KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DILIHAT DARI TEORI VAN HIELE .

3y ago
55 Views
2 Downloads
1.63 MB
132 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Dahlia Ryals
Transcription

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DILIHAT DARI TEORIVAN HIELESISWA KELAS V MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOKDI SD HJ ISRIATI BAITURAHMAN 2 TAHUN AJARAN2017 / 2018SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Sebagai SyaratMemperoleh Gelar Sarjana PendidikanDalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahOleh:LATHIFATUN NUR FARIDANIM : 133911055FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG2018

sungguhan.Iamelainkanmendapatkanpahala dari kebajikan yang dilaksanakan dan iamendapatkansiksah:darikejahatandikerjakannya” (Q.S Al-Baqarah: 286)yang

ABSTRAKJudul:KEMAMPUANPEMECAHANMASALAH DILIHAT DARI TEORI VANHIELE SISWA KELAS V MATERIVOLUME KUBUS DAN BALOK DI SD HJISRIATI BAITURAHMAN KALIPANCURSEMARANG2TAHUNAJARAN2017/2018Peneliti: Lathifatun Nur FaridaNIM: 133911055Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatberfikir siswa kelas V SD Hj Isriati Baiturhman 2 tentang materivolume kubus dan balok menurut Teori Van Hiele, dan atematika kelas V D SD Hj Isriati Baiturhman 2. Penelitian inimerupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitianadalah 6 siswa kelas V SD Hj Isriati Baiturhman 2 KalipancurSemarang tahun ajaran 2017/2018. Data yang digunakan adalahrekaman hasil wawancara dan hasil tes. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah wawancara dan tes. Hasil penelitianini menunjukan bahwa 1) Siswa level 0 (Visualisasi) dalammemecahkan masalah sesuai dengan tahap Polya berada padatahap 1 dan 2, yang berarti siswa sudah mampu memahami

masalah, akan tetapi siswa belum mampu menyusun rencanapenyelesaian, merencanakan rencana penyelesaian dan memeriksakembali. 2) siswa level 1 (Analisis) dalam memecahkan masalahsesuai dengan tahap Polya siswa berada pada tahap 3, yang berartisiswa sudah mampu dalam memahami masalah, menyusunrencana penyelesaian dan merencanakan rencana penyelesaian,akan tetapi siswa belum mampu dalam memeriksa kembali. 3)Siswa level 2 (Pengurutan) dalam memecahkan masalah sesuaidengan tahap Polya siswa berada pada tahap 4, yanng berartisiswa mampu dalam empat tahapan Polya yaitu memahamimasalah, menyusun rencana penyelesaian, merencanakan rencanapenyelesaian dan memeriksa kembali.Kata Kunci:Pemecahan MasalahMatematika,Teori Van Hiele, Volume Kubus danBalok

KATA PENGANTARPuji syukur peneliti panjatkan kepada AllahSubhanallahu Wata’ala yang telah memberikan tmenyelesaikan penelitian dengan judul “KemampuanPemecahan Masalah Dilihat Dari Teori Van Hiele SiswaKelas V Materi Volume Kubus dan Balok Di SD Hj IsriatiBaiturahman 2 Kalipancur Semarang Tahun Ajaran2017/2018”.Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagiansyarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan diFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN WalisongoSemarang Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dariberbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan inipenelliti ingin menyampaikan terimakasih kepada:1. Dr. H. Raharjo, M.Ed. St selaku Dekan FakultasIlmuTarbiyahdanKeguruanyangtelahmemberikan izin penelitian dalam penyusunanskripsi ini.2. H. Fakrur Rozi, M.Ag. selaku Ketua o Semarang yang telah memberikan ozonpenelitian dalam penyusunan skripsi ini.

