PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN By: SETIADI

3y ago
84 Views
3 Downloads
967.63 KB
15 Pages
Last View : 4d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Braxton Mach
Transcription

PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATANBy: SETIADIBACALAH MODUL DENGAN SEKSAMA DAN JAWAB SOAL (JAWABANYA SAJA) DENGAN TULISTANGAN DAN DI KUMPULKAN PADA SAAT JAM KULIAH (DIWA 081231508705SCRENTSHOOT)4.Metode penghitungan tenaga keperawatan berdasarkan surat keputusan menkes RINomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit dengan standar tipe rumahsakit dinamakan metode .Untuk perhitungan jumlah tenaga perlu ditambah (faktor koreksi) yaitu harilibur/cuti/hari besar penambahan ini dalam penghitungan jumlah perawat disebut :.Rata-rata pasien perhari di kali rata-rata jam perawatan pasien perhari disebut :.Jam kerja efektif shif perawat di Indonesia adalah : .5.Ketergantungan pasien untuk operasi besar di kamar operasi adalah : .6.Tokoh yang membuat formula rumus dengan dasar atau mengklasifikasi sesuaiderajat ketergantungan klien adalah : .7.Perawatan minimal pasien menurut Douglass memerlukan waktu perawatan berapajam/hari?: .8.Suatu ruang rawat dengan 10 pasien (5 pasien dengan perawatan minimal, 3 pasiendengan perawat intermediet dan 2 pasien dengan perawatan total), maka jumlahperawat yang dibutuhkan pada saat dinas pagi sesuai dengan formula Douglassadalah : .9.Suatu ruang rawat dengan 30 pasien (20 pasien dengan perawatan minimal, 4pasien dengan perawat intermediet dan 6 pasien dengan perawatan total), makajumlah perawat yang dibutuhkan pada saat dinas pagi sesuai dengan formulaDouglass adalah : .1.2.3.10. Rumus dibawah ini adalah rumus milik : .Tenaga Perawat AxBxC F /G H(C D) x E11. Rata-rata pasien perhari di kali rata-rata jam perawatan pasien perhari disebut :.

12. Rumus dibawah ini adalah rumus milik : .Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) 25%Hari kerja efektif x 40 jam13. Rumus dibawah ini adalah rumus milik : .Tenaga Perawat ( A x 52 mg ) x 7 Hr ( TT x BOR )x 125%41 mg x 40 jam14. Rumus ketenagaan perawat mnenggunakan derajad ketergantungan pasien disebut 15. Metode penghitungan tenaga perawat dengan parameter (a) Kelas I : 2 jam/hari;(b) Kelas II : 3 jam/hari; (c) Kelas III : 4,5 jam/hari; (d) Kelas IV : 6 jam/hari,disebut metode: 16. Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkansendiri dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhantenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yangdiberikan kepada klien selama di rumah sakit disebut metode :.17. Indicator perhitungan kamar operasi operasi sedang adalah : 18. Pada ruangan cempaka Rumah sakit ady setya husada didapatkan rata-rata pasienyang dirawat : Self care 5 orang, partial care 10 orang dan total care 5 orang. Berapajumlah perawat yang dibutuhkan menurut loka karya PPNI?.19. Dalam suatu rumah sakit terdapat 10 operasi /hari, dengan perincian, operasi besar3 orang, operasi sedang 3 orang dan operasi kecil 4 orang. Berapa kebutuhantenaga perawat di ruang ini ? .20. Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan di rumah sakit tipe C dengan jumlahtempat tidur 20 dengan metode rasio ?

A. PendahuluanEfektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat ditunjang oleh sistempemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi individu yang memadai. Perlukiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhantenaga keperawatan. Perencanaan ketenagaan yang baik mempertimbangkan klasifikasi klienberdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dankatagori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Dalammenganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan, manajer keperawatandapat mengacu ke pelbagai pendekatan atau formula penghitungan kebutuhan tenagaperawat menurut beberapa ahli.Perawat merupakan proporsi tenaga yang paling besar di rumah sakit, diperkirakansekitar 75 % dari jumlah seluruh tenaga kesehatan. Dengan dominanya jumlah perawat inimaka diperlukan formula khusus untuk menentukan kebutuhanya. Formula dikembangkanuntuk memberikan kemudahan kepada manajer keperawatan dalam melakukanpenghitungan tenaga perawat dan bisa digunakan untuk perbandingan apakah tenagaperawat yang ada saat ini sudah cukup, kurang atau berlebih.Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit layanan keperawatan adalahproses perhitungan jumlah sumber daya manusia ke perawatan berdasarkan tempatketerampilan, perilaku yang dibutuhkan, siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapandibutuhkan, dan berapa jumlahnya untuk memberikan pelayanan keperawatan. Berdasarkanhal di atas maka pemenuhan kebutuhan tenaga perawat tidak bisa dalam waktu yang singkat,sehingga dalam perencanaanya harus memperhatikan visi dari rumah sakit dan visi bidangkeperawatan, mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada tingkat makro rumah sakitseperti landasan hukum, target area, populasi dan data sekunder(data statistik kesehatan),dan mempelajari hal-hal yang bersifat mikro rumah sakit seperti analisis situasi tenagaperawat, beban kerja perawat, dan kinerja personal perawat.Pada dasarnya semua metoda atau formula yang telah dikembangkan untukmenghitung tenaga perawat di rumah sakit berakar pada beban kerja dan personal yangbersangkutan. Hal ini telah banyak dilakukan penelitian-penelitian di luar negeri oleh parapakar keperawatan. Analisis kebutuhan tenaga perawat harus betul-betul direncanakandengan baik agar tidak dilakukan secara berulang-ulang karena akan membutuhkan waktu,biaya dan tenaga sehingga tidak efektif dan tidak efisien.Ada beberapa situasi yang harus dipertimbangkan dalam kita melakukan analisisketenagaan, antara lain (1) Adanya perluasan rumah sakit sehingga berdampak padapenambahan atau perubahan tempat tidur dan hal ini akan berdampak pada perubahan rasiokebutuhan tenaga perawat. Apabila rumah sakit sudah merencanakan perluasan rumah sakitmaka harus direncanakan pula penambahan tenaga perawat; (2) Adanya berbagai perubahanjenis pelayanan dan fasilitas rumah sakit, yang akan berdampak pada peningkatan BedOccupancy Rate (BOR), yang pada akhirnya perlu analisa situasi dan kebutuhan tenaga. Hal iniperlu diantisipasi jauh sebelumnya sehingga pelayanan bisa terlaksana dengan optimal; (3)Adanya penurunan motivasi, penurunan prestasi kerja seperti sering tidak masuk kerja,datang terlambat, penyelesaian pekerjaan semakin lambat. Hal ini bisa terjadi karenapimpinan kurang memperhatikan bawahan, tidak ada reward, kerja yang ketat dan bebankerja yang berat serta tenaga yang kurang. Bila hal ini sudah terjadi maka perlu segeradilakukan analisa ketenagaan; (4) Adanya keluhan tentang pelayanan yang diterima. Apakahklien mengeluh tentang pelayanan yang diterimanya dengan mengatakan puas atau tidakpuas. Biasanya klien sering mengeluh tentang tenaga keperawatan, biaya perawatan, danfasilitas yang diterima. Apabila keluhan ini sudah teridentifikasi maka perlu dilakuakn analisaketenagaan. Keluhan ini terjadi di unit rawat jalan atau unit rawat inap.

B. metode perhitugan kebutuhan tenaga keperawatan menurut beberapa ahliAda beberapa formula perhitungan tenaga keperawatan di pelayanan antara lainadalah metode rasio, formula Gillies (1982), Lokakarya Keperawatan, formula PPNI, formulaDouglas (1992), Metode Sistem Akuitas, formula Ilyas (1999), Metode Need, MetodeDemand, dan cara Swansburg (1999).1.Metode rasioCara rasio yang digunakan berdasarkan surat keputusan menkes RI Nomor 262 tahun1979 tentang ketenagaan rumah sakit dengan standar tipe rumah sakit. Metoda inimenggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan. Metodaini sederhana dan mudah, karena dapat mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidakbisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit dan kapan personal tersebut dibutuhkan olehsetiap unit atau bagian rumah sakit yang membutuhkan. Bisa digunakan bila kemampuan dansumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanankesehatan relatif stabil.Tabel 6.1 Rasio Tempat Tidur dan Personel Rumah Sakit Metode rasio (SK Menkes Nomor:262/Menkes/Per/VI/79)Tipe RSTM/TTTPP/TTTNP/TTTnonP/TTA dan B1 suaikanTM: Tenaga medis,TPP : tenaga paramedis perawatan,TNP : Tenaga non paramedis,TnonP : Tenaga non paramedis perawatan,TT: Tempat tidur2.Metode GilliesSalah satu formula penghitungan tenaga keperawatan yang dikembangkan Gillies(1982) adalah sebagai berikut :Tenaga Perawat AxBxC F /G H(C D) x EKeterangan :A jam perawatan/24 jam (nursing time), yaitu rata-rata waktu perawatan yang dibutuhkanPasien/hariB Rata-rata jumlah pasien/hariC jumlah hari/tahunD Jumlah hari libur masing-masing perawatE jumlah jam kerja masing-masing perawatF Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahunG Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahunH Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebuta. Komponen A, adalah jumlah waktu perawatan yang dibutuhkan oleh pasien selama 24 jamatau dilakukan klasifikasi pasien berdasar tingkat ketergantungan pasien.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu:1) Perawatan langsungPerawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh perawat untuk memenuhikebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasienpada perawatan langsung ini, maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaituself care, partial care, total care dan intensive care.Menurut Minetti Huchinson (1994) kebutuhan keperawatan langsung setiap pasienadalah 4 jam perhari, sehinga dihitung sebagai berikut:o Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jamo Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jamo Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jamo Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam2) Perawatan tak langsung,Perawatan tak langsung meliputi kegiatan-kegiatan seperti, membuat rencanaperawatan, memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis danmembaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Hasil penelitian RS GrahaDetroit (Gillies, 1989) 38 menit/ klien/ hari. menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, h.245) 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60menit/ pasien (Gillies, 1994)3) Pendidikan kesehatanPendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi aktifitas, pengobatan sertatindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkanuntuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.b. Komponen B, yaitu rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatuunit berdsasarkan rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” (BOR), denganrumus:Jumlah hari perawatan rumah sakit alam waktu tertentu X 100%Jumlah tempat tertentuc. Komponen C, jumlah hari pertahuan adalah 365 harid. Komponen D, adalah jumlah hari libur resmi yang ditentukan oleh pemerintah dan jumlahhari libur karena cuti tahunan personel.Jumlah hari libur diIndonesia kira-kira sebagai berikut:o 52 hari minggu ( ) 12 hari cuti ( ) 12 hari libur nasional 76o 52 hari minggu ( ) 52 hari sabtu ( )12 hari libur nasional ( ) 12 hari cuti 128Catatan Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari liburmaka harus diperhitungkan. Atau dengan memperhitungkan libur lain yaitu secara alamiah menjadi hak biologiswanita yaitu cuti hamil kurang lebih selama 3 bulan.e. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per mingguo Jika hari kerja efektif 5 hari/minggu, maka 40/5 8 jam,o Jika hari kerja efektif 6 hari/minggu, maka 40/6 jam 6,6 jam/hari atau 7 jam/harif. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% (untukantisiapasi kekurangan/ cadangan)Contoh perhitungannya:

Di rumah sakit A berkapasitas tempat tidur 20 tempat tidur, jumlah rata-rata klien yangdirawat adalah 15 orang perhari dengan kriteria 5 orang dapat melakukan perawatan mandiri,5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang lainnya harus diberikan perawatantotal. Tingkat pendidikan perawat yaitu, SPK dan D III Keperawatan. Hari kerja efektif adalah7 hari perminggu. Maka berapakah jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut ?Langkah untuk menyelesaikan kasus ini adalah:a. Menetukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu:- keperawatan langsungo keperawatan mandiri 5 orang klien : 5 x 2 jam 10 jamo keperawatan parsial 5 orang klien : 5 x 3 jam 15 jamo keperawatan total 5 orang klien : 5 x 6 jam 30 jam- keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam 15 jam- penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam 3,75 jamJadi total jam keperawatan secara keseluruhan adalah 73,75 jamMenentukan jumlah jam keperawatan per klien per hari 73,75 jam / 15 klien 4,9 jamb. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari, yaitu:4,9 jam/klien/hari X 15 klien/hari X 365 hari 16,17 (16 orang)(365 hari – 128 hari) x 7 jam16 20 % 19 orang perawatc. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu denganketentuan menurut Warstler (dalam Swansburg, 1990, h. 71) dengan proporsi dinas pagi47%, sore 36%, dan malam 17%.- Maka pada kondisi di atas jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shiftadalah:o shift pagi: 19 orang X 0,47 8,93 (9 orang)o shift sore: 19 orang X 0,36 6,84 (7 orang)o shift malam: 19 orang X 0,17 3,23 (3 orang)d. Kombinasi kualifikasi tenaga perawat- Kombinasi jumlah tenaga menurut Intermountain Health Care Inc. adalah:o 58% (19 orang X 0,58) 11,02 (11 orang) S I keperawatano 26% 19 orang X 0,26 4,94 (5 orang) D III keperawatano 16% 19 orang X 0,16 3,04 (3 orang) SPK- Kombinasi menurut Abdellah dan Levinne adalah:o 55% 19 orang X 0,55 10,45 (10 orang) tenaga professionalo 45% 19 orang X 0,45 8,55 (9 orang) tenaga non professional3.Metoda hasil Lokakarya Keperawatan

Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakanuntuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut:Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) 25%Hari kerja efektif x 40 jamPrinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi adapenambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian (sedangkan angka 7 pada rumustersebut adalah jumlah hari selama satu minggu)4.Metode Lokakarya PPNIPenentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI dengan mengubahsatuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung dalam minggusebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama 40 jam per minggu. PPNI berusahamenyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:Tenaga Perawat ( A x 52 mg ) x 7 Hr ( TT x BOR )x 125%41 mg x 40 jamKeterangan :TPA Tenaga perawat Jumlah jam perawatan /klienKomponen A, adalah jumlah waktu perawatan yang dibutuhkan oleh pasien per 24 jamBOR adalah prosentase rata-rata jumlah tempat tidur yang digunakan selama periode tertentu(satu semester/satu tahun)Hari kerja efektif selama 41 minggu yang dihitung sebagai berikut : (365 –(52 hr minggu 12 hari libur nasional 12 cuti tahunan) 289 hari : 7 hari/mg 41 mingguKomponen 125 %, yaitu tingkat produktivitas kerja yang diasumsikan hanya 75 % sehingga dikali125%.Contoh:Pada ruangan cempaka Rumah sakit ady setya husada didapatkan rata-rata pasien yangdirawat : Self care 5 orang, partial care 10 orang dan total care 5 orang. Berapa jumlah perawatyang dibutuhkan?Jawaban:Dari data di atas kita sudah tahu untuk rata-rata pasien (TT x BOR) 20 orang, dan langkahselanjutnya kita harus menghitung terlebih dahulu jam asuhan yang harus diberikan :Self Care (5 orang klien x 2 jam) 10 jamPartial Care (10 orang klien x 3 jam) 30 jamTotal Care (5 orang klien x 6 jam) 30 jamTotal Jam asuhanRata-rata jam asuhan 60 jam/20 pasien 3 jamMaka Jumlah keseluruhan kebutuhan tenaga keperawatan adalahTP ((3 x52x7x20)/(1640 jam) ) x 125% 16,6 orang perawatDibulatkan menjadi 17 orang perawat pelaksana

5.Douglas (1992)Douglas (1992), mengklasifikasi derajat ketergantungan klien menjadi tiga katagori, yaitu:a. Perawatan minimal, memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam dengan kriteria :1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri2) Makan dan minum dilakukan sendiri3) Ambulasi dengan pengawasan4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)5) Pengobatan minimal dengan status psikologis stabilb. Perawatan parsial, memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam dengan kriteria :1) Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali4) Klien dengan kateter urine, intake dan out put dicatat5) Klien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedurc. Perawatan total, memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam dengan kriteria:1) Semua keperluan pasien dibantu2) Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam3) Makan melalui NGT, terapi intra vena4) Dilakukan pengisapan lendir5) Gelisah/disorientasiBerdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, soredan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel 2.1 berikut :Tabel 6.2 : Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dalam satu ruang rawatKlasifikasi 030,510,420,210,810,450,301,080,900,60DstSumber : Douglas (1984) dalam Sitorus (2006)Suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan minimal, 14 pasien denganperawat intermediet dan 5 pasien dengan perawatan total), maka jumlah perawat yangdibutuhkan:a. Dinas pagi :3 x 0,17 0,5114 x 0.27 3,785 x 0,36 1,90Jumlah 6,90 6 orangb. Dinas siang3 x 0,14 0,4214 x 0.15 2.105 x 0,30 1,50Jumlah 4,02 4 orang

c. Dinas malam3 x 0,10 0,3014 x 0.07 0,985 x 0,20 1,00Jumlah 2,26 2 orangBerdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa total jumlah kebutuhan perawat untuk dinaspagi, sore dan malam sebanyak 12 orang. Penetapan jumlah perawat dilakukan denganmenghitung jumlah pasien berdasarkan derajat ketergantungan selama 1 (satu bulan) danjumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap hari. Penetapan satu bulan diharapkan sudahdapat mencerminkan perubahan jumlah dan variasi pasien di ruang rawat tersebut. Kepalaruangan mengalokasikan setiap pasien baru pada tim tertentu dengan mempertimbangkanbeban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait dengan jumlah pasien dan tingkatketergantungan pasien.6.Metode Sistem AkuitasKelas I : 2 jam/hariKelas II : 3 jam/hariKelas III : 4,5 jam/hariKelas IV : 6 jam/hariUntuk tiga kali pergantian shift Pagi : Sore : Malam 35% : 35 % : 30%Contoh :Rata rata jumlah klien1. kelas I 3 orang x 2 jam/hari 6 jam2. kelas II 8 orang x 3 jam/hari 24 jam3. kelas III 4 orang x 4.5 jam/hari 18 jam4. kelas IV 2 orang x 6 jam/hari 12 jamJumlah jam : 60 jamProporsi shift :- pagi 60 jam x 35% 2.625 orang (3 orang)- Sore 60 jam x 35% 2.625 orang (3 orang)- Malam 60 jam x 30% 2.25 orang (2 orang )jadi jumlah perawat dinas 1 hari 3 3 2 8 orang.7.Metode IlyasMetode ini dikembangakan oleh Yaslis Ilyas sejak tahun 1995. Rumus dasar dariformula ini adalah sebagai berikut :Tenaga Perawat A x B x 365(255 x jam kerja / hari)Keterangan:AB365255 Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien) sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur) jumlah hari kerja selama setahun hari kerja efektif perawat/tahun {365 - (12 hari libur nasional - 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4} 255 hari

Indeks ¾ merupakan indeks yang berasal dari karakteristik jadual kerja perawat dirumahsakit yang dihitung dari setiap empat hari kerja efektif, dimana perawat mendapat libursatu hari setelah jadual jaga malam. Uraiannya sebagai berikut hari pertama perawatmasuk pagi, hari kedua siang, hari ketiga malam dan hari

- keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam 15 jam - penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam 3,75 jam Jadi total jam keperawatan secara keseluruhan adalah 73,75 jam Menentukan jumlah jam keperawatan per klien per hari 73,75 jam / 15 klien 4,9 jam b. .

Related Documents:

keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung, 2011). Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien (Setiadi, 2012). .

keperawatan,Kode etik keperawatan,Issue etik,Masalah etik,Dilema etik dalam keperawatan, Bioetik keperawatan,Hak dan kewajiban perawat dan pasien,Aspek legal dalam praktik keperawatan, danKeputusan etik. Cakupan mata kuliah ini membahas tentang etika keperawatan Untuk dapat mengaplikasikan mata kuliah tersebut diperlukan berbagai

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan m edikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas . pada pasien Stroke 3. P enyuluhan dan konseling pada pasein hipertensi 4. Penanga

2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 32 3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) 40 4. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) 44 5. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 47 6. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 52 7. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 54 8.

Buku Panduan Kegiatan Mahasiswa IKD II ini dibuat berdasarkan kompetensi dari Ilmu Keperawatan Dasar II yang meliputi konsep spiritual, holistic care, pendidikan dalam keperawatan, trend issue dalam keperawatan, transcultural nursing, komunikasi dalam keperawatan, tehnik kolaborasi dalam keperawatan.

diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan buku ajar” Konsep Keperawatan Keluaraga”. Buku ini ditulis untuk membantu memenuhi kebutuhan perkembangan trend dan isu ilmu keperawatan khususnya Keperawatan Keluarga sesuai dengan kurikulum tahun 2019 dan juga membantu mahasiswa keperawatan memahami konsep tentang keperawatan sebagai landasan dalam pengembangan profesi keperawatan .

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA OSTEOPOROSIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK DI UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya Disusun Oleh : DESSY ARMADANI 20150660010 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN .

Abrasive Jet Machining INTRODUCTION Abrasive water jet machine tools are suddenly being a hit in the market since they are quick to program and could make money on short runs. They are quick to set up, and offer quick turn-around on the machine. They complement existing tools used for either primary or secondary operations and could make parts quickly out of virtually out of any material. One .