Uji Toksisitas Letal Cr Terhadap Ikan Nila (Oreochromis .

3y ago
65 Views
2 Downloads
430.47 KB
5 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bria Koontz
Transcription

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Agustus 2016ISSN 0853-4217EISSN 2443-3462Vol. 21 (2): 128 132http://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPIDOI: 10.18343/jipi.21.2.128Uji Toksisitas Letal Cr6 Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus)(The lethal toxicity test of Cr6 on (Oreochromis niloticus))Nanik Mustikaning Tyas1*, Djamar Tumpal Floranthus Lumban Batu2, Ridwan Affandi2(Diterima Januari 2016/Disetujui Agustus 2016)ABSTRAKKromium merupakan sumber pencemar berbahaya karena sifat karsinogenetik yang dimilikinya, tidak dapatdihancurkan oleh organisme hidup dan terakumulasi ke lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk6 mengetahui nilai LC50-96 jam Cr terhadap biota uji. Biota uji yang digunakan adalah ikan nila (Oreochromisniloticus), dikarenakan biota uji dapat mewakili keadaan lingkungan sebenarnya. Penelitian dibagi menjadi duatahapan, yaitu uji pendahuluan dan toksisitas letal (LC50-96 jam), setiap perlakuan diulang tiga kali. Data uji6 toksisitas letal dianalisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC50-96 jam Cr terhadap ikan nilaadalah 61,2 ppm.Kata kunci: kromium, LC50-96 jam, pencemarABSTRACTChromium is a risk pollutant through their carcinogenic character non degradable by organisms andaccumulate into the environment. The aims to find LC50-96h of chromium on test organism. The test organism usedare Oreochromis niloticus, these organisms may represent the actual condition of the environment. This study wasdivided into two steps i.e. basic and lethal toxicity (LC50-96 h) tests, being run in triplicates. Lethal toxicity test data6 were probity analyzed. The result showed that LC50-96h of Cr on Oreochromis niloticus was 61.2 ppm.Keywords: chromium, LC50-96 h, pollutantPENDAHULUANKromium merupakan logam yang penggunaannyasangat luas, namun berbahaya bagi lingkungan(Huheey et al. 1993), karena bersifat persisten,bioakumulatif, toksik, dan tidak mampu terurai didalam lingkungan, serta terakumulasi di dalam tubuhmanusia melalui rantai makanan. Daya toksisitaslogam kromium sangat tergantung pada kestabilankimianya. Kestabilan kromium berurutan mulai daritingkat toksisitas terendah, yaitu Cr (0), Cr (III), dan Cr(IV) (Rompas 2010).Dalam badan perairan Cr dapat masuk melalui duacara, yaitu secara alamiah dan nonalamiah.Masuknya Cr secara alamiah dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor fisika, seperti erosiyang terjadi pada batuan mineral dan partikel-partikelCr yang ada di udara akan dibawa turun oleh airhujan. Masuknya Cr yang terjadi secara nonalamiahlebih merupakan dampak dari aktivitas manusia,seperti limbah atau buangan industri sampai buanganrumah tangga (Palar 2008; Yilmaz et al. 2010).Keberadaan Cr di ekosistem akuatik telah lamadiketahui dapat memberikan dampak negatif bagikehidupan organisme air (Setijaningsih 2010). Salahsatu organisme air yang terkena dampak akibatkeberadaan Cr adalah ikan nila.Ikan nila memiliki penyebaran yang luas karenabersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran salinitasyang lebar) (Agah et al. 2009). Ikan nila mendiamiberbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yangdangkal, kolam, sungai, dan danau. Selain itu, ikannila memiliki nilai ekonomi penting dan dapat dipelihara di laboratorium. Oleh sebab itu, ikan nilamerupakan organisme yang dapat digunakan untuk ujitoksisitas (Muhammad 2002).Uji toksisitas dengan menggunakan organismememberikan dampak penting terhadap perkembanganmanajemen budi daya perikanan (Le et al. 2005). Ujitoksisitas dilakukan untuk mengetahui efek letal suatusenyawa toksik. Pengamatan efek letal, yaitu untukmengetahui kematian biota uji akibat konsentrasisenyawa kimia tertentu yang terkandung dalam suatulimbah, dicatat sebagai median letal concentration(LC50) (Al-Attar 2005).1Sekolah Pascasarjana, Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga,Bogor 16680.2Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.* Penulis Korespondensi:E-mail: nanik14 tyas@yahoo.comMETODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan pada bulan Juni Juli2015. Penelitian dilakukan di Laboratorium FisiologiHewan Air, Laboratorium Produktivitas dan Ling-

