ANALISIS SOSIOLINGUISTIK BENTUK BAHASA Untuk Memenuhi .

2y ago
52 Views
5 Downloads
1.13 MB
14 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Lilly Andre
Transcription

ANALISIS SOSIOLINGUISTIK BENTUK BAHASAPENOLAKAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASARKLEWER SURAKARTANASKAH PUBLIKASIUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Mencapai Drajat S-1Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan DaerahOLEH:ISMI SHOLIHAHA.310 090 021FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013

ANALISIS SOSIOLINGUISTIK BENTUK BAHASA PENOLAKANDALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR KLEWER SURAKARTAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAHFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTAABSTRAKSIIsmi Sholihah. A. 310 090 021. Analisis Sosiolinguistik Bentuk BahasaPenolakan Dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar Klewer Surakarta. Skripsi.Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Universitas MuhammadiyahSurakarta. 2012. ismisholihah262@yahoo.co.idPenelitian ini memiliki dua masalah yakni: (1) bagaimana bentuk bahasapenolakan dalam transaksi jual beli di Pasar Klewer Surakarta dan faktor apa yangmempengaruhinya?, (2) bagaimana reaksi pembeli terhadap penolakan itu?. Datadalam penelitian ini adalah bahasa penolakan antara penjual dan pembeli di PasarKlewer Surakarta. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif. Teknikpengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoderekam, metode simak dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian inimenggunakan metode padan ekstralingual. Pada tahap ini data dianalisis sesuaidengan permasalahan yang diteliti. Analisis yang dilakukan dalam penelitian iniberupa mengindentifikasi bentuk bahasa penolakan dan reaksi mitra bicaraterhadap penolakan tersebut. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat,penelitian ini menghasilkan dua hal. Pertama, mendeskripsikan dan menjelaskanbagaimana bentuk bahasa penolakan dalam transaksi jual beli di Pasar KlewerSurakarta serta faktor yang mempengaruhinya, hasil dari penelitian yang pertamaadalah peneliti menemukan 7 bahasa penolakan antara lain, (1) penolakan denganmenggunakan kata tidak atau padanannya nggak, ndak, dan jangan, (2) penolakandengan menggunakan alasan, (3) penolakan dengan menggunakan syarat dankondisi, (4) penolakan dengan menggunakan usul atau pilihan yang bersifatkonstruktif karena memberikan alternatif bagi pengajak, (5) penolakan denganmenggunakan ucapan terimakasih, (6) penolakan dengan menggunakan komentar,dan (7) penolakan dengan menggunakan isyarat non-verbal seperti gelengankepala, diam, dan isyarat tangan. Kedua adalah bagaimana reaksi pembeliterhadap penolakan itu, hasil dari penelitian yang kedua adalah penelitimenemukan 7 reaksi pembeli terhadap penolakan yaitu (1) reaksi pembeli pergibegitu saja, (2) reaksi pembeli menyetujui harga barangnya, (3) reaksi pembelimeminta penurunan harga, (4) reaksi pembeli menawar harga suatu barang, (5)reaksi pembeli menolak usul atau pilihan dari penjual, (6) reaksi pembelimempertahankan tawarannya semula, dan (7) reaksi pembeli menawar hargasesuai kemampuan.Kata kunci: analisis sosiolinguistik, bahasa penolakan, reaksi pembeli1

A. PENDAHULUANManusia hidup dalam masyarakat tidak hanya sebagai sosok individu,akan tetapi juga sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dan bekerjasama. Sebagai gejala sosial bahasa dan pemakaian bahasa tidak hanyaditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga faktor-faktor nonlinguistikantara lain faktor-faktor sosial. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhipemakaian bahasa, misalnya status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkatekonomi, jenis kelamin. Selain itu pemakaian bahasa juga dipengaruhi olehfaktor situasional, yaitu siapa yang bicara, dengan bahasa apa, kepada siapa,kapan, dimana, dan mengenai masalah apa (Chaer, 2010: 5).Salah satu fungsi bahasa adalah suatu alat komunikasi atau alatinteraksi. Jika disimak didapatkan tiga komponen yang harus ada dalamsetiap proses komunikasi, yaitu (a) pihak yang berkomunikasi yaitu pengirimdan penerima informasi yang dikomunikasikan, (b) informasi yangdikomunikasikan, dan (c) alat yang digunakan dalam komunikasi itu. Pihakyang terlibat dalam suatu proses komunikasi tentunya ada dua orang atau duakelompok orang, yaitu pertama yang mengirim (sender) informasi, dan yangkedua yang menerima (receiver) informasi.Yang penulis teliti mengenai analisis sosiolinguistik dalam transaksijual beli di Pasar Klewer Surakarta. Bahasa digunakan sehari-hari oleh siapasaja dalam transaksi apa saja, dan oleh karena itu didefinisikan sebagaikomunikasi antar makhluk manusia, yang dicirikan dengan penggunaansimbol-simbol lisan atau tertulis secara acak (arbitrer) sesuai makna yangtelah diterima masyarakat penutur. Bahasa di Pasar Klewer sebagian besarmasih menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa jawa, ada juga yang sudahmemakai bahasa indonesia. Pemakaian bahasa jawa atau bahasa indonesiatergantung pada calon pembelinya.Status sosial membawa dampak dalam peran kebahasaan seorangpenutur di tengah masyarakat bahasanya. Peran dimaksud tentu terkaitdengan situasi berbahasa; siapa-siapa yang berperan, topik dan jalur bahasayang digunakan. Kelas sosial mengacu kepada golongan masyarakat yangmempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan sepertiekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta, dan sebagainya (dalamSumarsono, 2012: 43).Menolak merupakan salah satu tindak tutur (Vanderveken, dalam F.XNadar, 2005: 166-178) sehingga memahami penolakan akan menjadi lebihmudah apabila didahului dengan pemahaman mengenai teori tindak tutur.Disamping itu, untuk dapat memahami penolakan yang terkait denganinteraksi penutur dan lawan tutur serta keperluan untuk berperilaku sopandalam mengutarakan kesopanan berbahasa. Brown dan Levinson (dalam F.XNadar, 2005: 61) penolakan itu diklasifikasikan sebagai suatu tindakan yangdapat mengancam muka negatif maupun muka positif lawan tutur,sehubungan dengan itu, agar penolakan dapat di anggap sebagai penolakanyang sopan, strategi tertentu harus digunakan, baik strategi kesopanan negatifmaupun strategi kesopanan positif.2

Penelitian Astuti (2002) berjudul “Analisis Tindak Tutur dalamBahasa Percakapan Para Pedagang di Pasar Legi Surakarta”. Simpulan daripenelitian ini adalah terdeskripsi tujuan pemakaian bahasa oleh pedagang danpembeli dalam interaksi jual beli. Adapun tujuan pemakaian bahasa adalah:(a) pedagang membujuk pembeli, (b) pedagang menawarkan dagangankepada pembeli, (c) pedagang memberikan informasi tentang dagangan yangdijual, (d) pembeli bertanya untuk mendapatkan informasi dari pedagang, dan(e) pedagang menawarkan harga barang pada pembeli.Persamaan dari penelitian Astuti dengan peneliti ini adalah sama-samamenganalisis bahasa percakapan para pedagang sedangkan perbedaannyaadalah peneliti ini menganalisis bentuk bahasa penolakannya dan penelitianAstuti menganalisis tindak tutur dalam bahasa percakapan.Penelitian tentang percakapan pedagang juga dilakukan olehYuliastanto (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Percakapanpada Pengguna Bahasa Pedagang Keturunan Cina di Toko-Toko SekitarPasar Kadipolo, Surakarta”. Hasil penelitiannya yaitu terdeskripsi aspekaspek situasi tutur yang dapat dipergunakan untuk menganalisis bahasapercakapan yang digunakan oleh pedagang keturunan Cina di toko-tokosekitar pasar Kadipolo yaitu (a) identitas sosial dari penutur, (b) identitassosial pendengar, (c) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (d)penilaian sosial antara penjual dan pembeli, dan (e) tingkat variasi dan ragamlinguistik.Persamaan dari penelitian Yuliastanto dengan peneliti ini adalahsama-sama menganalisis percakapan penggunaan bahasa pedagangsedangkan perbedaan antara peneliti ini dengan penelitian Yuliastanto adalahmenganalisis bahasa percakapannya.Penelitian tentang bahasa penolakan juga telah dilakukan oleh TriBudi Utami (2006) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis PragmatikBahasa Penolakan dalam Wacana Chatting di Internet Netzone”. Penelitianini bertujuan mendeskripsikan bentuk bahasa penolakan asumsi-asumsipragmatik bahasa penolakan, dan pelaksanaan prinsip kerjasama dan prinsipkesopanan dalam bahasa penolakan. Adapun hasil penelitian ini adalah: (a)bentuk bahasa penolakan yaitu penolakan dengan menggunakan kata nggakdan gak, penolakan dengan menggunakan alasan, pertanyaan, dan ucapanterima kasih, (b) asumsi-asumsi pragmatik yang terdapat dalam bahasapenolakan adalah tindak tutur langsung, tindak tutur tak langsung, tindaktutur literal, dan tindak tutur tak literal, (c) pelaksanaan prinsip kerjasamayang terdapat dalam bahasa penolakan adalah maksim kualitas, maksimkuantitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Adapun maksimpelaksanaan yang terdapat dalam prinsip kesopanan adalah maksimkebijaksanaan dan maksim kemurahan.Persamaan dari penelitian Tri Budi Utami dengan peneliti ini adalahsama-sama menganalisis bahasa penolakannya sedangkan perbedaanpenelitian ini dengan penelitian Tri Budi Utami adalah menganalisispragmatik bentuk bahasa penolakannya dan peneliti menganalisissosiolinguistik bentuk bahasa penolakan.3

