BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Validasi Metode .

3y ago
171 Views
4 Downloads
612.37 KB
22 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Sasha Niles
Transcription

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Validasi Metode AnalisisValidasi metode analisis yang dilakukan sesuai dengan jenis dan metodepengujian yang divalidasi yaitu penentuan akurasi dan presisi. Penentuan batasdeteksi (LOD) dan penentuan kuantifikasi (LOQ) tidak dilakukan karena jenis danmetode pengujian masuk kedalam kategori 1 dimana disebutkan komponenmaupun substansi bahan baku obat atau bahan aktif (termasuk pengawet) padahasil akhir farmasetika. Menurut United State Pharmacopeia (USP), validasimetode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik,reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang dianalisis . Hasil penentanakurasi dan presisi dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Parameter validasi metode analisis kurva kalibrasi NaringeninParameterKoefisien determinasi (R2)Koefisien Relasi (R)Perolehan kembali (Recovery)Koefisien Variasi (CV)Hasil0,99570,997998,65 %0,0204 %1. LinearitasTujuan linearitas yaitu untuk mengetahui seberapa baik kurva kalibrasiyang menghubungkan antara respon (y) dan konsentrasi (x) pada beberapa serilarutan baku. Kurva kalibrasi ini kemudian digunakan untuk penentuan regresilinearnya yang berupa persamaan y bx a, dimana x adalah konsentrasi, y adalahrespon, a adalah intersep y yang sebenarnya dan b adalah slope yang sebenarnya.Tujuan dari dibuatnya regresi adalah untuk menentukan estimasi terbaik untukslope dan intersep y sehingga mengurangi residual error, yaitu perbedaan nilaihasil percobaan dengan nilai yang diprediksi melalui persamaan regresi linear.Nilai linearitas yang baik adalah 0,99 r 1 (Gandjar & Rohman, 2013).Hasil validasi metode analisis dipengaruhi oleh konsentrasi Naringeninyang menghasilkan serapan lebih dari 99%, ditunjukkan dari nilai koefisien30

31determinasi (R2) 0,9957. Koefisien korelasi yang didapatkan dari kedua kurvakalibrasi ini menunjukkan hasil yang linier karena memenuhi kriteria penerimaanmenurut Association of Official Analitytical Chemis (AOAC) yaitu nilai koefisienkorelasi 0,99.2. Penetapan PresisiNilai presisi menunjukan seberapa dekat suatu hasil pemeriksaan biladilakukan berulang. Ketelitian (presisi) ditentukan berdasarkan nilai koefisienvariasi (KV atau CV) dimana nilai CV yang baik adalah 2% ((Harvey, 2000).Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode spektrofotometri UV yangdigunakan untuk penetapan kadar Naringenin dalam dapar fosfat pH 7,4 memilikipresisi yang baik pada konsentrasi tinggi, sedang, dan rendah karena memilikinilai CV sebesar 0,0204 %.3. Penetapan AkurasiAkurasi (kecermatan) didefinisikan sebagai kesesuaian antara hasilanalisis dengan nilai acuan yang dapat diterima yang dinyatakan sebagai persenperolehan kembali (recovery). Persen perolehan kembali adalah angka yangmenunjukkan besarnya penambahan standar yang mampu diidentifikasi kembalidengan suatu metode. Nilai perolehan kembali bergantung pada matriks sampel,prosedur proses sampel, dan konsentrasi cemaran. Penetapan proses akurasipeneliti menggunakan tiga macam konsentrasi yaitu 80%, 100%, dan 120%. Nilairecovery yang diperoleh pada rentang % recovery berdasarkan Association ofOfficial Analytical Chemists (2002) yaitu antara 85-115%. Berdasarkan hasil yangdiperoleh, nilai recovery Naringenin dalam dapar phospat pH 7,4 sebesar 98,65 %sehingga metode yang digunakan memiliki akurasi yang baik.B. Penentuan Panjang Gelombang MaksimumScanning panjang gelombang maksimum dari Naringenin dilakukan padalarutan induk Naringenin dengan konsentrasi 10 µg/mL pada panjang gelombang400-200 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Panjang gelombangmaksimum diperoleh dari panjang gelombang yang memiliki serapan terbesar.Hasil panjang gelombang maksimum Naringenin menggunakan spektrofotometer

32UV-VIS menunjukkan panjang gelombang 322 nm dengan nilai serapannyasebesar 0,7856 nm. Hasil panjang gelombang maksimum Naringenin padalampiran 3a.C. Pembuatan Kurva KalibrasiSeri konsentrasi Naringenin yang dibuat yaitu pada 2, 4, 6, 8, dan 10 µg/mLdari larutan baku 100 µg/mL dengan pengukuran serapan menggunakanspektrofotometer UV-VIS sebanyak empat kali replikasi. Luas area diplotkandengan masing-masing konsentrasi untuk membuat persamaan regresi linierdengan persamaan y bx a. Dari kurva hubungan antara luas area dankonsentrasi akan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebagai parameter untukmenentukan linieritasnya. Penentuan persamaan regresi linear dengan nilai x yaitukonsentrasi, y adalah absorbansi. Hasil persamaan regresi linear yang diperolehyaitu y - 0,032 0,0976x dimana nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9957. Halini menunjukkan bahwa metode yang digunakan memenuhi persyaratan metodeyang baik dari segi linearitas, yaitu persyaratan data linearitas yang dapat diterimaadalah jika memenuhi nilai koefisien korelasi (r) mendekati 0,999 (Mulja danHanwar, 2003).1,0000,900y 0,0976x - 0,032R² si (µg/mL )Gambar 11. Kurva kalibrasi Naringenin pelarut dapar fosfat pH 7,4.

33D. Pembuatan dan uji karakterisasi basis solid SNEDDSTabel 3. Rancangan Formula solid SNEDDS NaringeninFormulaStearin13131234Komposisi solid SNEDDS (bagian)PEG 1000Kolliphor-EL4,514,514,544,54Pembuatan solid SNEDDS pada penelitian ini dilakukan tanpapenambahan zat pemadat karena basis dipilih untuk bahan-bahan yang sudahbersifat padatan sehingga mampu membentuk solid SNEDDS pada awalpembentukan tanpa adanya penambahan zat pemadat. Basis solid SNEDDS dibuatberdasarkan proporsi bahan pada tabel 3 kemudian dilakuakan karakterisasinanoemulsi pada basis solid SNEDDS berdasarkan emulsification time dan persentransmitan. Parameter uji karakteristik nanoemulsi antara lain emulsification timeterbentuknya nanoemulsi kurang dari satu menit dan persen transmitannanoemulsi mendekati transmitan air yaitu 100%. Hasil pembuatan basis solidSNEDDS dapat dilihat pada lampiran 8 dan hasil karakterisasi nanoemulsi basissolid SNEDDS dapat dilihat pada tabel 4.Tabel 4. Hasil karakterisasi basis solid SNEDDSKomponen solid 4FormulasolidSNEDDS1234Waktu Emulsifikasi (detik)50Karakterisasi basis solid SNEDDSEmulsification time Transmittan(detik)(%)9,00 145,47 0,2115,00 18,67 0,329,67 0,5858,47 0,4245,67 1,1550,10 0,78Diagram Waktu Emulsifikasi Basis45,67403020100159,67912Formula34Gambar 12. Diagram hasil uji waktu emulsifikasi basis solid SNEDDS

