ANALISIS KESEHATAN PADA BMT SURYA ABADI JENANGAN PONOROGO .

3y ago
36 Views
2 Downloads
1.72 MB
78 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Konnor Frawley
Transcription

ANALISIS KESEHATAN PADA BMT SURYA ABADI JENANGANPONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE2015-2017SKRIPSIOleh:SISKA TRIANA AGUSTIANIM: 210214291Pembimbing:AGUNG EKO PURWANA, MSINIP. 197109232000031002JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI’AHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO2018

ABSTRAKAgustia, Siska Triana, 2018. Analisis Kesehatan Pada BMT Surya Abadi JenanganPonorogo Dengan Menggunakan Metode RGEC Periode 2015-2017. Skripsi.Fakultas Syariah Jurusan Muamalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Ponorogo. Pembimbing Agung Eko Purwana, M.S.I.Kata kunci: Kesehatan BMT, Risk Profile, Earning, CapitalBMT merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Dalam duniakeuangan, sebuah kelangsungan usaha yang baik dapat dilihat dari kemampuanusahanya. Begitu juga BMT untuk mengetahui kelangsungan usahanya perlu diukurtingkat kesehatannya, karena BMT merupakan sebuah lembaga keuangan pendukungkegiatan ekonomi rakyat. Metode yang digunakan untuk menilai kesehatan yaitudengan menggunakan metode Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning,dan Capital (RGEC). Dalam penelitian ini yang diteliti kesehatannya yaitu BMTSurya Abadi Jenangan Ponorogo karena tujuan awal didirikannya yaitu untukmembantu masyarakat Muhammadiyah di Jenangan yang berada pada tingkatekonomi menengah kebawah dengan skala usaha yang masih kecil dan menengah,namun saat ini BMT telah melakukan perkembangan yaitu dengan menjalinkerjasama dengan sekolah MTs dan SMK Muhammadiyah Jenangan. Selain itudimungkinkan BMT Surya Abadi dalam keadaan tidak sehat.Untuk itu peneliti ingin meneliti dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1)Bagaimana tingkat kesehatan BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo periode 20152017 di ukur dari faktor Risk Profile (Profil Resiko)? 2) Bagaimana tingkat kesehatanBMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo periode 2015-2017 di ukur dari faktorEarning (Rentabilitas)? 3) Bagaimana tingkat kesehatan BMT Surya Abadi JenanganPonorogo periode 2015-2017 di ukur dari faktor Capital (Permodalan)?Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) denganpendekatan kualitatif deskriptif. Data yang digunakan yaitu berasal dari laporan akhirtahun dan wawancara dengan pihak BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo.Hasil analisis kesehatan BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo denganmetode RGEC diukur dari tingkat Risk Profile (Profil resiko)pada periode 2015adalah “Cukup Memadai”, periode 2016 adalah “Cukup Memadai”, dan periode 2017adalah “Memadai”. Tingkat Earning (Rentabilitas) pada periode 2015, 2016, dan2017 secara berturut-turut dalam kategori “Sangat Sehat”. Tingkat Capital(Permodalan) pada periode 2015, 2016, 2017 adalah “Sangat Sehat”.

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahBerdasarkan sistem ajaran Islam, terlihat bahwa sistem muamalah dalamIslam meliputi berbagai aspek ajaran, diantaranya yaitu urusan lembagakeuangan, dimana lembaga keuangan diadakan dalam rangka untuk mewadahiaktifitas konsumsi, simpanan, dan invesatasi. 1 Lembaga keuangan telah berperansangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industrimodern.2Di indonesia salah satu lembaga keuangan selain lembaga perbankan yaitulembaga keuangan di luar perbankan. Lembaga ini sama-sama memiliki misikeutamaan yang jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah Islam, hanyaproduk dan manejemennya sedikit berbeda dengan industri perbankan. Salah satulembaga non perbankan yaitu Bayt al-Ma l wa al-Tamwi l.BMT sebagai lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari masyarakat secaraluas, tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama. Semua komponenmasyarakat dapat berperan aktif dalam membangun sebuah sistem keuanganyang lebih adil dan yang lebih penting mampu menjangkau lapisan pengusahakecil sekalipun. Peran BMT dalam menumbuhkembangkan usaha mikro dan12Jeni Susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah (Malang: EmpatDua, 2016), 1.Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (Yogyakarta: UII Press, 2004), 51.