3. KristiLianiP,S.Si,M.PdselakuDosenPembimbing yang telah memberikan bimbingan,arahan, dan motivasi kepada peneliti selama belajardanmenyusunskripsidiUINWalisongoSemarang.4. Aang Khunaepi selaku Dosen Wali yang senantiasamendengarkan dan membantu keluh kesah selamaini.5. Bapak atau Ibu dosen jurusan Pendidikan GuruMadrasah Ibtidaiyah, para dosen dan staf pengajardiUINWalisongoSemarangyangtelahmemberikan dan membekalli ilmu Pengetahuan.6. Amir Yusuf S,Pd. Selaku Kepala Sekolah Dasar HjIsriati Baiturahman 2 Kalipancur Semarang yangtelah memberikan izin untuk melakukan penelitiandi SD Hj Isriati Baiturahman 2.7. Toha S,Ag selaku guru mata pelajaran Matematikadikelas V SD Hj Isriati Baiturahman 2 yang telahmemberikanwaktu,bimbingandanarahansehingga penelitian dapat diselesaikan.8. Ayahanda Abdul Jamil dan Ibunda Samroh yangtiada henti memberikan do’a, nasehat, motivasi dankasih sayang dalam mendidik peneliti dengan sabardan ikhlas.8

9. Adik Aditya Nur Rifky yang telah mendukung danmendo’akan.10. Sahabat Terkasih Nurul Jannnah, SyifauzahrotunNihayah, Quratul Ummayah, Fita Ikhtamala, danDikna Faradilla Khairunnisa yang senantiasamemotivasi dan mendo’akan.11. Teman-temanseperjuanganPendidikanGuruMadrasah Ibtidaiyah 2013 B.12. Teman-teman PPL MI Ianatusibyan MangkangKulon Semarang dan KKN Posko 26 DesaNgarapah kec Amabarawa kab.Semarang yangtelah memberikan banyak pengalaman bersama.13. Siswa-siswiSDHjIsriatiBaiturahman2Kalipancur Semarang yang senantiasa mendukungpenelitian.14. Seluruh pihak yang membantu penelitian selamamenjadimahasiswaUINWalisongosampaipenelitian ini daoat diselesaikanPeneliti mengucapkan terimakasih yang sangattak terkira kepada semua pihak yang tidak dapat penelitisebutkan satu persatu. Semiga amat baik dan jasa-jasa yangtelah diberikan, dibalas oleh Allah Subhanallahu Wata’aladengan balasan yang sebaik-baiknyaPeneliti menyadari bahwa skripsi ini masaih jauhdari sempurna. Oleh karena itu, peneliti berharap kritik dan9

saran yang membangun dari semua pihak untuk karyapeneliti yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapatbermanfaat untuk berbagai pihak. Amiiin.Semarang, 18 Januari 2018PenelitiLathifatun Nur FaridaNIM 13391105510

BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang ngkan sumber daya manusia. Kualitas sumberdaya manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan.Pendidikan yang baik akan menciptakan generasi yangberkualitas baik pula sehingga kehidupan bangsa dannegara menjadi lebih baik.1 Matematika merupakan salahsatu bidang studi yang menduduki peran penting dalampendidikan, hal itu dapat dilihat dari matematika sebagaibidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SDhingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Adabanyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematikasalah satunya menurut Cockroft mengemukakan bahwamatematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selaludigunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studimemerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3)merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas,(4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalamberbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis,ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan1Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara,1997),hlm.14

kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yangmenantang.2Perdiknas Nomor 22 Tahun 2006 diungkapkanbahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepadasemua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekalisiswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sama.Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memilikikemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkaninformasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang telahberubah, tidak pasti dan kompetitif.3Salah satu bagian dari matematika adalah pembelajaran dan pembacaan soal, siswa mendapatkanpengalaman menggunakan pengetahuan dan keterampilanyang sudah dimiliki untuk diterapkan dalam pemecahanmasalah sehingga siswa akan lebih analitik dalampengambilan keputusan.Pembelajaran matematika hendaknya mengutamakanpada kemampuan matematika siswa. Holmes mengatakan2Abdurahman,Mulyono, Pendidikan Bagi anak kesulitanBelajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm.323Mendiknas RI, Permendiknas RI No.22 Tahun 2006,(Jakarta: CV Mini Jaya Abadi,2006), hlm.312

