STUDI AWAL DESAIN SISTEM INJEKSI AEROSOL PADA PENGEMBANGAN .

3y ago
15 Views
2 Downloads
697.21 KB
12 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Audrey Hope
Transcription

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103STUDI AWAL DESAIN SISTEM INJEKSI AEROSOL PADA PENGEMBANGANFASILITAS EKSPERIMEN PENGUNGKUNG CONTAINMENT (FESPeCo Mod.1)Arif Adtyas Budiman1, Almira Citra1, Joko P. W11Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir, Gd .80 Kawasan Puspiptek Serpong,Tangerang Selatan, 15310, Indonesiaemail:arif-adtyas@batan.go.idABSTRAKSTUDI AWAL DESAIN SISTEM INJEKSI AEROSOL PADA PENGEMBANGANFASILITAS EKSPERIMEN PENGUNGKUNG CONTAINMENT (FESPeCo Mod.1).Salah satu skenario kecelakaan reaktor nuklir berpendingin air ringan yaitu adanya lepasan zatradioaktif akibat terjadinya kebocoran sistem pemipaan primer. Simulasi kecelakaan denganskenario tersebut dapat dilakukan menggunakan Fasilitas Eksperimen Simulasi PendinginContainment (FESPeCo). Untuk memenuhi kebutuhan penelitan saat ini, revitalisasi FESPeCodilakukan dengan menambahkan sistem injeksi aerosol menjadi FESPeCo Mod.1. Sistem injeksiaerosol terdiri dari unit kompressor, pengaduk, dan pengatur aliran fluida. Penelitian inibertujuan untuk mendapatkan kandidat desain tabung aerosolsebelum dilakukan fabrikasi.Metode Computational Fluid Dynamic (CFD) digunakan sebagai perangkat utama analisisdinamika fluida. Untuk melihat pengaruh dinamika fluida terhadap bentuk geometri, variasitekanan operasi diberikan pada keempat model diantaranya TAB 01, TAB 02, TAB 03, danTAB 04. Berdasarkan hasil analisis terhadap keempat model tersebut, bentuk geometri ruangsilinder memegang peranan penting dalam pengadukan. Selain itu, perbedaan ukuran inlet danoutlet dapat mempengaruhi kuantitas keluaran aerosol yang signifikan,ditinjau dari besarkecepatan aliran dan beda tekanannya. Oleh karena itu, model TAB 04 dapat direkomendasikansebagai kandidat utama tabung aerosol bertekanan pada sistem injeksi aerosol.Kata kunci : Aerosol, Sistem Injeksi Aerosol, Laju Aliran, Beda Tekanan, FESPeCo Mod.1.ABSTRACTPRELIMINARY STUDY OF AEROSOL INJECTION SYSTEM DESIGN IN THEDEVELOPMENT OF FASILITAS EKSPERIMEN PENGUNGKUNG CONTAINMENT(FESPeCo Mod.1). One of the light water-cooled nuclear reactor accident scenarios is therelease of radioactive substances due to leakage of the primary piping system. Accidentsimulations with these scenarios can be performed using the Containment Coolant SimulationExperiment Facility (FESPeCo). To meet current research needs, the revitalization of FESPeCois done by adding an aerosol injection system to FESPeCo Mod. 1. The aerosol injection systemconsists of a compressor, stirrer and flow control unit. The aim of this study is to obtain adesign candidate for aerosol tubes before fabrication. The Computational Fluid Dynamic(CFD) method is used as the main tool for fluid dynamics analysis. To see the effect of fluiddynamics on geometric shapes, variations in operating pressure are given in all four models ,i.e.TAB 01, TAB 02, TAB 03, and TAB 04. According on the results of the analysis of the fourmodels, the geometrical shape of the cylinder chamber plays an important role in stirring. Inaddition, differences in inlet and outlet sizes can significantly influence the quantity of aerosoloutput, in terms of flow velocity and pressure difference. Therefore, the TAB 04 model can berecommended as a main candidate for aerosol tubes of the aerosol injection systemKeywords: Aerosol, Aerosol Injection System, Flowrate, Pressure Drop, FESPeCo Mod.1Vol.23 No. 2 November 2019101

