AGGREGATE DEMAND IN INDONESIA’S ECONOMY (MUNDELL-FLEMING .

3y ago
43 Views
2 Downloads
207.69 KB
11 Pages
Last View : 27d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Adele Mcdaniel
Transcription

Munich Personal RePEc ArchiveAGGREGATE DEMAND ININDONESIA’S ECONOMY(MUNDELL-FLEMING MODELSTUDY)purba, martin29 March 2019Online at https://mpra.ub.uni-muenchen.de/97407/MPRA Paper No. 97407, posted 05 Dec 2019 14:17 UTC

Prosiding Seminar Nasional DPW ISRI SUMUTPERMINTAAN AGREGAT DALAM PEREKONOMIANINDONESIA(KAJIAN MODEL MUNDELL-FLEMING)Martin Luter PurbaUniversitas HKBP Nommensenmartin purba88@yahoo.comABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model mundell-fleming terhadap perubahanPDB yang terjadi di Indonesia pada tahun 2010 – 2017. Pada penelitian ini menggunakanpersamaan simultan karena pada model mundell-fleming terdapat beberapa persamaan,sehingga fenomena yang terjadi di Indonesia dapat diliat dengan jelas. Penelitian inimenemukan bahwa pada Model IS investasi langsung dan ekspor netto yang terjadi diIndonesia tidak memberikan dampak terhadap perubahan PDB Indonesia sedangkan padamodel LM tingkat bunga dan inflasi yang tidak memberikan dampak pada perubahan PDBIndonesia. Kondisi ini lebih disebabkan kepada lebih rendahnya penjualan dibandingkanproduksi yang terjadi di Indonesia dan perubahan penawaran keseimbangan uang riil.Kata kunci : pasar barang, pasar uang dan model mundell-fleming.ABSTRACTThis study aims to see the effect of the mundell-fleming model on changes in GDP thatoccurred in Indonesia in 2010 - 2017. In this study using simultaneous equations because inthe mundell-fleming model there are several similarities, so the phenomena that occur inIndonesia can be clearly seen. This study found that in the IS Model direct investment and netexports that occurred in Indonesia did not have an impact on changes in Indonesia's GDPwhile in the LM model the interest rate and inflation did not have an impact on changes inIndonesia's GDP. This condition is more due to lower sales compared to production thatoccurred in Indonesia and changes in supply of real money balances.Keyword: goods market, money market and mundell-fleming model.80

Prosiding Seminar Nasional DPW ISRI SUMUT1. PENDAHULUANPerkembangan perekonomian Indonesia pada ini semakin membaik semenjak terjadinyakrisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Kondisi perekonomian yang tidak hanyamempertimbangan kondisi dalam negeri, akan tetapi juga harus melihat kondisi perekonomianglobal menjadi catatan tersediri bagi pemerintah dan Bank Indonesia agar dapat membuatkebijakan yang tepat. Jika melihat pada produk domestic bruto maka kondisi perekonomianIndonesia cukup berkembang dari tahun ke tahun.Gambar 1PDB IndonesiaPada Gambar 1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 Produk Domestik Bruto Indonesiaterus mengalami kenaikan. Kondisi tentu saja merupakan hal yang baik bagi perekonomianIndonesia yang menganut perekonomian terbuka yang akan terpengaruh kondisi perekonomiannyapada kondisi ekonomi global.Menurut Atmadja (2001) negara yang berperekonomian terbuka (open economy country)adalah negara yang telah membuka diri terhadap dunia internasional dengan turut terlibat dalamberbagai kegiatan perdagangan baik barang, jasa, maupun transaksi modal dengan negara lain.Selain itu, Negara yang menganut perekonomian terbuka juga telah mengintegrasikan diri kedalam kancah perekonomian global. Jika merujuk pada pendapat ini tentu saja Indonesia yangmenganut perekonomian terbuka akan sangat terbantu perekonomiannya dengan ada kegiatanperdagangan ke dunia internasional. Pada saat Indonesia membuat barang dan jasa yang tidak bisadiproduksi ataupun biaya produksinya mahal, maka dapat melakukan impor untuk dapatmencukupi kebutuhan dalam negeri.Gambar 2Ekpor Netto IndonesiaJika melihat pada Gambar 2 surplus ekspor Indonesia terjadi pada tahun 2011 dan setelahitu terus mengalami penurunan bahkan pada tahun 2012 sampai 2014 impor Indonesia lebih tinggidari ekspornya. Kondisi ini tentu menjadi catatan penting yang harus dipertimbangkan melihatkebutuhan Indonesia lebih banyak dari barang impor dan dapat menyebabkan permasalah padakurs rupiah jika terus terjadi dalam jangka panjang. Indonesia terus memperbaiki ekspornyasehingga pada tahun 2015 ekspor Indonesia kembali lebih besar dari pada impor.Pada saat sebuah Negara ingin perekonomiannya semakin baik tentu saja tidak terlepaspada permintaan agregat yang terjadi di Negara tersebut. Keynes menyatakan bahwa permintaan80

Prosiding Seminar Nasional DPW ISRI SUMUTagregat yang rendah bertanggung jawab terhadap rendahnya pendapatan dan tingginyapenggangguran yang menjadi karakter kemerosotan ekonomi (Mankiw:2003). Model permintaanagregat dikembangkan menjadi model IS-LM yang bertujuan untuk menunjukkan apa yangmenentukan pendapatan nasional pada berbagi tingkat harga. Model ini tentu saja tidakmempertimbangkan adanya arus barang dan jasa internasional serta aliran modal internasional.Agar dapat diterapkan pada Negara dengan perekonomian terbuka maka dikembangka modelpermintaan agregat dengan memasukkan efek yang ditimbulkan dari keuangan internasional yangdisebut model Mundell-Fleming. Dengan menggunakan model ini peneliti dapat melihatpermintaan agregat yang terjadi di Indonesia dan factor ekonomi apa saja yang memberi pengaruhpada perubahannya. Dengan mempertimbangkan keuangan internasional tentu saja fluktuasiekonomi tidak terlepas pada kurs dan suku yang berlaku di Indonesia serta suku bunga yangberlaku di Amerika.1.1. Permintaan AgregatPermintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat hargaagregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva permintaan agregatmenyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat harga. Model ISLM menggunakan tingkat harga tertentu dan menunjukkan apa yang menyebabkan pendapatanberubah. Karena itu, model tersebut menunjukkan apa yang menyebabkan permintaan agregatbergeser (Mankiw:2003).1.2. Pasar Barang dan Kurva ISKurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga serta tingkat pendapatan yang muncul dipasar barang dan jasa (Mankiw:2003). Pengembangan dari model hubungan tingkat pendapatandan tingkat bunga disebut dengan perpotongan Keynesian. Perpotongan Keynesian adalah asumsibahwa perekonomian berada dalam ekuilibrium ketika pengeluaran actual sama denganpengeluaran direncanakan. Asumsi ini didasarkan pada gagasan bahwa ketika rencana orang-orangtelah direalisasikan, mereka tidak mempunya alasan untuk mengubah apa yang mereka lakukan.Santoso dan Basuki (2009) menyimpulkan bahwa Pada persamaan IS, PDB yang mencerminkanoutput dari sisi pengeluaran agregat dipengaruhi secara positif dan signifikan variabel konsumsi,investasi, permintaan uang (jumlah uang beredar), perubahan cadangan devisa dan PDB periodesebelumnya. Sementara variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDB.Pengaruh negatif variabel inflasi tersebut menunjukkan berlakunya Keynes Effect dalamperekonomian Indonesia. Variabel tingkat bunga juga berpengaruh negatif, namun tidak signifikanterhadap PDB.1.3. Pasar Barang dan Kurva ISKurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga serta tingkat pendapatan yangmuncul di pasar uang (Mankiw:2003). Untuk melihat hubungan antara tingkat pendapatan dantingkat bunga yang muncul di pasar uang disebut teori preferensi likuiditas. Teori preferensilikuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah salah satu determinan dari berapa banyak uangyang ingin dipegang orang. Tingkat bunga merupakan biaya opportunitas dari memegang uang,biaya yang harus ditanggung karena memegang asset dalam bentuk uang, yang tidak menghasilkanbunga karena tidak dalam bentuk deposito atau obligasi.1.4. Model Mundell-FlemingModel mulndell-Fleming dibangun berdasarkan pasar barang dan kurva IS serta pasaruang dan kurva IS dengan versi perekonomian terbuka. Model Mundell-Fleming membuat satuasumsi yaitu perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna. Kebijakan moneteryang ekspansif dapat mempengaruhi kenaikan output di suatu negara dan mengakibatkan output dinegara lain menjadi negatif. Transmisi model Mundell-Fleming ini dapat terjadi melalui jalurperdagangan, dimana suatu negara akan menurunkan suku bunga, mendepresiasikan nilai tukar,dan menciptakan persaingan kompetitif. Sehingga negara tersebut akan mengalami surplus neracaperdagangan akibat meningkatnya produk yang diekspor (dan menurunnya impor dari negara lain)(Al-Arif dan Tohari : 2006)81

Prosiding Seminar Nasional DPW ISRI SUMUT2.METODEModel analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalaj model persamaan simultan.Model ini dipilih dikarenakan model ekonomi yang dikembangkan pada penelitian ini adalahmodel yang terdiri dari beberapa persamaan yang bekerja bersama-sama. Ada beberapa metodeyang digunakan untuk mengestimasi persamaan simultan yaitu indirect least squares (ILS) dantwo stage least squares (TSLS), dalam penelitian ini digunakan metode TSLS. Menurut Widarjono(2013) metode two stage least squares digunakan ketika model persamaan simultan adalah terlaluteridentifikasi. Model ekonometrika yang dihasilkan juga harus terdiri dari dua persamaan yangakan menunjukkan kerja secara bersamaan. Model ekonometrika pada penelitian ini adalahsebagai berikut:Model IS : Y α0 α2X1t α3X2t α5X3t ε1tModel konsumsi : X1 η0 η1X4 t ε2tModel Investasi : X2 δ0 δ1X5t δ2Yt ε3tTabel 1Syarat Identifikasi Model IS, Konsumsi dan InvestasiPersamaanK-km-1HasilIdentifikasiY20 Terlalu teridentifikasiX120 Terlalu teridentifikasiX220 Terlalu teridentifikasiKeterangan:Y PDB menurut jenis pengeluaran harga berlaku (miliar rupiah)X1 Konsumsi rumah tangga sector swasta atas harga berlaku (miliar rupiah)X2 Investasi langsung (juta US )X3 Ekspor netto (juta US )X4 Pendapatan disposable (miliar rupiah)X5 Tingkat bunga (%)Model LM : Y θ0 θ1X1t θ 2X2t θ 3X3t ε1tModel Tingkat Bunga : X1 γ0 γ 1X4t γ3X2t ε2tTabel 2Syarat Identifikasi Model LM dan Tingkat BungaYPersamaanK-k3-2 2m-12-1 1Hasil IdentifikasiTerlalu teridentifikasiX13-2 22-1 1 Terlalu teridentifikasiKeterangan:Y PDB Indonesia menurut jenis pengeluaran harga berlaku (miliar rupiah)X1 tingkat bunga domestic/suku bunga bank indonesia (%)X2 jumlah uang beredar/m2 (miliar rupiah)X3 inflasi (%)X4 tingkat bunga FED (%)82

Prosiding Seminar Nasional DPW ISRI SUMUT3.HASILVariabelX1X2X3X4X5YF statisticR-squaredModelISKonsumsiInvestasiTabel 3Hasil Pengujian Model IS, Konsumsi dan 00050.437650.987823TidakdilakukanTerjadiwhite el 4Hasil Pengujian Model IS, Konsumsi dan InvestasiMultikolinear Heterosked MetodeAutokorelasiitasastisitasKoreksiTidak terjadiTidak terjadiTerjadiTidakdilakukanTidak denewey-westmetodenewey-west3.1. Pembahasan Model IS.Pada persamaan simultan model IS konsumsi rumah tangga sector swasta memberikanpengaruh pada peningkatan PDB di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jikakonsumsi rumah tangga sector swasta mengalami peningkatan 1 miliar rupiah maka akanberdampak pada peningkatan PDB Indonesia sebesar 4,354804 miliar rupiah. Investasi langsungyang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tidak terlalu berdampak pada perubahan PDB diIndonesia, dalam hasil penelitian ini diperoleh pengaruh negatif sehingga investasi menimbulkanpenurunan pada PDB Indonesia. Pengaruh yang tidak terlalu nyata pada model IS juga terjadi padaekspor terhadap PDB Indonesia. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa ekspor netto tidakterlalu memberikan pengaruh pada PDB Indonesia, meskipun demikian hasil penelitian inimenemukan bahwa ekspor netto memberikan dampak pada penurunan PDB Indonesia.Pada penelitian ini hasil untuk konsumsi rumah tangga sesuai dengan pendapat Keynesyang menyatakan bahwa pendapatan total perekonomian dalam jangka pendek, sangat ditentukanoleh keinginan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya(Mankiw:2003). Konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan menunjukkan peningkatanbelanja yang dilakukan sehingga berdampak pada PDB Indonesia.Jika merujuk pernyataan Mankiw (2003) menyatakan bahwa pengeluaran yangdirencakan adalah fungsi pendapatan, tingkat investasi serta variabel kebijakan fiscal. Makaseharusnya pengeluaran yang direncakan sebagai fungsi dari tingkat pendapatan. Jika merujukpada hasil penelitian ini untuk investasi langsung dan ekspor netto tidak memberikan dampak padaPDB Indonesia bahkan hasil penelitian ini menunjukkan dapat berakibat pada penurunan PDBIndonesia. Hasil ini tentu saja menjadi berbeda dengan teori sebab peningkatan investasi yangseharusnya dapat meningkatkan daya serap lapangan kerja yang pada akibatnya dapatmeningkatkan konsumsi masyarakat dan ekspor netto yang seharus juga sebagai akibat daripeningkatan produksi menjadi tidak terlalu berpengaruh pada pengeluaran. Perpotongan keynesiaadalah asumsi bahwa perekonomian berada dalam ekuilibrium ketika pengeluaran actual samadengan pengeluaran yang direncanakan. Jadi bisa disimpulkan bahwa pada kondisi perekonomianini kondisi Indonesia belum pada kondisi ekuilibrium. Mankiw (2003) memberikan contoh,anggaplah perekonomian memiliki GDP pada tingkat yang lebih tinggi ketimbang ekuilibriumpengeluaran yang direncakan lebih kecil dari produksi, sehingga perusahaan menjual lebih kecildari yang mereka produksi, perusahan menambah barang-barang yang tidak laku ke dalam stok83

Prosiding Seminar Nasional DPW ISRI SUMUTpersedian mereka. Kenaikan persediaan yang tidak direncakan ini mendorong perusahaan untukmemberhentikan pekerja serta mengurangi produksi dan tindakan ini akan menurunkan GDP.Pendapat ini mungkin yang terjadi di Indonesia sehingga hasil penelitian ini menemukan hasilnegatif proses ini akan terus terjadi sampai pendapatan (Y) turun ke tingkat ekuilibrium.3.2. Pembahasan Model Konsumsi.Pada persamaan simultan model konsumsi hasil penelitian ini menunjukkan bahwapendapatan disposabel akan meningkatkan konsumsi rumah tangga sector swasta. Peningkatanpendapatan disposabel di Indonesia sebesar satu milliard rupiah akan berdampak padameningkatnya konsumsi rumah tangga sector swasta sebesar 1,41999 miliar rupiah. Hasil inisejalan dengan persamaan C C (Y-T) yang menyatakan bahwa konsumsi tergantung padapendapatan disposabel.3.3. Pembahasan Model Investasi.Pada persamaan simultan model investasi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwatingkat bunga (suku bunga bank Indonesia) memberikan pengaruh pada penurunan investasilangsung. Peningkatan suku bunga sebesar 1% akan berdampak pada penurunan investasilangsung sebesar 39512,75 juta US . Sedangkan PDB memberikan dampak pada peningkataninvestasi langsung. Peningkatan PDB Indonesia sebesar satu miliar rupiah akan berdampak padapeningkatan investasi langsung sebesar 0,000874 juta US .Dalam perpotongan keynesian membuat asumsi yang menyederhanakan bahwa investasiadalah tetap sehingga untuk melihat investasi yang direncakan tergantung pada tingkat bunga (r).Mankiw (2003) menyatakan bahwa karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman untuk mendanaiproyek-proyek investasi, maka kenaikan tingkat bunga akan mengurangi investasi yangdirencanakan. Akibatnya, fungsi investasi miring kebawah. Pendapat ini sesuai dengan hasilpenelitian ini yang menyatakan bahwa peningkatan tingkat bunga dalam hal ini kebijakan BankIndonesia melalui suku bunga akan berdampak pada penurunan investasi langsung yang terjadi.Indentitas perhitungan pendapatan nasional dapat dirumuskan menjadi Y – C – G I atauS I. jika merujuk pada Y, C dan G sebagai tabungan nasional maka dapat dikatakan bahwatabungan nasional menunjukkan penawaran dari dana pinjaman dan investasi menunjukkanpermintaan terhadap dana ini. Mankiw (2003) berpendapat bahwa naiknya penawaran danapinjaman mendorong turunnya tingkat bunga. Pendapatan yang lebih tinggi menunjukkantabungan tabungan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya menyebabkan tingkat bunga ekuilibriumyang lebih rendah. Dari pendapat ini dapat disimpulkan kenaikan PDB Indonesia dalam hal inidisamakan dengan kenaikan tabungan nasional menyebabkan penurunan tingkat bunga dalam halini Y – C (Y-T) –G I(r), sehingga penurunan tingkat bunga ini lah yang menyebabkan terjadinyapeningkatan investasi. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan pendapat ini yang menyatakanbahwa PDB Indonesia yang mengalami kenaikan akan berdampak pada kenaikan investasilangsung yang terjadi. Hasil dari penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Rahayu dan Putri(2017) yang menyatakan bahwa pendapatan nasional (Yt) memberikan dampak positif padainvestasi yang sesuai dengan teori Keynes tentang pendapatan nasional yang memiliki dampakpositif pada investasi.VariabelX1X2X3X4F statisticR-squaredTabel 5Hasil Pengujian Model LM dan Tingkat BungaLMProb.Tingkat 240.000021.002850.0000020.594287

Prosiding Seminar Nasional DPW ISRI SUMUTModelLMTingkaBungaTabel 6Hasil Pengujian Model LM dan Tingkat BungaMultikolinear Heterosked MetodeAutokorelasiitasastisitasKoreksiTidak terjadiTidak terjadiTidak terjadiTidak terjadiTerjadiwhite robust .4. Pembahasan Model LMPada persamaan simultan model LM, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkatbunga tidak terlalu memberikan dampak pada perubahan PDB Indonesia. Dalam hal ini penelitianini menemukan bahwa tingkat bunga dapat menyebabkan penurunan PDB Indonesia. Tingkatinflasi juga tidak memberikan dampak nyata pada perubahan PDB Indonesia,meskipun demikianinflasi dapat menyebabkan penurunan PDB Indonesia. Berbeda dengan tingkat bunga dan inflasijumlah uang beredar (M2) memberikan dampak nyata pada perubahan PDB Indonesia. Jika jumlahuang beredar meningkat satu miliar rupiah maka akan berdampak pada peningkatan PDBIndonesia sebesar 0,595651 miliar rupiah.Teori preferensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah salah satu determinandari berapa banyak uang yang yang ingin dipegang oleh seseorang. Tingkat bunga merupakanbiaya oportunitas dari memegang uang maka peningkatan bunga dapat menyebabkan semakinbesar biaya untuk memegang uang. Tentu saja jika merujuk pada pasar keseimbang uang riil makadampak dari kebijakan moneter menaikkan tingkat bunga akan berdampak pada semakin besarnyabiaya untuk memegang uang. Akan tetapi dengan mempertahakan jumlah pendapatan dan kurvapermintaan terhadap keseimbangan uang riil, penurunan penawaran keseimbangan uang riilmenaikkan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang. Jadi penurunan jumlah uang beredarmenggerser kurva LM ke atas.Sumber: Mankiw (2003)Gambar 3Penurunan Jumlah Uang Beredar Menggeser Kurva LM Ke AtasJika melihat pada Gambar 3 menunjukkan bahwa perubahan tingkat bunga pada pasarkeseimbang uang riil tidak memberikan dapat pada perubahan Y. hasil pada penelitian inimenunjukkan bahwa tingkat bunga tidak memberikan dampak pada perubahan PDB Indonesiasehingga kemungkinan besar yang terjadi di Indonesia sesuai dengan gambar 4.1. yaitu perubahantingkat bunga menyebabkan perubahan pada penawaran keseimbangan uang riil, sehingga tidakmenyebabkan perubahan PDB Indonesia.Pada hubungan jumlah uang beredar berdampak pada peningkatan PDB Indonesiamerupakan efek dari teori preferensi likuiditas yang menyatakan bahwa tingkat bunga disesuikanuntuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk asset perekonomian yang paling likuid –uang (Mankiw, 2003)85

Prosiding Seminar Nasional DPW ISRI SUMUTSumber: Mankiw (2003)Gambar 4Derivasi Kurva LMPada gambar 4 menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan pendapatan akan menggeserkurva permintaan ke kanan atau dengan kata lain dapat dikatakan kenaikan pendapatanmenyebabkan jumlah uang yang beredar di Indonesia meningkat. Kondisi ini tidak berdampakpada keseimbangan uang riil sehingga agar pasar tetap seimbang maka terjadi kenaikan bunga.Pada teori preferensi likuditas menyatakan bahwa pendapatan yang lebih tinggi menyebabk

Indonesia. Kondisi ini lebih disebabkan kepada lebih rendahnya penjualan dibandingkan produksi yang terjadi di Indonesia dan perubahan penawaran keseimbangan uang riil. Kata kunci : pasar barang, pasar uang dan model mundell-fleming. ABSTRACT This study aims to see the effect of the mundell-fleming model on changes in GDP that

Related Documents:

Table 1.1 Demand Management (source: taken from Philip Kotler, Marketing Management, 11th edn, 2003, p. 6) Category of demand Marketing task 1 Negative demand Encourage demand 2 No demand Create demand 3 Latent demand Develop demand 4 Falling demand Revitalize demand 5 Irregular demand Synchronize demand 6 Full demand Maintain demand

Learning Objectives 1.Identify the determinants of aggregate demand and distinguish between a movement along the aggregate demand curve and a shift of the curve. 2.Identify the determinants of aggregate supply and distinguish between a movement along the short-run aggregate supply curve and a shift of the curve.

Chapter 13: Aggregate Demand and Aggregate Supply model A model that explains short-run fluctuations in real GDP and the price level. Aggregate demand curve shows the relationship between the price level and the quantity of real GDP demanded by households, firms, and the government. Short-run aggregate supply curve

In this chapter, look for the answers to these questions What are economic fluctuations? What are their characteristics? How does the model of aggregate demand and aggregate supply explain economic fluctuations? Why does the Aggregate-Demand curve slope downward? What shifts the AD curve? What is the slope of the Aggregate-Supply curve

803.6 Aggregate for Plant Mix Wearing Course 655 803.7 Aggregate for Microsurfacing 656 803.8 Aggregate for Chip Seal 656 803.9 Aggregate for Blotter 657 803.10 Aggregate for Bed Course Material 658 803.11 Gravel for Drains 658 803.12 Aggregate for Maintenance Stockpiles 658 803.13 Aggregate for Pervious Backfill Material 660

Dr. Didik Wahjudi (Indonesia) Dr. Oki Sunardi (Indonesia) Dr. Ishak Ramli (Indonesia) Dr. Moeljono Widjaja (Indonesia) Dr. Iwan Aang Soenandi (Indonesia) Ignasia Yuyun, M.Pd. (Indonesia) Dr. Evans Garey (Indonesia) Yuseva Ariyani Iswandari, M.Pd. (Indonesia) PUBLISHED FIRST TIME BY: UKRIDA PRESS

In short-run macroeconomic equilibrium, the aggregate demand and short-run aggregate supply curves often intersect at a point off the long-run aggregate supply curve. An automatic mechanism drives the economy to long-run equilibrium. If short-run equilibrium occurs at a point below potenti

Aggregate Demand Curve Solved Problem 13.1 Suppose the current price level is 110, and the current level of real GDP is 14.2 trillion. Illustrate the following situation on a graph, assuming that the price level remains constant. Step 3: To answer part b., draw a graph that shows a shift of the aggregate demand curve. We know that the .