34Diagram Persen Transmitan BasisPersen Transmitan FormulaGambar 13. Diagram hasil uji persen transmitan basis solid SNEDDSKarakterisasi berupa emulsification time dan persen transmitan salingberkaitan. Hasil pada kedua karakterisasi tersebut tidak selalu berbanding lurus,jika emulsification timenya tidak selalu pada karakteristik transmitannya bagus,dikarenakan hal ini tidak lepas dari komposisi setiap bahan dalam setiap formula.Penambahan minyak yaitu stearin yang tinggi akan menyebabkan emulsi yangterbentuk tidak transparan sehingga emulsification time yang dihasilkan lama. Haltersebutdapat dibuktikan pada diagram hasil emulsification time basis solidSNEDDS (gambar 12) dimana pada formula 2 dan 4 memiliki emulsification timepaling tinggi dan paling lama karena pada formula 2 dan 4 memiliki kandunganminyak yang lebih tinggi dibandingkan formula lain. Penggunaan Kolliphor-ELsebagai surfaktan yang mampu membentuk sistem nanoemulsi o/w secara spontansaat didispersikan dalam cairan lambung. Semakin tinggi Kolliphor-EL yangberperan sebagai surfaktan akan semakin meningkatkan persen transmitan(Kommuru dkk., 2001). Hal tersebut dapat dibuktikan pada diagram hasilpengujian persen transmitan basis solid SNEDDS (gambar 13) dimana padaformula 3 dan 4 memiliki hasil persen transmitan paling tinggi karena memilikikandungan surfaktan yang lebih banyak dibandingkan formula lain. Hasil tersebutdidukung pula oleh penggunaan ko-surfaktan yaitu PEG 1000 yang dapatmembantu kelarutan dari Kolliphor-EL maupun kelarutan dari obat dalam basisminyak (Amrutkar dkk., 2014). Hasil emulsification time dan persen transmitandapat dianalisis lebih lanjut menggunakan persamaan regresi linier bergandadengan pendekatan 22 factorial design untuk menentukan formula optimum basissolid SNEDDS.

35E. Penentuan Kadar Naringenin Berdasarkan Uji Karakteristik Basis SolidSNEDDSPenentuan kadar Naringenin bertujuan untuk mengetahui banyaknyaNaringenin yang mampu termuat ke dalam basis solid SNEDDS tanpa terbentukkristal. Dosis uji yang digunakan yaitu 20 mg, 25 mg, dan 50 mg Naringenindiinkoporasikan dalam 1 gram basis solid SNEDDS pada formula optimumkemudian diamati ada atau tidaknya kristal. Penentuan formula basis solidSNEDDS yang optimum dipilih berdasarkan parameter emulsification time danpersen transmitan. Hasil pengujian emulsification time dan persen transmitankemudian dianalisis menggunakan pendekatan 22 factorial design, sehinggadiperoleh formula optimum yaitu pada formula 3. Hasil analisis dapat dilihat padalampiran 4 a dan b.Pengamatan kristalinitas Naringenin dalam basis solid SNEDDSmenunjukkan bahwa pada dosis 20 mg Naringenin tidak ditemukan adanyakristal, sehingga Naringenin yang dimuat dalam 1 gram basis solid SNEDDSsebanyak 20 mg. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 14 dan gambar 15.Gambar 14. Naringenin 20mg 1 g basis solid SNEDDSGambar 15. Basis solid SNEDDS

36F. Pembuatan solid SNEDDS NaringeninTahap pertama dalam pembuatan solid SNEDDS Naringenin adalahditimbang semua bahan. Konsentrasi Naringenin dijaga konstan pada semuaformulasi sesuai dengan hasil uji kadar Naringenin dalam basis solid SNEDDSyaitu 20mg/g. Campuran minyak, surfaktan, dan kosurfaktan sebagai basis solidSNEDDS dibuat dengan perbandingan sesuai proporsi formulasi terpilih.Naringenin ditimbang akurat dan dicampurkan dalam Stearin, kemudiancampuran surfaktan dan kosurfaktan ditambahkan ke dalam campuran obatminyak. Tahap kedua, campuran bahan dihomogenkan menggunakan magneticstirer selama 15 menit dengan kecepatan 700 rpm, setelah itu disentrifugasiselama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm.G. Uji Karakteristik Nanoemulsi solid SNEDDS NaringeninPengujian karakterterisasi nanoemulsi solid SNEDDS Naringenin meliputiemulsification time,persen transmitan, profil disolusi, dan profil difusi. Pengujianini bertujuan untuk mengetahui bahwa sediaan nanoemulsi memenuhi syarat danstabil. Parameter uji karakteristik nanoemulsi antara lain emulsification timeterbentuknya nanoemulsi kurang dari satu menit, persen transmitan nanoemulsimendekati transmitan air yaitu 100%, nilai AUC dan Q yang stabil dan semakinbesar dengan bertambahnya waktu, dan jumlah obat terdifusi yang semakin besardengan bertambahnya waktu . Hasil karakteristik emulsification time dan persentransmitan tertera pada tabel 5. Hasil karakterisasi tersebut kemudian dianalisisdengan pendekatan 22 factorial design untuk menentukan pengaruh serta proporsiformula optimum Stearin dan Kolliphor-EL pada solid SNEDDS Naringenin.Tabel 5. Hasil karakterisasi solid SNEDDS NaringeninKomponen solid SNEDDSFormula 4,54,51144Karakterisasi komponensolid SNEDDS NaringeninPersenEmulsificationtransmitantime (detik)(%)14,67 0,5833,97 0,3523,33 1,535,17 0,1517,67 0,5840,27 0,2549,33 1,1538,40 0,36

