelajaran matematika seringkali siswa menemukan suatupermasalahan yang harus dipecahkan. Pemecahan masalah yang dimaksuddalam pemebelajaran matematika adalah serangkaian kegiatan siswa yangdilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.Berdasarkan beberapa uraian pengertian di atas dapat kita simpulkanbahwa pemecahan masalah merupakan cara-cara ataupun usaha yang dilakukanseseorang untuk menyelesaikan masalah berdasarkan pengetahuan yang adapada dirinya sehingga masalah tersebut tidak lagi menjadi masalah baginya.Kemampuan pemecahan masalah diukur melalui tes kemampuanpemecahan masalah.Tes kemampuan pemecahan masalah dilakukan dengansoal kemampuan pemecahan masalah yang dirancang sesuai dengan indikatoryang ada.Tapi perlu kita ketahui bahwa tidak semua soal matematika yangtergolong ke dalam soal pemecahan masalah.16Yusuf Hartono, .h. 3

B. Kecerdasan Inteligensi (IQ)1. Pengertian InteligensiIstilah Inteligensi berasal dari bahasa latin “intelliegere” yang berartimenghubungkan atau menyatukan satu sama lain, atau “inteligentia”, yangsecara etimologis berasal dari kata “intel” dan “lego”, dan berarti sesuatu yangbaru dalam badan. Dalam arti luas dimaksudkan: kecerdasan, kemampuanmenangkap ilmu pengetahuan, pengertian, tanggapan. Menurut Suwarsihintellego berarti: (1) dengan kecerdasan: memperhatikan, merasa, melihat,mengikuti, menyimpulkan,(2) mengerti, menangkap, menyimpulkan dengankecerdasan. Dalam bahasa arab inteligensi disebut dengan Ad-dzaka yangberarti pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti,kemampuan (Al-Qudrah) dalam memahami sesuatu secara cepat dansempurna.17Teori tentang inteligensi pertama kali di kemukakan oleh spearman danWynn Jones Poll pada tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lamamengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusiatunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebutdengan “Nous” sedangkan penggunaan kekuatannya zisebut “Noeseis”.Inteligensi atau kecerdasan adalah kemampuan mental seseorang merespon danmenyelesaikan problem dari hal-hal yang bersifat kuantitatif dan fenomenal,seperti matematika, fisika, data-data sejarah dan sebagainya. 18 MenurutWechsler Kecerdasan adalah kumpulan kapasitas atau kapasitas global17Nyayu Khadijah, (2014), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, hal. 89Purwa Atmaja Prawira, (2014), Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru,Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal.14118

individu untuk berbuat menurut tujuannya secara tepat, berpikir secararasional, dan menghadapi alam sekitar secara puanseseorangmenyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik kemampuan fisik maupun nonfisik. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan hingga saat ini, diakuiadanya suatu perbedaan dalam memecahkan berbagai permasalahan yangdihadapi, sehingga hal tersebut memperkuat pendapat bahwa inteligensi itumemang ada dan berbeda pada setiap orang, dimana orang yang memilikitingkat inteligensi yang lebih tinggi akan memiliki kecenderungan untukmemecahkan permasalahan dengan baik dan cepat dibanding dengan orangyang memiliki taraf inteligensi rendah.Inteligensi merupakan salah satu kemampuan mental, pikiran, atauintelektual manusia. Intelegensi bagian dari proses kognitif pada urutan yanglebih tinggi. Yang secara umum intelegensi disebut sebagai kecerdasan.20Rasulullah sendiri mendefinisikan kecerdasan dalam setiap sabda-Nya,salah satunya dengan menggunakan kata Al-Kayyis, sebagaimana dalam haditsberikut: ت ِ ع ِم َم ِن َما بَ ْعدَ ْان َم ْو ّ ِ ي ُ صهى هللا عهيه و سهم قَا َل ْان َكي َ سهُ َو َ ْس َم ْه دَانَ وَ ْف َ َع ْه َشدَّا ِد ب ِْه ّ ِ ع ِه انىَّب ) (رواه التزمذ ي “Artinya: Dari Syaddad Ibn Aus, dari Rasulullag SAW. Bersabda: orangyang cerdas adalah orang yang merendahkan dirinya dan beramal untukpersiapan sesudah mati (H.R. At-Tirmidzi)”.20Beni S. Ambarjaya, (2012), Psikologi Pendidikan Dan Pengajaran, Yogyakarta:PT Buku Seru, hal.20-29

Hadits di atas memberikan penjelasan kepada kita bahwa orang yangcerdas adalah orang-orang yang merendahkan dirinya serta mempersiapkan diridi setiap keadaan. Ketika seseorang telah dengan benar mengasah danmenggunakan kecerdasannya maka orang tersebut akan selalu siap biladihadapkan di situasi yang bagaimana pun.Banyak para ahli beranggapan bahwa inteligensi merupakan statusmental yang tidak memerlukan definisi, sedangkan perilaku inteligen lebihkonkret batasan dan ciri-cirinya sehingga lebih mudah untuk dipelajari.Dengan menidentifikasi ciri dan indikator perilaku inteligen, maka dengansendirinya defenisi inteligensi akan terkandung di dalamnya.Ciri-ciri perilaku yang secara tidak langsung telah disepakati sebagitanda telah dimilikinya inteligensi yang tinggi, antara lain adalah 1) adanyakemampuan untuk memahami dan menyelesaikan problem mental dengancepat, 2) kemampuan meningat, 3) kreativitas yang tinggi, dan 4) imajinasiyang berkembang. Sebaliknya, perilaku yang lambat, tidak cepat mengerti,kurang mampu menyelesaikan problem mental yang sederhana, dansemacamnya, dianggap sebagai indikasi tidak dimilikinya inteligensi yangbaik.Hegenhan dan Oslon yang dikutip dalam Hamzah B. Unomengungkapkan pendapat Piaget tentang kecerdasan yang didefenisikansebagai intelegensi merupakan suatu tindakan yang menyebabkan terjadinyaperhitungan atas kondisi-kondisi yang secara optimal bagi organisme dapathidup berhubungan dengan lingkungan secara efektif.Sebagai suatu tindakan,