kecil di lingkungannnya merupakan sumbangan yang sangat berarti bagipembagunan nasional. Bank yang diharapkan mampu menjadi perantarakeuangan ternyata hanya mampu bermain pada level menegah atas. 3Adapun tujuan didirikan Bayt al-Ma l wa al-Tamwi l (BMT) adalahmeningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota padakhususnya dan masyarakat pada umumnya. 4 BMT berorientasi pada upayapeningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat, diharapkan dengan menjadianggota BMT, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup melalui usahanya. 5BMT memiliki visi yaitu upaya untuk mewujudkan BMT menjadi lembagayang mampumeningkatkan kualitas ibadah para anggotanya maupunmasyarakat, sedangkan misi dari BMT yaitu membangun dan katmadaniyangadilberkemakmuran, berkesejahteraan, serta berkeadilan berdasarkan syariah danridha Allah SWT.6Keberadaan BMT memilki dua fungsi utama yaitu pertama BMT berfungsimenerima titipan zakat, infak, dan sedekah serta menyalurkannya sesuai denganperaturan dan amanatnya. Fungsi kedua mengembangkan kegiatan usaha-usahaproduktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomipengusaha kecil yang bersifat produktif layaknya bank, pada fungsi ini dapat3Ibid., 72-73.M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik (Bandung: CVPustaka Setia, 2015), 393.5Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah: Dalam prespektif Kewenangan Peradilan Agama(Jakarta: Kencana, 2012), 354.6Ibid., 361-362.4

dipahami bahwa selain sebagai lembaga keuangan, BMT juga berfungsi sebagailembaga ekonomi. 7 BMT didirikan dengan berasaskan pada Pancasila dan UUD1945 serta berlandaskan prinsip syariahIslam, keimanan, keterpaduan (ka ffah),kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemadirian dan profesionalisme. 8Keberadaan Bayt al-Ma l wa al-Tamwi l (BMT) sebagai lembaga keuanganmikro syariah mengalami perkembangan yang dinamis. Pada pertengahan tahun1990-an jumlah BMT mencapai 3000 unit. Namun, pada bulan desember 2005,jumlah BMT yang aktif diperkirakan mencapai 2.017 unit. Menurut perkiraanPusat Inkubasi Usaha Kecil (Pinbuk), sampai dengan pertengahan tahun 2006,diperkirakan julmah BMT mengalami peningkatan kembali hingga mencapaisekitar 3200 unit.9BMT sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah, kedudukannya sejajardengan koperasi. BMT merupakan bentuk badan usaha yang berbadan hukumkoperasi sehingga BMT sama-sama berdiri di bawah naungan Dinas koperasi,namun secara operasionalnya BMT dijalankan berdasarkan prinsip syariah, halinilah yang membedakan BMT dengan koperasi. 10Dalam dunia keuangan, sebuah kelangsungan usaha yang baik tersebut dapatdilihat dari kemampuan usahanya. Apakah usaha tersebut berjalan dengan baik7M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi, 392.Ridwan, Manajemen, 129.9Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung: Alfabeta,2014), 22.10Elfa Murdiana, Menggagas Payung Hukum Baitul Maal Wattamwil (BMT) SeabagaiKoperasi Syariah dalam bingkai IUS Constituendum, Jurnal Penelitian, Vol 10, No 2, (2016), 273274.8

