BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA SD

3y ago
45 Views
5 Downloads
1.24 MB
32 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jayda Dunning
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1Kajian Teori2.1.1 Hakikat IPA SDIlmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokokyang disajikan dalam pembelajaran pada satuan pendidikan, mulai dari tingkatdasar hingga tingkat menengah atas. Menurut Susanto (2013:167) “IPA adalahusaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepatpada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaransehingga mendapatkan suatu kesimpulan”. Sedangkan menurut Wisudawati danSulistyowati (2014:22) “IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dandikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembanganselanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif)”.Pengertian IPA lainnya juga dikemukakan oleh Sukarno (dalam Wisudawatidan Sulistyowati, 2014:22) menurut Sukarno, IPA dapat diartikan sebagai ilmuyang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alamini. Carin dan Sund (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014:24) jugamendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secarateratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi daneksperimen”.Berdasarkan pendapat para ahli yang mendefinisikan pengertian IPA makadapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari gejala dan kejadianalam yang diamati melalui pengamatan, kumpulan data hasil observasi daneksperimen yang dikembangkan berdasarkan teori lalu dijelaskan denganpenalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2006 tentang Standar Isi“pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajarsecara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dansikap ilmiah”. Pemberian pengalaman langsung dapat melalui penggunaanketerampilan proses dan sikap ilmiah, disesuaikan dengan materi yang akan7

8diajarkan. Berdasarkan hal tersebut dalam kegiatan belajar mengajar IPAdiperlukan model pembelajaran yang mengaktifkan kegiatan berfikir anak danketerampilan proses,supaya anak dapatmenemukan dan membangunpengetahuan dalam diri mereka sendiri, karena pembelajaran IPA sebaiknyadilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkankemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannyasebagai aspek penting kecakapan hidup.Mata pelajaran IPA di SD menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2006tentang Standar Isi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagaiberikut.1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esaberdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya;2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPAyang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3)Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentangadanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,teknologi dan masyarakat; 4) mengembangkan keterampilan prosesuntuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuatkeputusan; 5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalammemelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; 6)meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segalaketeraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 7) memperoleh bekalpengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untukmelanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.Ruang lingkup pembelajaran IPA merupakan segala sesuatu yang berada danterjadi di alam dan lingkungan sekitar. Dalam Permendiknas No. 20 Tahun 2006dijelaskan ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspekberikut: 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; 2) benda/materi,sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas; 3) energi danperubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawatsederhana; 4) bumi dan alam semesta, meliputi tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya.

9Beberapa ruang lingkup untuk bahan kajian IPA di SD/MI tersebut dijabarkanlagi menjadi beberapa Standar Kompetensi (SK) dari masing-masing ruanglingkup tersebut. Standar Kompetensi juga di jabarkan lagi menjadi beberapaKompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi IPA dalam penelitian ini yaitu SK11 “Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,dan masyarakat”, dengan KD 11.1 “Menjelaskan hubungan antara sumber dayaalam dengan lingkungan”.2.1.2 Model PembelajaranPelaksanaan kegiatan belajar mengajar pasti menerapkan suatu modelpembelajaran yang melandasi terjadinya urutan proses pembelajaran. MenurutWisudawati dan Sulistyowati (2013:49) “model pembelajaran merupakan rumahatau bingkai dari implementasi suatu pendekatan, metode, dan teknikpembelajaran”. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yangmelukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengamalanbelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.Model diartikan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untukmerepresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuahbentuk yang lebih komprehensif, Meyer (dalam Trianto, 2009:21).Dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP ) terdapat bagianpendekatan pembelajaran, model pembelajaran, strategi pembelajaran, gunakandalampembelajaran. Banyak ahli yang memberikan pendapatnya mengenai istilah-istilahdiatas, tetapi semua komponen diatas merupakan satu kesatuan yang mendukungterlaksananya kegiatan belajar mengajar yang saling berhubungan satu sama lain,dan yang paling luas adalah model pembelajaran.Menurut Joyce (dalam Trianto, 2009:22) dikatakan bahwaModel pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yangdigunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukanperangkat-perangkat pembelajarn termasuk didalamnya buku-buku,film, computer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya Joyce jugamenyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita

10kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didiksedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.Menurut Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2009:22) mengemukakan maksuddari model pembelajaran adalahKerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematisdalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapaitujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakanaktivitas belajar mengajar.Jadi dalam RPP gambaran model pembelajaran tertulis dalam langkahlangkah pembelajaran yang ditulis secara sistematis dan sesuai dengan urutansintaks model.Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa modelpembelajaran adalah rencana desain pembelajaran yang ditulis dalam RPP secarasistematis dengan melibatkan perilaku guru dan siswa yang termuat dalamlangkah-langkah kegiatan pembelajaran dan ditulis secara runtut sesuai dengansintaks model pembelajaran, dan dalam pengorganisasiannya digunakan untukmencapai tujuan pembelajaran.Menurut Hamid (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2013:48), modelpembelajaran memiliki ciri khusus, yaitu (1) mempunyai langkah-langkahpembelajaran yang dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran IPA; (2)mempunyai sistem sosial; (3) mempunyai prinsip reaksi; (4) mempunyai sistempendukung; (5) mempunyai dampak instruksional atau dampak pembelajaran; (6)mempunyai dampak pengiring.Pemilihan model pembelajaran ada beberapa kriteria yang digunakan,diantaranya karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dankarakteristik lingkungan setempat. Teori pembelajaran yang dirasa cocok untukpembelajaran IPA adalah teori pembelajaran konstruktivisme.Pandangan konstruktivisme menurut Kukla (dalam Wardoyo, 2013:22)memberikan pandangan kostruktivismenya dengan menyatakan “all our conceptsare constructed”. Berdasarkan pandangan diatas berarti segala konsep yangmanusia miliki merupakan hasil yang telah dibangun dalam diri individu.

11Menurut Wardoyo (2013:23) “konstruktivisme merupakan sebuah keadaandimana individu menciptakan pemahaman mereka sendiri berdasarkan pada apayang mereka ketahui dan percayai, serta ide dan fenomena dimana merekaberhubungan”. Jadi dalam model pembelajaran konstruktivisme ini siswadihadapkan pada situasi yang menuntut siswa dapat membangun pengetahuanbaru dalam diri mereka, yang pada awalnya mereka sudah mempunyai konsepawal. Namun ketika dihadapkan pada materi yang baru siswa harus bisamembangun pengetahuan baru dalam dirinya melalui kegiatan penyelidikanbersama kelompoknya.Model pembelajaran konstruktivisme sering dikombinasikan dengan modelpembelajaran Cooperative Learning, hal ini merujuk pada karakteristik pesertadidik yang masih suka dibawa dalam kegiatan permainan yang menyenangkan,dan bekerja atau menyelesaikan sesuatu secara berkelompok. Jadi tidak menutupkemungkinan untuk mengkolaborasikan model pembelajaran PBL dan Inquirydengan Cooperative Learning. Jadi dalam model pembelajaran konstruktivismelebih menekankan pada proses daripada hasil. Walaupun tidak dapat dipungkiribahwa hasil merupakan tolak ukur pencapaian hasil pembelajaran. Karena ketikasiswa benar-benar melalui proses pembelajaran dalam penyelidikan dengansungguh-sungguh, pasti anak akan mampu membangun pengetahuan dalamdirinya dengan kuat, sehingga akan lebih tahan lama dalam ingatan dan lebihbermakna, karena dibangun sendiri oleh dirinya, daripada hanya sekedar langsungdiberi tahu oleh guru.Terdapat berbagai tipe model pembelajaran yang termasuk pembelajarankonstruktivisme, diantaranya yaitu Discovery Learning, Problem Based Learning,Inquiry Learning, dan Group Investigation.Model pembelajaran yang peneliti pilih untuk mengembangkan kegiatanbelajar mengajar IPA di SD adalah model PBL dan inquiry learning. Karenaselain PBL dan inquiry learning merupakan bagian dari pembelajarankonstruktivisme, juga karena PBL dan inquiry learning memiliki karakteristikyang sama dengan pembelajaran IPA yaitu mengandung unsur penemuan dankooperatif. Walaupun kedua model tersebut bukan merupakan rumpun model

12pembelajaran kooperatif, namun dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dandirencanakan secara kooperatif.2.1.3 Model Problem Based Learning (PBL)2.1.3.1 Pengertian Model PBLModel PBL merupakan salah satu model yang berlandaskan padapembelajaran konstruktivisme. Melalui pemberian masalah anak-anak harusmampu menemukan jawaban atau pemecahan masalah melalui serangkaiankegiatan maupun penelitian dan membangun pengetahun baru pada diri merekasendiri. Masalah yang disajikan dalam PBL harus sesuai dengan konsep ataumateri yang dipelajari dan dikaitkan dengan permasalahan nyata dalam kehidupansehari-hari.Menurut Arends (dalam Warsono dan Hariyanto, 2014:147) “pembelajaranberbasis masalah adalah model pembelajaran yang berlandaskan konstruktivismedan mengakomodasikan keterlibatan siswa dalam belajar serta terlibat dalampemecahan masalah yang kontekstual”. Sedangkan menurut Trianto (2009:900)“model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaranyang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikanautentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata daripermasalahan yang nyata”.Wisudawati dan Sulistyowati (2014:89) menuliskan bahwa “esensi dari PBLini adalah menyajikan suatu masalah yang sesuai kenyataan dan bermakna itemukansolusipenyelesaiannya. Pengertian PBL atau Pembelajaran Berbasis Masalah dalamEggen dan Kauchak (2012:307) adalah “seperangkat model mengajar yangmenggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilanpemecahan masalah, materi, dan pengaturan diri”.Pengertian model PBL yang lain juga dikemukakan oleh Hosnan(2014:295), menurut Hosnan:Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajarandengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentiksehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

13menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry,memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.Jadi, dapat disimpulkan bahwa model PBL adalah model pembelajaran yangberbasis masalah, masalah harus sesuai dengan materi yang akan dipelajari dansesuai dengan konsep kehidupan sehari-hari dan anak harus bisa menemukanpemecahan atau solusi masalah tersebut melalui kegiatan penyelidikan.2.1.3.2 Ciri-ciri Model PBLSuatu objek, benda,hal atau segala sesuatu itu pasti memiliki ciri-ciri sendiriyang menjadi ciri khas dan keunikan yang membuatnya berbeda dengan yanglainnya. Begitu pula dengan model PBL. Model PBL juga memiliki ciri-ciri yangmembuat model PBL berbeda dari model pembelajaran yang lainnya. MenurutAmir (2009:12):PBL memiliki ciri-ciri seperti: pembelajaran dimulai denganpemberian „masalah‟, biasanya „masalah‟ memiliki konteks dengandunia nyata, pembelajar secara berkelompok aktif merumuskanmasalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka,mempelajari, dan mencari sendiri materi yang terkait dengan„masalah‟, dan melaporkan solusi dari „masalah‟.Model PBL juga memiliki karakteristik. Menurut Warsono dan Hariyanto(2014:148) ada tiga karakteristik yang harus terpenuhi jika ingin pembelajarandengan model PBL dapat berjalan efektif, yaitu sebagai berikut:a. Atmosfer kelas harus dapat memfasilitasi suatu eksplorasi makna.Siswa dalam kelas harus merasa nyaman dan sadar bahwa dirinya merupakanbagian dalam kelas tersebut. Dan juga merasa diterima satu sama lain. Karenajika situasi atau atmosfer dalam kelas sudah baik maka diharapkan akanmendukung pembelajaran yang baik dan bermakna, karena dalam aktivitasmengkonstruksi pengetahuan baru atau mengeksplorasi makna tidak hanyadilakukan secara individu tapi juga dapat dilakukan secara berkelompok.b. Pembelajar harus sering diberi kesempatan untuk mengkonfrontasikaninformasi baru dengan pengalamannya selama proses pencarian makna.

14Berikan kesempatan sebanyak mungkin untuk siswa menceritakan hal baruyang ditemukan, karena mungkin hal tersebut berbeda atau bertentangandengan persepsi awal yang dimiliki siswa dan didapatkan dari pengalamannya.Sehingga siswa benar-benar dapat menemukan makna yang baru.c. Makna baru tersebut harus diperoleh melalui proses penemuan secara personal.Walaupun dalam kegiatan belajar mengajar untuk menemukan pemecahanmasalah dapat dilakukan secara berkelompok, namun pada individu siswa jugaharus ikut aktif berfikir untuk menemukan, supaya makna baru tersebut dapatmelekat pada masing-masing siswa.Sedangkan karakteristik PBL yang lain menurut Tan (dalam Amir, 2009)yaitu sebagai berikut:(1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) biasanya,masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yangdisajikan secara mengambang; (3) masalah membuat pembelajartertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaranyang baru; (4) sangat mengutamakan belajar mandiri; (5)memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satusumber saja; (6) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dankooperatif.Berdasarkan beberapa ciri-ciri dan karakteristik model PBL menurutbeberapa tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri khusus dari model PBL yaitumemberikan masalah yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan prinsip teoriuntuk membawa siswa menuju ke kegiatan pembelajaran dan juga siswa belajarsecara berkelompok untuk mencari dan menemukan sendiri berkaitan pemecahanmasalah melalui kegiatan penyelidikan.2.1.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Model PBLSetiap sesuatu yang dianggap unggul dan baik pasti juga memilikikelemahan. Namun jangan sampai kelemahan tersebut menjadi penghalang untukmenjadi unggul dan baik. Jadi kelemahan tersebut sebisa mungkin harus bisadiantisipasi. Begitu pula dengan model PBL, dibalik kelebihan yang PBL miliki,pasti juga terdapat kelemahannya.

