BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN

3y ago
8 Views
3 Downloads
4.19 MB
115 Pages
Last View : 5m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Casen Newsome
Transcription

irEditor: H. Haidlor Ali AhmadPerpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitay&Df)(osus-kosus Aktual llubungan Antarumat Berogamn di lndonuiaISBN : 978-602-8739 -44-3xxx 191 hlm; 15 x 21 cm.Cetakan ke-1 Nopember 20L5IHSU ,IMSUS AI(IUAI,HUBUNfiAN AI{IARUITAI BINAOAI'IADI II{DOIW IAHak cipta pada PenerbitDilarang mengutip sebagian atau seluruh isi bukuinidangan cdra a?aPun'termasuk dengan cara penggunaan mesin fotocopy tanpa izin sah dari penerbit.rdOleh:Haidlor Ali Ahmad, M. Zainuddin Daulay, Ibnu Hasan Muchtar,Agus Mulyono, Bashori A. Hakim, danAchmad RosidiPenulis: Haidlor Ali Ahmad o M. Zainuddin Daulay ' Ibnu Hasan Muchtar& Agus Mulyono r Bashori A. Hakim ' Achmad RosidiEditor: Haidlor Ali AhmadDesain cover dan Layout oleh: Suka, SEPenerbit:Kementerian Agama RlBadan Litbang dan DiklatPuslitbang Kehidupan KeagamaanJakarta,2Ol5Puslitbang Kehidupan KeagamaanBadan Litbang dan DiklatKementerian Agama RIJl. M. H. Thamrin No.6 ]akarta 10340Telp./Fax. (021) 3920425 - 3920421http://pustitbangl.kemenag.go.id

KATA PENGANTARKEPALA PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAANDengan selesainya penerbitan bukumemberikn kata sambutan pada buku ini.Antarumat Beragama di Indonesia. Buku ini merupakankumpulan hasil penelitian yang telah dilakukan olehPuslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan DiklatKementerian Agama RI. Adapun yang menjadi sasaranpenelitian adalah kasus-kasus aktual atau kasus-kasus yang2.Prof. Dr. M. Ridwan Lubis yang dengan serius telahmencermati dan memberikan prolog pada buku ini.3.Drs. Haidlor Ali Ahmad, MM, baik sebagai salah satupenulis maupun editor yang telah mengedit danmenyelaraskan laporan hasil penelitian menjadinaskah buku.Para peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan yangtelah melakukan penelitian kasus-kasus aktual atauinsidental yang dimuat dalam buku ini.bersifat insidental, yang terjadi di beberapa daerah pada tahun201.4, yakni di Kota Malang Jawa Timur, Rokan Hulu (Rohul)Riau, Cianjur Jawa Barat, dan dua kasus terjadi di SlemanYogyakarta.penerbitan buku hasil penelitian yang banyak menyampaikaninformasi dan fakta ini dapat memberikan kontribusi bagipengembangan khazanah keagamaan dalam kehidupan sosialkeagamaan di.Indonesia yang belakangan ini sangat dinamisperkembangannya. Khusus untuk buku Kasus-kasus AktualHubungan Antarumat Beragama di Indonesia ini diharapkandapat dijadikan sebagai bahan masukan dan dapat menambahwawasan dan kearifan para pembaca, khususnya dalammenyikapi konflik-konflik pendirian rumah ibadah danpemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah, berikut peraturannya yakni PBM No.9 dan 8 TahunTim pelaksana kegiatan dan semua pihak yang telahmemberikan kontribusi bagi terlaksananya penerbitanbuku ini.Apabila dalam penerbitan buku ini masih terdapatkekurangan dan kesalahar; baik substansi maupun teknis,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sangatmengharap masukan serta saran unfuk penyempurnaan danperbaikan buku ini.lakarta, November 2015KepalaH-Muharlq Marzuki, Ph.D2006.NrP. 19630204199403I{asus-RgsusAlluafI{ubungan flntar 'Umat Eeragama[itntronesinI iiikami1. Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian AgamaRI yang telah memberikan arahan dan sekaligusPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nyaterwujud penerbitan buku Kasus-kasus Aktual HubunganPenelitian buku ini merupakan bagian daripenerbitan buku-buku yang diprogramkan PuslitbangKehidupan Keagamaan pada tahun 2015. Kami berharapinimengucapkan terima kasih setinggi-tingsnya kepada:ivIX *-ngt*,4.f;lwthfu6ungannntar,UmatEeragama1.002[iIn [onesia

berkaitan dengan ketertiban umum, bahkan dapatSAMBUTANmenimbulkan keresahan masyarakat.KEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLATKEMENTERIAN AGAMA RIUntuk mengatur permasalahan tentang rumah ibadahtermasuk di dalamnya pemanfaatan bangunan bukan rumahWr. W.Salam sejahtera untukkita semuaAss alamu' alaikumDengan ucapan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,Tuhan Ya.g Maha Esa, dan rasa gembira, kami menyambutbaik atas diterbitkan buku Kasus-knsus Aktual HubunganAntarumat Beragama yang merupakan hasil penelitian parapeneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan tentang kasuskasus pendirian rumah ibadah dan pemanfaatan gedungbukan rumah ibadah sebagai tempat ibadah sementara.Salah satu masaluh y*g seirng mengusik kerukunanantarumat beragama adalah masalah terkait pendirian rumahibadah dan pemanfaatan bangunan bukan rumah ibadahsebagai tempat ibadah sementara. Hal ini terjadi karenaperbedaan tipis antara hak beiibadah dengan mendirikanrumah ibadah atau memanfaatkan bangunan bukan rumahibadah sebagai tempat ibadah. Sehingga tidak jarangsekelompok penganut agama menganggap sama bahwamendirikan rumah ibadah juga sebagai hak pribadi yang tidakbisa dikurangi. Padahal urusan mendirikan rumah ibadah danpemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah sudah berada di luar hak pribadi, karena sudah beradadi ranah sosial. Oleh karenanya, keinginan sekelompokpenganut agama untuk mendirikan rumah ibadah ataumemanfaatkan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah sangat mungkin akan bertabrakan bukan hanyadengan kebebasan atau kepentingan umat lain, tetapi jugaKasus-Egsusn fr,pat 9fu6ungan Antdr 'Undt @eragama[iIn[onesiaIvibadah sebagai tempat ibadatu majelis-majelis agama dengandifasilitasi Kementerian Agama dan Kementerian DalamNegeri telah merumuskan Perafuran Bersama Menteri Agamadan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006.Namun disayangkary dengan diterbitkannya PBIvI, masalahpendirian rumah ibadah dan pemanfaatan bangunan bukanrumah ibadah sebagai tempat ibadah tidak serta merta usai.Masih banyak kasus-kasus pendirian rumah ibadah'sementara. Dari buku ini dapat diketahui bagaimana PBMdipahami dan dipedomani umat beragama dalam mendirikanrumah ibadah maupun memanfaatkan bangunan bukanrumah ibadah sebagai tempat ibadah; Bagaimana aparaturpemerintah dalam hal ini Pemkab/Pemkot, dinas-dinas terkaitdan Kantor Kementerian Agama serta pemuka agamaterutama yang tergabung dalam Forum Kerukunan UmatBeragama (FKUB) yang diberi amanah untuk mengawalperaturan itu antara lain berkaitan dengan pendirian rumahibadah; Serta bagaimana pula masyarakat berperan sebagaipengontrol terhadap penyimpangan-penyimpangan/ baikyang dilakukan oleh aparat maupun olehkelompokmasyarakat tertentu dalam kaitannya dengan pembangunanrumah ibadah dan pemanfaatan bangunan bukan rumahibadah sebagai tempat ibadah. Apakah mereka sudah bisaberperan sebagai pengontrol yang baik? Atau sebaliknyamereka masih jauh dari yang diharapkan dan masih seringbertindak anarkis? Karena mereka juga kurang atau bahkantidak memahami PBM.I X *-L *fl.f;1uat l{uiungan flntar 't )mat @eragama[iIn[onesia

PROLOGDengan diterbitkan dan dipublikasikannya buku inidiharapkan gambaran dinamika hubungan antarumatberagama terutama seputar masalah rumah ibadah segeradapat dicarikan solusinya. Sisi positif mauPun sisi negatif darifakta yang terungkap dalam buku ini diharapkan dapatmenjadi bahan pelajaran bagi aparat terkait pemuka agamadan umatnya, serta semua para pembacat agat kita semua bisamawas diri dan semakin arif dalam membaca konflik. Dengankearifan tersebut diharapkan dapat menyelesaikan konflikkonflik seputar rumah ibadah dengan baik dan adil.Ucapan terima kasih khususnya disampaikan kepadaKppala Puslitbang Kehidupan Keagamaan dan umumnyakepada para peneliti yang telah melaksanakan tugas denganbaik. Semoga buku ini dapat menjadi referensi dalam rangkamemelihara kerukunan umat beragama.W assalamu' alaikum wr. wb.Jakarta, November 2015Kepala Badan Litbang dan Diklaty'Prof.H. Abd. Rahman Mas'ud, Ph.Dts6oo41,6 rqbsos r oos/Ntp.Tinjauan Teoritis, Empiris serta WawasanTerhadap Kasus-Kasus Aktual Kehidupan KeagamaanOleh M Ridwan LubisGuru Besar Jurusan perbandingan AgamaFakultas UshuluddinUIN Sy arif Hiday atullah J akar taPendahuluanPada dasarnya kehidupan beragama adalahmerupakan aktualisasi budaya yang didasari oleh nilai-nilailuhur untuk mengabdi kepada Allah SWT, Tuhan yang MahaEsa. sebagai budaya, maka ia terus mengalami proses social.Demikianlah kehidupan beragama selalu bersifat dinamisterus bergerak mencari bentuk-bentuk keseimbangan baru.Namun sekalipun terjadi dinamik4 krearitivitas dan inovasihubungan di antara umat beragama akan tetapi formatkegiatannya bersifat tetap yaitu penyiaran agama danpendirian rumah ibadah atau penggunaan bangunan bukanrumah ibadah menjadi tempat ibadah. Namun sayangnya,berbagai perkembangan kasus hubungan di antara umatberagama tidak memperoleh respon yE :rg memadai baik darikalangan tokoh-tokoh puncak institusi keagamaan maupunpemerintah sehingga perkembangan yang terjadi tidaktertutup kemungkinan akan terus menjadi bola liar sebelumberhasil melahirkan ekilibrium yang baru.Pusat Penelitian dan pengembangan KehidupanKeagamaan masih menggunakan konsep pendekatan yanglama yaitu bersikap menunggu munculnya kasus hubungandi antara umat beragama yang diliput media massa yangkemudian menjadi berita yang hangat secara nasional.Wus-Rg ,akpuat ltuhungan X,ntar'()mat @eragama[i In[onesbI itndonesfu ix

menawarkan suatu PemahamEu:t yang menyatakankeabsolutan nilai padahal setiap karya dan kreativitasmanusia selalu bersifat relatif. Hal ini mungkin dapatdijawab dengan penjelasan Talcott Parsons yangmenyatakan bahwa agama dibutuhkan manusia palingPertimbangannya sederhana saja. Sesuatu kejadian (happ ening)yang diliput media massa berarti dapat dipahami bahwakejadian itu telah memenuhi unsur aktualitas, kedaruratan,berdampak luas dan memerlukan segera penyelesaian.Dalam kaitan itulatu penulis melakukan telaahanterhadap artikel yang termuat dalam buku ini sebagai upayamembantu pembaca memahami berbagai kasus aktualitassedikit disebabkan dua alasan.Pertama, karena ketidakmengertianyang dipaparkan oleh Tim Peneliti. Penulis menyadari bahwabelum tentu semuayffirgdipaparkan pada halaman pengantarahli ini memperoleh persetujuan dari para pembaca. Akantetapi paling tidak dapat membantu pembaca memahamirumitnya berbagai kasus hubungan antar umat beragama di'Indonesia.danketidakmampuan manusia dalam menghadapi masalahtertenfu seperti sakit, kematian, bencana alam, banjir,kemarau dan sebagainya. Kedua, karena kelangkaan halhal yang bisa memberikan jawaban yar:rg memuaskan.2Ltrlu muncullah orang-orang yang kreatif pada masa laluKeberadaan Agamamerumuskan tentang jalan menuju kepada yang tidakdiketahui itu. Kelompok orang terpilih tersebut disebutEmile Durkheim dengan orang yang memiliki dayaberpikir relatif tinggi (primitiae philosopher).3Agama merupakan entitas yang mengandung,mengutip perkataan para ahli sosiologiagarr.atAda dua aliran dari'ahli ilmu kemasyarakatandimana suatu kelompokatau masyarakat manusia mengorganisir kehidupanmereka (the grounds of meaning). Yakni, memuat orientasipandangan-pandangan dasarorientasi dasar terhadap kehidupan kemanusiaan,kemasyarakatan, konsep-konsep mengenai wakfu danmakna mati serta konsep-konsep kosmologis dasar dalamhubungannya dengan eksistensi manusia.l Oleh karenaitu, maka tidak dapat dielakkan bahwa setiap agama juga,menawarkan klaim kebenaran (truth claim) klaimkeselamatan (saktation claim). Lalu kenapa agama1Il.liMustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko danBagong Suyantg Sosiologi, ]akarta, Prenada, 2006, ha1.254.3 j Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi,hal.245.2Roland Robertson dalam Nurcholish Madjid, lslam, Kemodernan,ilan Keindonesiaan, Bandung: lvhzan,2008, hlm. 129. telah mengemukakan kriteria atau definisi agama.Pertama, definisi agama yang bersifat inklusil yaituagama dipahami oleh penganutnya sebagai sistem sosialyang menekankan perlunya individu-individu dalammasyarakat dikontrol oleh kesetiaan total terhadapseperangkat kepercayaan dan nilai. Misalnya, konsepagama yang dikemukakan oleh Max Weber. Webermenyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alamyeurlg(asus-frasus Afrluat t{uhungan Antar 'Umat Eeragama[iIn[onesiaKasus-fosusARluat 1{u6ungan Antar 'Umnt Eeragama[iInfonesiaIxi

semesta hanya dapat dipahami dengan mengaitkannyadengan agama sebagai dasar dari semua makna (thekemudian bertambah dengan kesadaran komunitas yangmengikat kelompok umat beragama tertentu.Pada perkembangan berikutrya identitasgrounds of meaning).Kedua, definisi agama yang sifatnya eksklusif,yaitu ytrtg memberikan tekanan pada kesucian,kekudusan, dan ketabuan. Dalam konteks ini, agamadipahami sebagai sistem yang memadukan kepercayaankepercayaan dan praktik-praktik yang berhubungandengan hal-hal yang suci, yaitu hal-hal yang terpisah danterlarang--kepercayaan-kepercayaan dan praktik-praktik.yang menyatukan semua pengikutnya ke dalam satukomunitas moral tunggal yang disebut umat.aAgama memErrg pada mulanya adalah urusan personalseorang manusia kepada Zat yang gaib itu kemudianberkembang dengan dirumuskan sejumlah ritus untukmembangun hubungan dengaNya dan terakhir ditemukansejumlah hukum atau norma sebagai aktualisasi dari hubungandengan yang gaib. Sampai disini, maka fenomena keagamaansepenuhnya dapat dikatakan masih bersifat urusan pribadidengan Tuhan. Akan tetapi begitu memasuki tahapselanjutrya maka orang-orang yang beragama tertenfukemudian membentuk suatu perhimpunan sebagai bukti dariadanya kesadaran komunitas keberagamaan. Maka pada saatyang demikian, agama berubah dari urusannya yang sangatpribadi menjadi urusan yang bersifat kelembagaan. IJkurankeberagamaan tidak lug, ditentukan oleh kedalamanpenghayatannya terhadap makna religiositas akan tetapisosialtumpang tindih dengan identitas keagamaan (religious ffinity).Apabila seseorang bertemu dengan masyarakat yang berlataretnis Melayu maka dengan tanpa ragu ia memulai pembicaraandengan ucapan assalamu 'alaikum. Demikian juga denganmasyarakat Acetu Sunda, Madura Minang Gorontalo dan lainsebagainya. Demikian pula apabila berjumpa dengan seorangyang berasal dari Papu4 Nusa Tenggara Timur maka denganserta merta memulai pembicaraan dengan ucapan salamkeagamaan. Demikianlah seterusnya terbentuk, tanpadisengaja peta regionalisasi keagamaan.Pada masa lalu sebenamya, adanya realitaskeberagamaan yang majemuk itu tidak begitu dipersoalkanmasyarakat akan tetapi sejak kedatangan kolonial makakepolosan semangat keberagamaan mulai memperolehmomentum baru yaitu dengan munculnya kesadaran politis.Pada mulanya adanya perbedaan yang melahirkankemajemukan sosial juga tidak menjadi faktor yang membuatketegangan hubungan di antara masyarakat. Akan tetapi sejakkolonial datang lengkap dengan strategi da:ide et impera makamasyarakat yang tadinya rukun berubah menjadi masyarakatyang dipengaruhi oleh adanya perasaan saling terancam antarasatu dengan yang lainb. Padahal semua mengetahui bahwakeberagamaan tidak pemah melahirkan semangat yangmengancam orang lain. Karena kesibukannya membangunhubungannya dengan Tuhannya tidak menyisakan waktu lagibagi dirinya untuk menilai kelebihan dan kekurangan oranglain.axiiINurcholish Madjid, lslam, Kemoderenan,. hlm. 130.rur*-lag*,4fr1uatt{u6ungan Antar'()mattBeragama[iIntonesiaKwas-Lasus Afrluathtuhungan Antar')mat @eragana[itn[onesiaI xiil

Demikianlah isu islamisasi, kristenisasi, hindunisasi,buddanisasi dan lain sebagainya menjadi isu atau rumor yangberseliweran dalam proses hubungan sosial. Hal itulahkemudian yang menjadi yang dasar timbuL:rya kekhawatiranantara satu kelompok agama dengan kelompok lain.Persaingan yang paling menonjol disini adalah antara umatIslam dan umat Kristen. Padahal apabila dirunut ke perjalanansejarah, bahwa tiga agama yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam,dibawa oleh tokoh yang satu yaitu Nabi Ibrahim AS. Persoslanyng menjadi titik kuliminasi ketika masyarakat menyadariterhadap keberadaan kelembagaan agamanya dan yangdijadikan patokan adalah perbandingan jumlah umatheragama.Selain dari itu, yang juga menjadi realitas sosial didalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa bahwadominannya kelompok umat beragama tertentu pada tingkatkecamatan belum tentu akan berbanding lurus dengandominannya kelompok agama tersebut pada tingkatkabupaten, provinsi dan terakhir nasional. Sehingga adanyakesulitan kehidupan beragama pada satu daerah tertentudijadikan kelompok umat beragama yang termarginalkan padadaerah tersebut sebagai dalih bagi sikap dan tindakankelompok agErmanya pada daerah lain.Sebenamya Pemerintah bersama anggota DPR padamasa yang lalu telah menyadari hal tersebut. Undang-UndangNo. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Desa telahmenetapkan adanya lima unsur pemerintahan yang tetapmenjadi hak pemerintah pusat yang tidak diotonomikan yaituurusan luar negeri, peradilan, fiskal, pertahanan dan keamananserta agama. Adapun latar belakang yrtg demikiansesungguhnya memiliki dampak positif dan negatif.xlvIXg"*- L**,4.fuuat 9fu6wgannfi ar'Umat cBerag ama [i I n[o nesiaTampaknya hal tersebut dikandung maksud agar kebijakanpembangunan kehidupan beraagama tetap dapat dikendalikanoleh Pemerintah Pusat. Mengingat urusan keberagamaansangat rawan untuk diintervensi oleh berbagai kepentingan.Pemicu Kasus Hubungan Umat BeragamaTidak bisa dipungkiri bahwa setiap agama memiliki katakunci yang menjadi simpul dari agama yang bersangkutan.Hal itu disebabkan karena setiap agama datang dalam kruunwaktu yang berbeda serta daerah yang berbeda pula. Olehkarena itu, adanya perbedaan tidak menjadi penting untukdipersoalkan. Segenap warga masyarakat memperolehkesempatan seluas-luasnya unfuk memahami, menghayatidan mengamalkan ajaran agamanya. Beragama adalah hakindividu yang tidak dapat dikurangi sedikitpun baik olehsiapapun, kapanpun dan dimanapun karena ia merupakanhak absolute dalam diri pribadi seseorang (non duogable right).Lalu, oleh karena perbedaan yang tipis antara hakberibadah dengan mendirikan rumah ibadah sebagai tempatberibadah atau menggunakan bangunan bukan rumah ibadahsebagai tempat ibadah sementara, maka tidak jarang sebagianorang mempersamakan bahwa mendirikan rumah ibadat ifujuga sebagai hak pribadi yang tidak bisa dikurangi padahaltelah melebar kepada relasi antar pribadi yang menjadi bagiandari komunitas. Padahal urusan mendirikan rumah ibdat ataupenggunaan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah sudah berada di luar hak pribadi dan telah berpindahmenjadi hak social. Para pemuka agama ketika bersidangmerumuskan Perafuran Bersama Menteri Agama dan MenteriDalam Negeri (disingkat PBM) No. 9 dan 8 Tahun 2006 yangKlsus-Lasus.Ailuntl{ubungan Antar'Umat @eragama [i In[onesiaIxv

lalu telah menyadari hal tersebut. Oleh karena itu, merekasepakat untuk dilakukan pengaturan dan itulah PBM yangsekarang menjadi satu-satunya yang menjadi pedoman bagiKepala Daerah/Wakil Kepala Daerah bug, pemeliharaankerukunan umat beragama, pemberdayaan FKUB dan izinpendirian rumah ibadat.Fenomena Konflik BeragamaBerbagai konflik antara kelompok agama tertentuPemerintahKabupaten/Kota dapat disebabkan sebagai berikut. Pertama,adanya kaitan antara komitmen kelembagaan yangbertentangan dengan kebijakan pemerintahan setempatsebagaimana yang terjadi Perubahan Rencana Tapak Fasummenjadi Fasos Kompleks Araya Kota Malang.; Penggunaan RukaDan Rumah Tinggal Sebagai Tempat lbadat di Cianjur; LokasiPembangunan Gereja Santo lgnatius Rokan Hulu Riau Tidak seauaidengan RIRI /. Di antara kegiatan keagamaan tersebut adayang sudah berlangsung lama namun tidak sejalan denganPBM No. 9 dan 8 Tahun 2006. Padahal dalam PBM No. 9 dan 8Tahun 2006 Pasal 28 ayat (1) Izin bangunan gedung untukrumah ibadat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daewrahsebelum berlakunya Peraturan Bersama ini dinyatakan sahdan tetap berlaku. Persoalannya kemudian menjadi rumitkarena terjadinya perbedaan penafsiran antara kelompokumat dengan Pemerintah Daerah Umat menganggap bahwaRuko maupun Rumah Tinggal termasuk kategori rumahibadat padahal pada Bab I Pasal 1 ayat (3) dinyatakan bahwarumah ibadat adalah bangunan yang memiliki ciri-ciri tertentuyang khusus dipergunakan untuk beribadat bagi paradengan kelompok masyarakat danpemeluk masing-masing agama secara Permanen' tidaktermasuk tempat ibadat keluarga.sKasus berikutnya adalah terkait dengan k

Kementerian Agama Rl Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan Jakarta,2Ol5 ir Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitay &Df) (osus-kosus Aktual llubungan Antarumat Berogamn di lndonuia ISBN : 978-602-8739 -44-3 xxx 191 hlm; 15 x 21 cm. Cetakan ke-1 Nopember 20L5 Hak cipta pada Penerbit

Related Documents:

Text and illustrations 22 Walker Books Ltd. Trademarks Alex Rider Boy with Torch Logo 22 Stormbreaker Productions Ltd. MISSION 3: DESIGN YOUR OWN GADGET Circle a word from each column to make a name for your secret agent gadget, then write the name in the space below. A _ Draw your gadget here. Use the blueprints of Alex’s past gadgets on the next page for inspiration. Text and .

CECT 5940 (Holder of the authorisation Evonik Nutrition & Care GmbH) [Chickens for fattening; Chickens reared for laying] ; Commission Implementing Regulation (EU) 2020/1395 of 5 October 2020; OJ L 324, 06.10. 2020, p. 3

Basic Counselling Skills: The module is designed to provide an intensive practice-based training in counselling skills, building on the theoretical knowledge that is acquired in the Theories modules. Students will practice key skills used in counselling practice through structured exercises, and will develop core listening and other basic skills required for the counselling and therapies .

Calicut University P.O. Malappuram, Kerala, India 673 635 380. School of Distance Education Modern World History – IV Semester 2 UNIVERSITY OF CALICUT SCHOOL OF DISTANCE EDUCATION STUDY MATERIAL Complementary Course BA- ENGLISH & POLITICAL SCIENCE IV Semester PART II – MODERN WORLD HISTORY Prepared & Scrutinized by: Dr. N Padmanabhan, Associate Professor , PG Department of History, C.A.S .

Cliffs Advanced Practice for the TOEFL in 1992. Although Mike no longer actively teaches for any institution, he periodically makes presentations to individual classes at Daytona Beach Community College and Embry Riddle Aeronautical University in Daytona Beach, Florida. He is a member of Teachers of English to Speakers

of the Cold War have profoundly changed U.S. defense needs. Just what a prudent U.S. national defense system will be in the post-Cold War era is not yet clear. But it will almost certainly require less money and fewer people than it did in the 40 years when this Nation faced a hostile and obdurate military superpower with a huge army poised at the

DIM LIGHTS ILLUMINATE AN ANCIENT PASSAGEWAY. Dry dust hangs in the air. You crouch as the passage narrows and the ceiling gets lower, and then step into a vast cavern awash with colors so vivid they could have been painted yesterday. This is the Egypt you’ve dreamed of exploring. Most visitors to Egypt see the treasures of Tutankhamun in the .

comics’ images defines their being, thus exiling single panel and text dominated works from the realm of comics. McCloud is conscious of these exclusions (20), though their separation is necessary for his analysis. The other prominent position in this debate comes from historian R.C. Harvey (8-