pada intinya mengatakan bahawa: “latar belakang ataualasan seseorang perlu belajar memecahkan masalahmatematika adalah adanya fakta dalam abad 21 ini bahwaorang yang mampu memecahkan masalah hidup ecahkan masalah akan mampu berpacu dengankebutuhan hidupnya menjadi pekerja yang lebih produktifdan memahami isu-isu kompleks yang berkaitan denganmasyarakat global.”4Dari sisi lain National Council of Teachers ofMathematic (NCTM) mengeluarkan lima standar yangharus dimiliki siswa setelah belajar matematika, yaknipemecahan masalah, pemahaman dan bukti, komunikasi,hubungan, koneksidan penyajian/representasi. Menurutpada dua hal tersebut maka Matematika dianjurkan bukanhanya teori atau hafalan rumus belaka, melainkan yanglebih esensi dan kadang terlewatkan adalah bagaimanamatematika dapat melatih daya berikir siswa ematis yang kelak dapat berguna bagi kehidupannya.Hal iniSeidedenganNCTMyang menempatkanpemecahan masalah di urutan pertama dari tujuan sentral4Hendriana, Heris dan Utari Seomarno, PenillianPembelajaran Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama,2013), hlm.2313

pendidikan matematika, dalam sebuah papernya yangberjudul Essential Mathematics for the 21 century. NCTMmenempatkan pemecahan masalah sebagai urutan pertamadari 12 komponen esensial matematika.5Hasil survey yang dilakukan TIMSS (Trends inMathematics and Science Study) dan PISA (Programme forInternational Student Assessment) yang menyatakan bahwahasil belajar matematika siswa Indonesia masih rendah.Hasil TIMSS tahun 2015, menyatakan bahwa hasil belajarmatematika siswa Indonesia berada pada urutan ke-44 dari49 negara dengan rata-rata skor 397. Sedangkan hasil datasurvei tiga tahunan PISA tahun 2015, Indonesia hanyamenduduki rangking 62 dari 70 negara peserta pada ratarata skor 386. Rangking tersebut menunjukkan bahwakemampuan hasil belajar matematika di Indonesia masihtergolong rendah dibanding rata-rata skor internasionalyaitu 490. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuankomu-nikasi matematis siswa Indonesia masih tergolongrendah.65Nasional Council of Teacher of Mathematisc (NCTM),organisasi guru dan pendidik matematika di Amerika serikat thn20156Tim TIMSS Indonesia, “Survei Internasional internasional-timss,diakses 28 november 201714

Berdasarkan hasil studi Sumarno dkk. Diperolehgambaran umum bahwa:7 ”pembelajaran matematika masihberlangsung secara tradisional yang antara lain memilikikarakteristik, pembelajaran lebih berpusat dari guru,pendekatan yang digunakan lebih kepada ekspositori, gurulebih mendominasi proses aktivitas kelas, latihan-latihanyang digunakan lebih bersifat rutin”. Hal ini mengakibatkansiswa mengakibatkan siswa kurang terampil ikasikan konsep-konsep yang telah dipelajaridalam kehidupan nyata sehingga kemampuan masalahsiswa kurang dapat berkembang dengan baik.Disatu sisi pemecahan masalah matematika penting,tetapi disisi lain siswa sering mengalami kesulitan dalampemecahan masalah matematika. Lambertus mengatakan:Kelemahan lain yang ditemukan adalah lemahnya siswadalam menganalisis soal, memonitor proses penyelesaiandan mengevaluasi hasilnya kurang nampak pada diri7Hulukaki, Mengembangkan Kemampuan Komunikasidan Pemecahan Masalah Matematika (Bandung: DesertasiUPI,2005), hlm.315