15Menurut Amir (2009:37) “perumusan masalah yang dekat dengan konteksnyata seperti persyaratan PBL, memang menjadi salah satu keunggulan modelini”. Kelebihan model PBL yang lain juga dikemukakan Warsono dan Hariyanto(2014:152) antara lain: a) siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasatertantang untuk menyelesaikan masalah; b) memupuk solidaritas sosial denganterbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok; c) semakin mengakrabkanguru dengan siswa; d) membiasakan siswa dalam menerapkan metodeeksperimen.Selain memiliki kelebihan, model PBL juga memiliki kelemahan yangdikemukakan oleh Warsono dan Hariyanto (2014:152) antara lain: a) tidak banyakguru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah; b) seringkalimemerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang; c) aktivitas siswa yangdilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru.Berdasarkan kelebihan dan kelemahan PBL sebagai model pembelajaran,kelebihan yang utama adalah siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasatertantang untuk menyelesaikan masalah dengan cara berdiskusi dengan temanteman satu kelompok. Jadi kemampuan guru dalam mendesain permasalahanmenjadi suatu hal yang menarik sangat diperlukan. Sedangkan kelemahan yangpaling utama adalah tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepadapemecahan masalah dan memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang.2.1.3.4 Sintaks Model PBLMenurut Amir (2009:24) “proses PBL akan dapat dijalankan bila pengajarsiap dengan segala perangkat yang diperlukan (masalah, formulir pelengkap, danlain-lain)”. Amir menambahkan “umumnya setiap kelompok menjalankan prosesyang sering dikenal dengan proses 7 langkah” yang terdiri dari: 1) mengklarifikasiistilah dan konsep yang belum jelas; 2) merumuskan masalah; 3) menganalisismasalah; 4) menata gagasan anda dan secara sistematis menganalisisnya; 5)memformulasikan tujuan pembelajaran; 6) mencari informasi tambahan darisumber yang lain; 7) mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru,dan membuat laporan.

16Sedangkan Eggen dan Kauchak (2012:311) juga mengungkapkan pelajaranuntuk pembelajaran berbasis masalah terjadi dalam empat fase, yaitu: 1) mereviewdan menyajikan masalah; 2) menyusun strategi; 3) menerapkan strategi; 4)membahas dan mengevaluasi hasil. Sementara menurut Rusman (2013:243)“langkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah:1) menemukan masalah; 2) mendefinisikan masalah; 3) mengumpulkan faktadengan menggunakan KND; 4) pembuatan hipotesis; 5) penelitian; 6) rephrasingmasalah; 7) menyuguhkan alternatif; 8) mengusulkan solusi”.Hampir sama dengan langkah-langkah model PBL menurut para tokoh yangsebelumya, langkah-langkah PBL menurut Hosnan (2014:301) yaitu: 1) orientasisiswa pada masalah; 2) mengorganisasi siswa untuk belajar; 3) membimbingpenyelidikan individual dan kelompok; 4) mengembangkan dan menyajikan hasilkarya; 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.Kekuatan dari model PBL yang sangat mempengaruhi langkah-langkahpembelajaran terletak pada penyajian masalah. Masalah yang disajikan di ukdicarisolusi/pemecahan dari masalah tersebut melalui kegiatan penyelidikan, dalampenelitian ini peneliti memilih sintaks model PBL yang disampaikan oleh Hosnan(2014:301) sebagai dasar untuk mengembangkan pembelajaran IPA dengan modelPBL. Langkah-langkah pembelajaran PBL dalam mata pelajaran IPA disajikansecara operasional pada 2.1.3.6.2.1.3.5 Komponen Model PBLMenurut Hamid (dalamWisudawati dan Sulistyowati, 2014:48) dikatakanbahwa model pembelajaran memiliki ciri khusus. Ciri yang harus dimiliki olehmodel pembelajaran adalah: a) mempunyai langkah-langkah pembelajaran; b)mempunyai sistem sosial; c) mempunyai prinsip reaksi; d) mempunyai sistempendukung; e) mempunyai dampak instruksional; f) mempunyai dampakpengiring. Berikut ini komponen model PBL yang akan diterapkan dalam matapelajaran IPA dengan kompetensi dasar “menjelaskan hubungan antara sumberdaya alam dengan lingkungan”.

17a. Langkah-langkah PembelajaranLangkah-langkah pembelajaran PBL dalam mata pelajaran IPA dalampenelitian ini menggunakan sintaks model PBL menurut Hosnan (2014:301) yaituyaitu: 1) orientasi siswa pada

pembelajaran yang melandasi terjadinya urutan proses pembelajaran. Menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2013:49) “model pembelajaran merupakan rumah atau bingkai dari implementasi suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran”. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .