Pengembangan Model Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa .

3y ago
31 Views
8 Downloads
217.33 KB
11 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kamden Hassan
Transcription

Prosiding Seminar Hilirisasi Penelitian Untuk Kesejahteraan MasyarakatLembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, 28 September 2017Pengembangan Model Pendidikan KarakterBagi Mahasiswa Universitas Negeri MedanBiner Ambarita1 Sukarman Purba21Dosen FBS Universitas Negeri Medan 2Dosen FT Universitas Negeri Medanemail: arman prb@yahoo.comAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model pendidikan karakter. Penelitian inidilakukan di Universitas Negeri Medan dalam tiga tahap. Penelitian tahap pertama pada tahun2016 telah dilakukan uji coba instrument dan telah didapatkan seperangkat instrumen pendidikankarakter yang sahih dan reliable. Subjek uji coba instrumen dalam penelitian ini adalah mahasiswaUniversitas Negeri pada Tahun Akademik 2016/2017 sebanyak 50 orang yang diambil secararandom. Penelitian tahap kedua pada tahun 2017 bertujuan untuk mengidentifikasi danmemetakan karakter mahasiswa program studi S1 Universitas Negeri Medan. Jumlah sampelpenelitian sebanyak 280 orang dari mahasiswa angkatan 2016 yang telah mengikuti pembekalanpendidikan karakter, dan diambil secara random dari 7 fakultas di Universitas Negeri Medan. Teknikanalisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan tingkatkecenderungan karakter kehormatan berada pada kategori baik, sedangkan karakter kebangsaan,karakter keadilan, karakter tanggung jawab, karakter kepedulian dan karakter dapat dipercayamahasiswa S1 Universitas negeri Medan tersebut berada pada kategori cukup. Selain itu,berdasarkan hasil analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa pengembangan modelpembelajaran pendidikan karakter oleh dosen dan mahasiswa sangat dibutuhkan dalam prosespembelajaran pendidikan karakter kebangsaan, karakter keadilan, karakter tanggung jawab,karakter kepedulian dan karakter dapat dipercaya, sehingga karakter tersebut meningkat menjadibaik dan/atau sangat baik.Kata kunci: Pendidikan dan KarakterPendahuluanUniversitas Negeri Medan sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi dalam pelaksanaan tridharma Perguruan Tinggi diharapkan dapat membangun karakter bangsa. Pembangunan karakterbangsa adalah salah satu bidang pembangunan nasional yang sangat penting dan menjadi fondasidalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ada beberapa alasan mendasar yangmelatari pentingnya pembangunan karakter bangsa, baik secara filosofis, ideologis, normatif,historis maupun sosiokultural. Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuahkebutuhan dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang sumber daya manusianya yangmemiliki karakter dan jati diri dapat tetap eksis. Secara ideologis, pembangunan karaktermerupakan upaya mengejawantahkan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa danbernegara. Secara normatif, pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata langkahmencapai tujuan negara, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahIndonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakanketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Secara historis,pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah dinamika inti proses kebangsaan yang terjaditanpa henti dalam kurun sejarah, baik pada zaman penjajahan maupun pada zaman kemerdekaan.Secara sosiokultural, pembangunan karakter bangsa merupakan suatu keharusan dari suatu bangsayang multikultural. Pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan parapendiri bangsa karena sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan nuansakedaerahan yang kental, maka bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentangbudaya dan karakter yang holistik. Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan70

Prosiding Seminar Hilirisasi Penelitian Untuk Kesejahteraan MasyarakatLembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, 28 September 2017pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuranseluruh rakyat Indonesia. Pendidikan yang diselenggarakan untuk membangun karakter padaintinya bertujuan mengembangkan karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhurPancasila. Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yangmultikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkankeluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif, media massa, duniausaha, dan dunia industri.Purba (2014) menyatakan karakter adalah cara berpikir, bersikap, bertindak dan merupakanciri khas seseorang yang menjadi kebiasaan dan ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari.Pernyataan yang sama disampaikan Ibnu Hajar (2011) menyatakan karakter adalah sifat pribadi,cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasamasesuai standar nilai dan norma yang ada di masyarakat . Pernyataan didukung Munir (2010) bahwakarakter adalah sebuah pola, baik itu pikiran, sikap maupun tindakan yang melekat pada diriseseorang dengan kuat dan sulit dihilangkan. Berdasarkan pernytaataan tersebut dapat disimpulkankarakter merupakan nilai perilaku dari manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dirinya sendiri,lingkungan sosial dan nonsosial yang terwujud dalam pikiran, perasaan, perkataan, sikap, danperbuatan berdasarkan norma agama, hukum, dan budaya. Menurut Suyanto (2011) karakter sebagaicara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalamlingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan Berdasarkan pendapat tersebut dapatdinyatakan secara umum karakter dipandang sebagai pola berpikir, bersikap, dan bertindak yangdapat dilihat dan dikenali berdasarkan atribut-atributnya.Universitas Negeri Medan sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi sejak tahun 2011 telahmenjadi Universitas Pembangun Karakter (The Character Building University) hingga tahun 2025.Upaya menjadikan Universitas Negeri Medan sebagai Universitas Pembangun Karakter adalahdalam rangka meningkatkan daya saingnya, baik di tingkat nasional maupun di tingkatinternasional. yang memiliki enam pilar karakter, yaitu: kebangsaan, keadilan, kehormatan,tanggung jawab, kepeduliaan, dan dapat dipercaya. Selanjutnya, diajukan enam pilar karakter yangmerupakan atribut karakter utama yang harus dicapai Universitas Negeri Medan hingga tahun2025. Keenam pilar karakter dengan indikatornya diuraikan sebagaimana pada tabel di bawah ini.Tabel 1. Pilar The Character Building UniversityPILARINDIKATOR UMUMKebangsaan1. Mau bekerja sama(citizenship)2. Bertempat tinggal jelas dan formal3. Terlibat dalam urusan yang membuat masyarakat agarlebih baik.4. Menjadi tetangga yang baik.5. Mentaati hukum dan aturan.6. Menghormati pemerintah (otoritas)7. Melindungi lingkungan.8. Bangga sebagai mahasiswa Universitas tempat kuliah,bangga terhadap bangsa dan Negara.9. Memelihara kesetiakawanan dalam hal yang baik antarasesama mahasiswa dan masyarakat.Keadilan (faerness)1. Bermain sesuai dengan aturan.2. Berbagi dan bergiliran.3. Berpikiran terbuka dan mendengarkan orang lain.4. Tidak mengambil keuntungan dari orang lain.5. Tidak menyalahkan orang lain dan tidak sembarangan.71

Prosiding Seminar Hilirisasi Penelitian Untuk Kesejahteraan MasyarakatLembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, 28 September nsible)Kepedulian (caring)Dapat dipercaya(trustworthy)INDIKATOR UMUM6. Memperlakukan semua orang secara adil.1. Memperlakukan orang lain dengan hormat.2. Mengikuti Golden Rule.3. Toleran.4. Menerima perbedaan.5. Menerapkan sopan santun.6. Menggunakan bahasa yang baik dalam berkomunikasi.7. Memperhatikan perasaan orang lain.8. Tidak melakukan ancaman, memukul atau menyakitiorang lain.9. Melakukan kemufakatan damai terhadap orang lain yangmelakukan kemarahan, penghinaan, dan yang seringmenentang kemufakatan.1. Melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, danmembuat rencana ke depan.2. Tekun dan selalu mencoba serta melakukan yang terbaik.3. Mengontrol diri, dan berdisiplin.4. Berpikir sebelum bertindak dan mempertimbangkankonsekuensi.5. Bertanggung jawab atas kata-kata, tindakan dan sikap.6. Menetapkan contoh yang baik bagi orang lain.1. Penuh kasih.2. Memperlihatkan kepedulian.3. Mengungkap rasa syukur.4. Memaafkan orang lain.5. Membantu orang yang membutuhkan.1. Jujur dan tidak menipu.2. Tidak mencuri.3. Dapat diandalkan.4. Memiliki keberanian untuk melakukan yang benar.5. Membangun reputasi yang baik.6. Loyal kepada keluarga, teman, dan Negara.Dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional Pasal 3 yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab. Untuk itu, dunia pendidikan harus berbenah diri melakukan pembaharuanmanajemen. Dalam menghadapi permasalahan pembangunan sumber daya manusia, pendidikantidak hanya sekedar proaktif berpartisipsi dalam pembangunan jangka pendek, tetapi harusmemberikan perhatian yang mendalam terhadap mental, dan etika moral yang luhur.Undangundang Sistem Pendididkan Nasional tersebut di atas mengamanahkan agar pendidikan tidakhanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkarakter yang baik, sehingganantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafaskannilai-nilai luhur Pancasila. Namun, dalam kenyataannya, Anis Matta yang disampaikan Sofyan(2011) mensinyalir terjadinya krisis karakter yang disebabkan oleh: (a) hilangnya model-model72

Prosiding Seminar Hilirisasi Penelitian Untuk Kesejahteraan MasyarakatLembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, 28 September 2017kepribadian yang integral, yang memadukan kesahihan dengan kesuksesan, kebaikan dengankekuatan, kekayaan dengan kedermawanan, kekuasaan dengan keadilan, kecerdasan dengankejujuran, (b) munculnya antogonisme dalam pendidikan moral, di satu sisi sekolah atau perguruantinggi mengembangkan kemampuan dasar individu untuk menjadi produktif. Lebih lanjut, JokoWidodo yang disampaikan Mulyasa (2015) menyatakan bahwa tantangan pendidikan ke depantidak ringan, bisa dibilang kompleks, dan semrawut (chaos), apalagi dengan kondisi politik,eksekutif, legisatif, dan yudikatif yang kita saksikan sekarang ini, sehingga revolusi mental disekolah merupakan paradigma baru untuk bangkit dari keterpurukan. Dengan demikian,pendidikan merupakan fokus pertama dan utama dalam pembentukan karakter. Sesuai dengan visiUniversitas Negeri Medan menjadi universitas yang unggul di bidang pendidikan, rekayasa industri,dan budaya, maka untuk mewujudkan visi sekaligus menjadikan lembaga tersebut sebagaiUniversitas Pembangun Karakter diperlukan berbagai upaya. Sebagian dari upaya tersebut adalahpengembangan model pendidikan karakter, kemudian menggunakan instrumen baku tersebutuntuk mengidentifikasi dan memetakan karakter mahasiswa, dan selanjutnya dilakukanpengembangan model pendidikan karakter yang eefektif bagi mahasiswa berbasis enam pilarkarakter Universitas Negeri Medan. Selain itu, instrumen pendidikan karakter yang baku perludigunakan untuk akuntabilitas program pendidikan karakter di Universitas Negeri Medan. Olehkarena itu, dalam rangka mewujudkan visi sekaligus menjadikan Universitas Negeri Medan sebagaiUniversitas Pembangun Karakter sangat diperlukan penelitian untuk mendapatkan instrumenpendidikan karakter yang baku, mengidentifikasi dan memetakan karakter mahasiswa, danmegembangkan model pendidikan karakter yang efektif bagi mahasiswa berbasis enam pilarkarakter Universitas Negeri Medan.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang maka untuk penelitian tahap kedua ini dirumuskan permasalahan,yaitau bagaimana peta karakter mahasiswa program studi S1 Universitas Negeri Medan?.Tujuan PenelitianTujuan khusus yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Penelitian tahap pertama pada 2016 bertujuan untuk mendapatkan seperangkat Insstumenpendidikan karakter yang baku bagi mahasiswa program studi S1 Universitas Negeri Medan;b. Penelitian tahap kedua pada tahun 2017 bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakankarakter mahasiswa program studi S1 Universitas Negeri Medan; danc. Penelitian tahap ketiga pada tahun 2018 bertujuan untuk memperoleh model pendidikankarakter yang efektif bagi mahasiswa Universitas Negeri Medan.Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dihasilkan model pendidikankarakter yang efektif dan efisien yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi mahasiswa Unimed.Metode PenelitianPopulasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Negeri Medan angkatan 2016 yangpernah mengikuti pelatihan pendidikan karakter dalam kegiatan Pengembangan KarakterMahasiswa yang diselenggarakan oleh Wakil Rektor III Universitas Negeri Medan. Sampelpenelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebanyak 280 orang dari tujuh fakultas diUniversitas Negeri Medan.Teknik Pengumpulan Data.Untuk mengumpul data penelitian dilakukan dengan menggunakan angket tertutup denganlima pilihan jawaban, yang telah diperoleh pada penelitian tahap pertama.73