siswa”. Dengan kata lain siswa tidak mengutamakan prosespenyelesaian tetapi lebih memprioritaskan hasil akhir.8Hakekatnya semua visualisasi yang ada di mukabumi ini adalah sebuah geometri. Sehingga geometri sangaterat kaitannya dengan suatu permasalahan dalam kehidupansehari-hari, salah satunya permasalahan dengan bangunruang yakni kubus dan balok tentang bagaimana caramencari volumenya tersebut. Van de Hille mengatakanbahwa,lima alasan mengapa geometri sangat penting untukdipelajarai. 1) Geometri membantu manusia memilikiapresiasi utuh tentang dunianya, geometri dapat dijumpaisistem tata surya, ormasi geologi, kristal, tumbuhan dantamanan, bintang sampai pada karya seni arsitektur sampaikerja mesin, 2) Ekplorasi geometri dapat membantumengimbangkan keterampilan memecahkan masalah, 3)Geometri memainkan memainkan peran utama dalambidang matematika lainnya. 4) Geometri banyak digunakandalam kehidupan sehari-hari, dan 5) Geometri terdapatpenuh tantangan yang menarik.98Lambertus, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalahterhadap Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi danReprensentasi Matematis Siswa (Disertasi FPMIPA UPI: 2011)9Sarjiman, Peningkatan Pemahaman Rumus GeometriMelalui Pendekatan Realistik Disekolah dasar, (Yogyakarta: FIPUNY, 2006), hlm.7516

Dalampembelajarangeometridiperlukanpemikiran dan penalaran yang krisis serta kemampuanabtraksi yang logis. Pada dasarnya materi geometri akanmudah dipahami oleh siswa dibandingkan dengan cabangmatematika yang lain. Hal ini dikarenakan konsep dasargeometri sudah dikenal sejak sebelum mereka masuk kejenjang sekolah, misalnya garis, titik dan lain-lain. Akantetapi kemampuan siswa dalam memahami menyelesaikan soal geometri.10Apabila kita lihat dalam Kompeteni Inti danKompetensi Dasar ada tiga aspek yang diajarkan dalamMatematika Sekolah Dasar, yakni Bilangan, Geometri amnya termasuk bangun datar dan bangun ruangsangat penting untuk dipahami oleh siswa karena itukakamerupakan salah satu aspek capaian kompetensi matapelajaran Matematika. Van hiele menyebutkan bahwa untukmengajarkan geometri harus disesuaikan dengan tarapberfikir siswa. Ada lima tahapan yang harus diperhatikandalam mengajarkan geometri dimulai dari level 1pengenalan hingga level 5. Menurut Slameto Van Hiele10John Bird, Matematika Dasar Teori dan AplikasiPraktis edisi tiga (Jakarta: PT Gelora Angkasa, 2004), hlm.17517

menyatakan bahwa terdapat 5 tingkat berpikir anak dalambidang geometri, yaitu : a) Tingkat 0 (visualisasi). Padatingkat ini siswa mengenal bentuk-bentuk geometri hanyasekedar karakteristik visual dan penampakannya, b) Tingkat1 (analisis). Pada tingkat ini siswa sudah mulai mengenalsifat-sifat yang dimiliki bangun geometri yang diamati, c)Tingkat 2 (abstraksi). Pada tingkat ini siswa sudahmengenal dan memahami sifat-sifat suatu bangun geometriyang satu sama lainnya saling berhubungan, d) Tingkat 3(deduksi). Pada tahap ini siswa telah mampu menarikkesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan yangbersifat umum dan menuju ke hal-hal yang bersifat khusus,e) Tingkat 4 (rigor). Pada tingkat ini, siswa sudah mulaimenyadari pentingnya ketepatan prinsip-prinsip dasar yangmelandasi suatu pembuktian.11Menurut Van Hiele ada tiga unsur utama dalampengajaran Geometri, yaitu waktu, materi pengajaran, danmetode pengajaran yang diterapkan. Ketiganya harusdipadukan dengan baik untuk mengembangkan kemampuanberfikir geometri siswa. Penggunaan model bangun secarafisik juga perlu dilakukan agar siwa dapat lebih memahamimateri yang diajarkan. Beberapa penelitian yang telah11John Bird, Matematika Dasar Teori dan AplikasiPraktis edisi tiga (Jakarta: PT Gelora Angkasa, 2004), hlm.17618