atau tidak, dengan kata lain lembaga tersebut mampu untuk menjagaeksistensinya dalam usahanya yang biasa disebut dengan kesehatan, dimanadalam setiap pergerakannya dilakukan dengan sistem yang telah ditentukan.Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinyadengan baik. Untuk menjaga fungsinya dengan baik maka bank harusmempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikeloladengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkankeuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, danmemelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. 11Begitu juga dengan BMT perlu diukur tingkat kesehatannya yang dapat ,keberhasilan,keberlangsungan usaha, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.Sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatannya karena BMT merupakansebuah lembaga keuangan pendukung kegiatan ekonomi rakyat.12Salah satu metode yang digunakan untuk menilai kesehatan yaitu denganmenggunakan metode Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, danSensitivity to Market Risk (CAMELS), tetapi pada tahun 2011 Bank odCorporateGovernance, Earning, dan Capital (RGEC).Berdasarkan pengaturan tingkatkesehatan bank diuraikan pada PBI No. 13/01/PBI/2011 tentang /01/15/kesehatan-bank(diakses 11 Juli 2018, jam12M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi, 405.09.23).

Tingkat Kesehatan Bank Umum, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.8/POJK.03/2014 tentang penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah danUnit Usaha Syariah, yang menjadi tolak ukur penilaian tingkat kesehatan yaitufaktor Risk Profile, Good Corporate Governance (GCG), Earning, dan Capital.13Salah satu keunggulan metode RGEC dibandingkan dengan metode CAMELSyaitu terletak pada perhitungan profil risiko, pada metode RGEC menggunakandua dimensi penilaian yaitu penilaian risiko inheren dan penilaian kualitaspenerepan manajemen risiko.14Menghadapi persaingan di sektor lembaga keuangan yang semakin ketat,kepercayaan diri masyarakat dan investor merupakan salah satu kunci suksesyang mendorong kemajuan perusahaan. Seperti halnya BMT Surya AbadiJenangan terus melakukan evaluasi untuk mengembangkan visi agar tercapaidengan baik, maka dengan seiring berjalannya waktu mengukur tingkatkesehatan BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo sangat diperlukan serta untukmedorong pihak BMT lebih meningkatkan tingkat kesehatannya menjadi lebihbaik sehingga berbagai macam risiko yang dihadapi dapat dihindari.Peneliti tertarik untuk mengukur tingkat kesehatan BMT Surya AbadiJenangan Ponorogo yang telah berdiri sejak tahun 1997 berdasarkan atasprakarsa dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majelis Ekonomi Ponorogo13Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2016), an-bank-rgec-risk-profile.html(diakses 23 Mei2018, jam 16.13).

bekerja sama dengan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, dan mulaiberbadan hukum koperasi dengan NO.031/BH/KDK.13.25/XII/2000 sejak tahun2000 dan namanya berganti menjadi KSP BMT Surya Abadi.BMT Surya Abadidipilih karena tujuan awal didirikannya yaitu untuk membantu masyarakatMuhammadiyah di Jenangan yang berada pada tingkat ekonomi menengahkebawah dengan skala usaha yang masih kecil dan menengah, namun saat iniBMT telah melakukan perkembangan yaitu dengan menjalin kerjasama dengansekolah MTs dan SMK Muhammadiyah Jenangan. Selain itu dimungkinkanBMT Surya Abadi dalam keadaan tidak sehat,15 sehingga penting untukmengukur tingkat kesehatannya.Dalam penelitian kesehatan ini peneliti menggunakan periode 2015-2017.Peneliti menggunakan periode tersebut karena BMT Surya Abadi Jenangansebagai lembaga keuangan mikro syariah pada tahun tersebut mulai melakukankerjasama dengan sekolah MTs dan SMK Muhammadiyah Jenangan. Denganmenjalin kerjasama tersebut bisa meningkatkan jumlah Dana Pihak Ketiga yangberarti jumlah modal yang dimiliki oleh BMT juga bisa bertambah, sehinggaBMT bisa lebih menambah jumlah pembiayaan yang diberikan dan laba BMTSurya Abadi terus mengalami peningkatan yaitu seperti pada tahun 2015memperoleh laba 123.063.182, tahun 2016 sebanyak 124.094.265 begitu jugatahun 2017 memperoleh laba 125.917.586.15Sunyono, Hasil Wawancara, 19 Maret 2018 .