intelegensi selalu cenderung menciptakan kondisi-kondisi yang optimal bagiorganisme untuk bertahan hidup dalam kondisi yang ada.21Menurut Gardner, kecerdasan Intelektual (IQ) adalah kapasitas yangdimiliki seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah dan membuat caracara penyelesaian dalam konteks yang beragam dan wajar. Inteligensi secaraumum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatanotak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu.John W. Santrockmengatakan bahwa inteligensi adalah keahlian memecahkan masalah dankemampuan untuk peradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidupsehari-hari.22William Stern memberi batasan inteligensi sebagai daya umum untukmenyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan baru dengan menggunakan alatalat bantu untuk berpikir setepat-tepatnya.23Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diungkapkan di atasjelaslah bahwa inteligensi pada hakekatnya adalah kemampuanyang dimilikiseseorang untuk menyelesaikan masalah yang ada berdasarkan apa yang telahdipelajari sebelumnya. Dan IQ adalah angka atau indeks yang menunjukkankecerdasan seseorang pada tingkat umurnya. Seseorang dikatakan memiliki IQyang tinggi atau cerdas adalah apa bila dibandingkan dengan rata-rata anakpada umur sebayanya. Demikian sebaliknya, dikatakan seseorang memiliki IQyang rendah adalah dalam taraf perbandingan dengan anak pada umursebayanya.21Hamzah, B. Uno, (2010), Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,Jakarta: PT Bumi Aksara, hal.58-5922John W. Santrock, (2014), Psikologi Pendidikan , Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, h.13423Mardianto, (2012), Psikologi Pendidikan , Medan: Perdana Publishing, h.106

2. Teori Model InteligensiIQ tidak hanya diukur berdasarkan skor tunggal.Sampai sekarang teoriteori inteligensi dikembangkan berdasarkan indeks tunggal (hanya ditunjukkandengan IQ) kepada multi indeks (melibatkan pengukuran verbal, numerical,perceptual, dan spatial).Untuk memperjelas tentang pengertian inteligensiberikut ini dikemukakan beberapa teori tentang inteligensi.a. Teori faktorTeori ini dikembangkan oleh Spearman.Dia mengembangkanteori dua faktor dalam kemampuan mental manusia.1) Teori faktor “g” (faktor kemampuan umu), yaitu kemampuanmenyelesaikan masalah atau tugas-tugas secara umum (misalnya,kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika)2) Teori faktor “s” (faktor kemampuan khusus), yaitu kemampuanmenyelesaikan masalah atau tugas-tugas secara khusus (misalnya,menyelesaikan soal-soal perkalian, atau penambahan dalammatematika)b. Teori Struktural IntelektualTeori ini dikembangkan oleh Guilford.Dia mengatakan bahwatiap-tiap kemampuan memiliki jenis keunikan tersendiri dalam aktivitasmental atau pikiran (operation), isi informasi (content), dan hasilinformasi (product).

1) Operation (aktivitas pikiran atau mental)Operation, yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui, danmemahami informasi.Misalnya, mengetahui makna kata adil ataukrisis.2) Content (isi informasi) Visual, yaitu berbagai informasi yang muncul secara langsungdari stimulasi yang diterima oleh mata. Auditory, yakni berbagai informasi yang muncul secaralangsung dari stimulasi yang dierima oleh sistem pendengaran(telinga) Simbolik, yaitu item-item informasi yang tersusun urutbersamaan dengan item-item yang lain. Misalnya sederetangka, huruf abjad dan kombinasinya. Sistematik, biasanya berhubungan dengan makna atau arti,tetapi tidak melekat pada simbol-simbol kata. Behavioral, yakni informa

KAJIAN TEORI A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 1. Masalah Matematika . dicapai dalam pemecahan masalah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.11 Menurut Hudojo sebagaimana dikutip Nyimas Aisyah dalam bukunya, . Tokoh utama dalam pemecahan masalah matematika adalah George Polya. Menurut Polya, terdapat empat tahapan yang penting yang .

Related Documents:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori Kajian teori merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoretik yang dipakai. Kajian teori dalam penelitian dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat teori dan mem

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori Kajian teori berfungsi sebagai landasan teoretik yang digunakan oleh peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti. Kajian teori disusun berdasarkan perkembangan terkini bidang ilmu yang berkaitan dengan inti penel

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

29 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasar Teori 1. Teori Ekonomi Ekonomi atau economic dalam banyak literature ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Oios atau Oiuku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga.

BAB II KAJIAN TEORETIK Bab kedua ini penulis sebut dengan kajian teoretik yang dikenal juga dengan istilah kerangka teoritik; isinya membahas tentang teori-teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sehingga pada bab ini, penulis akan menguraikan teori mengenai

22 BAB II KAJIAN TEORI Dalam teori ini berisi tentang kajian-kajian yang dijadikan sebagai rujukan langsung penelitian dan penulisan, serta sebagai pisau pembedah masalah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

A. Teori-teori sosial moden timbul sebagai tin& bdas kepada teori-teori sosial klasik yang melihat am perubahan rnasyarakat manusia dengan pendekatan yang pesimistik. Teori sosial moden telah berjaya menerangkan semua gejala sosial kesan perindustrian dan perbandaran. Teori sosial moden adalah lanjutan teori klasik dalam kaedah dan faIsafah. B. C.