BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teoritik 1. Konsep .

3y ago
25 Views
2 Downloads
590.63 KB
30 Pages
Last View : 6d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Baylee Stein
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Kerangka Teoritik1. Konsep Pendidikan Karaktera. Pendidikan Karakter (Education of Character)Kata pendidikan berasal dari kata “didik” denganawalan “pe” dan akhiran “an” mengandung arti perbuatan.Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalahsebuah bimbingan yang dilakukan secara sadar olehpendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani pesertadidik. 6 Pendidikan karakter berasal dari bahasa Yunani“charassein“ yang berarti barang atau alat untuk menggores,yang kemudian dipahami sebagai stempel. Jadi, karakter itusifat-sifat yang melekat pada diri seseorang. 7Pendidikan karakter merupakan usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan idikdirinyasecarauntukaktifmemilikikepribadian, akhlak mulia dan budi pekerti sehingga karakterini terbentuk dan menjadi ciri khas peserta didik. Dengan6Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman danTaqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 81.7Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruksivismedan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 76.11

pendidikan karakter ini, akan membawa peserta didik kepadapengenalan secara kognitif, penghayatan nilai secara afektifdan akhirnya menuju pengalaman nilai secara nyata.Pendidikan karakter ialah usaha untuk mendidik anakanak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak danmempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehinggamereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepadalingkungannya.8Berikut kutipan teori dari beberapa tokoh tentangdefinisi pendidikan karakter:1) Menurut ZubaediPendidikan karakter adalah pengembangan nilainilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologibangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yangterumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. 92) Menurut Nurul ZuriahPendidikan karakter sama dengan pendidikan budipekerti. Seseorang dikatakan berkarakter jika telah8Dharma Kesuma dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori danPraktik di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.5.9Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinyadalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),hlm 73.12

berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendakimasyarakat.103) Menurut Thomas LickonaPendidikan karakter sesuai dengan pendidikannilai. Pendidikan karakter terdiri atas nilai operatif, nilainilai yang berfungsi dalam praktek. Karakter yang baikterdiriatasmengetahuikebaikan,kebaikan, dan melakukan kebaikan.4) pendidikan karakter dikutip dari Ratna Megawangi(2004:95)Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh paratokoh, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karaktermengandung makna yang sederhana namun kompleks.Makna sederhana dari pendidikan karakter ialah suatu nilaiyang ditanamkan kepada peserta didik terutama dilingkungan sekolah yang tujuannya agar peserta didik dapatmemahami mana yang baik dan mana yang buruk. Sehinggadengan penanaman nilai yang luhur, mereka dapatberperilaku santun dan berkarakter.10Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam PerspektifPerubahan, hlm. 19.11Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap MendidikSiswa menjadi Pintar dan Baik, (terj. Lita S), (Bandung: Nusa Media, 2014),hlm. 72.13

Seorang individu dikatakan mempunyai kepribadianbaik, maka ia harus menampilkan tidakan-tindakan terpujisebagai manifestasi dari sifat-sifat kepribadiannya yangpositif. Sebaliknya, perilaku dan perbuatan seseorang yangburuk lahir dari sifat kepribadian yang buruk juga. Sejumlahsifat kepribadian menurut psikologi merupakan sifat-sifatyang positif bagi perilaku peserta didik sehari-hari. Adabeberapa bentuk proses untuk membentuk akhlak baik,antara lain:121) Melalui pemahaman (ilmu)2) Melalui pembiasaan (amal)3) Melalui teladan yang baik (uswah hasanah)Dapat disimpulkan bahwa melalui ketiga proses ngkinkan siswa secara efektif siswa dapat menyerapdan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru disekolah. Melalui pembiasaan dan uswah lah yang menjadikunci yang sangat efektif dalam penerapan akhlakul karimahkepada siswa.b. Pendidikan KeagamaanDari segi bahasa, agama berasal dari bahasa arab “addin” dan dalam bahasa latin berasal dari kata “religare”yang berarti mengikat. Pengertian etimologis dari kata12Mohammad Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, (Semarang: RaSAILMedia Group, 2010), hlm. 36-41.14