Prosiding Seminar Hilirisasi Penelitian Untuk Kesejahteraan MasyarakatLembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, 28 September 2017Teknik Analisis Data.Untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.Hasil Peneltian Dan PembahasanBerdasarkan hasil jawaban dari responden sebanyak 280 orang, kemudian diolah secaraanalisis statistik deskriptif, maka di bawah ini ditampilkan rangkuman hasil perhitungan analisisstatistik deskriptif.Tabel 2. Rangkuman Hasil Perhitungan Satatistik Deskriptif Data inimum706474866469Maksimum133115139145119127Untuk Karakter Kebangsaan diperoleh Skor minimum adalah 70 dan skor maksimum adalah133, rentang skor sebesar 63, nilai rata-rata sebesar 105,31, nilai tengah atau Median sebesar 108dan Modus sebesar 109, Simpangan baku 15,88. Jika data itu disusun dalam daftar frekuensi makaterdapat 9 kelas yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.Kelas123456789Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Karakter KebangsaanFrekuensiFrekuensiFrekuensiKelas IntervalAbsolutRelatif (%)Kumulatif (%)70 – 7782,862,8678 – 853010,7113,5786 – 923412,1425,7193 – 1003813,5739,28101 – 1083813,5752,85109 – 1164716,7969,64117 – 1245519,6489,28125 – 132269,2998,57133 - 14041,43100,00Jumlah280100,00Berdasarkan tabel distribusi frekuensi terlihat bahwa perolehan nilai terbanyak berada padakelompok skor 117–124 (19,64%), diikuti kelompok skor 109-116 (16,79%), kelompok skor 101-108(13,57%), klompok skor 93-100 (13,57%), kelompok skor 86-92 (12,14%), kelompok skor 75-85(10,71%), kelompok skor 125-132 (9,29%), kelompok skor 70–77 (2,86%)., dan perolehan nilaiterkecil berada pada kelompok skor 133–140 (1,43%). Nilai rata-rata berada pada kelas 5, sekitar39,29% jawaban responden berada di bawah nilai rata-rata dan sekitar 60,71% jawaban respondenberada pada nilai rata-rata dan di atas nilai rata-rata.Untuk Karakter Keadilan diperoleh Skor minimum adalah 64 dan skor maksimum adalah 115,rentang skor sebesar 51, nilai rata-rata sebesar 91,85, nilai tengah atau Median sebesar 90 danModus sebesar 85, Simpangan baku 10,92. Jika data itu disusun dalam daftar frekuensi makaterdapat 9 kelas yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.74

Prosiding Seminar Hilirisasi Penelitian Untuk Kesejahteraan MasyarakatLembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, 28 September 2017Kelas123456789Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Karakter KeadilanFrekuensiFrekuensiFrekuensiKelas IntervalAbsolutRelatif (%)Kumulatif (%)64 – 6931,071,0770 – 75155,366,4376 – 81207,1413,5782 – 876021,4335,0088 – 935318,9353,9394 – 99258,9362,86100 – 1055820,7183,57106 – 1114215,0098,57112 – 11741,43100,00Jumlah280100,00Berdasarkan tabel distribusi frekuensi terlihat bahwa perolehan nilai terbanyak berada padakelompok skor 82–87 (21,43%), diikuti kelompok skor 100-105 (20,71%), kelompok skor 88-93(18,93%), kelompok skor 106-111 (15%), klompok skor 94-99 (8,93%), kelompok skor 76-81(7,14%), kelompok skor 70-75 (5,36%), kelompok skor 112-117 (1,43%), dan perolehan nilai terkecilberada pada kelompok skor 64–69 (1,07%). Nilai rata-rata berada pada kelas 5, sekitar 35%jawaban responden berada di bawah nilai rata-rata dan sekitar 65% jawaban responden beradapada nilai rata-rata dan di atas nilai rata-rata.Untuk Karakter Kehormatan diperoleh Skor minimum adalah 74 dan skor maksimum adalah139 ,rentang skor sebesar 65, nilai rata-rata sebesar 100,20, nilai tengah atau Median sebesar 102dan Modus sebesar 108, simpangan baku 11,54. Jika data itu disusun dalam daftar frekuensi makaterdapat 9 kelas yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.Kelas123456789Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Karakter KehormatanFrekuensiFrekuensiFrekuensiKelas IntervalAbsolutRelatif (%)Kumulatif (%)74 – 81196,796,7982 – 893713,2120,0090 – 975620,0040,0098 – 1057827,8667,86106 – 1136723,9391,79114 – 121145,0096,79122 – 12962,1498,93130 – 13720,7199,64138 – 14510,36100,00Jumlah280100,00Berdasarkan tabel distribusi frekuensi terlihat bahwa perolehan nilai terbanyak berada padakelompok skor 98–105 (27,86%), diikuti kelompok skor 106-113 (23,93%), kelompok skor 90-97(20%), klompok skor 82-89 (13,21%), kelompok skor 74-81 (6,79%), kelompok skor 114-121 (5%),kelompok skor 122-129 (2,14%), kelompok skor 130-137 (0,71%), dan perolehan nilai terkecilberada pada kelompok skor 138–145 (0,36%). Nilai rata-rata berada pada kelas 4, sekitar 40%jawaban responden berada di bawah nilai rata-rata dan sekitar 60% jawaban responden beradapada nilai rata-rata dan di atas nilai rata-rata.Untuk Karakter Tanggung Jawab diperoleh Skor minimum adalah 86 dan skor maksimum adalah145, rentang skor sebesar 59, nilai rata-rata sebesar 113,81, nilai tengah atau Median sebesar75

Prosiding Seminar Hilirisasi Penelitian Untuk Kesejahteraan MasyarakatLembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, 28 September 2017110,50 dan Modus sebesar 105, Simpangan baku 14,95. Jika data itu disusun dalam daftarfrekuensi maka terdapat 9 kelas yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.Kelas123456789Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Karakter Tanggung JawabFrekuensiFrekuensiFrekuensiKelas IntervalAbsolutRelatif (%)Kumulatif (%)85 – 91227,867,8692 – 98258,9316,7999 – 1055921,0737,86106 – 1124817,1455,00113 – 119227,8662,86120 – 126248,5771,43127 – 1334917,5088,93134 – 1402910,3699,29141 – 14720,71100,00Jumlah280100,00Berdasarkan tabel distribusi frekuensi terlihat bahwa perolehan nilai terbanyak berada padakelompok skor 99–105 (21,07%), diikuti kelompok skor 127-133 (17,5%), kelompok skor 106-112(17,14%), klompok skor 134-140 (10,36%), kelompok skor 92-98 (8,93%), kelompok skor 120-126(8,57%), kelompok skor 85-91 (7,86%), kelompok skor 113-119 (7,86%), dan perolehan nilai terkecilberada pada kelompok skor 141–147 (0,71%). Nilai rata-rata berada pada kelas 5, sekitar 55%jawaban responden berada di bawah nilai rata-rata dan sekitar 45% jawaban responden beradapada nilai rata-rata dan di atas nilai rata-rata.Untuk Karakter Kepedulian diperoleh Skor minimum adalah 64 dan skor maksimum adalah 119,rentang skor sebesar 55, nilai rata-rata sebesar 87,53, nilai

Universitas Negeri Medan menjadi universitas yang unggul di bidang pendidikan, rekayasa industri, dan budaya, maka untuk mewujudkan visi sekaligus menjadikan lembaga tersebut sebagai Universitas Pembangun Karakter diperlukan berbagai upaya.

Related Documents:

F. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 7 BAB II : PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN DIRI, DAN BUDAYA SEKOLAH A. Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 11 B. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 14

pembelajaran karakter di sekolah-sekolah dan bentuk model teoretis integrasi pendidikan karakter lintas agama. Key words: lintas agama, pendidkan karakter, penelitian dan pengembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah .

2. MODEL INTEGRASI Mengintergasikan pendidikan karakter dengan seluruh bidang pengembangan ditepuh dengan paradigma bahwa semua guru adalah pengajar karakter. Pada tingkat PAUD terdapat lima bidang pengembangan yang dapat diintergasikan dengan pendidikan karakter, yaitu bidang pengembangan Nilai Agama dan Moral, bidang pengembangan

pendidikan karakter yang efektif bagi pembangunan budi pekerti subjek didik. Semoga kehadiran buku ini makin memperkaya khazanah wacana pendidikan karakter sekaligus dapat menjadi rujukan yang baik dalam pengembangan pendidikan karakter di perguruan tinggi di negeri ini. Dengan

Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pembimbing : 1 Ardhana Januar, S.AP. M.KP Pembimbi : 2 Drs.Mahmud Isro’i, M.Pd Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Disiplin Siswa Pendidikan karakter diartikan sebagai : Karakter berasal dari akar kata bahasa Latin yang berarti dipahat (Hidayatullah, 2010: 12).

Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama BAB II: PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SECARA TERINTEGRASI DI DALAM PROSES PEMBELAJARAN 39 A. Pembelajaran Kontekstual 39 B. Integrasi Pendidikan Karakter di Dalam Pembelajaran 45 1. Perencanaan Pembelajaran 45 2. Pelaksanaan Pembelajaran 51 3. Evaluasi Pencapaian Pembelajaran 59 4.

Pendidikan karakter pada pendidikan formal berlangsung pada lembaga pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, MAK dan Perguruan Tinggi melalui pembelajaran, kegiatan ko dan ekstrakurikuler, penciptaan budaya satuan pendidikan, dan pembiasaan. Sasaran pada pendidikan formal adalah peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. 2.