37Waktu emulsifikasi (detik)60,0Waktu emulsifikasi solid SNEDDS 0,0Formula Solid SNEDDS NaringeninGambar 16. Diagram hasil pengujian emulsification time solid SNEDDS NaringeninPersen transmittan solid SNEDDS NaringeninPersen transmitan ormula Solid SNEDDS NaringeninGambar 17. Diagram hasil pengujian persen transmitan solid SNEDDS NaringeninEmulsification time dan persen transmitan menjadi parameter pentingdalam pengujian karakteristik solid SNEDDS Naringenin karena dari keduaparameter tersebut dapat diketahui bahwa sediaan nanoemulsi memenuhi syaratdan uji stabilitas. Emulsification time kurang dari satu menit untuk terbentuknyananoemulsi dan persen transmitan nanoemulsi mendekati transmitan air yaitu100%. Semakin rendah emulsification time dan semakin tinggi nilai persentransmitan maka akan semakin baik karakterisktik nanoemulsi yang dihasilkan.Hasil emulsification time dan persen transmitan solid SNEDDS Naringenin.terterapada tabel 5.

38Karakteristik utama SNEDDS adalah pembentukan nanoemulsi secaraspontan (spontaneous emulsification). Kemampuan spontaneous emulsification inidapat diukur dengan waktu pembentukan emulsi (emulsification time). Hasilpengujian emulsification time dapat dilihat pada gambar 16 dimana waktuemulsifikasi terendah pada formula 1 (14,67 detik) dan tertinggi pada formula 4(49,33 detik). Hal tersebut disebabkan proporsi minyak dan surfaktan padaformula 1 lebih rendah dibandingkan formula lainnya. Semakin banyak minyakyang digunakan menyebabkan emulsi yang terbentuk tidak transparan sehinggaemulsification time yang dihasilkan lama dan sebaliknya. Kemampuanemulsifikasi surfaktan menentukan kemampuan solid SNEDDS terdispersi secaracepat dalam kondisi pengadukan ringan. Surfaktan juga meningkatkankemampuan minyak dalam melarutkan obat (Patel dkk., 2010). Minyak yangditambahkan tidak terlalu banyak sehingga dengan komposisi yang kecil sudahbisa melarutkan Naringenin dengan bantuan surfaktan dan kosurfaktan.Pengukuran persen transmitan juga merupakan salah satu faktor pentingdalam karakteristik melihat sifat fisik nanoemulsi yang terbentuk yaitu untukmengukur kejernihan nanoemulsi. Hasil pengujian persen transmitan dapat dilihatpada gambar 17 dimana persen trasnmitan terendah pada formula 2 (5,17%) dantertinggi pada formula 3 (40,27%). Hal tersebut disebabkan tingginya jumlahsurfaktan dan rendahnya jumlah minyak yang digunakan pada formula 3.Surfaktan mampu membentuk sistem nanoemulsi o/w secara spontan saatdidispersikan dalam cairan lambung sehingga semakin banyak surfaktan akanmampu meningkatkan persen transmitan (Kommuru dkk., 2001).Hasil emulsification time dan transmitan solid SNEDDS Naringenin baikkarena sedikitnya jumlah minyak yang ditambahkan. Hal tersebut sama denganyang telah disampaikan dalam penelitian Indratmoko (2014) bahwa jumlahsurfaktan-kosurfaktan harus lebih banyak dari jumlah minyaknya agar mampumelingkupi tetesan minyak saat teremulsi di dalam air dan menghasilkan ukurantetesan dalam rentang nanometer. Hasil emulsification time dan persen transmitandapat dianalisis lebih lanjut menggunakan persamaan regresi linier bergandadengan pendekatan 22 factorial design untuk menentukan formula optimum basis

39solid SNEDDS. Hasil berupa countour plot yang diperoleh dari Design Expert iniakan menjelaskan optimasi dari 4 formulasi dengan komposisi bahan yangberbeda-beda.1. Persen transmitanKejernihan yang diukur dalam persen Transmitan adalah salah satu kontrolterhadap pembentukan dispersi dari solid SNEDDS karena nanoemulsi memilikiukuran droplet yang sangat kecil sehingga jika dilihat dengan mata telanjangmaka terlihat transparan (Gupta, 2010). Jika nanoemulsi semakin tidak transparanmaka dimungkinkan memiliki ukuran droplet yang semakin besar. Pengamatankejernihan secara visual merupakan parameter kualitatif spontanitas dispersi(Xi,dkk.2009). Nilai Transmitan yang mendekati 100% menunjukkan bahwa solidSNEDDS menghasilkan dispersi jernih dan transparan dengan ukuran tetesandiperkirakan mencapai nanometer (Bali,dkk. 2010). Penentuan persen transmitandilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-VIS. Sampel hasilemulsification timedimasukan ke dalam kuvet kemudian dibaca persentransmitan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dengan blanko aquadestilatapada panjang gelombang 633 nm. Media yang digunakan untuk uji persentransmitan adalah air, karena air netral terhadap komponen solid SNEDDSsehingga tidak akan mempengaruhi komposisi didalamnya. Tubuh manusiasebagian besar terdiri dari air, sehingga air dianggap sebagai cairan dalam tubuh,apabila kontak dengan SNEDDS disertai dengan agitasi yang ringan makaSNEDDS akan secara spontan melakukan emulsifikasi, melepaskan zat aktif obatke sel tubuh secara cepat dan tepat menuju targetnya tanpa dipengaruhi kondisidisekitarnya.Hasil persen transmitan yang telah dianalisis menggunakan pendekatan 22factorial design menghasilkan persamaanY - 7,67 (A) 9,88 (B) . . (1)Keterangan :Y Persen transmitan (%)A StearinB Kolliphor-EL

40Berdasarkan hasil analisis persen transmitan dengan 22 factorial designmenjelaskan bahwa pengaruh komponen B lebih besar dibandingkan komponenA. Pengaruh komponen B sebesar 48,39% dan pengaruh komponen A sebesar29,12% mampu mempengaruhi persen transmitan secara bermakna (p 0,05).Persamaan diatas menunjukkan komponen B yaitu Kolliphor-EL meningkatkanpersen transmitan solid SNEDDS Naringenin sebesar 9,88, sedangkan komponenA yaitu stearin menurunkan persen transmitan sebesar 7,67. Hasil dapat dilihatpada lampiran 5b kemudian disimpulkan bahwa penambahan stearin semakinbesar lebih dominan dalam menurunkan persen transmitan karena semakin banyakminyak yang digunakan akan menyebabkan nanoemulsi yang dihasilkan akansemakin keruh dan menyebabkan kemampuan bahan surfaktan dan kosurfaktanuntuk membentuk emulsi yang transparan akan semakin sulit, sedangkanpenambahan surfaktan mampu meningkatkan persen transmitan karena untukmembentuk ukuran droplet yang sangat kecil maka diperlukan antarmuka minyakdan air yang sangat luas, sehingga juga diperlukan jumlah surfaktan yang lebihbesar untuk menjembatani antarmuka minyak dan air agar dispersi kedua fasedapat stabil. Jika jumlah surfaktan tidak mencukupi, maka antarmuka minyak/airsemakin kecil, sehingga ukuran droplet yang terbentuk akan semakin besar(Hasani, 2015).Gambar 18. Contour plot persen transmitanInteraksi dan efek antara stearin dan kolliphor-EL sebagai komponen solidSNEDDS Naringenin secara lebih detail dapat dilihat pada contour plot persen

