KERAGAAN AGROINDUSTRI KERUPUK BAWANG WINDA PUTRI DI .

3y ago
40 Views
2 Downloads
1.03 MB
8 Pages
Last View : 9d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Brady Himes
Transcription

COREMetadata, citation and similar papers at core.ac.ukProvided by Jurnal Ilmu-Ilmu AgribisnisJIIA, VOLUME 7 No. 3, AGUSTUS 2019KERAGAAN AGROINDUSTRI KERUPUK BAWANG WINDA PUTRI DI KECAMATANTANJUNG SENANG KOTA BANDAR LAMPUNG(The Performance of Onion Cracker Agroindustry in Tanjung Senang Subdistrict of Bandar Lampung City)Ayu Nirmala Lutfie Syarief, Dyah Aring Hepiana Lestari, Eka KasymirJurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1Bandar Lampung 35145, Telp. 082175827825, e-mail: ayunirmalalutfies@gmail.comABSTRACTThe purposes of this research are to analyze procurement process of raw materials that correspond to sixright on (time, place, quality, quantity, type, and price), added value and income of onion cracker processingactivities, marketing mix, distribution channels, marketing margins, and the role of support services. Thisresearch was a case study method at onion cracker agroindustry in Tanjung Senang Sub-district of BandarLampung City. The data collection was conducted in January - February 2018 and was analyzed byqualitative and quantitative descriptive analysis. The results showed that the procurement of raw materialshad not fulfilled price component. The production performance of the agroindustry was not good because ithad not fulfilled the flexibility component. The agroindustry revenue was considered good because the valueof R/C ratio was 1 and given added value was positive. The marketing strategy of the agroindustry hasused the 4P marketing mix component, in which product and price were well, while the place and promotioncomponent have not been used optimally. The marketing chains consisted of two channels. The providedsupport services of this agroindustry were bank, information and communication technology, transportation,and marketKey words: agroindustry, onion cracker, performancePENDAHULUANProgram diversifikasi pangan dapat didukungdengan baik karena Indonesia adalah salah satunegara yang memiliki keanekaragaman bahanpangan lokal yang berlimpah. Beberapa potensidaerah dapat dimanfaatkan dengan baik dalammendukung program tersebut. Komoditas yangdigunakan dalam program diversifikasi pangan inisangat beragam, salah satu contohnya adalahtanaman ubi kayu. Badan Pusat Statistik (2015)menyatakan bahwa Provinsi Lampung merupakanprovinsi penghasil ubi kayu nomor satu diIndonesia, sehingga ubi kayu dapat menjadi pilihanuntuk dijadikan pangan pokok programdiversifikasi pangan. Ubi kayu dapat dijadikanalternatif pangan dalam mengurangi konsumsiberas di Indonesia. Jenis tanaman pangan ubi kayumerupakan produk unggulan di Lampung. Hal inidikarenakan ubi kayu tidak hanya dikonsumsisegar tetapi ubi kayu juga dapat dinikmati dalambentuk hasil olahan lain seperti tepung tapiokayang diolah lagi menjadi kerupuk bawang.Salah satu bidang agroindustri pengolahan bahanmakanan yang perlu dikembangkan dan dapatmembantu pembangunan ketahanan pangan adalah298agroindustri kerupuk bawang.Bahan bakukerupuk bawang terbuat dari tepung tapioka yangberasal dari produksi ubi kayu.Konsumsimasyarakat Indonesia terhadap kerupuk bawangcukup tinggi untuk makanan lauk pauk/ selingan.Hal ini menyebabkan munculnya agroindustriagroindustri kerupuk bawang di Indonesia. Salahsatunya adalah Agroindustri Kerupuk BawangWinda Putri yang terletak di Kecamatan TanjungSenang Kelurahan Labuhan Dalam Kota BandarLampung yang aktif dalam menjalankanproduksinya sejak tahun 2014. Produksi tertinggiyang dihasilkan agroindustri mencapai 700 kg perproduksi dan terendah mencapai 100 kg perproduksi.Pemanfaatan Agroindustri Kerupuk BawangWinda Putri ini dapat ditentukan oleh keragaanatau perfomance agroindustri.Keragaanagroindustri kerupuk bawang melibatkan berbagaikegiatan yang mencakup kegiatan pengadaanbahan baku, kegiatan pengolahan, kinerja produksi,kegiatan pemasaran dan nantinya seluruh kegiatanpada agroindustri kerupuk bawang didukungdengan adanya jasa layanan pendukung. Olehsebab itu, penelitian ini bertujuan menganalisispengadaan bahan baku, kinerja produksi,

JIIA, VOLUME 7 No. 3, AGUSTUS 2019pendapatan, nilai tambah produk, subsistempemasaran, dan peranan jasa layanan pendukungbagi agroindustri.METODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan adalah studikasus. Penelitian dilakukan pada satu agroindustrikerupuk bawang yang berada di KecamatanTanjung Senang Kota Bandar Lampung.Penentuan lokasi dilakukan secara tri Kerupuk Bawang Winda Putrimenggunakan bahan baku utama tepung tapiokayang berasal dari ubi kayu dan agroindustri iniaktif dalam melakukan produksi kerupuk bawangdari tahun 2014 sampai sekarang.Waktupengumpulan data dan pelaksanaan penelitiandilakukan pada bulan Januari- Februari 2018.Responden dalam penelitian ini adalah pemilikAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri diKecamatan Tanjung Senang Kota BandarLampung. Responden pedagang diambil secarasnowballing dengan pertimbangan karena tidak adainformasi yang pasti mengenai jumlah pedagangkerupuk bawang tersebut. Responden pedagangbesar berjumlah 12 orang, sedangkan pedagangpengecer pada saluran I dapat berjumlah lebih dari200 orang. Responden pedagang pengecer diambilsecara sampling sebanyak 36 pengecer padasaluran I dimana satu pedagang besar diwakili tigapedagang pengecer dengan melihat volumepembelian tertinggi, sedang dan terendah untukmewakili volume pembelian pedagang pengecersatu, sedangkan untuk saluran II respondenpedagang pengecer sebanyak 7 orang.Data yang digunakan data primer dan sekunder.Data primer diperoleh dari wawancara,pengamatan serta pencatatan langsung. Datasekunder diperoleh dari studi literatur, laporanlaporan, publikasi, dan pustaka lainnya yangberhubungan dengan penelitian ini, serta lembagaatau instansi yang terkait dalam penelitian ini,seperti BPS, instansi pemerintah serta artikelterkait.Analisis deskriptif kualitatif digunakan untukmenganalisis tujuan pertama yaitu pengadaanbahan baku, tujuan ke dua yaitu kualitas,kecepatan pengiriman, dan fleksibilitas, tujuan ketiga yaitu bauran pemasaran dan saluranpemasaran dan tujuan ke empat.yaitu jasa layananpendukung.Analisis deskriptif kuantitatifdigunakan untuk menganalisis tujuan ke dua yaitumenghitung produktivitas, kapasitas, pendapatandan nilai tambah serta tujuan ke tiga mengenaimarjin pemasaran.Analisis kinerja diukurberdasarkan komponen produktivitas, kapasitas,kualitas, kecepatan pengiriman, dan fleksibilitasmenurut Prasetya dan Lukiastuti (2009). Berikutmerupakan uraian rumus produktivitas dankapasitas sebagai berikut:1) ProduktivitasProduktivitas dari agroindustri dihitung dariunit yang diproduksi (output) atau produkkerupuk bawang dengan masukan yangdigunakan atau tenaga kerja denganmenggunakan rumus berikut :2) KapasitasKapasitas yaitu suatu ukuran yang an output dari suatu prosesproduksi.Kapasitas agroindustri dihitungdengan menggunakan rumus:Keterangan:Actual output:Design capacity :Output yang rut Soekartawi (2000) analisis pendapatandapat dihitung menggunakan rumus berikut:--.(3)Keterangan: Pendapatan (Rp)Y Produksi kerupuk bawang(kg)Py Harga kerupuk bawang (Rp)Xi Faktor produksi (i 1,2,3,.,n)PXi Harga faktor produksi ke-i (Rp)BTT Biaya tetap total (Rp)Analisis data berikutnya adalah R/C rasio untukmengetahui kelayakan usaha pada agroindustrikerupuk bawang yang dapat dirumuskan sebagaiberikut.(4)299

JIIA, VOLUME 7 No. 3, AGUSTUS 2019Keterangan:R/C Nisbah penerimaan dan biayaTR Total revenue/penerimaan total (Rp)TC Total cost atau biaya total (Rp)Kriteria pengambilan keputusan adalah:1) Jika R/C 1, maka usaha mengalamikeuntungan.2) Jika R/C 1, maka usaha mengalami kerugian.3) Jika R/C 1, maka usaha mengalami impas.Besarnya nilai tambah pada agroindustri kerupukbawang dapat dihitung dengan menggunakanmetode Hayami. Kriteria nilai tambah (NT)menurut Hayami (1987) adalah sebagai berikut:1) Jika NT 0, berarti pengembangan agroindustrikerupuk bawang memberikan nilai tambah(positif).2) Jika NT 0, berarti pengembangan agroindustrikerupuk bawang tidak memberikan nilai tambah(negatif).Menurut Hasyim (2012) marjin pemasaran dapatdihitung dengan rumus berikut-.(5)Keterangan:MP Margin pemasaran tingkat ke-iPr Harga di tingkat konsumenPf Harga di tingkat produsenPenyebaran marjin pemasaran dapat dilihatberdasarkan persentase keuntungan terhadap biayapemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) padamasing-masing lembaga pemasaran.Keterangan: Keuntungan lembaga pemasaran tingkatike-ibti Biaya pemasaran lembaga pemasarantingkatke-iHASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik Responden Pemilik AgroindustriResponden dalam penelitian ini merupakanpemilik dari agroindustri kerupuk bawang yangberada di Kecamatan Tanjung Senang Kota BandarLampung.Responden pemilik AgroindustriKerupuk Bawang Winda Putri adalah sepasangsuami istri yaitu Ibu N yang berumur 28 tahun danBapak E yang berumur 40 tahun yang merupakan300transmigran dari daerah Tasikmalaya. Tingkatpendidikan terakhir keduanya adalah lulusan SD.Jumlah tanggungan keluarga adalah dua orang.Agroindustri ini telah berjalan selama 4 tahun dantermasuk ke dalam skala usaha kecil.Karakteristik Responden Pedagang KerupukBawangResponden pedagang pada penelitian ini terdiridari pedagang besar yang menjual kerupuk bawangke pedagang pengecer atau kios- kios di pasar danpedagang pengecer yang secara langsung menjualkerupuk bawang ke konsumen. Penjualan kerupukbawang ini melibatkan 12 pedagang besar dan 36pedagang pengecer I yang diambil secara samplingyaitu satu pedagang besar diwakili oleh tigapedagang pengecer dengan volume ngan harga jual dan harga beli dipedagang pengecer I sama pada setiap satupedagang besar serta pedagang pengecer IIberjumlah tujuh orang. Umur responden berkisar28- 60 tahun dengan pendidikan bervariasi yaitululusan SD, SMP, dan SMA. Pengalaman usaha 112 tahun.Pengadaan Bahan BakuTersedianya bahan baku yang cukup dan kontinubagi suatu usaha agroindustri adalah amat penting.Pengadaan bahan baku dilakukan untuk menunjangkegiatan pelaksanaan produksi yang ada di dalamsuatu agroindustri. Bahan baku yang digunakanpada Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putriadalah tepung tapioka yang berasal dari olahan ubikayu yang digunakan untuk pembuatan kerupukbawang.Komponen pengadaan bahan bakusebagian sudah tepat, tetapi komponen tepat hargayang belum memenuhi harapan agroindustri.Management stock pada pengadaan bahan bakuutama tepung tapioka dilakukan selama duaminggu sekali. Pembelian tepung tapioka yaitudelapan ton dalam sekali pembelian. Tepungtapioka disimpan dengan aman ditempatpembuatan kerupuk bawang. Selain bahan bakuutama bahan baku penunjang juga diperlukan padaAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri.Bahan baku penunjang atau pendukung padaAgroindustri antara lain bawang putih, ikan giling,garam, air, kayu bakar, gula pasir, minyak goreng,plastik pembungkus, dan tali. Kegiatan pengadaanbahan baku utama dan penunjang padaAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri dapatdilihat pada Tabel 1.

JIIA, VOLUME 7 No. 3, AGUSTUS 2019Tabel 1. Pengadaan bahan baku pada AgroindustriKerupuk Bawang Winda Putri.KomponenpengadaanHarapanbahan bakuWaktuPengadaan bahanbaku dilakukansatu- dua minggusekaliTempatPengadaan bahanbaku selalu tersediapada pemasokbahan bakuJenisTepung tapioka yangdigunakan adalahjenis tepung l 2. Produktivitas Agroindustri KerupukBawang Winda PutriKenyataanNo.Pengadaan bahan bakudilakukan rata- rata duaminggu sekali1.Pemasok bahan bakuselalu menyediakanbahan baku saatdibutuhkanTepung tapioka yangdigunakan adalah jenistepung tapioka lokalyang berasal dari KotaMetro Provinsi LampungTepung tapioka yangdigunakan sebagai bahanbaku memiliki kualitasyang baik3.Tepung tapiokayang digunakanmemiliki kualitasyang baik yaituberwarna putih,tidak menggumpal,dan tidak berbauapekTepung tapiokaTepung tapioka selalutersedia dalamtersedia untuk prosesjumlah yang banyak produksi dan jumlahnyatidak terbatas sesuai pun cukupdengan skalaproduksiHarga tepungHarga tepung tapiokatapioka Rpnaik menjadi Rp250.000,00- Rp400.000,00 per 50 kg350.000,00 per 50 kgAnalisis Kinerja ProduksiAnalisis kinerja produksi dilihat dari aspekproduktivitas, kapasitas, kualitas, kecepatanpengiriman, dan fleksibilitas menurut Prasetya danFitri (2009).1) ProduktivitasBerdasarkan hasil perhitungan yang telahdilakukan, rata- rata produktivitas usahaagroindustri kerupuk bawang antara outputterhadap tenaga kerja adalah sebesar 48, 84 kg/HOK. Hal ini berarti setiap 1 HOK akanmenghasilkan 48,84 kg kerupuk bawang. Nilaitersebut melebihi standar nilai produktivitastenaga kerja yaitu menurut penelitian Sari,Haryono, Adawiyah (2017) hasil dariproduktivitas kopi sebesar 16,84 kg/HOK,maka produktivitas Agroindustri KerupukBawang Winda Putri tergolong sudah baik.Secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.KeteranganOutput(kg/bulan)Tenaga kerja(HOK/bulanProduktivitas(kg/HOK)2.Agroindustri KerupukBawangWinda Putri15.000,00307,1448,842) KapasitasMenurut Render dan Heizer (2001), jikakapasitas lebih dari 0,5 atau sebesar 50 persen,maka agroindustri telah berproduksi denganbaik. Berdasarkan hasil perhitungan, nilaikapasitas untuk Agroindustri Kerupuk BawangWinda Putri adalah 0,86 atau 86 persen. Hal inimenunjukan Agroindustri ini sudah efektif danefisien.Rincian lebih lanjut mengenaikapasitas produksi dapat dilihat pada Tabel 3.3) KualitasAgroindustri ini belum menggunakan SNIsebagai acuan dalam memproduksi kerupukbawang.Agroindustri ini juga belummelakukan jenis uji yang terdapat pada SNI022-1987- M No. 722/ Menkes/PER/XI/198terkait syarat mutu kerupuk.Pemilikagroindustri kerupuk beranggapan bahwa tidakperlu untuk melakukan uji laboratoriumterhadap produk kerupuk bawang.4) Kecepatan pengirimanWaktu pengiriman produk yang dipesan untuksampai ke pelanggan tidak memerlukan waktuyang banyak untuk mengirimkan produknya.Pada agroindustri kerupuk bawang pedagangmengambil produk lima hari dalam seminggu.Tabel 3.No1.2.3.Kapasitas produksi AgroindustriKerupuk Bawang Winda Putri.KeteranganOutput(kg/bulan)Output maks(kg/bulan)Kapasitas(kg/HOK)Agroindustri KerupukBawangWinda Putri15.000,0017.500,000,86301

JIIA, VOLUME 7 No. 3, AGUSTUS 20195) Fleksibeluntuk berubah dalam volume.PadaAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri 1kg tepung yang diolah agroindustri akanmenghasilkan kerupuk bawang sebesar 1,04 kg.Ketiga adalah kemampuan dari proses produksiuntuk memproduksi berbagai macam produksecara serempak dengan menggunakan bahanbaku yang sama, hal ini belum dapat dilakukanAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putriyang hanya mengolah tepung tapioka menjadiproduk kerupuk bawang saja.Fleksibilitas diukur melalui tiga dimensi, yaituyang pertama adalah kecepatan prosestransformasi tepung tapioka menjadi kerupukbawang. Proses pembuatan kerupuk bawanghanya memerlukan waktu 6 – 10 jam untuksatu kali produksi. Hal ini sesuai denganpenelitian Sari, Haryono, Adawiyah (2017)terkait pengolahan bahan baku menjadi kopiadalah 1 hari Kedua yaitu kemampuan bereaksiTabel 4. Pendapatan Agroindustri Kerupuk Bawang Winda PutriNoUraianHarga1 PenerimaanProduksi (kg)2 Biaya ProduksiI. Biaya TunaiBiaya VariabelTepung tapioka (kg)Bawang putih (kg)Ikan giling (kg)Garam (kg)Air (kg)Kayu bakar (kubik)Gula pasir (kg)Minyak goreng(liter)Plastik pembungkus(lembar)Tali (kg)TKLK (HOK)Biaya listrik (Rp)Biaya TetapSewa Bangunan(Rp)Pajak (Rp)Total Biaya Tunai(Rp)II. BiayaDiperhitungkanBiaya VariabelTKDK (HOK)3 Biaya TetapPenyusutan (Rp)Total BiayaDiperhitungkan (Rp)4 Total Biaya (Rp)PendapatanPendapatan AtasBiaya Tunai (Rp)Pendapatan AtasBiaya Total (Rp)5 R/C RatioR/C Ratio AtasBiaya TunaiR/C Ratio AtasBiaya Total302Kenaikan harga bahan bakuutamaHargaNilaiPer produksi (Harga normal)NilaiPemakaian 3,653.440.836,981,661,261,651,631,241,62

JIIA, VOLUME 7 No. 3, AGUSTUS 2019Analisis PendapatanPendapatan yang diperoleh Agroindustri KerupukBawang Winda Putri yaitu dilihat pada saat hargabahan baku utama normal yaitu cukupmenguntungkan. Pada saat kondisi harga bahanbaku utama naik, pendapatan juga masihmenguntungkan. Pada saat cuaca hujan, biayalistrik akan semakin meningkat karena tingginyapemakaian oven. Namun demikian, keuntunganyang diperoleh pada saat pemakaian oven karenacuaca hujan tidak jauh berbeda dibandingkan saatkondisi harga bahan baku normal. PendapatanAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri dapatdilihat pada Tabel 4. Hasil penelitian padaAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putrimemiliki nilai R/C atas biaya total yaitu 1. Halini sejalan dengan penelitian Wahyudi, Sayamar,Elizar (2016) tentang analisis usaha agroindustrikerupuk kulit sapi, hasil penelitian menunjukkanbahwa nilai R/C sebesar 1,47.Hal inimenunjukkan bahwa pendapatan AgroindustriKerupuk Bawang Winda Putri menguntungkan.Analisis Nilai TambahKegiatan pengolahan tepung tapioka menjadikerupuk bawang diharapkan memberikan nilaitambah bagi pengolah. Perhitungan nilai tambahAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri adalahanalisis yang dilakukan pada satu kali produksikerupuk bawang. Hasil analisis nilai tambah padaAgroindustri Kerupuk Bawang Winda Putrimenunjukkan bahwa agroindustri ini memberikannilai tambah lebih besar dari nol NT 0 atau nilaitambah positif sehingga usaha agroindustri itulayak untuk dikembangkan. Hal ini sejalan denganpenelitian Wahyudi, Sayamar, Elizar (2016) yangmenunjukkan bahwa produk yang diproduksimenghasilkan nilai tambah yang positif.Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri masukdalam agroindustri padat modal dikarenakan nilaibalas jasa pemilik terhadap keuntungan lebihbesar dibandingkan nilai tenaga kerja.Tabel 5.No.Nilai tambah Agroindustri KerupukBawang Winda PutriVariabelOutput, Input danHarga1Output(Kg/produksi)2Bahan baku(Kg/produksi)3Tenaga Kerja(HOK/produksi)4Faktor Konversi5KoefisienTenaga Kerja6Harga Output7Upah Rata-rataTenaga Kerja(Rp/HOK)Pendapatan danKeuntungan (Rp/Kg)8Harga bahanbaku9Sumbanganinput lain10 Nilai Output11a. Nilai Tambahb. Rasio NilaiTambah12 a. ImbalanTenaga Kerjab. BagianTenaga Kerja13a. Keuntunganb. TingkatkeuntunganBalas Jasa PemilikFaktor-faktor Produksi14 MarjinKeuntungana. Keuntunganb. Tenaga Kerjac. Input iNilaiA600,00600,00B575,00575,00C12,2912,29D A/BE .000,00H5.000,008.000,00I3.767,073.767,07J DxFK J-I–HL (K/J)x 100 (%)M 4,66854,66N (M/K) x100 (%)O K–MP O/K x100 (%)12,4122,006.030,443.3030,4487,5978,00Q J–H10.652,177.652,17R O/Q x100%S M/Q x100%T I/Q x100%56,6139,608,0211,1735,3649,23Bauran PemasaranBalas jasa pemilik berkaitan dengan faktorproduksi yang ada. Agroindustri Kerupuk BawangWinda Putri bersifat

tanaman ubi kayu. Badan Pusat Statistik (2015) menyatakan bahwa Provinsi Lampung merupakan provinsi penghasil ubi kayu nomor satu di Indonesia, sehingga ubi kayu dapat menjadi pilihan untuk dijadikan pangan pokok program diversifikasi pangan. Ubi kayu dapat dijadikan alternatif pangan dalam mengurangi konsumsi beras di Indonesia.

Related Documents:

keragaan usaha pengolahan kerupuk dan udang dan menganalisis besarnya nilai tambah dari produk kerupuk ikan dan udang. Penelitian ini dilakukan di perusahaan Sri Tanjung pada bulan Oktober 2016 sampai Mei 2017. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis finansial dan analisis tambah. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa usaha pengolahan kerupuk ikan dan kerupuk udang .

Jurnal : Analisis Keragaan dan Efisiensi Usaha Agroindustri (S tudi Kasus) pada UD. Lista Karang Taliwang Cakranegara-Kota Mataram ANALYSIS OF KERAGAAN AND EFFICIENCY EFFORTS OF AGRO-INDUSTRIES (C ASE STUDY) ON THE UD. LISTA KARANG TALIWANG CAKRANEGARA CITY-MATARAM ABSTRACK The purpose of this research was: 1) to know the keragaan effort (pr oduction processes, procurement of raw materials .

budidaya bawang merah. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang pada masa budidaya dapat dikendalikan . Salah satu Cara yang paling umum dilakukan para petani bawang merah dalam . 300 mengendalikan serangan hama dan penyakit bawang merah

Antología de Winda Dedicatoria Para mis tres grandes amores. Fabián Eduardo Hector Fernando Fabricio Página 2/879. Antología de Winda Agradecimiento Agradezco a la vida, por premiarme con mis tres hijos. Página 3/879. Antología de Winda Sob

dengan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah di digunakan analisis uji Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi Petani dalam keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah daerah penelitian di dasarkan atas kebutuhan akan kemajuan 79,44 persen, kebutuhan akan afiliasi 77,56 persen, dan kebutuhan akan keberadaan 74,80 persen. Tingkat penerapan keragaan teknologi .

mengidentifikasi zat pewarna Rhodamin B pada kerupuk berwarna yang dijual di pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto. Metode penelitian ini bersifat deskriptif.Populasi penelitian ini adalah seluruh jenis kerupuk berwarna merah yan

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH (Studi Kasus Petani Bawang Merah Di Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang) SKRIPSI . Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan . Studi pada Program Sarjana strata (S1), Fakultas Pertanian Peternakan . Universitas Muhammadiyah Malang . Oleh: JUNIARABDILLAH 201310210311035 . JURUSAN AGRIBISNIS

Studies have shown veterinary surgeons do not feel they receive adequate training in small animal nutrition during veterinary school. In a 1996 survey among veterinarians in the United States, 70% said their nutrition education was inadequate. 3. In a 2013 survey in the UK, 50% of 134 veterinarians felt their nutrition education in veterinary school was insufficient and a further 34% said it .