dilakukan membuktikan bahwa pembelajaran dengan teoriVan Hiele memberikan dampak poitif dalam pembelajarangeometri.12Peneliti melalukan observasi sekolah yang akandijadikan sample penelitian, setelah pertimbangan sekolah dasar Hj Isriati Baiturahman 2, dan melakukanwawancara guru kelas VD. Di SD Hj Israiati Baiturahman 2dan melakukan wawancara dengan guru kelas VD. Di SDHj Isriati Baiturahman 2 dinyatakan banyak siswa yangkesulitan dalam pembelajaran geometri khususnya materivolume kubus dan balok, alasannya karena mereka sulitdalam menentukan rumus masing-masing bangun ruang,dalam kesulitan inilah berdampak kepada nilai matematikasiswa sangat rendah. Dari situ peneliti tertarik melakukanpenelitian disekolah tersebut, dan untuk mengetahui sejauhmana tahapan kemampuan pemecahan masalah siswatentang materi bangun ruang volume kubus dan balok.Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalahsiswa tentang bangun ruang dilihat dari Teori Van Hiele.Penulis tertarik untuk meneliti tentang KemampuanPemecahan masalah dilihat dari Teori Van Hiele siswa12Pitanjeng,Pembelajaranyang(Yogyakarta: Graha Ilmu,2015), hlm 27-2819menyenangkan

kelas V SD Isriati Baiturahman 2 tentang materi volumekubus dan balok.B. Rumusan Masalah1. Bagaimana distribusi level berfikir siswa kelas V SDHj Isriati Baiturahman 2 menurut Teori Van Hiele?2. BagaimanaKemampuanPemecahanMatematikaMateri volume kubus dan balok pada Siswa Kelas VSekolah Dasar Hj Isriasi Baiturahman 2 dilihat dariTeori Van Hielle?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Penelitiana. Tujuan Khusus1) Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untukmengetahui sejauh mana kemampuan siswadalam memecahkan masalah mata pelajaranmatematika materi volume kubus dan balok diSD Hj Isriati Baiturahman 2 dilihat dari teori VanHiele.2) Dan untuk mengetahui deksripsi kemampuanpemecahan siswa SD Hj Isriati Baiturahman 2Semarang.20

b. Tujuan UmumUntuk mengetahui distribusi berfikir siswa kelas VSD Isriati Baiturahman 2 materi volume kubus danbalok dilihat dari teori Van Hiele.D.Manfaat Penelitian1. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baiksecara teoritis maupun praktisa. Secara Teoritis1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat h.2) Sebagai acuan dan menambah kemampuan siswakhususnya pelajaran matematika dengan melihatteori Van Hiele.3) Menambah khazanah pendidikan di Indonesia.b. Secara Praktisi. Bagi Siswa1) Agar siswa lebih mudah dalam memecahkanmasalah dalam matematika khususnya materibangun ruang pada kelas V.2) Mengasah kemampuan kemampuan siswaii. Bagi Guru1) jadiDengan

kemampuan pemecahan masalah siswa inidiharapkan guru menjadi lebih mengetahuikemampuan masing-masing siswa.2) Meningkatkan kualitas startegi pembelajaranMatematika materi volume kubus dan balok.iii. Bagi SekolahDapat memberikan informasi bagi sekolahuntuk meningkatkan kualitas pendidikan dalampembelajaran matematika pada materi volumekubus dan balok kelas Viv. Bagi Peneliti1) Mendapatkan pengalaman langsung dalammelaksanakan penelitian untuk mengetahuikemampuan pemecahan masalah siswa.2) Memperoleh jawaban dari permasalahan yangada.3) Sebagai langkah awal untuk meneliti tentangpermasalahan kemampuan masalah siswa.22