41transmitan . Hasil contour plot menunjukkan bahwa semakin mendekati warnamerah, maka nilai persen transmitan semakin besar dengan jumlah komponenstearin semakin kecil dan komponen kolliphor-EL semakin besar , sedangkanpada area berwana biru nilai persen transmitan semakin kecil dengan jumlahkomponen stearin semakin besar dan komponen kolliphor-EL semakin kecil.2. Emulsification timeUji waktu emulsifikasi (emulsification time) bertujuan untuk mengukurseberapa lama solid SNEDDS mampu membentuk nanoemulsi pada 5 mL mediaaquadestilata yang ditunjukkan dengan visual jernih dan transparan denganparameter pembentukan nanoemulsi kurang dari 1 menit . Penentuanemulsification time dilakukan untuk memperoleh gambaran kemudahan solidSNEDDS membentuk emulsi saat berada dalam tubuh. Pengerjaan waktuemulsifikasi hanya memerlukan sedikit energi sebagaimana emulsifikasi tersebutakan terjadi karena gerak peristaltik di saluran pencernaan. Surfaktan mampumembentuk sistem nanoemulsi o/w secara spontan saat didispersikan dalam cairanlambung.Hasil pengujian persen transmitan dan emulsification time solid SNEDDSNaringenin dianalisis dengan pendekatan 22 factorial design sehingga didapatkanformula optimum yaitu formula 3. Hasil emulsification time yang telah dianalisismenggunakan pendekatan 22 factorial design menghasilkan persamaan :Y 10,08 (A) 7,25 (B) . . (2)Keterangan :Y Emulsification time (detik)A StearinB Kolliphor-ELBerdasarkan hasil analisis emulsification time dengan 22 factorial designmenjelaskan bahwa pengaruh komponen A lebih besar dibandingkan komponenB. Pengaruh komponen A sebesar 54,08 % dan pengaruh komponen B sebesar27,96% mampu mempengaruhi emulsification time secara bermakna (p 0,05).Persamaan di atas menunjukkan komponen A yaitu stearin meningkatkanemulsification time solid SNEDDS Naringenin sebesar 10,08, sedangkan

42komponen B yaitu kolliphor-EL meningkatkan emulsification time sebesar 7,25.Hasil dapat dilihat pada lampiran 5a kemudian disimpulkan bahwa stearin lebihdominan dalam meningkatkan emul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Validasi Metode Analisis Validasi metode analisis yang dilakukan sesuai dengan jenis dan metode pengujian yang divalidasi yaitu penentuan akurasi dan presisi. Penentuan batas deteksi (LOD) dan penentuan kuantifikasi (LOQ) tidak dilakukan karena jenis dan

Related Documents:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian studi lapangan yang dimulai dari statistik deskriptif yang berhubungan dengan data penelitian (meliputi gambaran umum responden, variabel penelitian, uji kualitas data, uji normalitas, dan asumsi klasik); hasil pengujian hipotesis dan .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data hasil penelitian diambil setelah penulis melakukan penelitian. Penulis melakukan penelitian pada siswa kelas XI MIA 5 SMA Negeri 22 Bandung. Hal ini dijadikan pedoman pada pembahasan bab ini. Agar penelitian berjalan dengan baik dan sesuai prosedur, penulis telah .

A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari data-data yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan yaitu data responden dan data penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi minat wirausaha pada mahasiswa. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian . 4.1.1 Hasil Studi Pendahuluan . 1. Hasil Identifikasi Permasalahan Pelatihan . Studi pendahuluan dalam penelitian. dan . pengembangan ini, seperti telah dipaparkan pada Bab III, dilakukan dengan teknik wawancara dan studi dokumen. Studi dokumen laporan bulanan data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil pengembangan yang dilakukan oleh peneliti ini adalah menghasilkan media pembelajaran berbasis game edukasi pada materi peluang matematika. Berdasarkan prosedur yang telah dipaparkan maka hasil validasi desain diperoleh pada beberapa validator yaitu meliputi validator ahli media dan .

Dalam penulisan skripsi ini meliputi : Bab I: Latar belakang, tujuan dan manfaat penelitian. Bab II: Tinjauan Pustaka. Bab III: Metodelogi penelitian yang terdiri dari waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengolahan data, dan analisis data. Bab IV: Hasil penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, artinya sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pengembangan Penelitian Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul pembelajaran IPA Terpadu Tema Ekosistem dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) untuk meningkatkan kepedulian lingkungan dan kemampuan analisis. Bahan kajian Standar