BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPS 1 .

3y ago
73 Views
14 Downloads
313.04 KB
17 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Albert Barnett
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA.Hakikat Pembelajaran IPS1.Pengertian IPSIstilah pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pertama kali digunakandi AS pada tahun 1913. Istilah IPS sendiri secara resmi muali digunakan diIndonesia untuk pengertian Sosial Studies, dalam pengetahuan kemasyarakatanatau pengetahauan social kita mengenal istilah seperti ilmu sosial, studi sosial danilmu perngetahuan sosial. Menurut (Baskara,2013:3) IPS tidak bisa lepas dariketerpaduan konsep ilmu-ilmu sosial. Pendapat tersebut juga sdiperkuat oleh(Sudrajat 2014:180)PendidikanIPSbertujuan membekalisiswadenganpengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk menjadi warga masyarakat yang baik.Untuk dapat berpartisipasi menjadi warga negara yang baik maka perlu memilikikemampuan yang berupa; pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikapdan nilai (attitudes and values), serta kemampuan berperilaku, jadi menurutpendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Ips yaitu pengetahuan mengenai segalasesuatu yang berhubungan dengan masyarakat.Untuk itu pembelajaran IPS harus dilaksanakan secara komprehensifmenyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara seimbang.Pembelajaran IPS harus melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.Pembelajaran yang efektif harus mampu mendorong siswa untuk terlibat secaraaktif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.Pembelajaran IPS seharusnya menekankan pada aktivitas siswa dan mendorong11

12siswa untuk berpikir konstruktivistik. Siswa dihadapkan pada permasalahan dunianyata untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mampumenyelesaikan permasalahan sehari-hari. Siswa dilatih untuk mencari berbagaiinformasi dari berbagai sumber, kemudian siswa mengkon-struk pengetahuandengan caranya sendiri.2. Tujuan IPSPendidikan IPS di tingkat persekolahan memiliki tujuan untuk membinapeserta didik menjadi anggota masyarakat yang dikehendaki bangsa danmasyarakatnya. Pendidikan IPS berperan dalam mengembangkan aspek afektifyang berkenaan dengan sikap, nilai, dan moral. Dengan memberikan ketiga aspekini diharapkan dapat menimbulkan suatu pribadi yang utuh dari siswa-siswa yangdibekali dengan pendidikan IPS.Tujuan pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasardalam kurikulum 2006 (KTSP) adalah untk mengarahkan peserta didik agar dapatmenjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sertawarga dunia yang cinta damai.Menurut (Enok,2009:1) IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memilikisikap mental positif untuk perbaikan segalaketimpangan, dan terampil mengatasisetiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupundimasyarakat. Pendapat diatas diperkuat oleh (Sriwinda Mana’a,2014:7) Tujuanlain dari pendidikan IPS dalah untuk mengembangkan kemampuan siswamenggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yangdihadapinya.Menurut Jadi dari beberapa pengertian para ahli diatas bahwa tujuan

13IPS yaitu untuk mengatasi masalah di kehidupan sehari-hari baik di sekolah,lingkungan, masyarakat, dan dikeluarga.3.Ruang Lingkup IPSSecara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusiayang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengancara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi,budaya, dan kejiwaannya; memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaanbumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnyadalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.Menurut(Amiruddin,2007:2)Ruang lingkup pengajaran IPS meliputi masalah kehidupanmanusia dan masyarakat (luas maupun setempat). Pengajaran IPS mengkaji halkehidupan diri manusia, perekonomian, kemasyarakatan, budaya, hukum, politik,kesejarahan geografis dan bahkan kehidupan keagamaan.Singkatnya, IPSmempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaanbumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.Dengan pertimbangn bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas,pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuanpeserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjangpendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikantinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasisampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dansejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada dilingkungan sekitar peserta didik MI/SD. Pada jenjang pendidikan menengah,

14ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobotdan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan.Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPSadalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruanglingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yangbersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosialtentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkansecara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi materi yangakan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhansendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu,pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidakberpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.B.Hasil Belajar1.Pengertian BelajarBelajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untukmenghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, olehkarena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapikehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, dimanadidalamnya termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan, danperkembangan globalisasi. Sehingga dengan belajar seseorang siap menghadapiperkembangan zaman yang begitu pesat.

15Menurut (Maisyaroh,2010:161) belajar adalah proses perubahan tingkahlaku yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan dansikap berdasarkan pengalaman pribadi (individu), maupun orang lain.begitu jugamenurut Sudjana dalam Maisyaroh(2004) menjelaskan Belajar adalah suatuproses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yangterjadi pada individu merupakan perubahan bentuk seperti berubahnyapemahaman, pengetahuan, sikap, tingkah laku keterampilan, kecakapan, sertakeinginan menuju kearah yang lebih baik. Menurut (Iskandarwassid,2016:5)berpendapat bahwa belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada pesertadidik akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya melaluipengalaman dan latihan. Dari uraian yang mengacu pendapat para ahli di atasdapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkahlaku yang melibatkan jiwa dan raga sehingga menghasilkan perubahan dalampengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang dilakukan oleh seseorang individumelalui latihan dan pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan yangselanjutnya dinamakan hasil belajar.2.Pengertian Hasil BelajarMenurut (Maisaroh,2010:157) Nilai hasil belajar adalah salah satuindikator yang bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar seseorang.Nilai hasil belajar mencerminkan hasil yang dicapai seseorang dari segi kognitif,afektif, maupun psikomotorik. Menurut (dimyati,2009:3) hasil belajar merupakanhasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. dan pendapat diatasdiperkuat oleh (Ratnawuri,2016:48)Hasil belajar tampak sebagai terjadinya

16perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentukperubahan pengetahuan, sikap dan keterampil. Dari beberapa pendapat para ahlidiatas maka dapata disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yangdidapatkan setelah proses belajar dilakukan. Perubahan yang terjadi dapat dilihatdari bebrapa aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan setelah proses belajardilakukan. Perubahan yang terjadi dapat diukur dengan instrumen-istrumentertentu untuk menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran itu sendiri.Jadi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut diperlukan suatustrategi pembelajaran yang menyenangkan, melibatkan partisipasi siswa danmeningkatkan kreatifitas peserta didik melalui metode jigsaw yang dikemasdalam bentuk Penelitia Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar dapat diartikansebagai sebuah pencapaian kompetensi setelah mengikuti serangkaian prosesbelajar. Hasil dari belajar adalah ketika terjadi perubahan dalam diri seseorangyang relatif menetap, meningkatnya pengetahuan, serta terjadi perubahan sikap kearah yang positif dan keterampilannya meningkat dari sebelumnya.3.Faktor-Faktor Hasil BelajarBelajar merupakan suatu proses, maka baik proses maupun hasil belajaritu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut digolongkan menjadi duagolongan besar, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktorfaktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor dari diri siswa seperti latarbelakang diri siswa di antaranya aktivitas belajar, umur, jenis kelamin, motivasi,status siswa, fasilitas belajar, tingkat sosial ekonomi, dan latar belakang yang lain.Selain beberapa hal diatas faktor pendekatan belajar juga memegang peranan

17mengoptimalkan hasil belajar. Pendekatan belajar yang dimaksud yaitu upayayang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang meliputi pelihan strategipemilihan model yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan strategidan model yang tepat dalam proses pembelajaran dapat menunjang peserta didiklebih aktif, berfikir kreatif dan kritis serta inovatif. Dalam penelitian ini digunakanmodel jigsaw dan strategi group resume untuk mengoptimalkan hasil belajar olehpeserta didik itu sendiri.Menurut Slameto dalam Suwardi (2012:2) ada dua faktor mempengaruhikeberhasilan seseorang dalam belajar, yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa)meliputi : faktor jasmaniah (seperti : kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis(seperti : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan),dan keaktifan siswa dalam bermasyarakat, serta faktor ekternal yang meliputi:faktor keluarga (meliputi : cara orang tua mendidik, relasi antara anggotakeluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (meliputi : metode mengajar,kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan disiplinsekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaangedung, metode belajar, dan tugas rumah), faktor masyarakat (meliputi : kegiatansiswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupanmasyarakat).Pada pelaksanaannya keberhasilan proses belajar mengajar belumsepenuhnya dapat terlaksana dengan baik, seringkali terdapat kendala yang dapatditemukan dalam proses belajar mengajar yang mengakibatkan tujuan pengajaranyang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal.

18C.Model Jigsaw1.Pengertian Model JigsawMenurut (Asfaroh,2014:3) Pembelajaran tipe jigsaw merupakan madansalingketergantungan antara siswa serta didasarkan pada pandangan kontruktivismedimana pengetahuan dibangun dari pengetahuan siswa itu sendiri.dan toleh(Hertiavi,2010:54)Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipestrategi pembelajaran yang kooperatif dan fleksibel. Dalam pembelajaran tipeJigsaw, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang anggotanya mempunyaikarakteristik heterogen. Jadi dalam metode Jigsaw, siswa ditempatkan dalamkelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 anggota. jadi pembelajaran denganmodel jigsawyaitusiswa belajar dalamkelompokyang anggotanyaberkemampuan heterogin dan masing‐masing siswa bertanggungjawab atas satubagian dari materi.2.Langkah-Langkah Model ��langkahpembelajaran model jigsaw adalah sebagai berikut:1. Menempatkan siswa dalam kelompok, yang masing-masing kelompokberanggotakan antara 5-6 orang.2. Menugaskan seseorang siswa dari setiap kelompok sebagai pemimpin.3. Membagi materi pelajaran menjadi 5-6 bagian4. Menugaskan setiap siswa untuk mempelajari satu bagian materi.5. Member waktu kepada siswa untuk mempelajari satu bagian materi.6. Membentuk “kelompok‐kelompok ahli”, yang anggota‐ nya adalah seorangsiswa dari masing‐ masing “kelompok asal”. Mereka berga‐ bung menjadi satukelompok (ahli) untuk mempelajari satu bagian materi yang sama. Gurumemberikan waktu pada masing‐ masing “kelompok ahli” untuk mendisku‐sikanpoin‐poin penting dari sub bahasan materi bagian mereka sebagai pedomanpresentasi yang akan mereka lakukan di “kelompok asal”.

197. Meminta masing-masing siswa untuk kembali ke “kelompok asal” mereka.8. Meminta masing‐masing siswa untuk mempresentasikan materi bagiannya di“kelompok asal”. Guru men‐ dorong anggota kelompok yang lain untukmengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk klarifikasi.9. Guru mengobservasi proses diskusi dari satu kelompok ke kelompok yang lain.Jika kelompok meng‐ alami hambatan (misalnya ada yang mendominasi ataumelakukan misbehavior) guru melakukan intervensi.Di akhir sesi berikan kuis berkaitan materi sehingga siswa dengan segeradapat menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah aktivitas yang sia‐siadalam proses belajar mengajar menggunakan model jigsaw yang sesuai dengansintak pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti.3.Kelebihan Model JigsawDalam penerapan suatumodel pembelajaran selalu ada kelebihan dankekurangannya yang akan dihadapi oleh guru maupun peserta didik tidakterkecuali untuk model jigsaw. Model jigsaw memiliki bebera beberapakelebihan. Menurut (Shoimin,2014:90) Kelebihan model kooperatif jigsaw :1. Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan, dandaya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri.2. Hubungan antara guru dan murid berjalan seimbang dan memungkinkansuasana belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan harmonis.3. Memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif.4. Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas,kelompok dan individu.Dan juga model jigsaw memliki kekurangan yaitu :1. Jika guru tdak mengigatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilanketerampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing, dikhawatirkankelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi

202. Jika anggota kelompoknya kurang maka akan menimbulkan masalah3. Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belumterkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah yang dapatmenimbulkan kegaduhan.Tidak selamanya proses belajar mengajar dengan menggunakan model jigsawberjalan dengan lancer. Ada beberapa hambatan/kendala yang dapat muncul yangpaling sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar denganmodel ini.D.Strategi Group Resume1.Pengertian StrategiMenurut (firmansyah,2015:38) strategi pembelajaran yaitu kegiatanpembelajaran yang dikerjakan guru dan siswa untuk menimbulkan hasil belajar siswasecara efektif dan efisien, sedangkan yang diterapkan guru akan berbeda bedatergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankanstrategi itu dapat ditetapkan berbagai strategi pembelajaran. (Iskandarwassid,2016:2)mengatakan bahwa strategi merupakan suatu teknik yang di gunakan untukmencapai suatu tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suaturencana tindakan yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatanberbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalampenyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerjabelum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagaifasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

21Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukurkeberhasilannya.2.Pengertian Group ResumeSeorang guru harus pandai memadupadankan antara model pembelajarandan strategi pembelajaran yang tepat, agar proses pembelajaran dapat terlaksanasesuai dengan yang diinginkan serta mencapai tujuan pembelajaran. Menurut(Zaini Hisyam,2004:10) biasanya sebuah resume menggambarkan hasil yang telahdicapai oleh individu. Resume ini akan menjadi menarik untuk dilakukan dalamgroup dengan tujuan membantu siswa menjadi lebih akrab atau melakukan teambuilding yang anggotanya sudah saling mengenal sebelumnya. Strategi groupresume merupakan salah satu strategi yang dapat menumbuhkan tingkat aktifitassiswa karena dengan strategi ini peserta didik dituntut untuk aktif dalammeresume materi yang disampaikan oleh guru. Strategi pembelajaran aktifdenganGroup Resume akan dapat membantu siswa menjadi lebih akrabatau mampumelakukan team building (kerjasama kelompok) yang anggotanyasudah salingmengenal sebelumnya. Dengan tumbuhnya team building diantarasiswa akandapat membantu dalam penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh guru denganbaik dan optimal, karena tugas tidak diselesaikan sendirimelainkan diselesaikanoleh beberapa orang bersama-sama.strategi Group Resumeini mengacu kepadastrategi pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuksaling membantudalam belajar. Siswadilarutkan dalam pembelajaran yangmengasah koneksi, komunikasi dan kerjasama. Kegiatan itu diperlakukan dalamrangka keutuhan proses belajar,

22Langkah-langkah Strategi Group Resume3.Menurut (Zaini,2014:11) langkah-langkah strategi group resume sebagaiberikut :1. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 anggota.2. Terangkan kepada siswa bahwa kelas mereka ini dipenuhi oleh individuindividu yang penuh bakat dan pengalaman.3. Sarankan bahwa salah satu cara untuk mengidentifikasi dan menunjukankelebihan yang dimiliki kelas adalah dengan membuat resume kelompok.4. Bagikan kepada setiap kelompok kertas plano dan spidol untuk menuliskanresume mereka. Resume harus dapat mencakup informasi yang dapat menjual“kelompok” secara keseluruhan.5. Minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan resume mereka dancatat keseluruhan potensi yang dimiliki oleh keseluruhan kelompok.Dari langkah-langkah model pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa dalammenerapkanstrategi group resume , guru menyampaikan terlebih dahulu materi yangakan disampaikan. Dan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, guru memintasiswa untuk saling berkelompok untuk saling bertukar informasi. Hal ini efektifkarena dapat melatih daya tangkap dan daya ingat siswa.4.Kelebihan dan Kelemahan Strategi Group ResumeSuatu strategi pembelajaran selalu ada kelebihan dan kekurangan yang akandihadapi oleh guru maupun peserta didik tidak terkecuali untuk strategi groupresume. Menurut Kusmayadi (2014:3) kelbihan dan kekurangan strategi groupresume yaitu :1. Menjadikan interaksi dan keakraban antar peserta didik lebih baik

232. Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain3. Cukup efektif untuk menumbuhkan budaya kompetentif dikalangan pesertadidik4. Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didikDan juga strategi group resume juga memiliki kekurangan diantaranya :1. Membutuhkan banyak waktu2. Banyak membutuhkan pengawasan guruE.Model Jigsaw dan Strategi Group ResumePada sub bab model jigsaw dan strategi group resume, telah dikajilangkah-langkah mengenai kegiatan pembelajaran dengan menggunakanjigsawgroup resume, yaitu sebagai berikut :

24Tabel 2.1 sintak model jigsaw dan strategi group resumeJigsawGroup resume1. Pembagian kelompok2. Pembagian sub bab materi dan tugasyang berbeda3. Diskusi kelompok ahli4. Kembali dan diskusi dengan kelompokasal5. Presentasi kelompok asal6. Penguatan materi dari guru7. EvaluasiNo1.2.Pembagian kelompokMemberikan pengarahan tugaskelompokDiskusi, membaca danmemecahkan masal

A. Hakikat Pembelajaran IPS . 1. Pengertian IPS Istilah pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pertama kali digunakan . gedung, metode belajar, dan tugas rumah), faktor masyarakat (meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .