STUDI ETNOBOTANI MASYARAKAT SUBETNIS BATAK TOBA DI DESA .

2y ago
45 Views
4 Downloads
422.64 KB
14 Pages
Last View : Today
Last Download : 2m ago
Upload by : Randy Pettway
Transcription

STUDI ETNOBOTANI MASYARAKAT SUBETNIS BATAK TOBA DI DESAPEADUNGDUNG, SUMATERA UTARA, INDONESIARia Anggraeni1*, Marina Silalahi2, Nisyawati11*Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasIndonesia, Indonesia Email: anggraeni.ria12@gmail.com2. Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Kristen Indonesia email:marina biouki@yahoo.comAbstractPeadungdung is one of the villages in Indonesia that suffered land forest transforming. Land foresttransforming increasing the risk of losing native plant knowledge among community. This risk is difficult toassess because rarely documented. Therefore, ethnobotany approach is needed to document local knowledgeabout the use of native plants in their environment.Data were collected by interview, direct observation, andinventory. Interview were conducted by 4 key informants and 30 informants. Determination of the informantsconducted by purposive sampling technique. A total 163 useful plant species belonging to 66 families wereidentified and reported. The highest number of plant were used for medicine (92 species), food (71 species),firewood (25 species), Symbol (23 species), local technology (18 species), livestock fodder (18 species), rope (15species), art (11 species), and revenue (11 species).Key words: Ethnobotany, Use category, Peadungdung, Local knowledgeRisikoPENDAHULUANPengalihan fungsi hutan menjadilainyangditimbulkanpengalihan fungsi lahan hutan, yaitudanpenurunan pengetahuan tanaman asli padapemukiman merupakan isu yang sudahantara masyarakat lokal. Risiko tersebutberkembang lama di Indonesia. Faktanya,sulit untuk dinilai karena tersembunyihutan di beberapa wilayah di Indonesiadalam pikiran manusia dan masih sedikitberkurang setiap tahun, seperti wilayahyang didokumentasikan (Lozada et al.,Sumatera Utara. Data Badan Pusat Statistik2006; Garcia et al., 2009) . PengetahuanSumaterahutanmasyarakat lokal mengenai tanaman aslilindung di wilayah tersebut berkurangsering dikaitkan dengan bahasa lokal18.5% sejak tahun 2004 sampai 2014 (BPSmelalui nama tanaman dan istilah-istilahprovinsikhusus lokal, dan adat istiadat SumateraUtara,2015).Umumnya, kegiatan perubahan fungsi1995;hutan oleh masyarakat tidak disertaitersebutdengan tindakan konservasi sumber dayamasyarakat lokal memiliki pemahamanhayati yang terdapat di hutan tersebut.yang unik untuk mengelola lingkunganAkibatnya, risiko kehilangan fungsi hutanmereka (Purwanto, 009).PengetahuanpentingkarenaPemahaman terhadap pengetahuanlebihtanaman asli dapat dijadikan salah sattinggi (Kartawinata, 2010; Soekarman dandasar tindakan konservasi pada tingkatRiswan, 1992).lokal maupun wilayah (Delle dan Potvin,keanekaragamanhayatimenjadi2004). Etnobotani merupakan salah satu129

Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016pendekatan yang efektif dari segi waktuyang digunakan untuk berbagai huan tersebut.Etnobotanibahanpangan,konstruksibangunan, dan obat-obatan oleh etnisadalahilmuyangBatak Angkola. Penelitian etnobotani padamenggambarkan intaraksi antara manusiaetnis Batak lainnya seperti Batak Tobadan tumbuhan yang berada di lingkunganbelum pernah dilaporkan khususnya yangdengan melibatkan sistem kebudayaan.bermukim di desa Peadundung.Interaksi tersebut berupa cara sasi,danDesa Peadungdung, Sumatera Utara,Indonesia merupakan salah satu desa yangmemanfaatkanmengalami pengalihan fungsi hutan ditumbuhan (Arshad dan Ahmad, 2004;wilayahnya. Umumnya, masyarakat DesaSukara dan Purwanto 2009; Waluyo,Peadungdung membuka lahan hutan untuk2009).lokaldijadikan perkebunan karet dengan alasanmengelompokkan tumbuhan berdasarkanekonomi. Penelitian ini dilakukan untukmanfaat, seperti penyedia bahan pangan,mendokumentasikansandang, papan, obat dan kosmetik, bahanetnis Batak Toba di desa Peadundung,pewarna, dan pelengkap upacara adatKecamatan Pakkat, Sumatera Utara dalam(Waluyo dan Abdulhadi, 1995).memanfaatkan tumbuhan yang terdapatUmumnya,masyarakatpengetahuanlokalDi Indonesia, penelitian etnobotanidilingkungan sekitarnya. Penelitian initelah dilakukan di beberapa kelompokakan menjadi salah satu database yang bisaetnis maupun wilayah tertentu. Penelitiandigunakan untuk pengembangan manfaattersebuthanyatumbuhan sebagai bahan konstruksi, bahanpemanfaatanpangan, sumber serat, pewarna maupunbervariasimulaimendokumentasikandaritumbuhan maupun mengungkapkan nilaisebagai sumber tiaptumbuhan yang dimanfaatkan masyarakatPenelitianlokal. Beberapa penelitian lebih at,Desatumbuhan sebagai bahan pangan (Nuraini,Peadungdung terdiri atas 5 dusun, yaitu2016) dan tanaman obat (Silalahi, 2014;Peadungdung,Silalahi et al., 2015). Seperti penelitianLumbanetnobotani pada etnis Batak AngkolaPeadungdung berbatasan dengan DesaSumatera Utara telah dilaporkan olehPurbaHasibuan(2010)Kecamatan Barus di sebelah Selatan, Desamelaporkan sebanyak 107 jenis tumbuhanArban di sebelah Timur, dan Desa diSirandorung,Adian.sebelahDesaUtara,

Ria Anggraeni, et. al.: Studi Etnobotani Masyarakat Subetnis Batak Toba Di Desa Peadungdung, SumateraUtara, IndonesiaBersatu di sebelah Barat. Luas Area Desadilakukan di lapangan saat mengumpulkanPeadungdung adalah 1527 enolehtumbuhanyangmasyarakatDesamelibatkan 34 informan yang dipilihPeadungdung (Martin, 1995). pecimendiidentifikasidimeliputi 4 informan kunci dan 30 orangHerbarium Bogoriense, LIPI, gdigunakanolehdigunakan dalam pengumpulan data adalahmasyarakat lokal di Desa wancaradilakukanlangsung.denganpertanyaan semistruktural dan nberdasarkan kategori guna. Data dianalisisdengan menggunakan statistika desriptif.langsungGambar 1: Lokasi Penelitian Studi Etnobotani di Desa Peadundung, Sumatera Utara131

Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016tumbuhan tersebut mungkin disebabkanHASIL DAN PEMBAHASANHasil observasi selama di lapanganmenunjukkancaramasyarakatDesaoleh kandungan minyak esensial (Hopkinsdan Huner, 2009).Peadungdung mengidentifikasi tumbuhan.Berbeda dengan karakter morfologiCara tersebut dibedakan berdasarkan 3dan sensoris, karakter mekanis digunakankarakter, yaitu morfologi, sensoris, danuntuk mengidentifikasi tumbuhan denganmekanis (Tabel 1). Morfologi tumbuhanfungsi tertentu, seperti bahan konstruksimerupakan karakter yang palig seringbangunan atau tali temali.digunakan oleh masyarakat dibandingkanShorea sp. merupakan salah satu jeniskarakter lain. Hal tersebut karena karaktertumbuhan yang digunakan sebagai bahanmorfologi paling mudah diamati dan tidakkonstruksi bangunan karena kuat dan anbesaruntuksedikit lubang akibat kumbang, sedangkantumbuhanketahanan kayu ditandai dengan warnakarakterkayu yang lebih gelap, seperti kemerahan.yangKekuatan dan ketahanan kayu tersebuttumbuhankemiripanKekuatan kayu ditandai ipengaruhiolehstrukturdiidentifikasi dengan karakter sensoris.histologismaupun kimiawi pada kayu.Misalnya, secara morfologi CymbopogonSeperti, warna gelap pada kayu lebih tahancitratus L. dan Cymbopogon nardus (DC.)terhadapStapf.namunmaupunmelaluibahan pengawet pada struktur oma khas pada tumbuhan tersebut.Aroma kayu, berupa resin dan tanin (Fahn, 1991).yang dikeluarkan olehTabel 1. Cara mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan persepsi masyarakat iJenis identifikasiTipe perawakan; bentuk Semua jenis tumbuhanbunga, daun, dan buahAroma khas padaMemiliki kemiripantumbuhan; rasamorfologitumbuhan ketika dimakanWarna kayu, lubangTumbuhan denganpada kayu yangkegunaan sebagai bahandisebabkan kumbangkonstruksi bangunan dantali temali.ContohMembedakan jenisNepentes sp.membedakanCymbopogon citratusdan Andropogon nardusShorea sp.132

Ria Anggraeni, et. al.: Studi Etnobotani Masyarakat Subetnis Batak Toba Di Desa Peadungdung, SumateraUtara, IndonesiMasyarakatDesaPeadungdungbulung pisang, yang berarti daun Musamengenal pembagian bagian tumbuhan danparadisiaca Kunt. atau hau hapur, yangpengelompokanberarti pohon Dryobalanops sp.tumbuhanberdasarkanOlehperawakan dengan persepsi mereka (Tabelsebab itu, masyarakat Desa Peadungdung2).untuklebih mudah mengenal tumbuhan yangdalamberada di lingkungan mereka karenamengidentifikasispesifikasi bagian tumbuhan dan kelompoktumbuhan. Misalnya, penyebutan bagiantumbuhan yang digunakan dalam persepsitumbuhan atau kelompok tumbuhan juanmasyarakatdandiikuti nama lokal tumbuhan, sepertiTabel 2. Persepsi masyarakat Desa Peadungdung dalam pembagian bagian tumbuhan sertapengelompokan tumbuhan berdasarkan perawakanBagian tumbuhanPengelompokan tumbuhan berdasarkanperawakanPersepsi lokalArtiPersepsi lokalArti umumBulungDaunHauPohonBungaBungaAndorTumbuhan mbuLaklakKulit batangGadongTumbuhan berumbiUratAkarTabel 3. Spesies tumbuhan dan manfaatnya oleh masyarakat lokal etnis Batak di desaPeaundung Sumatera UtaraFamiliNama IlmiahManfaat#Nama iagandarussaBurm.Strobilanthescrispus BI.Mangiferaodorata Griff.Annonamuricata L.Celosiaargentia L.Centellaasiatica Urban.Alamandacatharica L.AlstoniapneumatophoraBack.OSangke sampilitvPijar holingvAmbasangvvSirsakvvKBTLKRKSPEvvBunga bangkeiGotiPTvBadauluApapagaTvvvvv133

Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli raceaeAsteraceaeAcoruscalamus L.Alocasia sp.Alocasia nthososmasagitifoliaSchot.Areca catechuL.Arenga pinnataMerr.Calamuscaesius BI.Calamusjavensis BICalamus sp.Calamus sp.Cocos nuciferaL.Daemonoropssp.Metroxylonsagu Rott.Salaccazalacca(Gaertn.)VossAgeratumconyzoides L.Clibadiumsurinamense L.Chromolaenaodorata(L.)R.M.Kingdan anthaKunthVernoniaarborea Ham.JrangoAntaladanLanggehSuhatvvGaol-gaolGadong happavvPiningPolavvvvvvvvvHotang mallovv vvvHotang pakkatHotang aekHotang vvvvSibau-bauvHau tobavvvHau tobanalamisvvvAlum-alumvLanggumgumvNande rumaAndor gilaSarumanaekvvvvv134