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Kemampuan Pemecahan Masalah dilihat DariTaeori Van Hiele.1. Teori Van HieleTeori belajar yang dikemukakan oleh Van hielemenguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak didikdalam bidang geometri. Menurut Van Hiele ada tiga unsurutama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materipengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. gkatkan kemampuan berpikir anak didik padatingkatan berpikir yang lebih tinggi.Van hiele juga menyatakan bahwa terdapat lima tahapbelajar anak didik dalam belajar geometri yaitu: Tahappengenalan, Tahap analisis, Tahap pengurutan, Tahapdeduksi dan Tahap akurasi.1a. Tahap PengenalanPada tahap ini siswa sudah atikayangmenyenangkan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015) hlm. 5354

dilihatnyaitu.Padatahappengenalaninisiswahanya diharapkan dapat menyebutkan benda- bandageometri tersebut tanpa mengetahui sifat-sifat daribangun-bangun seorangpersegipanjang,siswasiswaitubelum menyadari bahwa persegipanjang mempunyaiempat sisi dimana dua sisi yang berhadapan samapanjang, bahwa kedua diagonalnya sama panjang.Demikian juga dengan persegi.b. Tahap AnalisisPada tahap ini siswa sudah mulai mengenal danmemahami sifat-sifat yang dimiliki benda geometriyang diamatinya. Misalnya disaat siswa erdapat 2 pasang sisi yang berhadapan, dan keduapasang sisi tersebut saling sejajar.Namun dalam tahap ini siswa belum mampumengetahuibend

Siswa level 2 (Pengurutan) dalam memecahkan masalah sesuai dengan tahap Polya siswa berada pada tahap 4, yanng berarti siswa mampu dalam empat tahapan Polya yaitu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, merencanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali. Kata Kunci : Pemecahan Masalah Matematika, Teori Van Hiele, Volume Kubus dan .

Related Documents:

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang menjadi fokus pemebelajaran matematika. Namun hasil di lapangan menunjukkan kemampuan pemecahan masalah siswa masih belum optimal. Selain kemampuan pemecahan masalah, aspek penting lainnya

memahami masalah dan membuat rencana strategi pemecahan masalah. Siswa camper mengalami kesulitan pada proses melaksanakan strategi penyelesaian masalah. Sedangkan siswa climber tidak mengalami kesulitan apapun dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis. Kata kunci: Kemampuan pemecahan masalah matematis, Adversity Quotient.

KAJIAN TEORI A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 1. Masalah Matematika . dicapai dalam pemecahan masalah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.11 Menurut Hudojo sebagaimana dikutip Nyimas Aisyah dalam bukunya, . Tokoh utama dalam pemecahan masalah matematika adalah George Polya. Menurut Polya, terdapat empat tahapan yang penting yang .

Strategi Pemecahan Masalah Matematika Strategi atau trik di dalam pemecahan masalah seringkali disebut sebagai heuristik. Berikut akan dibicarakan strategi pemecahan masalah menurut Loren C. Larson. Dalam bukunya ”Problem Solving through Problem”, Loren C. Larson merangkum strategi pemecahan masalah matematika menjadi 12 macam sebagai berikut :

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006. Sesuai teori metakognisi, kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yan

Kemampuan matematis terdiri dari kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran matematis, kemampuan komunikasi matematis, kemampuan koneksi matematis, dan kemampuan representasi matematis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan matematis siswa dalam memahami materi eksponen dan logaritma.

pemecahan masalah, langkah-langkah pemecahan masalah, serta strategi pembelajaran pemecahan masalah. Sumber yang dipelajari berupa buku maupun hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal. Data yang diperoleh dari studi literatur ini digunakan sebagai acuan untuk merancang model pembelajaran OSKAR. TABEL 1.

Lampiran 1.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 1.2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lampiran 1.3. Kisi-Kisi Intrumen Kemampuan Pemecahan Masalah . Lampiran 1.4. Instrumen Kemampuan Pemecahan masalah . Lampiran 1.5. Rubrik Penskoran Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah . Lampiran 1.6. Kisi-Kisi Angket Kepercayaan Diri . Lampiran 1.7.