BAB III TEKS ASBAB AL-NUZUL DAN ANALISIS TAFSIR Q.S AN .

3y ago
34 Views
2 Downloads
412.01 KB
20 Pages
Last View : 12d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Victor Nelms
Transcription

BAB IIITEKS ASBAB AL-NUZUL DAN ANALISIS TAFSIRQ.S AN-NAHL AYAT 125A. Teks dan Terjemah Q.S An-Nahl Ayat 125 (٥٢١ : ) النحل Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu denganhikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah merekadengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialahyang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat darijalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk”(Q.S An-Nahl: 125)1B. Asbab al-Nuzul Q.S An-Nahl Ayat 125Para mufasir berbeda pendapat seputar asbab al-nuzul (latarbelakang turunnya) ayat ini. Al-Wahidi menerangkan bahwa ayatini turun setelah Rasulullah SAW menyaksikan jenazah 70 sahabatyang syahid dalam Perang Uhud, termasuk Hamzah, pamanRasulullah.2 Al-Qurthubi menyatakan bahwa ayat ini turun diMakkah ketika adanya perintah kepada Rasulullah SAW, untuk1 Tubagus Najib al-Bantani, Al-Qur’an Mushaf Al-Bantani (Serang:Majelis Ulama Indonesia Provinsi Banten, 2012), 281.2Al-Wahidi, Al Wajid fi Tafsir Kitab Al Ajizi, Mawaqi’ At-Tafasir ,Mesir,tt, hal. 440/ 1.Lihat juga: Al-Wahidi An- Nasyabury, Asbâb an-Nuzul, Mawaqiu’Sy’ab, t-tp, tt, 191/157

58melakukan gencatan senjata (muhadanah) dengan pihak Quraisy.Akan tetapi, Ibn Katsir tidak menjelaskan adanya riwayat yangmenjadi sebab turunnya ayat tersebut.3Meskipun demikian, ayat ini tetap berlaku umum untuksasaran dakwah siapa saja, Muslim ataupun kafir, dan tidak hanyaberlaku khusus sesuai dengan asbab al-nuzul-nya (andaikataada asbab al-nuzul-nya). Sebab, ungkapan yang ada memberikanpengertian umum.4 Ini berdasarkan kaidah ushul:ِ ِ ِ ِ ِ َّ أ ِ ص السبَب َّ وص ُ ُ َن الْعْب َرَة ل ُع ُموم اللَّ ْفظ ََل ِب Artinya: “Yang menjadi patokan adalah keumuman ungkapan,bukan kekhususan sebab.”5Setelah kata ud‘u (serulah) tidak disebutkan siapa obyek(maf‘ûl bih)-nya. Ini adalah uslub (gaya pengungkapan) bahasaArab yang memberikan pengertian umum (li at-ta’mîm).6Dari segi siapa yang berdakwah, ayat ini juga berlaku umum.Meski ayat ini adalah perintah Allah kepada Rasulullah, perintahini juga berlaku untuk umat Islam.3Abu Al-Fida Ibn Umar Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al –Adzim, Tahqiqoleh Samy bin Muhammad Salamah, Dar at-Thoyyibah Linasyri Wa Tawji’, Madinah, 1420 H, 613/IV.4Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki, Zubdah al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân,tp, tt, t-tp, 12.5As Sarkhasy, Ushul As Sarkhasy, Mawaqi’u ya’sub, tt, t-tp, 164/I.6As Sarkhasy, Ushul As Sarkhasy, 164/I.

59C. Tafsir Q.S An-Nahl Ayat 1251.Tafsir Al-MisbahMenurut beliau, sementara ulama memahami bahwa ayatini menjelaskan tigamacammetodedakwahharus disesuaikandengan sasaran dakwah.yangTerhadapcendikiawan yang memiliki intelektual tinggi diperintahkanmenyampaikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialogdengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kmenerapkan mau’izhah, yakni memberikan nasihat danperumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan tarafpengetahuan mereka yang sederhana. Sedang terhadap Ahl alkitab dan penganut agama-agama lain yang di perintahkanmenggunakan jidal ahsan/ perdebatan dengan cara yangterbaik, yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas darikekerasan dan umpatan.7Selanjutnya beliau menjabarkan kata al-hikmah dalamayat tersebut, berikut ini penjabarannya.7M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian alQur’an, Cet. IV, Jilid. 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2011), 774.