JIPI, Vol. 21 (2): 128 132129kungan Perairan, Departemen Manajemen SumberDaya Perairan, Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan, Institut Pertanian Bogor.Metode dan Rancangan tal. Penelitian dibagi menjadi dua tahapan,yaitu uji pendahuluan dan uji toksisitas letal.Penelitian ini menggunakan ikan nila dengan panjang10 13 cm. Penggunaan K2Cr2O7 dilakukan dengancara mengencerkan K2Cr2O7 dengan konsentrasi yangtelah ditentukan dengan air sebanyak satu liter,setelah larut campuran K2Cr2O7 dimasukkan ke dalammedia uji yang akan digunakan dan diaduk hinggamerata ke dalam 40 l air, setiap perlakuan diulang tigakali.Parameter PenelitianPada uji toksisitas letal, parameter utama yangdiamati adalah persentase kematian ikan selama 96jam. Parameter pendukung yang diamati, yaitu suhu,pH, dan oksigen terlarut.Prosedur PenelitianPersiapan MediaPelaksanaan penelitian yang dilaksanakan dilaboratorium dimulai dengan menyiapkan akuariummasing-masing berkapasitas 72 l sebanyak 18 buah,kemudian dicuci menggunakan air bersih dan dijemurdi bawah sinar matahari, kemudian diisi dengan airsebanyak 40 l sebagai campuran air pengencerdengan konsentrasi K2Cr2O7 yang berbeda tiapperlakuan kemudian akuarium dipasang aerator. Ikannila diaklimatisasi terlebih dahulu selama tujuh hari,sehari sebelum digunakan dan selama penelitianhewan uji dipuasakan. Ukuran hewan uji yang digunakan adalah 10 13 cm dan untuk keseragamanukuran, hewan uji yang besar tidak boleh lebih dari1½ kali hewan uji yang kecil (APHA 2010).Uji PendahuluanUji pendahuluan ini bertujuan untuk memperkirakan kisaran konsentrasi ambang batas bawahdan atas Cr yang akan digunakan pada uji definitif.Tahap uji ini menggunakan enam perlakuan selamadua hari (48 jam). Uji pendahuluan dilakukan dengancara menyediakan 18 akuarium, masing-masing diisi40 l media uji (campuran konsentrasi K2Cr2O7 denganair). Padat penebaran pada masing-masing akuariumadalah 10 ekor hewan uji. Pengamatan mortalitashewan uji dilakukan pada periode waktu pendedahan24 dan 48 si yang akan digunakan pada uji definitifdicari dengan menggunakan rumus logaritma.Penentuan konsentrasi tersebut adalah denganmenggunakan cara Quantal Responses menurut caraFinney (1971) :Logn klogaanb bb cb dc d Keterangan :N Konsentrasi ambang atasN Konsentrasi ambang bawaha Konsentrasi terkecil dalam deret konsentrasiyang digunakanb Konsentrasi ke-b dalam deret konsentrasi yangdigunakanc Konsentrasi ke-c dalam deret konsentrasi yangdigunakand Konsentrasi ke-d dalam deret konsentrasi yangdigunakanx Konsentrasi ke-x dalam deret konsentrasi yangdigunakank Jumlah interval konsentrasi yang diujiUji Toksisitas LetalTahap ini dipergunakan untuk menentukan toksisitas Cr. Langkah yang dilakukan adalah sediakansebanyak 18 akuarium dan 180 ekor hewan uji, dibagimenjadi 6 perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali,masing-masing perlakuan terdiri dari 10 ekor.Kemudian masing-masing akuarium diberi label.Pengamatan mortalitas hewan uji dilakukan padaperiode waktu pemaparan 24, 48, 72, dan 96 jam.Hewan uji yang telah mati pada saat pengamatan,dikeluarkan dari setiap akuarium, dan dicatat.Penentuan nilai LC50 dengan menggunakan analisisprobit (Conell & Miller 1995).Analisis probit digunakan pada uji toksisitas suatubahan kimia, sementara besarnya konversi dalambentuk logaritma dianggap sebagai bentuk transformasi yang kuat di mana nilai sebarannya relatifvalid. Analisis probit umumnya digunakan padatoksikologi untuk menentukan toksisitas relatif daribahan kimia untuk organisme hidup. Hal ini dilakukandengan menguji respons organisme di bawahberbagai konsentrasi masing-masing bahan kimiatersebut dan kemudian membandingkan konsentrasihingga didapatkan hasilnya (Vincent 2008). Padaanalisis ini akan diperoleh tabel nilai probit, yaitu d(konsentrasi perlakuan), n (jumlah hewan uji), r(jumlah mortaloitas), dan p (persentase mortalitas).Hubungan nilai logaritma dari konsentrasi bahanuji dengan nilai probit dari persentase mortalitashewan uji merupakan fungsi linier dari y a bx(Rand & Petrocelli 1985; Hendri et al. 2010). Secaramatematis, perhitungan untuk menentukan nilai LC 5096 jam adalah sebagai berikut:1 XY - n X Yb 12 X X 2na 1 Y - b X nPersamaan regeresinya: y a bxm 5-abLC50 antilog m