B. METODE PENELITIANMenurut Mastoyo (2007: 26), objek penelitian diterjemahkan sebagaisatuan kebahasaan yang dikhususkan untuk diteliti, data tentu saja merupakansatuan kebahasaan yang lebih besar yang mengandung objek penelitian itu.Sebagai penelitian kualitatif, penelitian ini mengkaji data kualitatif yaitu datayang berupa uraian atau pernyataan-peryantaan. Objek dalam penelitian iniberupa bentuk bahasa penolakan dan reaksi mitra bicara terhadap penolakantersebut. Selain itu, juga faktor yang mempengaruhi bentuk penolakan jugamenjadi objek penelitian, sedangkan subjek dalam penelitian ini yaitu bentukbahasa penolakan dalam transaksi jual beli di Pasar Klewer, Surakarta.Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai sumberyang jelas dan pasti. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan lisanpenjual dan pembeli di Pasar Klewer Surakarta yang kemudian ditranskripmenjadi bahasa tulis. Sedangkan data dalam penelitian ini adalah bahasapenolakan antara penjual dan pembeli. Teknik analisis data pada penelitian inimenggunakan metode padan ekstralingual. Metode padan merupakan caramenganalisis data untuk menjawab masalah yang diteliti dengan alat penentudari luar bahasa (Sudaryanto, dalam Muhammad 2011: 234). Metode padanekstralingual merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis unsuryang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa denganhal yang berada di luar bahasa (Mahsun, 2007: 112).Contoh analisis berdasarkan bentuk bahasa penolakan di Pasar KlewerSurakarta. MisalnyaPenjual: Monggo mbak mampir, dipersani riyin rasukan nipun,sae-sae niki lan regine mirah-mirah!!! (Mari mbak kesini,dilihat dahulu pakaiannya, bagus dan harganya murah!!!).Pembeli: Abaya niki regine pinten bu? (Abaya ini harganya berapabu?).Penjual: Satus dua puluh ewu mbak (Seratus dua puluh ribumbak).Pembeli: Murah men mboten angsal kirang tho? (Murah sekalitidak boleh kurang ya?)Penjual: Mboten mbak harga pas niku, yen kirang kula mbotenuntung no. (tidak mbak harga pas itu, kalau kurang sayatidak jadi untung).Konteks: Tuturan terjadi antara penjual dan pembeli di Pasar KlewerSurakarta, tuturan tersebut dimulai ketika pembeli bersifatmenawar harga abaya tetapi ditolak oleh penjualnya.Data di atas merupakan tuturan bentuk penolakan berupa komentar.Karena penjual menolak permintaan pembeli untuk menurunkan harganyasebab harga tersebut sudah termasuk harga yang cocok untuk jenis dan bahanabaya tersebut.C. HASIL PENELITIANPenulis menemukan data berupa bentuk bahasa penolakan di pasarKlewer. Data tersebut dianalisis menjadi 15 data yang mengandung bentuk4

bahasa penolakan. Ditemukan 7 kategori bentuk bahasa penolakan, yaitu (1)penolakan dengan menggunakan kata tidak atau padanannya nggak, ndak, danjangan, (2) penolakan dengan menggunakan alasan, (3) penolakan denganmenggunakan syarat dan kondisi, (4) penolakan dengan menggunakan usulatau pilihan yang bersifat konstruktif karena memberikan alternatif bagipengajak, (5) penolakan dengan menggunakan ucapan terimakasih, (6)penolakan dengan memuja barangnya, dan (7) penolakan denganmenggunakan isyarat non-verbal seperti gelengan kepala, diam, dan isyarattangan.1. Bentuk Bahasa Penolakan di Pasar Klewera. Penolakan dengan menggunakan kata tidak atau padanannya nggak,ndak, dan janganPenolakan dengan menggunakan kata tidak atau padanannyanggak, ndak, dan jangan dapat dilihat pada data berikut.(5) Pembeli: “ Enam puluh geh mbak?”(Rp. 60.000,00 ya mbak?)Penjual: “ Ndak kie bu, dereng saget. Enam lima kulaparengne”. Bordirane benten kaleh sing liane kokbu, enam lima monggo”.(“ Tidak boleh bu, Rp. 65.000,00. Bordirannyaberbeda dengan yang lain bu, Rp. 65.000,00silahkan”. D5/ 03/02/2013Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tutur diPasar Klewer Surakarta, tuturan tersebut dimulaiketika penutur bersifat menawar harga gamismuslim tetapi ditolak oleh mitra tutur.Data (5) merupakan tuturan bentuk penolakan denganmenggunakan kata tidak, sedangkan faktor yang mempengaruhipenolakan adalah penutur menolak permintaan mitra tutur untukmenurunkan harganya karena jenis bordirannya yang berbedadengan yang lain.b. Penolakan dengan menggunakan alasanPenolakan dengan menggunakan alasan dapat dilihat pada databerikut.(1)Pembeli : “Rok e niki tiga puluh lima ya bu?”(“Rp. 35.000,00 rok ini bu?”)Penjual: “Dereng angsal mbak, ni rok model baru,bahanne yo bagus”.(“Tidak boleh mbak, ini rok model baru,bahannya pun juga bagus”) D1/ 19/12/2012Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tutur diPasar Klewer Surakarta, tuturan tersebut dimulaiketika penutur bersifat menawar harga rok tetapiditolak oleh mitra tutur.Data (1) merupakan tuturan bentuk penolakan denganmenggunakan alasan, sedangkan faktor yang mempengaruhi5

c.d.penolakan adalah penutur menolak permintaan mitra tutur untukmenurunkan harganya. Alasannya jenis bahannya bagus danmodelnya baru.Penggunaan dengan menggunakan syarat dankondisiPenolakan dengan menggunakan syarat dan kondisi dapat dilihatpada data berikut.(4) Pembeli: “ Empat puluh, harga pas to mbak?”(Rp. 40.000,00, harga pas ya mbak?)Penjual: “ Mbak e nawar dulu saja, nanti hargatergantung merk karo bahanne”.(“ Mbak tawar dahulu saja, nanti hargatergantung sama merk dan bahannya”)D4/ 20/12/2012Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tuturdi Pasar Klewer Surakarta, tuturan tersebutdimulai ketika penutur menawar harga rokpanjang tetapi di tolak oleh mitra tutur.Data (4) merupakan tuturan bentuk penolakan denganmenggunakan syarat dan kondisi, sedangkan faktor yangmempengaruhi penolakan adalah penutur menolak permintaanmitra tutur untuk menurunkan harganya dengan menggunakansyarat dan kondisi untuk membeli rok panjang sesuai dengan hargayang diberikan oleh penutur.Penolakan dengan menggunakan usul atau pilihan yang bersifatkonstruktif karena memberikan alternatif bagi pengajakPenolakan dengan menggunakan usul dapat dilihat pada databerikut.(2)Pembeli: “ Satus ewu we ya mbak, batik sarimbitiki”.(RP. 100.000,00 ya mbak, batik sarimbit yangini”)Penjual: “ Harga pas ki bu, satus sepuluh ki wes regopaling mepet napa sing setunggale niki, satuskula parengne”.( Harga pas itu bu, Rp. 110.000,00 itu sudahtermasuk harga yang paling murah apa yang ini,Rp. 100.000,00 saya berikan”) D2/ 19/12/2012Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tutur diPasar Klewer Surakarta, tuturan tersebut dimulaiketika penutur menawar harga batik sarimbittetapi di tolak oleh mitra tutur.Data (2) merupakan tuturan bentuk penolakan denganmenggunakan pilihan, sedangkan faktor yang mempengaruhipenolakan adalah penutur menolak permintaan mitra tutur untuk6