Sigma Epsilon, ISSN ilitasdilakukan menggunakanFasilitasEksperimen Simulasi Pendinginan PadaPembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)Containmentmenggunakan prinsip defense in depth ataupenelitian dengan skenario kehilangan aliranpertahanan berlapis, yaitu dimulai daripendingin disebut sebagai Loss of Coolantsistembakar,Accident (LOCA) disimulasikan denganhamburanadanya lepasan uap air dari sistem pemipaanradionuklida yang berada di dalam ruangke dalam gedung reaktor pernah dilakukan(containment)[1].menggunakan FESPeCo pada satu akhir[5,6]. Parameter yang diukur yaituPressurize Water Reactor (PWR) terpisahsuhu, laju alir fluida dan tekanan uap padadengan sistem sekunder, berbeda dengantitik–titiktipe Boiling Water Reactor (BWR).Namun,mendapatkansistem untai primer keduanya tetap berada dimendekatidalamFESPeCo menjadi FESPeCo Mod.1 ngembanganlepasan material fisi pada untai primer padadilakukanPLTN jenis reaktor air ringan dapat terjadipadatan yang disebutjika terjadi pelelehan bahan bakar danAerosol merupakan perwujudan dari adanyaterbawa bersama aliran di untai primer yangbahan hasil fisi yang ikut serta lepas kemengalami kebocoran[2]denganmenambahkansebagaiunsuraerosol. Salah satu produkudara di dalam containment reaktor nuklir.fisi yang ditemukan lepas ke lingkunganSimulasi ini pernah dilakukan oleh Mohler,pasca kejadian Fukushima Daiichi yaitu C-dkk.11, dengan ukuran diameter rata-rata sekitarInteractions70 µmfisi[3]. Sistem mitigasi lepasan tasDynamicsAerosolintheAtmosphere (AIDA) di mana lokasi aerosolgenerator berada di bagian ruang atasnya.keselamatan aktif. Pada dasarnya, sistem iniLainmembutuhkanlistrik.memiliki inlet injeksi aerosol berada diPelepasan sejumlah air dalam laju alirbagian bawah. Justifikasi posisi aerosoltertentu dari bagian atas containment telahFESPeCo ditentukan dari model sistemditerapkan pada desain reaktor tipe airinjeksiringan [4].kompresor.pasokandayaPengkajian lebih mendalam rosolyangFESPeCo,yangmenggunakanTujuan penelitian ini yaitu untukmenentukan desain sistem injeksi aerosolkarakteristik produk fisi secara non nuklir102Vol.23 No.2 November 20192018222018Februari 2017

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103yang sesuai untuk FESPeCo. Prinsip utamadan disimulasikan dalam kondisi tunakdesain sistem injeksi aerosol yaitu keluaranmenggunakan perangkat CFD (FLUENT).distribusi aerosol yang homogen dan mudahdalam perawatan unit. Metode analisisTEORIdengan pendekatan Computational FluidPemodelan dan simulasi 3D melibatkanDynamics (CFD). Penggunaan metode CFDunsur ruang dalam koordinat x, y, dan z.telah banyak digunakan dalam analisisBatasan kondisi ini mengaktifkan fungsidinamikayaitu,radial equilibrium distribution pressureGeraldini, P. dalam penelitiannya mengenaipada batasan kondisi pressure inlet dandistribusi partikel di udara pada daerah kerjaoutlet. Penentuan parameter tekanan n pemodelan 3D dari tkondisimengikutipersamaan sebagai berikut [9];lunak COMSOL Multiphysics . Simulasidari pemodelan ruang kerja kemudiandibandingkan dengan data hasil pengukuranKeterangan ;dari Continuous Air Monitoring (CAM),γ perbandingan kapasitas panassehingga dapat disimpulkan bahwa terdapatM Bilangan Mach,kesesuaian antara hasil simulasi dan data tekanan statik (bar),lapangan [7]. Selain itu, A.K. Dwivedi, dkk, tekanan total (bar).,dalam penelitiannya terkait distribusi aerosolyang berada di dalam sistem untai primerreaktornuklirpadasaatkecelakaanmenggunakan pendekatan analisis CFD yangdivalidasiolehhasileksperimendariNational Aerosol Test Facility (NATF) diBhaba Atomic Research Center (BARC) [8].Desain sistem injeksi aerosol terdiriSedangka pada area keluaran (outlet), fungsiradial equilibrium distribution pressuredigunakandikarenakanadanyakemungkinan fenomena fisis berupa twistedair atau pola berpilin/pencampuran padasemua model. Fungsi tersebut diekspresikandalam persamaan berikut [9];dari perangkat kompressor, pengaduk danpengaturaliranfluida.Pengadukdanpengatur aliran fluida disebut sebagai tabungaerosol bertekanan (TAB). Pada penelitianini, untuk memperoleh desain TAB yangoptimal, variasi tekanan operasi dilakukanVol.23 No. 2 November 2019dengan r merupakan jarak dari pusatputarandanadalah kecepatan tangensial.Distribusiaerosoldideskripsikanmelalui pola aliran fluida di dalam TAB.103