agama mengandung arti mendasar yang dimiliki olehberbagai agama, bahwa agama adalah sebuah jalan. annya di dunia ini, jalan yang mendatangkankehidupan yang teratur, aman, tentram dan sejahterasebagaimana makna umum yang ada pada berbagai agama. 13Menurut Harun Nasution, agama berasal dari bahasasansekerta, kata tersebut tersusun dari dua kata, a tidak dangam pergi, jadi agama berarti tidak pergi atau diwarisi ictionary of American English”, kata religi diterangkansebagai berikut: “Belief in and worship of God or the SuperNatural” (Kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhanatau kepada Yang Maha Mengetahui) 15.Selanjutnya, pengertian agama secara terminologismenurut beberapa tokoh ahli sebagai berikut:1) Emile DurkheimAgama adalah suatu kesatuan sistem kepercayaandan pengalaman terhadap suatu yang sakral kemudian13Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: PrenadaMedia, 2005), hlm. 34.14Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 1998), hlm. 9.15Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1989), hlm.60.15

kepercayaan dan pengalaman tersebut menyatu kedalamsuatu komunitas moral2) Para ‘alim ulamaAgama sebagai undang-undang kebutuhan manusiadari Tuhannya yang mendorong mereka untuk berusahaagar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat3) Harun NasutionAgama ialah suatu ikatan yang harus dipegang dandipatuhi manusia. Ikatan itu berasal dari suatu kekuatanyang lebih tinggi dari manusia, suatu kekuatan ghaibyang tak dapat ditangkap oleh panca indera.16Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkanbahwa agama merupakan sebuah keyakinan hakiki yangberisikan sebuah hubungan yang mutlak, sebuah hubunganyang tidak dapat di ganggu gugat. Hubungan itu meliputihubungan antara manusia dengan Tuhan (hablum minallah),hubungan manusia dengan sesama (hablum minannas) danhubungan manusia dengan alam (hablum minal pokan dalam tiga aspek antara lain:1) Hubungan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa(Hablum minallah)1716Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, hlm. 10.17Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinyadalam Lembaga Pendidikan , hlm. 85-86.16

Berhubungan dengan Tuhan dan meminta tolongkepada Tuhan. Dalam Q.S Al-Fathihah ayat ke 5 yangberbunyi: Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepadaEngkaulah kami meminta pertolongan. (QS. AlFathihah/1:5)18Dari ayat di atas mengindikasikan bahwasanyahanya kepada Allah lah kita beribadah dan memintapertolongan di waktu sulit maupun luang. Ibadah adalahperasaan merendahkan diri yang lahir dari hati nuranisebagai akibat perasaan mengagungkan yang disembah,di samping dengan keyakinan bahwa yang disembah itumempunyai kekuasaan yang pada hakekatnya tidak bisadijangkau oleh kemampuan akal manusia. 19Dalam QS. Al-Anfal/8: 20 yang berbunyi: 18Departemen Agama RI, Al-Qur’anulKarim terjemah perkata typehijaz, hlm. 1.Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi Jilid 1, Jilid I, ترجمة . Bahrun Abu Bakar Lc., dkk, (Semarang: Karya Toha Putra, 1987)19hlm. 43.17

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah danRasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya,sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya). (QS.Al-Anfaal/8: 20) 20Ayatdiatasmerupakanmanifestasibentukpendidikan akhlak terhadap Allah dan Rasul-Nya untuksenantiasa beriman, taat dan patuh terhadap apa yangdiperintahkan-Nya serta menjauhi apa saja yang dilarangNya. Ayat diatas memberikan pendidikan yang dalambagi kaum muslim khususnya bagi para pelajar, untukmeyakini bahwa dengan selalu menjalankan perintah-Nyadan menjauhi larangan-Nya, akan melahirkan pribadimuslim yang cerdas dan berakhlakul karimah. 21Pendidikan akhlak ini merupakan sebuah nai akhlak dan kecerdasan berfikir yang baik.Melalui pendidikan akhlak ini, manusia dimuliakan olehAllahdenganakal,sehinggamanusiamampumengemban tugas kekhalifahan dengan baik dan benar.2220Departemen Agama RI, Al-Qur’anulKarim terjemah perkata typehijaz, hlm. 179.21Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis al-Qur’an,(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 86.22Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis al-Qur’an, hlm. 63-65.18