e.f.g.menurunkan harganya dengan memberikan alternatif. Alternatifnyadengan menawarkan barang satunya.Penolakan dengan menggunakan ucapan terimakasihPenolakan dengan menggunakan ucapan terimakasih dapatdilihat pada data berikut.(7) Pembeli: “ Dua lima ya mbak, clono legging sing iki”.(Rp. 25.000,00 ya mbak, celana legging yangini”. )Penjual: “ Matur nuwun mbak”.(“ Terima kasih mbak”.) D7/04/02/2013Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tuturdi Pasar Klewer Surakarta, tuturan tersebutdimulai ketika penutur menawar harga celanalegging tetapi ditolak oleh mitra tutur.Data (7) merupakan tuturan bentuk penolakan denganmenggunakan ucapan terima kasih, sedangkan faktor yangmempengaruhi penolakan adalah penutur menolak permintaanmitra tutur untuk menurunkan harganya dengan mengucapkanterima kasih.Penolakan dengan memuja barangnyaPenolakan dengan memuja barangnya di Pasar Klewer dapatdilihat pada data berikut.(9) Pembeli: “ Patang puluh ya mbak, batik seng coklat iki?”.(Rp. 40.000,00 ya mbak, batik yang coklat ini?.)Penjual: “ Pripun geh pak, dereng saget niku, soale batike niki bahan sing alus kaliyan adem pak”.(“ Bagaimana ya pak, tidak bisa itu, karenabatiknya ini dari bahan yang halus dan dinginpak”.) D9/05/02/2013Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tuturdi Pasar Klewer Surakarta, tuturan tersebutdimulai ketika penutur menawar harga batikberwarna coklat tetapi ditolak oleh mitra tutur.Data (9) merupakan tuturan bentuk penolakan denganmenggunakan komentar, sedangkan faktor yang mempengaruhipenolakan adalah penutur menolak permintaan mitra tutur untukmenurunkan harganya dengan mengucapkan komentar bahwa batiktersebut terbuat dari bahan yang halus dan dingin jika dipakai.Penolakan dengan menggunakan isyarat non-verbalPenggunaan isyarat atau penolakan nonverbal denganmenggelengkan kepala, diam, dan isyarat tangan sebagai bentukpenolakan di Pasar Klewer dapat dilihat pada data berikut.(6) Pembeli: “ Dua lima geh bu, kudunge?”(Rp. 25.000,00 ya bu, kerudungnya?)Penjual: (“ Menggelengkan kepala”.) D6/03/02/20137

Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tutur diPasar Klewer Surakarta, tuturan tersebutdimulai ketika penutur menawar harga kerudungtetapi ditolak oleh mitra tutur.Data (6) merupakan tuturan bentuk penolakan denganmenggunakan isyarat non-verbal, sedangkan faktor yangmempengaruhi penolakan adalah penutur menolak permintaanmitra tutur untuk menurunkan harganya dengan menggelengkankepala.2. Reaksi Pembeli terhadap penolakanReaksi pembeli terhadap penolakan dari data percakapan yangpeneliti analisis adalah sebagai berikut.a. Reaksi pembeli pergi begitu sajaData (5):Pembeli: “ Enam puluh geh mbak?”(Rp. 60.000,00 ya mbak?)Penjual: “ Ndak kie bu, dereng saget. Enam lima kulaparengne”. Bordirane benten kaleh sing lianekok bu, enam lima monggo”.(“ Tidak boleh bu, Rp. 65.000,00. Bordirannyaberbeda dengan yang lain bu, Rp. 65.000,00silahkan”.Pembeli: (“ Pergi begitu saja ”) D5/ 03/02/2013Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tuturdi Pasar Klewer Surakarta, tuturan tersebutdimulai ketika penutur bersifat menawar hargagamis muslim tetapi ditolak oleh mitra tutur.Reaksi pembeli pada data (5) yaitu pembeli pergi begitu sajatanpa menyatakan penolakan terhadap penjual dan mencari gamismuslim yang sejenis di toko yang lain.b. Reaksi pembeli menyetujui harga barangnyaData (9):Pembeli: “ Patang puluh ya mbak, batik seng coklat iki?”.(Rp. 40.000,00 ya mbak, batik yang coklat ini?.)Penjual: “ Pripun geh pak, dereng saget niku, soale batike niki bahan sing alus kaliyan adem pak”.(“ Bagaimana ya pak, tidak bisa itu, karenabatiknya ini dari bahan yang halus dan dinginpak”.)Pembeli: “ Ya wes mbak, nyoh batike sido tak jupuk”.(“Ya sudah mbak, ini batiknya jadi saya ambil”)D9/05/02/2013Konteks: Tuturan terjadi antara penutur dan mitra tuturdi Pasar Klewer Surakarta, tuturan tersebut8

c.d.e.dimulai ketika penutur menawar harga batikberwarna coklat tetapi ditolak oleh mitra tutur.Reaksi pembeli pada data (9) yaitu pembeli menyetujui hargayang ditawarkan oleh penjual dengan mengambil sebuah batikcoklat. Karena memang batik yang ingin dibeli oleh pembeliterbuat dari bahan yang halus dan dingin.Reaksi pembeli meminta penurunan hargaData (8):Pembeli: “ Mboten wonten rendane to mbak, rok singmodelle niki?”.(“ Tidak ada rendanya ya mbak, rok yangmodelnya seperti ini?”)Penjual: “ Nggak ada mbak, mboten angsal geh sengni

dalam penelitian ini adalah bahasa penolakan antara penjual dan pembeli di Pasar Klewer Surakarta. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode rekam, metode simak dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan ekstralingual.

Related Documents:

etnis Tionghoa Jawa Timur telah terinterferensi oleh bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa Tionghoa, maupun dialek Suruboyoan. Hasil analisis tampak dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Bentuk interferensi yang terjadi pada lagam etnis Tionghoa Jawa Timur Bentuk lagam kata Bentuk interferensinya dari bahasa Indonesia atau bahasa Jawa atau bahasa

Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan pemakainya. Laras bahasa dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus. Laras bahasa biasa digunakan oleh masyarakat luas, sedang laras bahasa khusus dalam pemakaian khusus. Contoh dalam penulisan berita menggunakan laras bahasa .

Bentuk-bentuk Interferensi bahasa Sunda ke dalam bahasa Indonesia masyarakat . dan 3 fonologi fonemik, 37 interferensi Leksikal, dan 8 interferensi morfologi di dalamnya terdiri 2 Awalan (pr efiks), 1 prefiks:-ng dan 1 . Interferensi Bahasa Sunda dalam Bahasa Jawa pada Karangan

dalam bahasa iklan komersial. Kedua, melihat bagaimanakah unsur-unsur tersebut dimanfaatkan dalam bentuk bahasa dari segi komunikasi. Kajian ini akan melihat kesan kekreatifan pengiklan yang diaplikasikan ke dalam . Bahasa prokem seperti ini dituturkan dalam perbualan sehari-hari, pergaulan sosial, atau . penggunaan bentuk bahasa itu adalah .

Analisis Kontrastif Ungkapan Sumimasen Bahasa Jepang dengan Nuwun Sewu Bahasa Jawa dari Segi Makna dan Penggunaan. SkripsiJurusan Bahasa dan Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Yoyok Nugroho, S.Pd., M.Pd. Kata kunci: Analisis kon

31 Bahasa Arab 32 Bahasa Cina 33 Bahasa Tamil 37 Bahasa Iban 38 Bahasa Kadazandusun . Kemahiran aplikasi bahasa (menulis) (d) Kemahiran kreatif dan apresiasi bahasa (membaca dan menulis) 7. Kaedah Penskoran Analitik dan Holistik. . PANDUAN UJIAN KERTAS 2

Metode Penelitian Bahasa: Pendekatan Struktural11 universal bahasa. Antara kerja lapangan dengan pemerian bahasa juga mempunyai hubungan langsung. Semakin banyak penelitian bahasa dilakukan, akan semakin banyak pula informasi yang kita miliki tentang keanekaragaman bahasa. Alasan lain kenapa penelitian bahasa itu perlu dilakukan .

PK-2 Next Generation ELA Standards at a Glance . PK-2 Reading Standards (Literary and Informational Text) Review the . PK, K, 1. st, and 2 nd grade ELA introductions for information regarding: guidance and support, range of student reading experiences, text complexity, English language learners/multilingual learners, and students with disabilities. Key Ideas and Details PK K 1 2 PKR1 .