ASUHAN KEPERAWATANA PADA Ny. S.K DENGAN STROK HEMORAGIK DI .

3y ago
183 Views
64 Downloads
327.10 KB
45 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Wallis
Transcription

ASUHAN KEPERAWATANA PADA Ny. S.K DENGANSTROK HEMORAGIK DI RSCM JAKARTAOleh: Faridah Aini (Residen Sp.Kmb)A. RIWAYAT SINGKAT PASIENPengkajian dilakukan pada tanggal 6 September 2007 pukul 09.00 WIB.Pasien bernama Ny. S dengan umur 52 tahun, beragama islam, suku bangsa sunda,pasien sebagai ibu rumah tangga, yang tinggal di alamat Jl. Pal Merah Barat 2 No.10 Jakarta Barat. Pasien dirawat dengan diagnosa media stroke hemoragik,hipertensi stadium II, dan bronkopnemonia.Riwayat kesehatan pasien, pada tanggal 5 September 2007 saat mencucipiring pasien menggalami pusing hebat dan tiba-tiba pasien terjatuh, bicara pelo,badan sebelah kanan mengalami kesemutan dan baal,berangsur-angsurekstremitas dekstra mengalami parese dan penurunan kesadaran.Lima jamkemudian pasien di bawa ke RSCM, dan di sarankan untuk dirawat di HCU, tapikarena alasan biaya maka pasien di rawat di IRNA B Lt. II Kiri.Data yang ditemukan saat pengkajian kondisi pasien adalah; tingkatkesadaran somnolen, GCS E2M5V afasia, tekanan darah: 140/90 mmHg, Nadi: 70x/menit, frekuensi pernapasan: 32 X/menit, suhu: 393 C, jantung: bunyi jantung Idan II, mur-mur (-), Gallop (-), Paru: vesikuler, ronchi / basah kasar, wheezing-/-, abdomen; lemas, datar, hepar/limpa dbn, bising usus 10 X/menit, leher; JVP 5 3. Status neurologis; pupil isokor, diameter pupil 3/3, reflek terhadap cahayalangsung 3/3, cahaya tidak langsung 3/3. Tanda rangsang meningeal; kaku kuduk(-), tanda laseg 700/ 700, tanda kerning 1350/ 1350. Nerves kranial; paresisnerves V dekstra, VII dekstra, IX – X, dan XII dekstra. Motorik; kekuatan ototekstremitasatashemihipestesi as;reflek fisiologis / , reflek babinski / . Fungsi syarafotonom; inkontinensia alvi ( ), terpasang kateter. Berdasarkan penilaian sirirajstroke scor (SSS) didapat : (2,5 x 1) (2 x 0) (2 x 1) (0,1 x 90) - (3x0) – 12 1,5 (artinya adanya perdarahan supratentorial). Hasil NIHSS (NationalIinstitute ofHealth Stroke Scale) 18, artinya Ny. S.K menggalami stroke berat.

Pemeriksaan penunjang; hasil pemeriksaan CT-Scan; perdarahan di ponssekitar 1,2 cc (hasil penghitungan gambaran CT-Scan, lakunar infark basal gangliakiri. Foto thorak; CTR 50%, aorta elarge, tampak gambaran fibroinfiltrat parukanan.Hasil pemeriksaan laboratorium; Hb: 13,6, Ht: 40, leukosit: 8.800,trombosit: 277.000, MCV: 83, MCH: 28, MCHC: 34, ureum: 27, kreatinin: 0,9,GDS: 131, kalium: 4, klorida: 111, natrium: 135. Analisa gas darah; pH: 7,449,PCO2: 29,5, PO2: 97, SO2: 97,8, BE ecf: -3,5, Beb:-1,5, SBc: 23,2, HCO3: 20,7,TCO2: 21,6.Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak sekitar 4 tahun yang lalu, pasienberobat ke puskesmas, tidak teratur, berobat jika ada keluhan, jenis obat tidak tahu.Tidak ada riwayat sesak napas, batuk (-) dan TBC (-), riwayat DM (-), peyakitjantung (-), stroke (-).Dalam keluarga pasien terdapat anggota keluarga yang menderita hipertensidan stroke, yaitu ibu, dan adik pasien. Ibu pasien telah meninggal karena strokesudah lebih dari 5 tahun.B. PATOFISIOLOGIStroke merupakan penyakit peredarah darah otak yang diakibatkan olehtersumbatnya aliran darah ke otakatau pecahnya pembuluh darah di otak,sehingga supplay darah ke otak berkurang (Smletzer & Bare, 2005). Secara umumganguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral.Merupakan gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatuproses patologi pada pembuluh darah serebral. Stroke bukan merupakan penyakittunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakitdiantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah,diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer (Markus, 2001)Penyebab utama stroke berdasarkan urutan adalah aterosklerosis (trombosis),embolisme, hipertensi yang dapat menimbulkan perdarahan intraserebral danrupture aneurisme sakuler (Price & Wilson, 2002). Trombosis serebral (bekuandarah di dalam pembuluh darah otak atau leher), aterosklerosis serebral danperlambatan sirkulasi serebral merupakan penyebab utama terjadinya thrombosis.Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari2

