MANAJEMEN KONSTRUKSI - Eprints ITN Repository

2y ago
106 Views
29 Downloads
3.35 MB
164 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Angela Sonnier
Transcription

MANAJEMEN KONSTRUKSIDALAM PERSPEKTIFADMINISTRASI PEMBANGUNANdanPEMASARANDR. IR. SUTANTO HIDAYAT, MT.MARANATHA WIJAYANINGTYAS, ST., MMT., PhDPenerbit:Muara Karya (Anggota IKAPI)Surabaya, 2019

Judul:Manajemen KonstruksiDalam Perspektif Administrasi Pembangunan dan PemasaranOleh: Dr. Ir. Sutanto Hidayat, MT.Maranatha Wijayaningtyas, ST., MMT., PhD.Hak Cipta pada PenulisEditorDesain CoverPenerbitISBN: Kukuh Lukiyanto: Ezra Eldo S.: PT. Muara Karya: 978-602-53690-9-4Hak Cipta dilindungi Undang-UndangDilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atauseluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secaraelektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy,merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpaizin tertulis dari penulis.Gedung Papaya Lt. 2Jl. Margorejo Indah 60-68SurabayaTelp/Fax : 62-31-9984296

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME,berkat hikmat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikanbuku ini. Atas pertolonganNya tahap demi tahap prosespenulisan dan penerbitan buku ini bisa terselesaikan.Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yangtelah memberikan dukungan dan dorongan semangatsehingga buku ini terselesaikan.Industri jasa konstruksi mengelola semua pihakyang terkait dengan proses konstruksi, sanakonstruksi, dan para pemasok. Mereka dikelola dalam esaikannya proses produksi (dalam hal ini berupabangunan fisik). Industri konstruksi menyediakan jasa yangmenghasilkan prasarana dan sarana fisik. Jasa nis/rancang bangun, pelaksanaan dan pengawasan bahastentang Manajemen produksi dan operasi, kontrakkonstruksi, perencanaan dan pelaksanaan proyek, rencanav

anggaran biaya, sumber daya tenaga kerja, dan lainsebagainya.Akhirnya, kami berharap buku ini bisa bermanfaatbagi semua pembaca untuk berperan lebih besar dalambidang konstruksi di Indonesia. Tidak ada kesempurnaandalam setiap ide atau gagasan tanpa bantuan dari banyakpihak, oleh sebab itu tanggapan, masukan maupunkoreksi sangat diharapkan demi kesempurnaan buku inidi masa depan.Malang, September 2019Penulisvi

DAFTAR ISIKata Pengantar . vDaftar Isi . viiDaftar Gambar . ixDaftar Tabel . xiBab I Produk Industri . 11.1 Industri Barang dan Jasa . 21.2 Manajemen Produksi dan Operasi . 5Bab II Industri Jasa Konstruksi . 9Bab III Manajemen Jasa Konstruksi. 193.1 Hubungan Pemasaran dan Produksi . 223.2 Kontrak Konstruksi . 293.3 Perencanaan dan Pelaksanaan . 323.4 Time Schedule . 353.5 Construction Method . 403.6 Anggaran Biaya Pelaksanaan . 433.7 Cash Flow . 53Bab IV Sumber Daya . 714.1 Material Waste . 724.2 Sumber Daya Alat . 754.3 Sumber Daya Manusia . 80vii

Bab V Kontrak, Dokumen dan Sistem Pelelangan . 875.1 Macam Kontrak Konstruksi . 885.2 Dokumen Kontrak . 955.3 Administrasi Kontrak . 995.4 Pelelangan Proyek Konstruksi . 103Bab VI Tenaga Kerja . 1136.1 Sumber Daya Tenaga kerja . 1146.2 Hubungan Kerja Dalam Organisasi . 1176.3 Uraian Tugas (Job Description) . 118Bab VII Manajemen Proyek Konstruksi . 1257.1 Definisi Manajemen Proyek . 1267.2 Karakteristik Manajemen Proyek . 1277.3 Tujuan Manajemen Proyek . 1297.4 Proyek Konstruksi . 1307.5 Organisasi Manajemen Konstruksi . 1327.6 Teknik-teknik Penjadwalan . 1357.7 Rencana Anggaran Biaya (RAB) . 1357.8 Komponen Biaya Proyek . 1377.9 Tahapan Penyusunan Biaya Proyek . 139Daftar Pustaka . 143Glosarium . 145Indeks . 151Tentang Penulis . 153viii

DAFTAR GAMBARGambar 1.1 Proses Pemenuhan Kebutuhan Konsumen . 6Gambar 1.2 Daerah Abu-abu . 8Gambar 2.1 Break Event Point . 15Gambar 2.2a Titik Impas dari berbagai kondisi Proyek . 16Gambar 2.2b Titik Impas dari berbagai kondisi Proyek . 16Gambar 2.3 Ciri-ciri khusus dan tuntutan khususKegiatan Kontraktor . 17Gambar 3.1 Hubungan Pemasaran dan Produksi . 25Gambar 3.2 Hubungan Pemasaran dan Produksi secaradetail . 26Gambar 3.3 Hubungan Matriks Sasaran ObjekPengendalian . 29Gambar 3.4 Keterkaitan Pemasaran dan Produksi. 30Gambar 3.5a Perencanaan Normal . 34Gambar 3.5b Perencanaan Fast Track . 34Gambar 3.6 Bart Chart dilengkapi Kurva “S” . 37Gambar 3.7 Sudut Kegiatan . 38Gambar 3.8 Contoh Diagram Vector . 38Gambar 3.9 Contoh Bentuk Network Schedule . 39Gambar 3.10 Contoh Formulir Kebijakan Subkontrak . 47Gambar 3.11 Rincian Item Pekerjaan . 48Gambar 5.1 Struktur Kontrak FIDIC . 94Gambar 5.2 Formulir Pasal Kontrak . 95Gambar 5.3 Hubungan Kontraktual Umum ProyekKonstruksi . 100Gambar 7.1 Masukan dan keterkaitan berbagaiPemikiran Manajemen pada ManajemenProyek . 129Gambar 7.2 Tujuan dan Motivasi masing-masingPekerja dalam Konstruksi Proyek . 134Gambar 7.3 Tahap Analisis Perhitungan RAB . 136ix

DAFTAR TABELTabel 2.1 Industri Barang dan Industri Jasa . 11Tabel 3.1 Master Anggaran Pelaksanaan Proyek . 52Tabel 5.1 Dokumen untuk Tahap KegiatanPelelangan . 110x

Manajemen KonstruksiBAB IPRODUK INDUSTRI1.1 Industri Barang & Jasa1.2 Manajemen Produksi & Operasi1

2Manajemen KonstruksiBAB IPRODUK INDUSTRI1.1Industri Barang dan JasaIstilah industri secara umum banyak digunakan dalamberbagai bidang, meskipun masih sering terlihat asumsimasyarakat yang menganggap industri adalah triadalahorganisasi yang melakukan kegiatan usaha ekonomi gdihasilkan, industri bisa digolongkan menjadi dua golonganbesar, yaitu: Industri Barang (manufaktur)Industri barang memproses bahan baku menjadibarang jadi. Seperti misalnya: televisi, mobil, dan nghasilkan produk yang memiliki wujud fisik ataumengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Industri Jasa (services)Industri jasa, kegiatan utama adalah menghasilkan jasasaja, dan umumnya tidak memproses bahan mentahmenjadi barang jadi. Contoh industri jasa adalah jasaangkutan, jasa penginapan, dan jasa-jasa lainnya. Kedua

3Manajemen Konstruksijenis usaha ini berbeda dalam manajemennya en produksi.Tujuan utama dari sebuah industri, baik industri barangataupun jasa adalah sama, yaitu menjaga kelangsungan hidupperusahaan. Usaha suatu organisasi (perusahaan), rkembangcarauntukkeuntungan adalah mampu anggan. Pelanggan adalah orang atau badan usaha yangmemerlukan produk yang dihasilkan. Tanpa mereka, tidak adagunanya sebuah perusahaan menghasilkan produk sepertiapapun. Harga murah, kualitas bagus, tampilan bagus, servisbagus, dan sebagainya, tidak akan menghasilkan keuntunganjika pelanggan tidak merasa puas dengan produk yangditawarkan.Memang kondisi seperti ini tidak muncul begitu saja,pada era sebelumnya terjadi pergeseran paradikma. Pada awalrevolusi industri produsen menjadi pemegang kunci dalamhubungan dengan pelanggan. Pada saat itu, yang menentukanproduk adalah produsen, konsumen hanya menurut untukmembeli produk yang ada di pasar. Sebagai contoh pabrikmobil Ford diawal masa produksinya hanya membuat mobil

4Manajemen Konstruksidengan warna hitam. Tidak ada pilihan warna lain yangdiproduksi. Pelanggan menerima apapun yang ditawarkankarena, memang tidak ada pilihan. Keinginan pelanggan untukmemilih warna lain tidak akan bisa dipenuhi karenakemampuan memproduksinya hanya warna hitam.Di era itu dalam benak produsen adalah bersaing untukmembuat produk sebaik mungkin, sekuat mungkin umen. Pada era selanjutnya mulai terjadi pergeserankeinginan pelanggan. Munculnya produsen produk yangsama membuat pelanggan memiliki pilihan terhadapproduk yang ditawarkan. Kondisi ini menjawab perubahanyang terjadi dalam sistem Munculnyamenyebabkanperubahan selera terhadap sebuah produk menjadi berbeda.Berkembangnya seni model, semakin membuat da.Perubahan ini yang ditangkap oleh para produsen untukbersaing memuaskan keinginan pelanggan yang beragam,sehingga timbul beberapa segmen pasar.Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, sesuatu yangmemuaskan pelanggan dapat berupa produk dalam ud(intangible), yang dalam hal ini disebut sebagai barang dan

5Manajemen Konstruksijasa. Produk inilah yang diharapkan oleh pelanggan untukmemenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. Pelanggan jugabisa disebut sebagai konsumen atau pemakai dari sebuahproduk. Konsumen bisa satu orang, kelompok orang, ataupunperusahaan lain, dan konsumen dibedakan menjadi dua:1. Konsumen InternalKonsumen internal merupakan suatu bagian atauorang yang memerlukan produk bagian/orang lainyang dilanjutkan dalam suatu sistem produksi,sehingga mampu menghasilkan produk berupaproduk jadi. Hubungan antar pihak disini atan manajemen yang bekerja atas dasar suatuperencanaan serta melalui kegiatan pengendalian.2. Konsumen ok orang yang ada diluar organisasiperusahaan.1.2.Manajemen Produksi dan hnya barang atau bangunan ialah produk dariindustri barang (manufaktur), sedangkan produk yangtanwujud contohnya pelayanan, ialah produk dari industri jasa.

6Manajemen KonstruksiPada dasarnya manajemen produksi atau manajemenoperasi adalah sama, oleh sebab itu sering yakyangsependapat untuk membedakan keduanya sebagai berikut: Manajemen Produksi, untuk produk fisik Manajemen Operasi, untuk produk tanwujudPejabat dalam perusahaan yang bertanggung jawab dalammenangani manajemen tersebut juga berbeda yaitu: Direktur Produksi Direktur OperasiSetiap organisasi usaha dapat digambarkan dengan sebuahhierarki diagram masukan/keluaran (input /output diagram).Hierarki tersebut dapat ditunjukkan pada gambar 1.1:Gambar 1.1 Proses pemenuhan kebutuhan utputSumber: Asiyanto (2005), Manajemen Produksi untuk Jasa Konstruksi

7Manajemen ,organisasi usaha dibidang konstruksi (perusahaan konstruksi)termasuk dalam industri barang atau industri tor adalah bukan miliknya sendiri, tetapi milikkonsumen yang membeli jasa, hal ini berarti perusahaan hanyamenjual jasa pelaksanaan saja (industri jasa). Namun apabiladilihat dari hasil kegiatan (produknya) adalah berupa enghasilkan produk berupa fisik (industri barang).Ada kegiatan usaha yang berada pada daerah abu-abuantara industri barang dan jasa. Dimana industri-industri inimemerlukan perencanaan yang matang tentang teori-teoriproduksi dan pemasaran. Teori tentang pemasaran danproduksi pada umumnya menggunakan pendekatan industribarang dan industri jasa secara murni. Kegiatan usaha yangterletak pada daerah abu-abu tersebut, contohnya bisnis rumahmakan (restoran). Rumah makan memproses produk yangberupa fisik, yakni makanan, namun juga merupakan usahajasa. Kegiatan usaha tersebut dapat ditunjukkan pada gambar1.2.

8Manajemen KonstruksiGambar 1.2 Daerah abu-abuDaerah Abu-abuIndustriBarangIndustriJasaSumber : Asiyanto (2005), Manajemen Produksi untuk Jasa KonstruksiBerdasarkan beberapa kriteria industri barang danindustri jasa yang dijelaskan diatas, maka dapat ditarikkesimpulan berikut:Perusahaan konstruksi (kontraktor) adalah perusahaan yang menurutsifatnya memproduksi jasa, namun dalam proses produksinya produkyang dihasilkan fisik (bangunan).

Manajemen KonstruksiBAB IIINDUSTRI JASAKONSTRUKSI9

10Manajemen KonstruksiBAB IIINDUSTRI JASA KONSTRUKSIIndustri jasa konstruksi mengelola semua pihak yangterkait dengan proses konstruksi, didalamnya termasuk pemberikerja, tenaga profesi, pelaksana konstruksi, dan para pemasok.Mereka dikelola dalam satu manajemen untuk mencapai tujuanbersama yaitu terselesaikannya proses produksi (dalam hal iniberupa bangunan fisik). Industri konstruksi menyediakan jasayang menghasilkan prasarana dan sarana fisik. Jasa tersebutmeliputi kegiatan studi, penyusunan rencana teknis/rancangbangun, pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaannya.Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, industri konstruksiterletak pada daerah abu-abu antara industri barang dan industrijasa. Pemahaman terhadap industri konstruksi tidak bisadisamakan secara mutlak dengan industri barang dan nkeduanya, jadi bisa berlaku seperti industri barang tetapi jugaberlaku seperti industri jasa. Untuk dapat memahami lebihmudah tentang posisi industri konstruksi tersebut, dalam Tabel2.1 disajikan ciri-ciri dari industri barang dan industri jasa.Sementara industri konstruksi bisa berlaku dikeduanya.

Manajemen Konstruksi11Tabel 2.1 Industri Barang dan Industri JasaINDUSTRI BARANGINDUSTRI JASA1.Produk berbentuk fisik.2.Mengolah bahan mentahmenjadi barang jadi.3.DiproduksiduluBiayaDijual /ditawarkan lebihdulu baru diproduksi.relatifbesar.Tidak mengolah bahanmentah.baru3.investasiProduk bukan fisik(berupa pelayanan).2.dijual.4.1.4.Relatif tidak memerlukaninvestasi yang besar.5.Produk dapat disimpan.6.Lokasi produksi tetap dan5.Standar produk tidak tetap.bersifat statis.6.Lokasi produksi umumnya7.tidak tetap.Diproduksi lebih dulu barudikonsumsi.7.Diproduksi bersamaandengan dikonsumsi.Ditinjau dari ciri-ciri kegiatan kontraktor dan jenismasing-masing kegiatannya, berikut karakteristik industri jasakonstruksi (Asiyanto, 2005):1) Produk berbentuk fisik (bangunan), termasuk jenisindustri barang.2) Mengolah bahan baku, termasuk jenis industri barang.3) Ditawarkan lebih dulu, baru diproduksi, termasuk jenisindustri jasa.

12Manajemen Konstruksi4) Produksibersamaandengankonsumsi,tetapiterkadang hal ini tidak bersamaan (turn key project),termasuk jenis industri barang/jasa.5) Produk dapat disimpan, termasuk jenis industri barang.6) Lokasi produksi tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.7) Standar produk tidak tetap termasuk jenis industri atan produksi yang dilakukan oleh kontraktor bisa masukkategori kegiatan industri barang dan jasa.Secara khusus kita dapat melihat kegiatan dari kontraktoryang berbeda dengan industri yang lain dari beberapa hal(Asiyanto, 2005), yaitu:1. LokasiLokasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor tidak tetap,atau tidak menetap disatu tempat. Dengan demikian berartisemua sumberdaya yang dimiliki harus memiliki mobilitasyang tinggi. Tantangan yang dihadapi dengan kondisi iniadalah perbedaan lingkungan dan budaya setempat. Semuaunsur yang terlibat dalam sebuah proyek harus mampumenyesuaikan dengan perbedaan ini. Ketidak mampuanmenyesuaikan diri dengan cepat akan berimbas padalambatnya penyelesaian proyek juga.2. Waktu produksi tidak teraturPelaksanaan sebuah proyek konstruksi biasanya berlangsung

Manajemen Konstruksi13kapan saja dan tidak bisa direncanakan secara permanen.Faktor ketidak pastian dan pengaruh dari luar seringkalimenjadi penghambat dari waktu pengerjaan proyek. Bencanaalam, lingkungan sekitar, cuaca dan sebagainya, merupakanfaktor luar yang sering menghambat pelaksanaan pekerjaan.Faktor-faktor itu tidak bisa diminta atau ditolak. Yangmungkin hanyalah meminimalisir terjadinya hambatan akibatfaktor tersebut. Problem yang dihadapi tidak hanya kesiapsiagaan sumber daya perusahaan, tetapi juga kemampuandalam mengatur jadwal (resource scheduling) yang tepatagar pekerjaan yang dihadapi dapat diselesaikan denganbaik yang berarti mendapatkan laba sesuai targetnya.3. Bentuk produk tidak standarProduk yang dihasilkan jasa konstruksi merupakan produkpesanan khusus baik ukuran, bentuk maupun spesifikasinya.Satu proses produksi dan proses produksi lainnya jarangsekali menghasilkan bentuk produk yang sama. Kategoriproduk yang sama, misalnya rumah, bangunan rumah yangsatu jarang sekali sama dengan rumah yang lain. Kalaupunsama secara garis besar, pasti ada bagian kecil lain yangberbeda. Meskipun demikian tetap ada dalam hal khususproduk yang dihasilkan sama, misalnya membangunkomplek perumahan. Produk yang dihasilkan berupa rumah

14Manajemen Konstruksidengan model yang sama sesuai dengan tipe masing-masing,sebelum ada perubahan dari pembeli rumah tersebut.4. Sulit dipastikan kapan terjadinya titik impasTitik impas (break even point) seringkali digunakan sebagaitolok ukur keberhasilan sebuah produksi baik industri jasamaupun barang. Titik impas merupakan kondisi dimanabiaya produksi sama dengan hasil yang didapat daripenjualan produk. Dengan demikian pengendalian usahamenjadi lebih jelas. Sebagai contoh, industri mobil, televisimaupun industri hotel dan angkutan, titik impasnya mudahdiketahui, karena baik biaya produksi dan harga jual relatifkonstan. Untuk menghitung titik impas perlu diketahuikomponen harga sebagai berikut:1. Harga jual: Rp. x / unit2. Biaya produksi: Rp. y / unit3. Biaya tetap: Rp. z / tahunUntuk mencapai titik impas, harus terjual sejumlah unitper tahun dengan rumus sebagai berikut:Unit terjual dalam satu tahun misal s, kare

Sumber : Asiyanto (2005), Manajemen Produksi untuk Jasa Konstruksi Berdasarkan beberapa kriteria industri barang dan industri jasa yang dijelaskan diatas, maka dapat ditarik

Related Documents:

MODUL 3 PEMAHAMAN UMUM PENGAWASAN KONSTRUKSI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 5 BAB II KONSEPSI KONSTRUKSI 2.1 Dasar Hukum a) UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi b) PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, sebagaimana terakhir diubah dengan PP No. 54 Tahun 2016 tentang

teori manajemen secara umum dapat dibagi menjadi empat bagian antara lain: a. Manajemen Ilmiah (1870-1930) b. Manajemen Klasik (1900-1940) c. Manajemen Hubungan Manusia (1930-1940) d. Manajemen Modern (dari 1940 sampai dengan saat ini). Konsep dasar manajemen menurut beberapa teori sebagai berikut: a. Teori Manajemen Ilmiah

USF ITN 18-08-MH Snack Vending Services for USF 2 of 35 Tampa, FL 33620 INVITATION TO NEGOTIATE Competitive Solicitation Acknowledgement Form ITN No: 18-08-MH Title: Snack Vending Services for USF Date of Issue: Response Due Date and Time: February 16, 2018 April 04, 2018 at 3:00pm ITN Point of Contact

solaris repository description Local\ copy\ of\ the\ Oracle\ Solaris\ 11.1\ repository solaris repository legal-uris solaris repository mirrors solaris repository name Oracle\ Solaris\ 11.1\ Package\ Repository solaris repository origins solaris repository

Pengantar Manajemen Operasi Ir. Adi Djoko Guritno, M.S.I.E.,Ph.D. anajemen operasi merupakan salah satu ilmu inti dalam bidang manajemen, di samping manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia. Manajemen operasi berkaitan dengan transformasi

Universitas Pamulang Manajemen S-1 Pengantar Manajemen iv MODUL MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Manajemen S-1 Mata Kuliah/Kode : Pengantar Manajemen / EKO0013 Sks : 3 Prasyarat : - Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah wajib pada program studi Manajemen S-1 yang membahas

BAB I MANAJEMEN PROYEK 1 Tujuan Instruksional Umum 1 1.1 Manajemen Proyek 1 1.1.1 Definisi Manajemen Proyek 1 1.1.2 Tujuan Manajemen Proyek 2 1.1.3 Fungsi Manajemen Proyek 3 1.1.4 Aspek-aspek dalam Manajemen Proyek 5 1.1.5 Elemen Penting dalam Manajemen Proyek 6 1.1.6 Manajer Proyek 7 1.1.7 Tim Proyek 10 1.1.8 Hubungan Kerja 12

Introduction to Takaful Prepared by: Dr. Khalid Al Amri 6 Conventional Insurance (non-mutual) Takaful Insurance Five Key Elements Speculation Uncertainty Prohibited activities Mutual Guarantee: The basic objective of Takaful is to pay a defined loss from a defined fund. Liability and all losses are divided between policyholders. The policyholders are both the insurer and the insured Ownership .