60Kata ( )حكمة hikmah antara lain berarti yang paling utamadari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan. Iaadalah pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahanatau kekeliruan. Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu slahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besarserta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yangbesarataulebihkata hakamah, yangbesar. Maknaberarti kendali,iniditarikkarenadarikendalimenghalangi hewan/kendaraan mengarah ke arah yang tidak diinginkan atau menjadi liar. Memilih perbuatan yang terbaikdan sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih yangterbaikdansesuaidariduahalyangburukpundinamai hikmah, dan pelakunya dinamai hakim mpengaturannya, dialah yang wajar menyandang sifat ini ataudengan kata lain dia yang hakim. Thahir Ibn ‘Asyur menggarisbawahi bahwa hikmah adalah nama himpunan segala ucapanatau pengetahuan yang mengarah kepada perbaikan keadaandan kepercayaan manusia secara bersinambung. Thabathaba’i

61mengutip ar-Raghib al-Ashfihani yang menyatakan secarasingkatbahwa hikmahadalah sesuatuyangmengenakebenaran berdasar ilmu dan akal. Dengan demikian, menurutThabathaba’i, hikmah adalah argumen yang ndungkelemahan tidak juga kekaburan.8Berdasarkan teori di atas penulis dapat simpulkan bahwa,Hikmah adalah cara seseorang dalam berdakwah denganmateri yang bersumber dari al-Qur”an dan As-Sunnah yangmenghasilkan kebenaran yang tidak diragukan dalam isidakwahnya dan kemampuan berdakwah dengan melihatkondisi atau keadaan orang yang kita dakwahi. Sehingga apayang kita sampaikan sesuai dengan kebutuhan dan tingkatkecerdasan yang dimilikinya.Kemudian lebih lanjut beliau menjelaskan al-mau’izhah,berikut ini penjelasannya.Kata ( )الموعظة al-mau’izhah terambil dari kata ( )وعظ wa’azha yang berarti nasihat. Mau’izhah adalah uraian yangmenyentuh8hatiyangmengantarkebaikan.DemikianM. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian alQur’an, Cet. Ke-IV, Jilid. 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2011), 775.

62dikemukakan oleh banyak ulama. Sedang, kata ) )جادلهم jadilhum terambil dari kata ( )جدال jidal yang bermakna diskusiatau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitradiskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan, baik yangdipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya olehmitra bicara.9MenurutM.QuraishShihab, mau’izhah barudapatmengena hati sasaran bila apa yang disampaikan itu ampaikannya. Inilah yang bersifat hasanah. Kalau tidakdemikian, maka sebaliknya, yakni yang bersifat buruk, dan iniyang seharusnya dihindari.10Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwamau’izhah adalahbentuk berdakwah dengan memberikannasihat dan peringatan baik dan benar, perkataan yang lemahlembut, penuh dengan keikhlasan, menyentuh hati danmenggetarkan9jiwasasarandakwahuntukmenerima,M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian alQur’an, 775.10M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian alQur’an, Cet. Ke-IV, Jilid. 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2011), 776.

an.Mengenai jidal, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwajidal terdiri dari tiga macam. Pertama, jidal buruk yakni “yangdisampaikan dengan kasar, yang mengundang kemarahanlawan, serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak benar.“Kedua jidal baik yakni” yang disampaikan dengan sopanserta menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya yangdiakui oleh lawan. “Ketiga, jidal terbaik yakni “yangdisampaikan dengan baik dan dengan argumen yang benar lagimembungkam lawan”.11Sedangkan menurut Hamka, Jidal bahwasanya adalahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik, kalau telahterpaksatimbul perbantahan atau pertukaran fikiran, yangdizaman kita ini disebut polemic, ayat ini menyuruh agardalam hal yang demikian, kalau sudah tidak dapat dielakkanlagi, pilihlah jalan yang sebaik-baiknya. diantaranya adalahmemperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan11M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian alQur’an, 776.