bagian tubuh yang lain), abnormalitas patologik pada jantung kiri sepertiendokarditis, jantung reumatik, serta infeksi pulmonal adalah tempat berasalnyaemboli. Hemoragik serebral (pecahnya pembuluh darah serebral sehingga terjadiperdarahan ke dalam jaringan otak atau area sekitar), hemoragik dapat terjadi diepidural, subdural, dan intraserebral. (Hudak & Gallo, 2005; Ranakusuma, 2002).Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteripenetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial dan berjalantegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyamankapiler. Aterosklerosis dapat terjadi dengan bertambahnya umur dan adanyahipertensi kronik, sehingga sepanjang arteri penetrans terjadi aneurisma kecil-kecildengan diameter 1 mm. Peningkatan tekanan darah yang terus menerus akanmengakibatkan pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat terjadi perdarahan dalamparenkim otak yang bisa mendorong struktur otak dan merembas kesekitarnyabahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau ke ruang intrakranial.Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh karena ruptur arteriserebri. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid, sehinggajaringan yang ada disekitarnya akan tergeser dan tertekan.Darah ini sangatmengiritasi jaringan otak, sehingga dapat mengakibatkan vasospasme pada arteri disekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisfer otak dansirkulus willis.Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut danmengecil. Daerah otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan mengalaminekrosis, karena kerja enzim-enzim maka bekuan darah akan mencair, sehinggaterbentuk suatu rongga. Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akandiganti oleh astrosit dan kapiler-kapiler baru sehingga terbentuk jalinan desekitarrongga tadi. Akhirnya rongga-rongga tersebut terisi oleh astroglia yang mengalamiproliferasi (Price & Willson, 2002).Perdarahan subaraknoid sering dikaitkandengan pecahnya aneurisma. Kebanyakan aneurisma mengenai sirkulus wilisi.Hipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan terjadinyaruptur, dan sering terdapat lebih dari satu aneurisma.Gangguan neurologis tergantung letak dan beratnya perdarahan. Pembuluhyang mengalami gangguan biasanya arteri yang menembus otak seperti cabangcabang lentikulostriata dari arteri serebri media yang memperdarahi sebagian dari3

ganglia basalis dan sebagian besar kapsula interna.Timbulnya penyakit inimendadak dan evolusinya dapat cepat dan konstan, berlangsung beberapa menit,beberapa jam, bahkan beberapa hari.Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leherbagian belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran, dan kejang. Sembilan puluhprosen menunjukkan adanya darah dalam cairan serebrospinal (bila perdarahanbesar dan atau letak dekat ventrikel), dari semua pasien ini 70-75% akanmeninggal dalam waktu 1-30 hari, biasanya diakibatkan karena meluasnyaperdarahan sampai ke system ventrikel, herniasi lobus temporalis, dan penekananmesensefalon, atau mungkin disebabkan karena perembasan darah ke pusat-pusatyang vital (Hieckey, 1997; Smletzer & Bare, 2005).Penimbunan darah yang cukup banyak (100 ml) di bagian hemisfer serebrimasih dapat ditoleransi tanpa memperlihatkan gejala-gejala klinis yang nyata.Sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak sebanyak 5 ml saja sudahdapat mengakibatkan kematian. Bila perdarahan serebri akibat aneurisma yangpecah biasanya pasien masih muda, dan 20 % mempunyai lebih dari satuaneurisma (Black & Hawk, 2005).Bila melihat awitan kejadian dan tanda-tanda klinis yang ditimbulkan makadapat disimpulkanpasien Ny. S.K. mengalami strok hemoragik, terjadinyaperdarahanan dimungkinkan akibat hipertensi lama yang tidak terkontrol. Hal inijuga dibuktikan dari hasil Ct-Scan kepala tehnik brain window tanpa kontras yaituadanya lesi hiperden di daerah pons, berarti menunjukkan adanya perdarahan dipons. Selain itu juga ditemukan adanya lakunar infark basal ganglia kiri, infrak inidapat sebabkan karena terjadi perdarahan intrakranial sehingga akan terjadivasospasme pembuluh darah yang menyebabkan suplai oksigen ke jaringan sekitarmenurun sehingga dapat terjadi infark.4