Dari latar belakang di atas fokus utama penelitian ini adalah sejauh manaPenilaian Rasio Kesehatan dapat digunakan untuk evaluasi terhadap sistempengelolaan bagi lembaga keuangan dan untuk menentukan kebijakan-kebijakanguna mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan dan menghadapipersaingan sesama jenis usaha. Untuk memperdalam kajian tentang rasio tingkatkesehatan suatu lembaga keuangan, khususnya BMT Surya Abadi JenanganaPonorogo, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Analisis Kesehatan Pada BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo DenganMenggunakan Metode RGEC Periode 2015-2017”.B. Pembatasan Masalah1. Periode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 3 periode yaitutahun 2015, 2016, dan 2017, karena pada tahun tersebut BMT Surya AbadiJenangan melakukan kerjasama dengan sekolah MTs MuhammadiyahJenangan sehingga nasabah bertambah dan laba yang dihasilkan semakinmeningkat.2. Subjek penelitian yang digunakan adalah BMT Surya Abadi JenanganPonorogo.3. Dikarenakan keterbatasan data dan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti,makapenelitimemfokuskan penelitian ini hanya menilaifaktorriskprofile,pada faktor ini yang dinilai adalah risiko likuiditas. Serta menilaifaktorearning dan capital. Adapun untuk 9 risiko lainnya yang ada padafaktor risk profile dan faktor Good Corporate Governance (GCG) tidak

dinilai karena metode RGEC merupakan metode yang digunakan untukmenilai tingkat kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariahsehingga jika diterapkan pada BMT data yang digunakan tidak tersedia.C. Penegasan IstilahUntuk mempermudah penelusuran dan pemahaman dalam penelitian ini,sehingga menghindari kesalahan tentang pengertian dari judul “AnalisisKesehatan Pada BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo Dengan MenggunakanMetode RGEC Periode 2015-2017” dalam judul ini istilah yang perlu dipertegasyaitu:1. Kesehatan BMTTingkat kesehatan BMT adalah ukuran kinerja dan kualitas BMT dilhat asilan,dankeberlangsungan usaha BMT, baik untuk jangka pendek maupun jangkapanjang.2. BMT Surya Abadi Jenangan PonorogoBMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo adalah salah satu lembaga keuanganmikro yang berlandaskan syariah dan beralamatkan di Jalan Raya Ngebel No.77 Jenangan Ponorogo.3. Metode RGECMetode RGEC yaitu salah satu metode yang digunakan untuk menilailembaga keuangan baik berprinsip syariah maupun umum. Metode tersebut

terdiri dari Risk Profile (Profil risiko), Good Corporate Governance (GCG),Earning (Rentabilitas), dan Capital (Permodalan).D. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalahsebagai berikut:1. Bagaimana tingkat kesehatan BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo periode2015-2017 di ukur dari faktor Risk Profile (Profil Risiko)?2. Bagaimana tingkat kesehatan BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo periode2015-2017 di ukur dari faktor Earning (Rentabilitas)?3. Bagaimana tingkat kesehatan BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo periode2015-2017 di ukur dari faktor Capital (Permodalan)?E. Tujuan Penelitian1. Untuk mendeskripsikan tingkat kesehatan BMT Surya Abadi Jenanganperiode 2015-2017 di ukur dari faktorRisk Profile (Profil Risiko).2. Untuk mendeskripsikan tingkat kesehatan BMT Surya Abadi Jenanganperiode 2015-2017 di ukur dari faktorEarning (Rentabilitas).3. Untuk mendeskripsikan tingkat kesehatan BMT Surya Abadi Jenanganperiode 2015-2017 di ukur dari faktorCapital (Permodalan).F. Manfaat PenelitianDari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaatsebagai berikut :

1. Manfaat teoritisPenelitian ini diharapkan mampu membawa manfaat bagi perkembanganilmu muamalah dan ekonomi khususnya bidang keuangan. Penelitian ini jugadiharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami metodeRGEC khususnya faktor risk profile (profil risiko), earning (rentabilitas), dancapital (permodalan).2. Manfaat praktisia. Bagi BMT Surya Abadi Jenangan PonorogoMemberikan informasi dan wacana bagi BMT Surya Abadi JenanganPonorogo tentang kesehatan perbankannya pada periode yang sudahditentukan sehingga dapat dijadikan bahan koreksi untuk meningkatkankinerjanya di masa yang akan datang.b. Bagi MasyarakatHasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi atau wawasankepada masyarakat terkait dengan tingkat kesehatan BMT Surya AbadiJenangan Ponorogo, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untukmengambil keputusan ekonomi agar tercapai tujuan yang dinginkan.c. Bagi AsosiasiPenelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk mengetahuikondisi terkini BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo dilihat dari hasilpenelitian diukur dari faktor risk profile (profil risiko), earning(rentabilitas) dan capital (permodalan).

d. Bagi PemerintahHasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah Ponorogountuk mengetahui jumlah pajak dan manajemen yang dijalankan BMTSurya Abadi Jenangan apakah sudah sesuai dengan aturan yangditetapkan.e.Bagi penelitian selanjutnyaHasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi untukpenelitian selanjutnya secara luas dan mendalam yang berkaitan denganpenilaian tingkat kesehatan bank.G. Telaah PustakaPenelitian yang ditulis oleh Atik Maratul Badiyah (2014) dari JurusanSyariah, Prodi Muamalah STAIN Ponorogo dengan Judul “Analisis RasioCAMEL pada BMT Natijatul Umat Babadan Ponorogo Periode 2011-2013”.Penelitian ini menghasilkan Kesimpulan faktor permodalan (Capital) berpredikatsangat baik (peringkat 1), faktor manajemen dalam keadaan sangat baik(Peringkat A), faktor Rentabilitas (Earning) rasio ROA dan BOPO berpredikatsangat baik (Peringkat 1), dan faktor likuiditas rasio CR dan STM berpredikatsangat baik (Peringkat 1).16Penelitian yang ditulis oleh Nikmatul Khoiriyah (2016) dari Program StudiMuamalah, Jurusan Syariah STAIN Ponorogo dengan Judul, “Analisis TingkatAtik Maratul Badiyah, “Analisis Rasio CAMEL pada BMT Natijatul Umat BabadanPonorogo Periode 2011-2013,” Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2014).16

Kesehatan Pada BMT Natijatul Umat Periode 2012-2015 dengan MetodeRGEC”. Penelitian ini menghasilkan Kesimpulan untuk Tingkat Risk Profile(Profil Risiko) pada 2012-2014 Tidak memadai sendangkan tahun 2015Memadai. Tingkat Good Corporate Governance (GCG) pada tahun 2016nilainya Cukup Buruk. Tingkat Earning (Rentabilitas) dan Tingkat Capital(Permodalan) pada periode 2012-2015 nilainya Sangat Memadai. 17Penelitian yang ditulis oleh Melasari (2013) dari Progam Studi AkuntansiJurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakartadengan judul, “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada PT Bank BRISyariah Periode 2009-2011”. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan,faktor permodalan pada PT Bank BRI Syariah (BRIS) berada pada peringkat 1atau dalam keadaan sangat sehat untuk periode2009-2011, KecukupanPemenuhan Modal Minimum berada di atas ketentuan BI sebesar 8%. FaktorKualitas Aset pada PT Bank BRI Syariah (BRIS) berada pada peringkat 2 ataudalam keadaan sehat untuk periode 2009-2011. Faktor manajemen PT Bank BRISyariah berada dalam peringkat A atau dalam kondisi yang sangat sehat untukperiode 2009-2011. Faktor Rentabilitas PT Bank BRI Syariah (BRIS) beradapada peringkat 4 atau dalam keadaan kurang sehat untuk periode 2009-2011.Faktor likuiditas PT Bank BRI Syariah berada pada peringkat 1 atau dalamkeadaan sangat sehat untuk periode 2009-2011. Faktor Finansial PT Bank BRINikmatul Khoiriyah, “Analisis Tingkat Kesehatan Pada BMT Natijatul Umat Periode 20122015 dengan Metode RGEC,”Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2016).17

Syariah berada pada peringkat 2 atau dalam kondisi sehat untuk periode 20092011. Faktor CAMEL PT Bank BRI Syariah berada pada Peringkat Komposit 2(PK-2) untuk periode 2009-2011.18Persamaaan dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama meneliti tentangkesehatan lembaga keuangan. Adapun perbedaannya dengan penelitian tedahuluyaitu untuk penelitian pertama, dan ketiga metode yang digunakan, tempat, danperiode yang diteliti.Perbedaan dengan penelitian yang kedua yaitu tempat danperiode yang digunakan dalam penelitian.H. Metode PenelitianMetode penelitian adalah metode atau cara yang dilaksanakan oleh seorangpeneliti untuk mengumpulkan, mengklarifikasi dan menganalisis fakta di tempatpenelitian dengan menggunakan ukuran-ukuran dalam pengetahuan dengantujuan mengetahui suatu kebenaran.19 Adapun metode penelitian yang digunakandalam penelitian ini sebagai berikut:1. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalahpenelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah suatupenelitian yang dilakukan dalam k

ANALISIS KESEHATAN PADA BMT SURYA ABADI JENANGAN PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE 2015-2017 SKRIPSI . Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (Yogyakarta: UII Press, 2004), . mikro syariah mengalami perkembangan yang dinamis. Pada pertengahan tahun 1990-an jumlah BMT mencapai 3000 unit. Namun, pada bulan desember 2005, .

Related Documents:

C. Analisis Kebijakan Kesehatan 12 D. Sistem Nasional Kesehatan Indonesia 16. BAB 2 METODE ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN 19. A.engertian Metode Analisis Kebijakan Kesehatan P 19 B. Metode Analisis Kebijakan Kesehatan 21 C. Pengaruh . Stakeholder. Terhadap Kebijakan . esehatan K 24 D.roses Analisis Kebijakan Kesehatan P 26

Surya Namaskar 1 SURYA NAMASKAR 12 POSTURES OF SURYA NAMASKAR Introduction: Known variously as Surya Namskar or Prostrations to Sun or Sun Salutation, the Surya Namaskar is one of the best exercises that people can perform. The benefits accruing from these exercises are unique and excellent. This is a yoga based exercise and it is customary to .

Boxed Studs - Screw Fixing only required if studs are unlined. Fig. 1 Spliced Studs – Back to Back Screw through at maximum 500mm centres. Spliced Studs 0.75 BMT - 150mm studs 1.15 BMT - 64, 76, 92, 150mm studs Spliced Studs 0.50 BMT - 51, 64mm studs 0.55 BMT - 76, 92mm studs 0.75 BMT - 51, 64, 76, 92mm

Usaha kesehatan masyarakat yang betul2 tertuju pada penduduk pribumi dimulai oleh Dr.J.L. Hydrich pada thn1924 ketika ia memulai pendidikan kesehatan masyarakat utk daerah pedesaan di Pulau Jawa. Terlantar pada masa pendudukan Jepang. Hidup kembali dengan bantuan UNICEFF (1950) Pada thn1952 Di departemen Kesehatan dibentuk Direktorat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan mulai 1956 dibentuk Usaha .

the Department of National Budget, MoF has developed the Budget Monitoring Tool (BMT). The BMT will facilitate the budgetary bodies and MoF to monitor the financial and physical progress of the approved budgeted activities through a real time monitoring system. In addition to the video tutorial on BMT, The Department of National Budget has .

tool catalog platinumtooling.com 847-749-0633. www.heimatec.de 3 Mori eiki NT/NTX 1000 / 2000 / 3000 , BMT 40 Lieferprogramm - Standard delivery programme - standard Weitere ushrungen au nrage urther versions on reuest . static tool holders Kombi-Drehstahlhalter kurze Ausführung

1 BAB II TEORI ANALISIS SWOT DAN SIMPANAN DI BMT A. Analisis SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT SWOT adalah akronim dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang

Welcome to ENG 111: Introduction to Literature and Literary Criticism. This three-credit unit course is available for students in the second semester of the first year BA English Language. The course serves as a foundation in the study of literary criticism. It exposes you to forms critical theories and concept in literary criticism. You will also