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103Udara dimampatkan pada nilai tertentu olehpola aliran fluida terhadap bentuk geometrikompressor dan dilepaskan ke dalam TABdan metode pengaturannya. Prinsip dasardengan tujuan untuk mengaduk aerosol danpemodelan TAB yaitu kemudahan dalammengendalikan aliran fluida saat memasukipengoperasian dan perawatan, aerosolyangakanmenunjukkan untai FESPeCo Mod.1 yangdigunakan diantaranya bersifat higroskopis.memiliki konfigurasi injeksi uap (No.2) danUntuk memenuhi hal tersebut, optimalisasiaerosol nggunakanpenggunaanmaterial tembus pandang kemudian dengankemudahanfabrikasi. Gambar 2 merupakan beberapausulan desain TAB yang memiliki sudut1pantulan lebar dan halus. Model (a) dan (d)Gambar 1. Draft desain Untai FESPeCo Mod.1.pada Gambar 2 memperlihatkan konseptabung silinder, sedangkan (b) dan (c)Pada Gambar 1, terdapat dua unit pemasokmenggunakan konsep tabung berbentuk bola.produk fisi yang dimodelkan dalam bentuk(a)sistem pembangkit uap (sedang dalamTAB 01/1:1proses desain dan uji fungsi No. 2) danTAB 02/1:1sistem injeksi aeorosol (No. 1). Keduasistem saat ini masih memiliki kendali yangterpisah,namuntidak(b)TAB (c)03/1:2(d)TAB 04/1:1menutupkemungkinan untuk dapat dikendalikan kedalam satu bentuk program pengendalianpemanas dan katup melalui sistem dataakuisisi dan kendali .Konfigurasi sistem injeksi aerosol yangbersifat tetap dalam penelitian ini yaitukompresor,sedangkanperangkatGambar 2. Usulan desain tabung aerosol bertekanan.dandenganPenamaan model TAB 01/1:1 pada penelititanmemperhatikan pertimbangan teknis. Sifatini diartikan sebagai model TAB 01 dengankeseragaman dari pancaran aerosol yangkonfigurasi diameter inlet/outlet sebesar 1:1.diinjeksikan dapat diterjemahkan ke dalamHasil yang diharapkan yaitu terpilihnya satupengatur104aliranfluidadibuatVol.23 No.2 November 20192018222018Februari 2017

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103diantaraempatmodeldengankriteriamemiliki beda tekanan yang rendah denganlaju aliran luaran yang tinggi.TAB 047,275 x 10-3 2,7 x 105Tabel 1 memberikan gambaran total meshsesuai dengan bentuk geometri model.Skema mesh yang dibuat pada model TABMETODOLOGI01 berbeda dengan lainnya. Model ksimetrikdenganutamakarakteristik meshing berpola. Sehinggapenelitian terdiri dari GAMBIT versi 2.3.16skema mesh copper dapat digunakan khususdanpada model TAB 01.FLUENTperangkatmemiliki6.3.PerangkatlunakGAMBIT versi 2.3.16 digunakan sebagaipembuat model dan implementasi solverterhadap kondisi batas secara berurutan,sedangkan FLUENT 6.3. digunakan untukkomputasi numerik dan analisis grafis (postprocessing).Tahapanpenelitianiniditampilkan pada Gambar 3 melalui diagramalir.Pada alur pembuatan setiap modelsesuaiGambar3,skemameshyangdigunakan sebagian besar yaitu tetrahedral.Pemodelan dan simulasi CFD menggunakanmetode elemen hingga, suatuvolume model 3D. Data geometri usulandesain model yang dipaparkan pada Gambar2 kolom (a), (b), (c), dan (d) diberikan olehTabel 1 berikut;Tabel 1. Data empat model geometri TAB.ModelVolume fluida (m3)Total MeshTAB 011,285 x 10-3 2,2 x 105TAB 024,406 x 10-3 1,4 x 106TAB 031,462 x 10-2 6,5 x 105Vol.23 No. 2 November 2019105

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103dilakukan menggunakan FLUENT versi 6.3.MulaiSebelum nilai-nilai diimplementasikan kedalam model solver, penyesuaian dimensiStudi referensi dan desain konsep.danparametermeminimalisirPemodelan menggunakan GAMBITversi 2.3.16 dan implementasi solver,pressure based, k-ϵ for turbulencemodel, 1 atm at operating optimalkan keandalan simulasi pravalidasi eksperimen, fungsi SIMPLE ion iteration menggunakan secondPengaturan kondisi batas di FLUENTversi 6.3 ;- Pressure inlet, total gauge 8 atm,lainnya default.- Pressure outlet, enable radialequilibrium pressure distribution.order dengan tingkat ketelitian hitung 10-4s/d 10-5 per erhitunganfluidadapatdianalisis dalam bentuk distribusi vektor danPengaturan iterasi perhitungan ;- Initialitation dari inlet.- Atur tingkat ketelitian 10-4 s/d 10-5untuk setiap parameter hitung.- Atur jumlah iterasi 2000 stepkontur. Analisis terhadap bentuk vektor dankontur direkomendasikan untuk laju milikiinformasi arah aliran dan besarnya dalamtidakKonvergen?termal/tekananbentuk grafis sesuaitertentuyasehinggadengan tingkatanmampumencitrakandinamika fluida yang ada dalam lapisanAtur tampilan sebagai vektor dankontur serta model informasijangkauan dalam bentuk float.dinding. Setelah satu kali perhitungan selesaipada kondisi pressure inlet 2 atm, variasitekanan statik inlet dilanjutkan sampai 7atm. Adapun rentang nilai pressure inletSelesaiGambar 3. Diagram alir pemodelan dan simulasimenggunakan FLUENT versi 6.3.SetelahmodeldiberiTelah dilakukan perhitungan padaperangkat lunak GAMBIT versi 2.3.16,enam jenis variasi tekanan terhadap empatkemudian di-export dalam bentuk 3D dalamvariasi model TAB. Tabel 2 memaparkanformatperbandingan nilai tekanan total dan laju alir.msh.facedanvolumeHASIL DAN PEMBAHASANmelalui106padakompresor.inisiasiFLUENT 5/6 sebagai solver dan kondisibatasdiberikan sesuai spesifikasi yang dimilikiPemanggilanfile.mshVol.23 No.2 November 20192018222018Februari 2017

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103pada posisi inlet - outlet setiap model yangwarna.dilengkapi dengan informasi bargraph danTabel 2. Profil dinamika fluida setiap model TABInModelTAB 01TAB 02TAB 03TAB 04OutvPtotalPerbedaan 25.123.717Berdasarkan Tabel 2., perbedaan laju alirberbentuk bola yang kemudian ditambah(dv) dan tekanan (dP) pada desain TAB 03denganterlihat berbeda daripada model lain. Hal inibersiku. Perbedaan luasan TAB 01, yangmengacu pada bentuk geometri TAB 03 dimemiliki nilai rerata dP yaitu sebesar 3,46mana memiliki diameter inlet yang lebihatm, yaitu lebih kecil dari TAB 02 sebesarkecil daripada outlet sebesar 1:2. Sementara3,70 atm, namun memiliki nilai dv sebesaritu, TAB 04 dengan konfigurasi desain12,71 m/s (lebih besar dari TAB 02) .panjanggeometripipaluaraninlet/outlet sebesar 1:1 memiliki nilai rerataNilai dv dan dP masing-masingdv dan dP yang lebih kecil dari semua modelmodel dapat dilihat pada Tabel 2. Nilaiyaitu -21.98 m/s dan 2,65 atm secaratersebut menunjukkan ada korelasi terhadapberurutan. Nilai minus (-) mengindikasikanbentukadanya peningkatan besarnya nilai lajusuatu dinamika fluida tanpa melibatkanaliran. Keunikan terjadi pada model TAB 02tenaga dari luar seperti motor listrik. Berikutdengan nilai dv yang tetap namun memilikibeberapadP yang lebih besar dari TAB 04 yaituditampilkan pada Gambar 4, Gambar 5,sebesar 3.71 atm. Besarnya nilai dP iniGambar 6, dan Gambar 7 untuk TAB 01,diperolehluasTAB 02, TAB 03, dan TAB 04 secarapermukaan aliran inlet terhadap ruangberturut – turut. Pola aliran fluida masing-dariadanyaVol.23 No. 2 November anCFDyang107

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103masing model dipaparkan dalam bentukvektorlajuPstatic 7 atmaliran.Pstatic 6 atmInletOutletPstatic 5 atmv, [m/s]Pstatic 4 atmPstatic 2 atmPstatic 3 atmGambar 4. Profil fluida pada beberapa variasi tekanan inlet TAB 01.Profil TAB 01 memiliki dimensi panjang ketekanan inlet yang memungkinkan untukarah sumbu x sebesar 743 mm. Desainterjadinya pencampuran material ringan dimemanjang ini memiliki dP yang besar.sepanjang ruang TAB 01.Warna biru menunjukkan rendahnya lajuSelanjutnya,padaGambar5udara setelah melewati inlet. Namun, akibatditampilkan profil dinamika fluida TAB 02.adanya perubahan luas penampang outletTAB 02 memiliki diameter tabung sebesaryangperubahan281 mm dengan panjang pipa inlet sekitarpertambahan laju aliran sekitar 4 kali lipat200 mm mengarah vertikal. Bagian outletdari laju aliran di dalam TAB 01, sehinggaberbentuk sudut menyiku dengan posisi pipadv di inlet dan outlet tidak besar. Dinamikakeluaran horizontal. Hubungan geometrifluida yang terjadi di dalamnya tidakTAB 02 terhadap dinamika fluida yangmenunjukkan adanya pusaran udara akibatterjadi tidak berbeda jauh dengan TAB 01.108mengecil,terjadiVol.23 No.2 Nopember 20192018222018Februari 2017

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103InletPstatic 7 atmPstatic 6 atmPstatic 5 atmv, [m/s]OutletPstatic 4 atmPstatic 3 atmPstatic 2 atmGambar 5. Profil fluida pada beberapa variasi tekanan inlet TAB 02.Profil laju aliran rerata di dalam ruangmemiliki kontribusi peningkatan dP yangsetelah melewati pipa berdiameter 6,35 mmsignifikan.(¼ in) menurun sebanyak 2,4 kali lipatnyadankembalimeningkatsaatPada Gambar 6, profil dinamikaterjadifluida model TAB 03 diidentifikasi memilikiperubahan geometri outlet. Perbedaan yangkemampuan pembangkitan pusaran udaramencolok terlihat pada kemampuan ruangseperti TAB 02 namun dengan posisi inletberbentuk bola untuk menghasilkan pusaranhorizontal. Pertimbangan penempatan posisiudara terhadap tekanan inlet sehingga dapatinlet ini dilakukan agar aerosol dari sistemmengoptimalkan pergerakan aerosol daninjeksi ke FESPeCo Mod.1 dapat disalurkanmeminimalisir terjadinya pengendapannya.secara homogen (meminimalisir endapanAerosol ini kemudian diarahkan untukakibat kehilangan tekanan operasi). TAB 03keluar melalui outlet bersiku yang tentunyamemiliki dimensi tabung bola sebesar 300mm dengan panjang corong sampai 500 mm.Vol.23 No. 2 November 2019109

Sigma Epsilon, ISSN 0853-9103Pstatic 7 atmPstatic 5 atmPstatic 6 atmOutletv, [m/s]InletPstatic 4 atmPstatic 2 atmPstatic 3 atmGambar 6. Profil fluida pada beberapa variasi tekanan inlet TAB 03.Selain variasi posisi inlet, TAB 03 memilikicompressible flow memungkinkan terjadivariasi diameter inlet dan outlet yangperubahan tekanan yang besar.berbeda terhadap TAB 01 dan TAB 02.Sementara itu, profil dinamika fluidaGambar 6 menunjukkan terjadinya polamodel lainnya ditampilkan pada Gambar 7.yang sama terhadap TAB 02 namun denganTAB 04 merupakan gabungan konstruksinilai dP tinggi secara homogen di sepanjangTAB 01, TAB 02, dan TAB 03 atasruang TAB 03. Posisi inlet TAB 03 beradapertimbangan desain dinamika fluidanya.pada titik 75 mm dari titik tengah bolaTAB 04 memiliki tabung berbentuk disksehingga fenomena pusaran udara dapatdengandibentuktekananinlet/outlet sekitar 100 mm sampai 200 mm.operasi. Besarnya penurunan laju aliran yangDesain geometri disk mempertimbangkanmelalui pipa inlet berdiameter 6,35 mm (¼fenomena pembentukan pusaran udara, yaituin) ke dalam ruang bola TAB 03 sekitar 4,3dengan memberikan tekanan operasi padakali lipat dari laju aliran inlet dan meratajarak 75 mm dari titik tengah diameterdisepanjang ruang sampai outlet. Perubahantabung. Besarnya penurunan laju aliran yangpola laju aliran ini erat kaitannya denganmelalui pipa inlet berdiameter 1 in keperubahanvolume ruang TAB 04 tidak lebih dari 2 kal

adanya lepasan uap air dari sistem pemipaan ke dalam gedung reaktor pernah dilakukan menggunakan FESPeCo pada satu dekade terakhir[5,6]. Parameter yang diukur yaitu suhu, laju alir fluida dan tekanan uap pada titik–titik ketinggian tertentu. Untuk mendapatkan bentuk simulasi yang mendekati sebenarnya, pengembangan

Related Documents:

Sistem injeksi digunakan untuk menyemprotkan bahan bakar kedalam engine yang akan dicampur dengan udara untuk keperluan pembakaran. 11.1. Penggolongan Sistem Injeksi Penggolongan sistem injeksi dapat ditinjau dari berbagai hal : 11.1.1. Ditinjau dari tempat penyemprotan bahan bakar Ditinjau dari tempat penyemprotan bahan bakar sistem injeksi .

A. Pengertian Sistem Injeksi Elektronik Sistem injeksi elektronik atau electronic fuel injection (EFI) adalah sistem kontrol bahan bakar yang dikembangkan dari sistem bahan bakar konvensional yakni sistem karburator. Sistem injeksi elektronik adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dikontrol secara elektronik untuk mendapatkan

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) . Skema aliran sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah sebagai berikut: Gambar 6.28 Skema aliran sistem bahan bakar EFI . B. Sistem Kontrol Elektronik Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor .

sistem organ, kelainan dan penyakit. Sistem – sistem pada manusia dan hewan 1. Sistem pencernaan 2. Sistem ekskresi 3. Sistem pernapasan 4. Sistem peredaran darah 5. Sistem saraf dan indera 6. Sistem gerak 7. Sistem imun 8. Sistem reproduksi 9. Keterkaitan antar sistem organ dan homeostasis 10. Kelain

Gambar 11.18 Hubungan sensor dengan Injeksi bahan bakar Gambar 11.19 Sistem injeksi L-Jetronik Keterangan: 1. Tanki bensin 8. injektor star dingin 15. sensor temperatur 2. Pompa 9. penyetel Rpm 16. thermo time switch 3. saringan 10. sensor TPS 17. sensor RPM 4. common rail 11. TPS 16. 18. Idle Speed Control 5. regulator tekanan 12. airflow .

a. Pemodelan kebutuhan. b. Pemodelan data dan proses menggunakan DFD dan Flow Diagram. c. Strategi pengembangan. 3. Desain Tahapan desain adalah tahapan dimana spesifikasi sistem secara lengkap dibuat berda-sarkan kebutuhan yang telah direkomendasikan pada tahap sebelumnya. Tahap desain terdiri dari: a. Desain Database b. Desain User Interface

Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan . Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, . itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme .

Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah terprogram.