Ria Anggraeni, et. al.: Studi Etnobotani Masyarakat Subetnis Batak Toba Di Desa Peadungdung, SumateraUtara, umoriantale L.Durio zibethinusMurr.Ananascosmosus L.Canariumpilosua BenrCarica papayaL.Drymariacordata WilldCasuarinasumatrana JungGarciniamangostana L.Garciniaparvifolia MiqBinicasa hispidaCogn.Cucumis sativusL.Cucurbitamoschata Duch.CucurbitamoschataDurch.Momordiacharantia L.Ipomoeaaquatica Forssk.Ipomea .Shorea sp.Shorea . ExWilld)BlumeHeveabrasiliensisMuell. vKangkungvGadong julurvvvvvvHau ong kaovvAnturmanganMerattiPia anginKembirivvvvvv135

Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016FabaceaeMimosa pudicaL.FabaceaePachyrhizuserosus (L.)UrbanFabaceaeParkiaspeciosa Hassk.FabaceaePithecellobrumjiringa BenthFabaceaeVigna sinensisL.GleicheniaceaeGleichenialinearis (Burm.F.) S.W.ClarkeHypoxidaceaeMolinerialatifolia herb.LamiaceaeOcimumamericanum L.LamiaceaePogostemoncablin Allium cepa L.LiliaceaeAlliumfistulosum L.LiliaceaeAllium aeCrinumasiaticum L.Limnocharitaceae Limnocharisflava ceaeCeibapentandra (L.)Gaertn.MalvaceaeHibiscustiliaseus L.MalvaceaeHibiscus rosasinensis L.Podom-podomvBingkuangvvPariravvJoringvvAndor haddukaDalivvSampilpilvSunkitBane-banevvNilamKulit manisvvvvManduamasvvAlpokatvvBawang merahBawang daunvvvBawang putihvvvvvSilinjuangvOmpu-ompuGenjerPurba jolmavvvKapukvWaruBarbasomavvv136

Ria Anggraeni, et. al.: Studi Etnobotani Masyarakat Subetnis Batak Toba Di Desa Peadungdung, SumateraUtara, lia L.Urena lobataL.Angiopterisavecta lia(Jack) BlumeLansiumdomesticumCorr.Artocarpuselastic Reinw.ArtocarpusheterophyllusLamk.Artocarpus sp.Artocarpus sp.Ficus aurataMiq.Ficusbenjamina L.FicusgrossularioidesBurm. FFicus sp.Ficus sp.MusaparadisiacaKunt.Eugenia aqueaBurm. F.Eugeniaaromatic OK.Malaleucaleucadendra(L.)L.Psidiumguajava L.Rhodamnia sp.SyzigiumaromaticumMerr.Syzigiumjambos L.SyzigiumpolyanthumWigh.Tristania sp.SibagurevSampelulutvIngel-ingelvSandudukvTimba vvvvvBaringinPogivvHoluMotungPisangvJambu aekvBunga vvvvJambu hawovLomasvvvvvAnggolamvv137

Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli esgracilis Korth.Nepenthes sp.Averrhoacarambola L.Pandanusfurcatus Roxb.Pandanus sp.Pandanus sp.Piper nigrumL.Piper betle usa sp.Carex sp.Cymbopogonnardus L.Cymbopogoncitratus (DC.)Stapf.Dendrocalamussp.Imperatacylindrical (L.)P.Beauv.Oryza sativa ccharumofficinarum L.Vietiveriazizanioides L.Zea mays L.RubusalceaefoliusPoir.Timoniussericeus vvNapuranBuluh durivvvvvvBuluh cinavBuluh luh lomangvvvvvRihEme'/sipulutDuhut garTebuvvvvvvvv138

Ria Anggraeni, et. al.: Studi Etnobotani Masyarakat Subetnis Batak Toba Di Desa Peadungdung, SumateraUtara, giberaceaeUnceriagambir(Hunter.) Roxb.CitrusauratifoliaSwing.Citrus hystrixDCEvodia sp.Melicopeglabra (Blume)T.G.HartleyRutaangustifoli (L.)PersNepheliumlappaceum L.Selaginella sp.EurycomalongifoliaCapsicumannuum L.Capsicumfrutescens L.Physalisungulate L.Solanummelongena L.Solanumlypersicum L.Solanumtorvum L.CommersoniabartramiaMerr.Styrax benzoinDryand.Eurya sp.Euryaaccuminata DCLaplacea stica Val.GambirvJeruk nipisvvUte pangirvvRawasSitukolvvvvvIngguRambutanvvSirungguk tanoTungki alivvvCabe merahvvCabe -longavHamijonRaruTabistikvvvvvvvvApi-apiHau 39

Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016ZingiberaceaeEtlingera elatior(Jack) R.M.SmHornstedtia sp.RiasvSihala sisikvHasihorvvPege/jahe merahvv-Kaempferiagalangal L.Zingiberofficinale Rosc.-Arsamv--Labuk--Padapolsiburukv--Sitongu Pangan); O(Obat); KB (Kayu Bakar); T (Teknologi Lokal); KR(Konsrtuksi Ringan); T (Tali Temali); PT (Pakan Ternak);K(Kerajinan); S (Simbol); PE (Potensi Ekonomi)Tumbuhan yang dimanfaatkan olehmasyarakatlokaletnisBatakyangTumbuhan memiliki peran ditemukan dalam penelitian ini lebihPeadungdung.banyak dibandingkan yang dilaporkan olehwawancara dengan informan, total 163Hasibuan (2010), namun untuk tumbuhanjenis tumbuhan dari 66 famili yangobat lebih sedikit dibandingkan dengandigunakan oleh masyarakat. Dari 163 jenisyang dilaporkandantumbuhan, 4 jenis di antaranya belumSilalahi et al. (2015). Perbedaan jenisteridentifikasi karena voucher specimentumbuhan yang dimanfaatkan masyarakattidaklokal sangat dipengaruhi oleh budayatumbuhan tersebut dikelompokan ke dalam(Martin, 1995) dan keanekaragaman hayati10 kategori guna yang ditunjukkan padayangsekitartabel 4. Sebagian besar jenis tumbuhan dipenelitianDesa Peadungdung digunakan lebih dariterdapat(Walujo,etnobotaniSilalahi emukan sangat dipengaruhi oleh jumlahlengkapataupunrusak.Jenissatu kategori guna, seperti yang ditunjukanpada Tabel 4.responden dan metode yang digunakan.Tabel 4.Kategori guna tumbuhan di oleh masyarakat lokal etnis Batak Toba di DesaPeadungdungKategori gunaDeskripsiBahan panganMakanan pokok, makanan sekunder, bumbu masakan, dansumber vitaminObat-obatanObat dan berkaitan dengan kesehatanKayu bakarKayu untuk bahan bakarTeknologi lokalPerkakas rumah tangga, instrument alat musicKonstruksi bangunanBahan pembuatan rumah dan jembatanTali temaliPengikatPakan ternakMakanan untuk hewan ternak, seperti babiKerajinanBahan penghasil kerajinan tangan, seperti tikar dan tasSimbolBagian tumbuhan yang digunakan dalam upacara adatPotensi ekonomiTumbuhan dan produk olahan yang dijual untuk sumberpendapatan140

Ria Anggraeni, et. al.: Studi Etnobotani Masyarakat Subetnis Batak Toba Di Desa Peadungdung, SumateraUtara, IndonesiDari 66 famili tumbuhan yangdidokumentasikan,PoaceaeKunwar dan Bussmann (2008), tumbuhanmerupakanmerupakan sumber terpenting untuk bahanfamili dengan jumlah jenis tumbuhan yangpangan dan obat-obatan, oleh sebab itu,paling banyak digunakan oleh masyarakatpengetahuanDesa Peadundung.Jenis tumbuhan dipemanfaatan tumbuhan sebagai obat danDesa Peadungdung banyak digunakanbahan pangan lebih banyak dibandingkanuntuk obat-obatan (92 jenis) dan bahankegunaan lain.masyarakattentangJumlah spesiespangan (71 jenis) (Gambar 2). Menurut1009080706050403020100927125 18141518231111Kategori GunaGambar 2. Jumlah Jenis Tumbuhan yang Terdapat di Desa Peadungdung Per Kategori Guna.terlibat dalam penelitian ini. TerimakasihKESIMPULANTotal 163 jenis tumbuhan atersebutuntuk para pembimbing, yaitu Dr. EkoHaryoBarotodigunakan untuk bahan pangan, obat-Waluyo, Departemen Biologi Universitasobatan, konstruksi bangunan, kayu bakar,Indonesia, Herbarium Bogoriense, LIPI,teknologi lokal, tali temali, pakan ternak,Cibinong,kerajina

129 STUDI ETNOBOTANI MASYARAKAT SUBETNIS BATAK TOBA DI DESA PEADUNGDUNG, SUMATERA UTARA, INDONESIA Ria Anggraeni1*, Marina Silalahi2, Nisyawati1 1*Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Indonesia Email: anggraeni.ria12@gmail.com

Related Documents:

cakupan studi etnobotani. Ketiga, selama ini ada kesan bahwa sasaran studi etnobotani adalah masyarakat tradisional di kawasan negara berkembang (non-western). Ford menekankan bahwa tidak benar bahwa etnobotani harus mempelajari masyarakat non-barat; bangsa-bangsa barat (western) juga mempunyai nilai-nilai etnobotani yang harus diselidiki dan

Studi Etnobotani dan Persepsi Konservasi Tumbuhan dalam Perspektif Islam oleh Masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Malang. Dosen Pembimbing I: Romaidi, M. Si. Pembimbing II: Ach. Nasichuddin, M.A. Kata Kunci: Etnobotani, Konservasi Islam.

tetapi penelitian dan publikasi dari etnobotani di propinsi Sulawesi tengah masih sangat terbatas (Pitopang et al., 2012 . bidang taksonomi, ekologi, konservasi keanekaragaman hayati dan etnobotani untuk mempelajarinya sekaligus . persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap

Metananda, Arya A. 2012. Etnobotani Pangan Dan Obat Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat) [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Ndero G dan R Thijssen. 2004.

persepsi dan partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian pohon sekitar garis imajiner Kraton Yogyakarta, serta faktor pendukung dan penghambatnya. . mendukung upaya konservasi (etnokonservasi), tanaman (etnobotani), dan . Moro, H.K.E.P., 2017. Studi Etnobotani & Upaya Pelestarian Tanaman di Sekitar Kraton Yogyakarta. Prosiding Sendika .

Dari analisis komparatif persepsi masyarakat Urban (Kelurahan Pelabuhan Baru) dan masyarakat Rural (Desa Kayu Mani) terhadap Perbankan Syariah dari segi persamaan di mana ke 2 masyarakat ada keinginan untuk menabung di Bank Syariah, dan perbedaan terletak pada pengetahuan masyarakat Urban dan masyarakat Rural terhadap Perbankan Syariah (B ank .

Etnobotani juga mengutamakan persepsi dan konsepsi budaya 7 . 8 . Studi etnobotani dalam masyarakat juga mampu mewujudkan kemandirian di bidang kesehatan, yakni melalui pemanfaatan tanaman sebagai obat. . tradisional dapat digunakan sebagai pijakan konservasi (Fien, 1977 dalam Suryadarma. 2008).

Overall plan delivery to date: 56% (against target 90%) Since the last sitting of the Committee two reports have been finalised and four reviews are awaiting final management sign off. Follow Up reports that have been finalised since the last Committee sitting are reported in Appendix 4. All ‘limited’ assurance reviews go before CMT for full consideration. 3.6 2020/21 AUDITS ONGOING AS AT .