64perasaan benci atau saying kepada pribadi orang yang tengahdiajak berbantah.12Berdasarkan teori di atas, penulis dapat menyimpulkanbahwa yang dimaksud jidal adalah memberi bantahan yangbaik dan halus tanpa menyakiti, serta dengan argumen yangbenar terhadap sasaran dakwah yang menentang dakwah kita.Dalam proses pendidikan, jidal di sini mengandung maknasebagai proses penyampaian materi melalui diskusi ataubertukar pikiran dengan menggunakan cara yang terbaik,sopan santun, saling menghormati dan menghargai serta tidakarogan.2.Tafsir Jalalain{ ك } دينه َ ّ { ادع } الناس يا حممد صلى اهلل عليه وسلم { إىل َسبِ ِيل َرب باحلكمة } بالقرآن { واملوعظة احلسنة } مواعظة أو القول الرقيق { وجادهلم ِ َح َس ُن } كالدعاء إىل اهلل بآياته والدعاء إىل ْ بالىت } أي اجملادلة اليت { ه َى أ ض َّل َعن َسبِيلِ ِه َو ُه َو أ َْعلَ ُم َ َّ حججه { إِ َّن َّرب َ ك ُه َو أ َْعلَ ُم } أي عامل { ِِبَن باملهتدين } فيجازيهم Artinya: “(Serulah) manusia, wahai Muhammad (ke jalanRabb mu) agama-Nya (dengan hikmah) yaitudengan Al-Qur’an (dan nasihat yang baik) yaitu121983), 321.Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu Ke-13-14 (Jakarta: Pustaka Panjimas,

65pelajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an ataunasihat-nasihat/perkataan yang halus (Danbantahlah mereka dengan sesuatu) yaitu denganbantahan (bantahan yang baik) yaitu menyerukepada Allah dengan ayat-ayat Allah dan menyerukepada dalil-dalilnya (sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui) yaitu yang mahamengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk)”.13Dalam ayat ini, Allah SWT memberikan pedoman kepadaRasul-Nya tentang cara mengajak manusia (dakwah) ke jalanAllah SWT. Jalan Allah di sini maksudnya ialah agama Allahyakni syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi MuhammadSAW. Allah SWT meletakkan dasar-dasar dakwah untukpegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengembantugas dakwah.Pertama, Allah SWT menjelaskan kepada Rasul-Nyabahwa sesungguhnya dakwah ini adalah dakwah untuk agamaAllah sebagai jalan menuju rida-Nya, bukan dakwah untukpribadi dai (yang berdakwah) ataupun untuk golongan dankaumnya. Rasul SAW diperintahkan untuk membawa manusiake jalan Allah dan untuk agama Allah semata.13Al-Alamah Jalaludin Muhammad bin Ahmad Al Mahalli dan SyeikhMutabahir Jalaludin Abdurrahman bin Abu Bakar Asy Suyuti, Kitab Jalalain(Surabaya: Darul Ilmi), 226.

66Kedua, Allah SWT menjelaskan kepada Rasul SAW agarberdakwah dengan hikmah.Ketiga, Allah SWT menjelaskan kepada Rasul agardakwah itu dijalankan dengan pengajaran yang baik, lemahlembut dan menyejukkan, sehingga dapat diterima denganbaik.Keempat, Allah SWT menjelaskan bahwa bila terjadiperdebatan dengan kaum musyrikin ataupun ahli kitab,hendaknya Rasul membantah mereka dengan cara yang baik. 14Penulis memaparkan bahwasanya Allah SWT menyerukepada Nabi Muhammad SAW untuk memerintahkan manusiaberdakwah menyebarkan agama Allah dengan cara hikmah,yaitu al-Qur’an. Makna nya adalah dengan tutur kata yanghalus , yang telah diperintahkan dalam al-Qur’an. Lalu dengancara pelajaran yang baik, maksudnya adalah pelajaran ataunasihat-nasihat yang terkandung dalam al-Qur’an untukmemgenai hati sasaran dakwah. Dan yang terakhir adalahmembantah dengan cara yang baik apabila sasaran dakwah14.Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: WidyaCahaya, 2011), 418.

67tidak puas atas argumen kita dengan ayat-ayat Allah atau dalildalil al-Qur’an untuk membungkam argumen sasaran dakwah.3.Tafsir Al MaragiTafsir ayat yang berbunyi: Hai rasul, serulah orang-orag yang kau diutus kepadamereka dengan cara, menyeru mereka kepada syari’atyangtelah digariskan oleh Allah bagi makhluk-Nya melalui wahyuyang diberikan kepadamu, dan membei mereka pelajaran danperingatan yang diletakkan di dalam kitab-Nya sebagai hujjahatas mereka, serta selalu diingatkan kepada mereka, sepertidiulang-ulang seperti di dalam surat ini. Dan bantahlah merekadengan bantaha yang lebih baik dari pada bantahan lainnya,seperti memberi maaf kepada mereka jika mereka mengotorikehormatanmu, serta bersikaplah lemah lembut sebagaimana firman Allah di dalam ayat lain.15. 15Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi (Semarang: CVToha Putra, 1994), 289.

68(٦٤ : ) العنكبوت Artinya: “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab,melainkan dengan cara yang paling baik, kecualidengan orang-orang zalim di antara mereka,.”(Q.S. Al-Ankabut: 46).16Dan firman-Nya kepada Musa da Harun ketika diutuskepada Fir’aun :(٦٦ : )طه Artinya: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengankata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan iaingat atau takut "(Q.S. Thaahaa : 44)17Kemudian Allah mengancam dan berjanji : Bahwasanya Tuhan engkau, mengetahui orang yangmenyimpang dari jalan yang lurus,, baik dari antara orangorang yang berselisih tentang hari Sabtu, maupun yangselainnya dan Allah SWT itu mengetahui orang yangmenjalani jalan yang lurus dari antara mereka. Dan Allah SWT16Tubagus Najib al-Bantani, Al-Qur’an Mushaf Al-Bantani (Serang:Majelis Ulama Indonesia Provinsi Banten, 2012), 402.17Tubagus Najib al-Bantani, Al-Qur’an Mushaf Al-Bantani (Serang:Majelis Ulama Indonesia Provinsi Banten, 2012), 314.

69akan memberi pembalasan kepada semua mereka di hari akhir,masing-masing menurut haknya. h dan berdebat, yaitu berdakwah dengan cara yangterbaik. Itulah kewajibanmu. Adapun pemberian petujuk danpenyesatan, serta pembalasan atas keduanya, diserahkankepada-Nya semata, bukan kepada selain-Nya. Sebab, Dialebih mengetahui tetang keadaan orang yang tidak maumeninggalkan kesesatan karena ikhtiarnya yang buruk, dantentang keadaan orang yang mngikuti petunjuk karena diamempunyai kesiapan yang baik. Apa yang digariskan Allahuntukmu di dalam berdakwah, itulah yang dituntut olehhikmah, dan itu telah cukup untuk memberikan tamenghilangkan uzur orang-orang yang sesat.19Mengenai penerapan tiga metode yang terdapat dalamsurah al-Nahl ayat 125 diatas, telah dikemukakan bahwasementara ulama membagi ketiga metode ini sesuai dengan18Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid AnNur, Cet Ke-II (Jakarta: PT. Pustaka Rizki Putra Semarang, 1995), 2219.19Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi (Semarang: CVToha Putra, 1994), 290-291.

70tingkat kecerdasan sasaran dakwah. Yakni cendikiawan diajakdengan hikmah. Adapun orang awam, mereka disentuh denganmau’izhah. Sedang,penganutagamalaindenganjidal. Menurut M. Quraish Shihab pendapat ini tidakdisepakati oleh ulama’. Ia mengutip pendapat Thabathaba’i,salah seorang ulama’ yang menolak penerapan metode dakwahitu terhadap tingkat kecerdasan sasaran, berikut ini pendapatThabathaba’i.Bisasajaketigacara ini dipakaidalamsatusituasi/sasaran, dikali lain hanya dua cara, atau satu masingmasing sesuai sasaran yang di hadapi. Bisa saja cendikiawantersentuh oleh mau’izhah, dan tidak mustahil pula orang-orangawam memperoleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik.20M. Quraish Shihab juga mengutip pendapat Thahir Ibn‘Asyur yang juga berpendapat serupa dengan Thabathaba’i.Thahir Ibn ‘Asyur menyatakan bahwa: jidal adalah bagian darihikmahdanmau’izhah. Hanyasaja,tulisnya,karenatujuan jidal adalah meluruskan tingkah laku atau pendapatsehingga sasaran yang dihadapi menerima kebenaran, kendati20M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian alQur’an, Cet. Ke-IV, Jilid. 6 (Jakarta: Lentera Hati, 2011), 777.

71ia tidak terlepas dari hikmah atau mau’izhah, ayat duanya guna mengingat tujuan dari jidal itu.21Oleh sebab itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalammenyampaikan dakwah hendaklah menggunakan metode yangterbaik, bersikaplah lemah lembut dengan menyampaikankata-kata yang baik tanpa harus menyakiti perasaannya.Adapun tanggapan dari mereka yang menyakiti hati kita, kitaserahkan semuanya kepada Allah SWT.Penulis juga dapat menyimpulkan bahwa penerapan 3metode tersebut tidak harus diterapkan berdasarkan tingkatkecerdasan saja. Akan tetapi harus diterapkan secaraberdampingan guna ketika kita menggunakan jidal untukmembantah bantahan sasaran dakwah, kita tidak melupakanhikmah dan mau’izhah itu sendiri.D. Analisis Tafsir Q.S An-Nahl Ayat 125Dari interpretasi ahli tafsir di atas, dapat dipahami bahwa ayatini terdapat kata kunci sebagai berikut:21M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian alQur’an, Cet. Ke-IV, 777.

72Hikmah, yaitu dialog dengan menggunakan kata-kata yangbenar, bijak, lembut, sopan, memudahkan, disertai dengan dalildalil yang kuat (ilmiah dan logis) dan perumpamaann yang dapatmeresap dalam diri atau dapat mempengaruhi jiwa peserta didik.Sehingga mereka dapat mengaplikasikan sikap-sikap positif yangbisa membawa maslahat bagi hidupnya. Di samping itu, hikmahdiartikan dengan seuatu yang diturunkan dan berasal dari NabiMuhammad SAW. yaitu al-Quran dan as-sunnah.Hal ini mempertegas dan memperjelas, bahwa hikmah harusbersih dari sesutau yang bersifat negatif. Sebab al-Qur’an dan assunnah merupakan simbol dari segala sesuatu yang bersifat positifdan kemaslahatan. Hikmah ini dapat diaplikasikan ketika sedangmelakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sebelummemulai pelajaran seorang pendidik harus memberikan kata-katayang bijak, lembut, sopan dan dapat dimengerti dengan baiksehingga peserta didik terbuka pikirannya untuk mengikutipelajaran yang diberikan oleh gurunya. Contoh lainnya adalahketika seorang guru menghadapi murid yang keras, tidak bisadiatur maka seorang guru harus lebih menitikberatkan pada katakata yang bijak dan lembut dibandingkan dengan tindakan karena

73kekerasan tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan pula. Seorangpendidik harus dapat menyentuh hati seorang murid dengan katakata bijak dan lembut. Dengan menggunakan hikmah ini akanmembuatmurid tersadar dengan perilakunyasebab padahakikatnya manusia adalah makhluk fitrah. Ia akan menerima katakata dari seorang guru yang penuh dengan hikmah.Mau’izhah, yaitu nasehat-nasehat yang lemah lembut lagibenar, ajakan pada suatu hal yang positif atau memberi pelajarandan peringatan dengan dalil-dalil (argumentasi) yang dapatditerima oleh akal atau kemampuan peserta didik, disertaiketeladanan dari yang menyampaikan. Ada suatu hal yang ikamenggunakan mau’izhah ini, yaitu adanya ketauladanan, artinyaada kesesuaian antara yang ia sampaikan dengan prilakunya seharihari. Sebab ketika ada seorang guru yang menggunakanmau’izhah, tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan perilakunya,maka jangan berharap banyak terhadap perubahan perilaku pesertadidiknya. Sebagai mana yang dikatakan M. Quraish shihab, metode

74ini baru dapat mengena hati sasaran bila ucapan yang disampaikanitu disertai dengan pengamalan dan keteladanan dari pendidik.22Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat As-Shaf ayat 2-3: )٢( (٣-٢ : ) )الصف ٣( Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamumengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amatbesar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakanapa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (As-Shaf: 2-3)23Berdasarkan pengertian ayat tersebut dapat dipahami bahwaseorang pendidik ketika menyampaikan sesuatu kepada pesertadidiknya, harus terlebih dahulu mampu mengerjakan ataumengamalkannya. Terutama sesuatu yang disampaikan terkaitdengan masalah agama dan nilai-nilai kebaikan. Sebab ketika apayang ia sampaikan belum diamalkan, sungguh Allah SWT amatbenci terhadap pendidik yang demikian.Di samping itu peserta didik akan menjadi ragu dengankebenaran ilmu yang disampaikan oleh pendidik. Salah satu contoh22M. Quraish Shihab, Tafsir Al-M

B. Asbab al-Nuzul Q.S An-Nahl Ayat 125 Para mufasir berbeda pendapat seputar asbab al-nuzul (latar belakang turunnya) ayat ini. Al-Wahidi menerangkan bahwa ayat ini turun setelah Rasulullah SAW menyaksikan jenazah 70 sahabat yang syahid dalam Perang Uhud, termasuk Hamzah, paman

Related Documents:

Grade TEKS Third Grade TEKS Fourth Grade TEKS Fifth Grade TEKS Sixth Grade TEKS Seventh Grade TEKS Eighth Grade K.1 The student conducts classroom and outdoor . practice appropriate use and conservation of resources, including disposal, reuse, or recycling of materials 7.1B practice appropriate use and conservation of

Kata kunci: Asbab al-Nuzul, Tafsir Mara h Labi d, Kualitas. Tafsir Mara h Labi d merupakan salah satu kitab tafsir karya ulama Nusantara yakni Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani. Dalam upaya menafsirkan ayat al-Qur‟an bila terdapat riwayat asbab al-nuzul Syekh Nawawi al-Bantani hampir selalu mencantumkan riwayat asbab al-nuzul.

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

BAB 1 Akuntansi Keuangan & Standar Akuntansi Keuangan 1 BAB 2 Laporan Laba Rugi, Neraca dan Arus Kas 11 BAB 3 Pengawasan Terhadap Kas 25 BAB 4 P i u t a n g 33 BAB 5 Wesel dan Promes 47 BAB 6 Persediaan Barang Dagang 53 BAB 7 Penilaian Persediaan Berdasarkan Selain Harga Pokok 71 BAB 8 Amortisasi Aktiva Tak Berwujud 81 . Modul Akuntansi Keuangan 1 Dy Ilham Satria 1 1 AKUNTANSI KEUANGAN DAN .

Affected Publication: API Recommended Practice 2GEO/ISO 19901-4, Geotechnical and Foundation Design Considerations, 1st Edition, April 2011 ADDENDUM 1 Page 1, 1 Scope, replace the final bullet, and insert an additional bullet as follows: design of pile foundations, and soil-structure interaction for risers, flowlines, and auxiliary subsea structures. Page 1, 2 Normative References .