130JIPI, Vol. 21 (2): 128 132Keterangan:Y ilai probit (tabel finney’s) berdasarkan nilai pX Log dari nilai dy Probit kematian hewan ujix Logaritma konsentrasi ujia Konsentrasi regresib Slope/kemiringan regresim Logaritma konsentrasi (x)n Jumlah perlakuanPengambilan dan Pengukuran Parameter Fisikdan Kimia AirPengukuran dilakukan pada awal dan akhirpenelitian. Parameter kualitas air yang diukur untuksuhu menggunakan metode pemuaian, pH denganmetode kolorimetri, dan oksigen terlarut denganmetode DO meter.Analisis DataHasil data uji toksisitas letal dianalisis denganmenggunakan analisis probit untuk menentukan nilaiLC50 pada periode pemaparan 96 jam.HASIL DAN PEMBAHASANKondisi Kualitas Air Media UjiBerdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa secaraumum kualitas air selama penelitian pada masingmasing perlakuan masih dalam batas toleransi ataumemenuhi syarat bagi kehidupan ikan. Kandunganoksigen terlarut selama penelitian berkisar 5 6,3 ppm.Menurut Amri dan Khairuman (2003) kandunganoksigen yang baik bagi pertumbuhan ikan nila minimal4 ppm. Kandungan oksigen yang rendah dapatmenyebabkan ikan bernafas dengan cepat, sehinggamengakibatkan gerakan membuka dan menutupnyainsang lebih cepat. Hal tersebut dapat menyebabkanmasuknya ion logam melalui insang (Kordi 2004).Suhu selama penelitian masih dalam kisarannormal bagi ikan nila untuk tumbuh, yaitu 25,8 27,3 C. Ikan nila mempunyai kemampuan tumbuh secaranormal pada kisaran suhu 14 38 C, sedangkan suhuoptimum bagi pertumbuhan dan perkembangan ikannila, yaitu 25 30 C. Pada suhu 14 C atau pada suhutinggi 38 C pertumbuhan ikan nila akan terganggu.Pada suhu 6 C atau 42 C ikan nila akan mengalamikematian (Amri & Khairuman 2003). Suhu dapatmemengaruhi keberadaan dan sifat logam berat.Peningkatan suhu perairan cenderung meningkatkanakumulasi dan toksisitas logam berat. Hal ini terjadikarena suhu tinggi akan meningkatkan lajuTabel 1 Kisaran hasil pengukuran parameter fisik dan kimiapada media ujiParameterSuhu ( C)pHDO (ppm)Nilai kisaran25,8 27,35,5 65 6,3Baku mutu25 32 (Gusrina 2008)6 9(Alamanda et al. 2007) 5 (Effendi 2003)metabolisme dari organisme perairan (Sorensen1991).Namun, untuk pH cenderung lebih asam dari bakumutu yang telah ditentukan untuk kelangsungan hidupikan, yaitu berkisar antara 6 9. pH yang asam dapatmemudahkan reaksi kimia pada logam berat untukterurai menjadi ion-ion yang selanjutnya akan lebihmudah terserap oleh tubuh (Fardiaz 1992). MenurutSantoso (1996), pH optimum bagi pertumbuhan nila,yaitu antara 7 8.Uji PendahuluanUji pendahuluan adalah tahapan yang bertujuanuntuk mencari kisaran konsentrasi toksikan kromiumsecara kasar yang dapat menyebabkan kematian50% terhadap biota uji dari jumlah populasi biota ujiselama 48 jam. Pada tahap ini telah dilakukan duakali uji pendahuluan, pada uji pendahuluan pertamabelum ditemukan kisaran yang menyebabkan 50%populasi dari hewan uji mati. Pada uji pendahuluanpertama, konsentrasi tertinggi, yaitu sebesar 36 ppmbelum menyebabkan kematian hewan uji sebesar50%, sehingga uji pendahuluan yang kedua akan diujidengan kisaran konsentrasi kromium di atas 36 ppm.Pada uji pendahuluan kedua didapatkankonsentrasi sebesar 0 ppm sebagai kontrol, 45, 55,65, 75, dan 85 ppm. Berdasarkan hal tersebutdiketahui bahwa pada konsentrasi terendah sebesar45 ppm dengan kematian hewan uji sebanyak enamekor, sedangkan pada konsetrasi tertinggi sebesar 85ppm dengan kematian hewan uji sebanyak 20 ekor.Berdasarkan Tabel 2 maka dapat disimpulkan bahwanilai konsentrasi Cr6 dengan nilai ambang bawah,yaitu 45 ppm dan nilai ambang atas, yaitu 85 ppmuntuk menjadi nilai ambang pada saat uji toksisitasLC50-96 jam.Uji Toksisitas Letal (LC50-96 jam)Uji toksisitas bertujuan untuk mengetahui nilaiLC50-96 jam. Konsentrasi yang digunakan pada ujitoksisitas letal merupakan hasil dari perhitunganlogaritma pada uji pendahuluan. Di mana nilai n, yaitukonsentras ambang bawah sebesar 45 ppm, N, yaitukonsentrasi ambang atas sebesar 85 ppm. Nilai a, b,c diperoleh 52,8; 61,8; dan 72,5. Sehingga diperolehkonsentrasi untuk uji toksisitas letal 0 (kontrol), 45;52,8; 61,8; 72,5; dan 85 ppm. Secara umum untukmengetahui hasil uji toksisitas LC50-96 jam, dapatdilihat pada Gambar 1.Gambar 1 menunjukkan rata-rata persentasekematian ikan nila pada setiap perlakuan, mengalamiTabel 2 Jumlah mortalitas ikan nila pada uji pendahuluanKonsentrasi (ppm)04555657585Mortalitas ikan24 jam48 jam001527211015416Jumlah069131520

JIPI, Vol. 21 (2): 128 132131daya racun yang sedang (medium toxic). Ikan nilayang telah terpapar logam kromium akanmembahayakan kesehatan bagi manusia yangmengonsumsinya.DAFTAR PUSTAKA52,861,272,56 Gambar 1 Peningkatan konsentrasi Cr berbanding lurusdengan persentase mortalitas ikan nila dalamwaktu pemaparan 96 jam. Nilai LC50-96jam pada6 Cr terhadap ikan nilai sebesar 61,2 ppm.peningkatan mulai dari perlakuan kontrol sampaikonsentrasi tertinggi, yaitu 85 ppm. Pada perlakuankontrol, tidak mengalami kematian karena hewan uji6 tidak terpapar Cr . Kematian ikan nila pada ujitoksisitas letal disebabkan oleh masuknya kromium kedalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapajalan, yaitu pencernaan, penetrasi melalui kulit, dansaluran pernapasan (pengambilan dari air melaluimembran insang) (Darmono 2010). Hal ini yangmenyebabkan terjadinya penghambatan enzimkarbonik anhidrase dan transport ATP-ase terutamapada mitokondria akson parasinaptik dan sedikit padaendoplasmik retikulum. Menurut Tarumingkeng (1992) penghambatan ATP-ase berkaitan dengan Ca r.Tingkah laku ikan nila yang akan mati akibatterpapar Cr6 selama percobaan ditandai denganoperculum terbuka lebar, sering berada di permukaanair, berenang tidak teratur dan selanjutnya mati.Selain itu, permukaan kulit dari ikan nila nampakkemerahan (iritasi) sebagai akibat terpaparnya olehlogam Cr6 , berbeda halnya pada ikan kontrol yangtidak ditemukan iritasi pada kulit ikan nila. MenurutShah (2010) ikan yang terpapar toksik dapat diketahuidari tingkah laku ikan tersebut, yaitu dengan gerakanhiperaktif, menggelepar, dan lumpuh. Hal ini didugasebagai suatu cara untuk memperkecil prosesbiokimia dalam tubuh yang teracuni, sehingga efekletal yang terjadi lebih lambat.Berdasarkan hasil dari analisis probit didapatkannilai LC50-96 jam pada ikan nila adalah 61,2 ppm,artinya pada konsentrasi 61,2 ppm Cr6 didapatkankematian 50% hewan uji dalam waktu pemaparan 96jam. ISO (1982) menyatakan apabila nilai LC 50-96 jamberkisar 10 100 ppm maka bahan racun tersebutdigolongkan dalam daya racun yang sedang,sehingga dalam penelitian ini Cr6 digolongkan kedalam kategori racun yang sedang (medium toxic).KESIMPULANNilai toksisitas letal (LC50-96 jam) Cr6 pada ikannila (Oreochromis niloticus), yaitu sebesar 61,2 ppmyang dapat dikategorikan kedalam golongan denganAgah H, Leermakers M, Elskens M, Fatemi SMR,Baeyens W. 2009. Accumulation Of Trace MetalsIn The Muscles And Liver Tissues Of Five FishSpecies From The Persian Gulf. EnvironmentalMonitoring and Assessment. 157: 499 514.http://doi.org/cvwfqtAlamanda IE, Handajani NS, Budiharjo A. 2007.Penggunaan Metode hematologi dan PengamatanEndoparasit Darah untuk Penetapan KesehatanIkan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di KolamBudi Daya Desa Mangkubumen Boyolali.Biodiversitas. 8(1): 34 38. http://doi.org/bnqdAl-Attar AM. 2005. Changes in HaematologicalParameters of the Fish, Oreochromis niloticusTreated with Sublethal Concentration of Cadmium.Pakistan Journal of Biological Sciences. 8(3):421 424. http://doi.org/dtngmtAmri K, Khairuman 2003. Budi Daya Ikan Nila SecaraIntensif. Depok (ID): Agromedia Pustaka.[APHA] American Public Health Assosiation. 2010.Standard Methods for The Examination of WaterandWasteWater22thEdition.APHA.AWWA.WPOF, Washington DC.Conell DW, Miller JG. 1995. Kimia dan EkotoksikologiPencemaran. Penerjemah Yanti Koestoer. Jakarta(ID): UI Press.Darmono. 2010. Lingkungan Hidup dan Pencemaran:Hubungannya dengan Toksikologi SenyawaLogam. Jakarta (ID): UI Press.Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi PengelolaanSumber Daya dan Lingkungan Perairan.Yogyakarta (ID): Kanisius.Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta(ID): Kanisius.Finney DJ. 1971. Probit analysis. Cambridge (GB):Cambridge Univ. Press.Gusrina. 2008. Budi Daya Ikan untuk SMK. Jakarta(ID): Pusat Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.Hendri M, Gusti D, Jetun T. 2010. Konsentrasi Letal(LC50-48 jam) Logam Tembaga (Cu) dan LogamKadmium (Cd) Terhadap Tingkat MortalitasJuwana Kuda Laut (Hippocampus spp). JurnalPenelitian Sains. 13(1): 26 30.Huheey JE, Keiter EA, Keiter RL. 1993. InorganicChemistry: Principles of Structure and Reactivity.

132JIPI, Vol. 21 (2): 128 132Fourth Eddition. New York (US): Harper CollinsPublisher.Santoso B. 1996. Budi Daya Ikan Nila. Yogyakarta(ID): Kasinius.ISO. 1982. Water Quality-Determination of TheInhibition of Mobility of Daphnia magna Strauss(Cladocerans crustacea). Switzerland (CH):Organization for Standardization 1nd. Geneva.Setijaningsih L. 2010. Pencemaran Logam Berat diPerairan Waduk Cirata Jawa Barat. ProsidingSeminar Nasional Limnologi V: 681 690.Kordi K. 2004. Penanggulangan hama dan penyakitikan. Jakarta (ID): Rineka Cipta Bina Adiaksara.Le QD, Nguyen MC, Nguyen TH, Nguyen DC. 2005.Acute Toxicity Test to Determine the Effects ofCopper,ZincandCyanideonCobia(Rachycentron canadium) Resources in NorthVietnam. Australian Journal of Ecotoxicology. 11:163 166.Muhammad F. 2002. Penentuan Toksisitas AirLimbah dengan Indikator Ikan Tombro (Cyprinuscarpio). Majalah Ilmiah Biologi BIOMA. 4(2):54 58.Palar H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi LogamBerat. Jakarta (ID): Rineka Cipta.Rand GM, Petrocelli SR. 1985. Fundamentals ofaquatic toxicology: methods and application.Washington DC (US): Hemisphere PublishingCoorporation.Rompas RM. 2010. Toksikologi Kelautan. Jakarta(ID): Sekretariat Dewan Kelautan Indonesia.Setyo BP. 2006. Efek Konsentrasi Kromium (Cr3 ) danSalinitas Berbeda Terhadap Efisiensi PemanfaatanPakan Untuk Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromisniloticus). [Tesis]. Semarang (ID): UniversitasDiponegoro.Shah L. S. 2010. Hematological changes in Tincatinca after exposure to lethal and Sublethal dosesof Mercury, Cadmium and Lead. Iranian Journal ofFisheries Sciences. 9(3): 434 443.Sorensen EM. 1991. Metal poisoning in fish. NewYork (US): CRC sme kerja dan dampak penggunaannya.Jakarta (ID): Universitas Kristen Krida Wacana.Vincent K. 2008. Probit Analysis. http://userwww.sfsu.edu.probit/ ProbitAnalysis.pdfYılmaz S, Turan C, Toker T. 2010. Uptake anddistribution of hexavalent chromium in tissues (gill,skin and muscle) of a freshwater fish Oreochromisaureus. Journal of Environmental Chemistry andEcotoxicology. 2(3): 28 33.

tahapan, yaitu uji pendahuluan dan toksisitas letal (LC 50-96 jam), setiap perlakuan diulang tiga kali. Data uji toksisitas letal dianalisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC 50-96 jam Cr 6 terhadap ikan nila adalah 61,2 ppm. Kata kunci: kromium, LC 50-96 jam, pencemar ABSTRACT

Related Documents:

menerima deterjen atau toksisitas tersebut, maka perlu dilakukan suatu uji awal yang dikenal dengan uji toksisitas. Uji toksisitas digunakan unuk menentukan tingkat toksisitas limbah deterjen. Dalam penelitian ini ditinjau efek toksik terhadap suatu species ikan tertentu sebagai biota uji, khususnya yang hidup di air

Alkylbenzene Sulfonat (LAS) dan Timbal (Pb) terhadap ikan mas. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji toksisitas akut Linear (LAS) dan Timbal (Pb) yang dilakukan selama 96 jam (4 hari) terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Variasi konsentrasi pada uji toksisitas akut diperoleh dari range finding test awal. Konsentrasi setelah uji

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Ficus elastica Nois ex Blume TERHADAP Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SKRIPSI Oleh: MUNA BARAJA K100 040 114 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008 . BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menembus sistem peredaran darah dan otak Menembus plasenta Waktu paruh biologi: 70-80 hari. 11/5/200811/5/2008 Dwina Roosmini 3434 Toksisitas Toksisitas Akut: Umumnya akibat terpapar Hg inorganik Sakit perut berat, nephritis 11/5/2008 Dwina Roosmini 3535 Toksisitas kronis Disebabkan ol

Laboratorium THP Politeknik Negeri Lampug dan uji organoleptik tape pisang kepok yang melibatkan 15 orang responden. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variasi dosis ragi terhadap kadar glukosa menggunakan Uji Analisis Of Varians (ANOVA) satu arah dengan uji F. Kemudian uji lanjut

KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK SYARIAH (Studi Kasus pada Bank BTN Syariah Kantor Cabang Syariah Semarang) . kuisioner kepada responden yang merupakan karyawan BTN Syariah Semarang dengan menggunakan skala likert dan dokumentasi. Uji analisis menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. .

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja pegawi pada BPJS Kesehatan Palembang. Metode analisis menggunakan metode kuantitatif menggunakan SPSS yaitu Uji Regresi Linier Berganda, Uji Koefisien Determinasi, Uji F dan Uji T. Kata Kunci : Kompensasi, Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja.

Object-oriented programming (OOP) The simplest Python class Class and object namespaces Attribute shadowing Me, myself, and I – using the self variable Initializing an instance OOP is about code reuse Inheritance and composition Accessing a base class Multiple inheritance Method resolution order Class and static methods Static methods Class methods Private methods and name .