NON HEMORAGIKHipertensi, Sinus karotis,Arteri karotis aRuptur arteri cerebriEkstravasasi darah diotak/SubarachnoidVasospasme arteriMenyebar ke hemisfer otak& sirkulus WillisiEMBOLIOKLUSIPERDARAHANAnoxiaCEREBRIperfusi vaskularisasi distalMetabolisme AnaerobIskemiaMetabolisme asamPelepasan kolateralAsidosis localaktifitas elektrolit terhentiPompa Na gagalPompa Na , K gagalEDEMANa , Air masuk ke selEdema intrasel & ekstraselPerfusi jaringancerebral menurunSEL MATI SECARA PROGRESIF(STROKE)5

Graham & Hickey (2002) dalam www.neurophysiofarmakology.comMarkus (2001) dalam www.clinicalneurosciences.com6

Gambar hasil CT – Scan Ny. S.KArea perdarahanPENGKAJIAN.Pengkajiandi RSCM ruang IRNA B Lt II Kirimenggunakan formatpengkajian yang telah disediakan, dengan memberikan cek list pada hasilpengkajian yang sesuai. (hasil pengkajian terlampir)1. HambatanDalam menggunakan format tersebut untuk mengkaji pasien Ny. S.K denganStroke Non Hemoragik perawat mengalami kesulitan, hal ini disebabkankarena ;a. Sejak awal pasien masuk (tgl. 5-09-2007) belum ada lembar pengkajianpada papan status pasien. Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 6September 2007 pukul 08.30 WIB.b. Format pengkajian masih umum, tidak spesifik pada gangguan sistemneurology, dan isian dalam cek list sangat terbatas sehingga penuliskesulitan menggali data yang seharusnya di kaji pada pasien strokec. Format pengkajian yang tidak menyediakan ruang untuk menjelaskanspesifikasi hasil pengkajianSolusi:Menambahkan pengkajian sesuai kebutuhan pasien,menulis pengkajiantambahan dengan tulisan kecil dan menulis data pemeriksaan diagnostik sertalaboratorium yang menggalami gangguan saja.7

2. Rasional Pengkajiana. Identitas pasien.Pengkajian identitas pasien penting dilakukan untuk meningkatkankeakuratan informasi dan koordinasi. (Barkaukass, et.al, 1994). Pada kasusini, pasien adalah perempuan, umur 52 tahun, beragama Islam, ibu rumahtangga, sudah menikah dan memiliki dua anak, tinggal di Jl. Pal MerahBarat 2 No. 10 Rt. 02 Rw. 07 Jakarta Barat. Stroke lebih sering terjadi padausia 50 - 74 tahun (www.stroke.com, 2006).b. Data keperawatan waktu masuk.Hal ini penting karena dari data pada bagian ini dapat diperolehmasalah utama atau alasan utama pasien datang ke tempat pelayanankesehatan (Smeltzer, 2005). Dari data ini juga nantinya dapat diarahkanbeberapa intervensi keperawatan yang menjadi prioritas untuk mengatasimasalah atau keluhan utama pasien. (Barkaukass et.al, 1994).Pada pasien stroke penting kita kaji awal terjadinya masalah, misalnyaterjadinya kelumpuhan atau kelemahan setelah pasien beraktifitas ataudalam keadaan istirahat, hal ini berkaitan dengan penyebab stroke. Padastroke iskemik karena thrombus biasanya lebih banyak terjadi pada lakilaki dengan usia pertengahan sampai tua, masalah terjadi saat tidur atausaat bangun tidur, tahapannya secara progresif dan perkembangan tandagejala lambat, biasanya mengalami perbaikan dalam waktu cepat. Iskemikakibat emboli banyak terjadi pada laki-laki dengan masalah timbul kurangada hubungannya dengan aktivitas dan terjadi secara mendadak atau tibatiba, tanda dan gejala terjadi secara cepat, biasanya beberapa mengalamiperbaikandan dapat kambuh/berulang bila tanpa dilakukan perawatanyang benar dan cepat terhadap penyakit primer (Lewis, Heitkemper, danDirksen, 2000).Stroke hemoragik intraserebral banyak terjadi pada wanita dengantanda awal nyeri kepala (sekitar 25 % kasus), sering terjadi setelah pasienberaktivitas dan berkembang secara progresif setelah 24 jam, prognosajelek dan dapat menyebabkan kematian.8Hemoragik subarachnoid biasa

terjadi pada wanita usia muda dan pertengahan, biasanya ditanda adanyanyeri kepala, sering timbul setelah beraktifitas ataupun secara ewis,Heitkemper, dan Dirksen, 2000)Seperti dijelaskan pada riwayat singkat pasien Ny. S.K saat mencucipiring pasien menggalami pusing hebat dan tiba-tiba pasien terjatuh, bicarapelo, badan sebelah kanan mengalami kesemutan dan baal,berangsur-angsur ekstremitas dekstra mengalami parese dan penurunan kesadaran.Hasil pemeriksaan penilaian siriraj stroke scor (SSS) didapat : 1.5 (artinyaadanya perdarahan supratentorial). Hasil NIHSS (NationalIinstitute ofHealth Stroke Scale) 18, artinya Ny. S.K menggalami stroke berat. HasilCt-Scan menunjukkan adanya perdaraha di pons. Bila dilihat dari riwayatterjadinya maka dapat kita simpulkan bahwa Ny. S.K mengalami strokehemorragik.c. Riwayat kesehatan masa lalu dan keluarga.Riwayat kesehatan masa lalu diperlukan untuk mengidentifikasimasalah kesehatan pasien yang telah berlalu. Analisanya ditujukan untukmelihat adakah kesesuaian antara masalah kesehatan pada masa lalu denganmasalah kesehatan pada sekarang ini atau tidak. Sedangkan riwayatkesehatan keluarga adalah untuk mengidentifikasi berbagai penyakitgenetik, keturunan, serta lingkungan alami yang berdampak terhadapmasalah kesehatan pasien saat ini (Barkaukass, et.al, 1994).Riwayat penyakit dahulu pasien, data yang ingin didapatkan adalahbeberapa faktor penyulit atau yang membuat kondisi pasien menjadi lebihparah kondisinya. Komplikasi dari penyakit terdahulu dapat menjadipertimbangan dalam penanganan stroke (www.unca.com, 2006).Pada pasien stroke penting kita kaji adanya faktor-faktor resikoseperti; riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit cardiovaskuler,migren, hyperkoagoliti (contoh : kadar serum fibrinogen tinggi,peningkatan hematokrit), polisitemia, dan anemia sickle cell, penggunaanterapi hormonal, selain itu faktor gaya hidup seperti : mengkonsumsi9

alkohol, merokok, kegemukan, diit tinggi lemak dan kolesterol danpenyalahgunaan obat (Black & Hawk, 2005). Riwayat keluarga denganstroke atau TIA akan meningkatkan resiko seseorang terserang stroke.Hipertensi menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah serebralsehingga pembuluh darah tersebut mengalami penebalan dan degenerasiyang kemudian pecah dan menimbulkan perdarahan. Stroke yang terjadipaling banyak oleh karena hipertensi adalah stroke hemoragik (Morton,2005)Pada DM akan mengalami penyakit vaskuler, sehingga terjadimakrovaskulerisasi dan terjadi aterosklerosis. Dari aterosklerosis dapatmenyebabkan emboli yang kemudian menyumbat dan terjadi iskemik,sehingga perfusi otak menurun dan akhirnya terjadi stroke (Morton, 2005).Pada penderita DM juga mengalami penurunan penggunaan insulin danpeningkatan glukogenesis, sehingga terjadi hiperosmolar sehingga alirandarah lambat, maka perfusi otak menurun sehingga stroke dapat terjadi.Pada perokok akan timbul plague di pembuluh darah oleh nikotin sehinggaterjadi aterosklerosis (Soerensen, 1995).Ny. K.S mempunyai riwayat hipertensi sejak sekitar 4 tahun yanglalu, pasien berobat ke puskesmas, tidak teratur, berobat jika ada keluhan,jenis obat tidak tahu. Tidak ada riwayat sesak napas, batuk (-) dan TBC (-),riwayat DM (-), peyakit jantung (-), stroke (-). Ny. S.K juga mempunyaikebiasaan makan makanan yang mengandung tinggi kolesterol dan lemakDalam keluarga Ny. S.K terdapat anggota keluarga yang menderitahipertensi dan stroke, yaituibu, dan adik pasien. Ibu pasien telahmeninggal karena stroke sudah lebih dari 5 tahun.d. Sistem NeuromuskulerPada pasien stroke penting di lakukan pengkajian tentangkemampuan motorik, karena stroke merupakan penyakit motor neuron atasdan dapat mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakanmotorik. Karena neuron motor atas melintas, gangguan kontrol motorvolunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada10

neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motorpaling sering adalah adalah hemiplegia (paralysis pada salah satu sisi)karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahansalah satu sisi tubuh adalah tanda yang lain (Smletzer & Bare, 2005). Padaawal tahap stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah paralysisdan hilang atau menurunnya reflek tendon dalam. Dan reflek tendon dalamdapat muncul kembali biasannya setelah 48 jam (Markus, 2006 dalamwww.clinicalneurosciences.com).Akibat kerusakan motor neuron pyramidal patway (serabut saraf dariotak dan melewati spinal cord ke sel-sel motorik), dapat munculkarakteristik sebagai berikut; kehilangan kemampuan gerak volunter,kerusakan pergerakan yang terintegrasi, gangguan tonus otot, dan gangguanrefleks (pada awal mengalami hiporefleksia berkembang menjadihiperefleksia pada beberapa pasien (Lewis, Heitkemper, dan Dirksen,2000). Pada pasien stroke kita harus melakukan pemeriksaan babinski,sebagai indikasi adanya penyakit susunan syaraf pusat yang mempengaruhitraktus kortikospinal (Smletzer & Bare, 2005).Penting kita kaji pupil mata baik ukuran, diameter, isokor/anisokor, danreflek pupil terhadap cahaya.Adanya stimulasi pada saraf simpatismengkibatkan pupil menjadi midriasis, sedangkan stimulasi parasimpatismengakibatkan pupil menjadi miosis. Pupil yang masih bereaksi terhadapcahaya menandakan bahwa mesensefalon dalam kondisi baik. Lesi padamesensefalon mengakibatkan dilatasi pupil yang tidak bereaksi terhadapcahaya. Pupil yang melebar sesisi (anisokor) dan tidak bereaksi terhadapcahaya menandakan terjadinya penekanan pada saraf kranial ke III. Bilakita temukan adanya midriasis pada satu sisi (anisokor) dan ananepidural(Lumbantobing, 2001).Kemampuan pasien berkomunikasi penting utnuk kita kaji, karenafungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dankomunikasi. Gangguan komunikasi akibat stroke adalah afasia, disatria,dan apraksia tergantung lokasi yang terganggu. Pengkajian persepsi juga11

penting dilakukan, karena stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsivisual dan kehilangan sensori.Homonimus hemianopsia (kehilangansetengah lapang pandang) sisi yang terkena sama dengan sisi yangmengalami paralysis (Smletzer & Bare, 2005).Status neurologis lainnya adalah tingkat kesadaran baik kualitatifmaupun kuantitas, dikaji sebagai acuan dalam penangganan pasien yanglebih intensif, karena pada faktor-faktor ini dapat menjadi petunjukkerusakan yang terjadi (Vincent, 2005).Bila kerusakan pada lobus frontal maka kemungkinan terjadi kerusakandalam mempelajari sesuatu, memori atau fungsi intelektual yang lebihtinggi. Kerusakan fungsi kognitif ini ditandai dengan terbatasnya tingkatperhatian pasien terhadap sesuatu, sulit dalam memahami sesuatu, cepatlupa, dan kurang motivasi. Sedangkan masalah psikologik ditandai denganemosi yang labil, sikap frustasi dan kurangnya kooperatif.Pemeriksaan penunjang baik laboratorium, EKG dan lainnya pentingdilakukan karena untuk mengetahui sejauh mana fungsi-fungsi organ tubuhmengalami gangguan, dan yang menjadi Gold standar dari pasien strokeyaitu penunjang yang harus dilakukan adalah CT-Scan dimana telahdiuraikan pada konsepnya untuk memastikan penyebab terjadinya strokedan area/lokasi/luas stroke yang terjadi (Tjokronegoro & Hendra, 2002) dan(Black & Hawk, 2005).Ny. S.K mengalami hemiparesis, reflek tendon dalam / , tonusotot ekstremitas superior dan inferior : menurun/menurun, kekuatan ototekstremitas superior 1111/4444 dan ekstremitas inferior 1111/4444, tonusotot menurun/menurun, pupil isokor, diameter pupil 3 mm/3 mm, reflekpupil terhadap cahaya langsung / , reflek pupil terhadap cahaya tidaklangsung / , babinski / , nilai GCS : E2M4Vafasia tingkat kesadaransomnolen. Pemeriksaan nervus kranial adanya parese N.V dekstra, N.VIIdekstra sentral, paresis N.IX, N.X, dan N.XII dekstra sentral. Sensibilitasterjadi hemihipestesi. Tanda rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), L

Pasien bernama Ny. S dengan umur 52 tahun, beragama islam, suku bangsa sunda, pasien sebagai ibu rumah tangga, yang tinggal di alamat Jl. Pal Merah Barat 2 No. 10 Jakarta Barat. Pasien dirawat dengan diagnosa media stroke hemoragik, hipertensi stadium II, dan bronkopnemonia. Riwayat kesehatan pasien, pada tanggal 5 September 2007 saat mencuci

Related Documents:

tentang asuhan keperawatan yang terdiri dari 4 tahapan asuhan keperawatan yaitu pengkajian awal, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Formulir yang digunakan untuk asuhan keperawatan adalah formulir kajian awal pasien rawat inap (RMI.2), rencana asuhan keper

keperawatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu asuhan keperawatan jiwa. Tujuan : Untuk memahami bagaimana respon klien setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kek

Kesimpulan: Asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi yang dilakukan selama 5 hari dengan berfokus pada intervensi kompres hangan dan pijatan pada kepala dapat mengurangi rasa nyeri yang di rasakan pasien. Kata kunci: Hipertensi, lansia, nyeri, asuhan keperawatan

asuhan keperawatan pada pasien karsinoma mamae . 2. Institusi Pendidikan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada pasien dengan karsinoma mamae 3. Masyarakat (keluarga/pasien) Di

laporan studi kasus asuhan keperawatan komunitas pada kelompok usia lanjut dengan diagnosa diabetes mellitus (dm) di rw ii kelurahan manyar sabrangan kecamatan mulyorejo surabaya oleh : cahya dwi kurniawan nim. 09.610.117.009 program studi d3 keperawatan fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah surabaya 2012 . ii proposal asuhan keperawatan komunitas pada kelompok usia lanjut dengan .

karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Salah Satu Keluarga Yang Menderita Diabetes Melitus Dengan Ketidakpatuhan”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan pada penderita Diabetes Melitus. Karya tulis ilmiah ini disusun dan diajukan sebagai

Menganalisa asuhan keperawatan pada pasien Ny. M.G dengan Diagnosa Medis CHF (congestive hearth failure) 1.4. Manfaat Studi Kasus 1.4.1. Manfaat teoritis Memperoleh pengalaman dan pengetahuan serta dapat menerapkan Asuhan Keperawatan yang didapatkan dari akademik sebagai upaya dalam penanganan pada pasien dengan CHF(Congestive Hearth Failure).

tulang dan untuk menilai efektivitas hasil pengobatan. Hasil pemeriksaan osteocalcin cukup akurat dan stabil dalam menilai proses pembentukan tulang. Metode pemeriksaan osteocalcin adalah enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Nilai normalnya adalah: 10,1 9,4 ng/ml.8 Setelah disintesis, OC dilepaskan ke sirkulasi dan memiliki waktu paruh pendek hanya 5 menit setelah itu dibersihkan oleh .