2) Hubungan manusia terhadap sesama manusia (Hablumminannas)23Akhlak terhadap manusia mencakup beberapaaspek cakupan; akhlak terhadap orang tua, akhlakterhadap saudara, akhlak terhadap tetangga, dan akhlakterhadap lingkungan sekitar. Oleh karenanya wajibhukumnya (fardlu‘ain) untuk menghormati dan mencintaikedua orang tua, sama halnya dengan akhlak terhadapsaudara dan tetangga. Kita senantiasa menjaga talisilaturahim dan selalumenjagakomunikasi sertahubungan yang baik terhadap saudara maupun tetangga.3) Hubungan manusia terhadap alam sekitar24 (Hablumminal ‘alam)Akhlak manusia terhadap alam bukan sekedarhanya semata-mata untuk kepentingan alam saja, namunjauh dari itu untuk memelihara, melestarikan alam, danmemakmurkan manusia. Alam dalam konteks inidipahami sebagai segala sesuatu yang ada di langit dan dibumi. Hubungan antara manusia dan alam bukanmerupakan hubungan antara tuan dan hamba, tetapihubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada AllahS.W.T23Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinyadalam Lembaga Pendidikan, hlm. 89-90.24Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinyadalam Lembaga Pendidikan, hlm. 92.19

c. Pendidikan karakter keagamaanMenurut Ahmad D. Marimba, pendidikan karakterkeagamaan adalah pendidikan karakter yang bernuansaislami dalam bentuk bimbingan jasmani dan tuknya kepribadian menurut sudut pandang Islam. 25Pendidikan karakter keagamaan merupakan misi utamapendidikan Islam dan terwujudnya sebuah karakter yangtidak lepas dari proses pendidikan.Pendidikan karakter keagamaan salah satu aspek dasardaripada pendidikan nasional Indonesia. Dengan demikian,strategi pendidikan karakter keagamaan di semua lingkunganpendidikan tidak hanya bertugas memotivasi kehidupan danmengeliminasi dampak negatif, namun juga ia mampumenginternalisasikan nilai-nilai dasar yang bersifat absolutdari Tuhan ke dalam tubuh manusia.26Posisi pendidikan karakter keagamaan sebagai prosesbudaya untuk meningkatkan harkat dan martabat sertakualitas hidup manusia berlangsung secara integralistikmendasari bidang-bidang studi lainnya.2725Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman danTaqwa, hlm. 82.26Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. BumiAksara, 2003), hal. 140.27Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, hal. 145.20

sikan nilai-nilai keagamaan yang berpusatpada kemampuan efektif emosional, sehingga sumberkekuatan keimanan dan ketakwaan bermukin di gerakan intelektualitas yang berpusat di dalam rasiosehingga mampu mengembangkan kemampuan kognitifuntuk menggali kebenaran adanya Allah S.W.T.d. Tujuan Pendidikan Karakter ningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusiayang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur, berkepribadian, disiplin, dan tanggungjawab. Dalam Undang-Undang no.20 tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional pasal 3, menyebutkan bahwapendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuandan membentuk karakter serta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadiwarga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.28Novan Ardy Wiyani,Taqwa, hlm. 2.28Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan21

Selanjutnya, dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesiasebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 2/89Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas ngembangkan manusia Indonesia seutuhnya. 29Manusia Indonesia seutuhnya yang dimaksudkanantara lain bercirikan, beriman dan bertakwa pada TuhanYang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memilikipengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani,kepribadian yang mantab dan mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Dapat disimpulkan dari keterangan UU No.20 tahun2003 dan Sisdiknas bahwa fungsi dari pendidikan nasionalialah mengembangkan dan membentuk karakter pada dirisetiap siswa. Sementara tujuannya ialah mengembangkanpotensi yang ada pada diri siswa yang berlandaskankeimanan kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia.2. Nilai dalam Pendidikan Karakter Keagamaana. Konsep Nilai punyai arti berguna, mampu, dan berdaya, sehingganilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik,29Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam PerspektifPerubahan , hlm. 159.22

.30 Target pendidikan nilai moral secara sosial ialahmembangun kesadaran interpersonal yang mendalam.Peserta didik dibimbing untuk mampu menjalin hubungansosial secara harmonis dengan orang lain melalui sikap danperilaku yang baik.31Daniel Goleman yang terkenal dengan bukunyaMultiple Intelligences dan Emosional Intelligences endidikan nilai, yang mencakup sembilan nilai dasar yangsaling terkait, yaitu:321) Responsibility (tanggung jawab)2) Respect (rasa hormat)3) Fairness (keadilan)4) Courage (keberanian)5) Honesty (kejujuran)6) Citizenship (rasa kebangsaan)7) Self-discipline (disiplin diri)8) Caring (sikap arakter:Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif,hlm. 56.31Maskudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomik, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 61.32Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruksivismedan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, hlm. 79-80.23

9) Persevrance (ketekunan)Dapat diambil kesimpulan, bahwa kesembilan nilaidasar di atas merupakan manifestasi nilai pendidikankarakter yang senantiasa ditanamkan pada diri siswa. Tujuannya tak lain ialah untuk membentuk dan menanamkan kesembilan nilai dasar tersebut dapat tumbuh dalam dirisetiap siswa, maka siswa akan memiliki akhlak yang baikserta berbudi luhur.b. Deskripsi Nilai Karakter atak-watak dasarmisiuntukyang seharusnyadimiliki oleh peserta didik. Penghargaan (respect) dantanggung jawab (responsibility) merupakan dua nilai moralyang harus diajarkan oleh sekolah. Nilai-nilai yangdikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesiadiidentifikasi berasal dari empat sumber:331) Agama2) Pancasila3) Budaya4) Tujuan pendidikan nasional33Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinyadalam Lembaga Pendidikan , hlm. 72-74.24

Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut, berikutdeskripsi nilai pendidikan karakter:34a) Religious: Sikap dan perilaku yang patuh dalammelaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleranterhadap ibadah agama lain, dan hidup rukun terhadappemeluk agama lainb) Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikandirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalamperkataan, tindakan dan pekerjaanc) Toleransi:Sikapdantindakanyangmenghargaiperbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dantindakan orang lain yang berbeda dari dirinyad) Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib danpatuh pada berbagai ketentuan dan peraturane) Tanggung jawab: Sikap dan perilaku seseorang untukmelaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnyadilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang MahaEsa.f) Kerja Keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dantugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya34Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinyadalam Lembaga Pendidikan , hlm. 75-76.25

g) an cara atau hasil baru dari sesuatu yang telahdimilikih) Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantungpada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasi) Demokratis: Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yangmenilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lainj) Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak danberwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dannegara diatas kepentingan diri dan kelompoknyak) Cinta Tanah Air: Cara berpikir, bersikap dan hargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkunganfisik/sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsal) Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasasenang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan oranglainDari ke-12 deskripsi nilai karakter diatas, dapatdiambil beberapa nilai untuk diterapkan pada diri siswa.Pada umumnya nilai yang sering digunakan sekolah antaralain: religius, jujur, disiplin dan tanggung jawab. Keempatnilai dasar tersebut merupakan manifestasi dari penerapanpendidikan karakter di lingkungan sekolah. Diharapkandengan penanaman sikap religius, jujur, disiplin dantanggung jawab dapat membentuk sikap akhlakul karimah26

guna bekal peserta didik terjun di dalam lingkunganmasyarakat.c. Pendidikan Karakter di SekolahMembina dan mendidik akhlak kepada peserta didik,dalam arti untuk membentuk karakter baik, maka perludibina dan dilatih karakternya melalui pembiasaan mandiri,sopan santun, kreatif, rajin dan tanggung jawab.35 Karaktererat kaitannya dengan kekuatan moral, jadi orang yangberkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moralpositif. Dengan demikian, pendidikan karakter, secaraimplisit mengandung arti membangun perilaku yang didasaridengan dimensi moral yang n kultur akhlak mulia, perlu diperhatikanbeberapa prinsip-prinsip berikut:1) Sekolah/Madrasah sebaiknya merumuskan visi, misi, dantujuan sekolah yang secara tegas menyebutkan keinginanterwujudnya kultur dan karakter mulia di madrasah2) Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan diatas, madrasahharus mengintegrasikan nilai-nilai ajaran agama dannilai-nilai karakter mulia dalam segala aspek kehidupanbagi peserta didik35Suyanto, Model Pembinaan Pendidikan Karakter di LingkunganSekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Dasar dan MenengahKementrian Pendidikan Nasional, 2010), hlm. 54.27

3) Sekolah/Madrasah secara khusus menentukan kebijakankebijakan yang mengarah pada pembangunan kulturmulia bagi para peserta didik, seperti wajib sholat wajibberjama’ah, sholat Jum’at, sholat dhuha, dsb.4) Nilai-nilai humanisme, toleransi, sopan santun, disiplin,jujur, mandiri, tanggung jawab, sabar, empati dan salingmenghargai perlu ditanamkan tatkala peserta didik beradadi lingkungan sekolah.Dengan merumuskan keempat prinsip diatas, makasekolah akan secara maksimal dapat mengembangkan danmenumbuhkan nilai-nilai karakter ke dalam diri siswa.Melalui visi misi yang dicanangkan sekolah, dan melaluisuatu pembiasaan sholat berjama’ah maupun pembiasaanyang bersifat positif, akan menjadikan siswa

23Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, hlm. 89-90. 24Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, hlm. 92.

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis