Nilai Tukar Rupiah

3y ago
73 Views
4 Downloads
784.72 KB
33 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nadine Tse
Transcription

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian4.1.1 Perkembangan Nilai Tukar RupiahGambar 4.1Perkembangan Nilai Tukar RupiahNilai Tukar Rupiah140001200010000800010.50411.00012.0009.036 8.763Nilai Tukar Rupiah600040002000020092010201120122013Sumber: Data sekunder Bank IndonesiaDari tabel di atas dapat kita lihat bahwa, perkembangan nilai tukar rupiahdari tahun 2009 – 2013semakin melemah atau depresiasi. Pada tahun 2009 nilaitukar Rupiah terhadap USD yaitu Rp. 9.036/USD, sedangkan pada tahun 2010nilai tukar rupiah terhadap USD menguat yaitu sebesar Rp. 8.763/USD. Padatahun selanjutnya tahun 2011 rupiah mengalami depresiasi yaitu Rp. 10.504/USD,dan pada tahun 2012 Rupiah mengalami depresiasi yaitu menjadi Rp 11.000/USD,80

81dan pada tahun 2013 Rupiah mengalami depresiasi yang cukup tinggi yaitumenjadi Rp 12.000/USD,Berfluktuasinya nilai tukar dari tahun 2009 – 2013 dipengaruhi olehbanyak faktor, mulai dari ekspor-impor, tingkat inflasi, tingkat suku bunga,pendapatan rill hingga kebijakan pemerintah yang memiliki tujuan tertentu dalammendevaluasi maupun merevaluasi nilai tukar.Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berdasarkan kurs tengah BankIndonesia per tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp 10.225/US atau sedikit menguatsebesar 6,62% ytd dibandingkan dengan posisi kurs per tanggal 31 Desember 2008sebesar Rp 10.950/US . Proses pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut,khususnya di Asia, memberikan sentimen positif sehingga persepsi risiko terhadapnegara berkembang membaik. Dari sisi domestik, kinerja Neraca PembayaranIndonesia (NPI) khususnya transaksi berjalan yang mencatat surplus dan cadangandevisa yang memadai, imbal hasil yang menarik serta kondisi sosial politik yangterkendali pasca Pilpres cukup kondusif bagi penguatan nilai tukar Rupiah.Nilai tukar rupiah menguat pada tahun 2010 disambut dengan gembiratapi disisi lain disambut dengan kekhawatiran. Mereka yang mendukungpenguatan rupiah melihat kondisi ini akan menguntungkan Indonesia karenapenguatan rupiah menunjukkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesiasehingga Indonesia akan menjadi pasar yang menarik untuk pasar modal.Sementara pihak yang khawatir mengacu kepada berkurangnya daya saing ekspor

82karena menyusutnya penerimaan ekpsportir dalam Rupiah, sementara biayameningkat karena bahan baku lokal naik harganya.Masuknya investor asingtersebut disebabkan ekonomi Indonesia yang terus tumbuh saat dunia menghadapikrisis finansial. Pada tahun 2009 ekonomi Indonesia masih tumbuh sekitar 4,5 %sementara negara lain menghadapi resesi. Memasuki tahun 2010 ekonomiIndonesia tumbuh lebih baik lagi karena ekonomi dunia mulai pulihkembali.Penguatan Rupiah terjadi karena masuknya investor asing ke pasar modalmaupun pasar uang di Indonesia melalui pembelian saham, obligasi dan suratberaharga negara seperti SUN, SUKUK, dan SBI. Saat tahun 20010 BImempertahankan nilai suku bunga sebesar 6.5%. Dampak dari derasnya dana asingmasuk ke Indonesia terlihat dari naiknya IHSG yang telah mampu menembusangka 3000 tahun 2010 ini. Demikian juga nilai tukar Rupiah terus bagiBI,karenauntukmempertahankan modal asing tetap berada di Indonesia maka BI harus terusmempertahankan suku bunga yang cukup tinggi. Namun akibat BI terusmempertahankan sukubunga yang tinggi maka biaya untuk mendapatkan danainvestasi di Indonesia dilaporkan sebagai yang tertinggi di kawasan AsiaTenggara. Ini mendorong rendahnya pencairan kredit yang dilakukan olehperbankan di dalam negeri.Pada tahun 2011 masih stabil akan tetapi pada tahun2013 nilai tukar rupiah sangat lemah hal ini terjadi karena inflasi Indonesia terusbergerak dengan terkendali. Pada tahun 2013 inflasi meningkat hingga mencapai

838.38%, dibandingkan periode-periode sebelumnya. Mulai tahun 2010 hingga 2013impor sangat tinggi hingga mencapai Rp. 15.561.675.869, hal ini yangmenyebabkan nilaibtukar rupiah melemah atau terjadi depresiasi.4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian4.1.2.1 Nilai Tukar RupiahNilai tukar uang atau yang biasa disebut dengan kurs mata uangadalah catatan harga pasar dari mata uang asing dalam harga mata uangdomestik, atau bisa disebut dengan harga mata uang domestik dalam matauang asing. Kurs valuta asing adalah nilai yang menunjukkan jumlahmata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapat satu unit matauang asing.Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing atau USDmerupakan sinyal positif bagi perekonomian yang mengalami inflasi danmenguatnya kurs rupiah terhadap USD ini akan menurunkan biaya imporbahan baku untuk produksi dan menurunnya tingkat suku bunga yangberlaku. Sebaliknya apabila kurs rupiah terhadap USD melemah makasecara otomatis akan menaikkan biaya impor bahan baku yang digunakanuntuk kegiatan produksi.Gambar 4.2Nilai Tukar Rupiah Tahun 2009-2013

84Nilai tukar Rupiah1500010000Nilai tukar Rupiah500002009 2010 2011 2012 2013Sumber: Data Bank IndonesiaDari data kurs yang diperoleh, dapat diketahui bahwasanya kursterbesar yaitu terjadi pada tahun 2013 dengan nilai sebesar Rp. 12.000, ituartinya pada tahun 2013 rupiah mengalami penurunan, dan dilihat daridata di atas bahwasanya nilai tukar rupiah semakin tahun semakinmelemah.4.1.2.2 EksporEkspor adalah proses transportasi barang atau komoditas darisuatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam prosesperdagangan. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkancampur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan international, lawannyaadalah impor. Sektor ekspor yang pulih merupakan pendorongpertumbuhan ekonomi bagi sebagian besar negara di Asia Tenggara.Demikian Bank pembangunan Asia (ADB) dalam laporannya belum lamaini. Hanya saja ditegaskan juga bahwa masalah keamanan tetap

85memprihatikan, terutama di beberapa negara tertentu, terasuk Indonesia(Apridar, 2009).Ekspor salah satu sektor perekonomian yang memegang perananpenting dalam melalui perluasan pasar sektor industri akan r,1996:313).Kesimpulannya ekspor sangat berpengaruh terhadap nilai tukar rupiahyang mengakibatkan kurs rupiah melemah maupun menguat.Gambar 4.3Perkembangan Ekspor IndonesiaTahun 2009 – 0000020092010201120122013Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS)Dilihat dari grafik di atas diketahui bahwasanya ekspor bergerakfluktuatif pada setiap tahunnya, mulai tahun 2009 sebesar Rp.9.709.168.840, tahun 2010 sebesar Rp. 13.148.258.623, tahun 2011sebesar Rp. 16.958.051.672, tahun 2012 sebesar Rp. 15.835.987.104, danpada tahun 2013 diperoleh sebesar Rp. 15.212.649.558. dari keseluruhan

86data ekspor 5 tahun terakhir yang paling besar nilainya yaitu pada tahun2011 sebesar Rp. 16.958.051.672dibandingkan dengan periode tahunlainnya.4.1.2.3 ImporImpor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri kepelabuhan diseluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yangdiangap luar negeri, yang bersifat komersial maupun bukan komersial.Barang-barang luar negeri yang diolah dan diperbaiki didalam negeridicatat sebagai barang impor meskipun barang tersbut akan kembalikeluarnegeri.Dalamstatistik perdaganganinternasionalimporsamadengan perdagangan dengan caramemasukkan barang dari luarnegeri kedalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuanyang berlaku.Impor mempunyai sifat yang berlawanan dengan ekspor.Impor suatu negara berkorelasi dengan output dan pendapatannegara tersebut secara positif. Permintaan untuk impor tergantung padaharga relative atas barang-barang luar negeri dan dalam negeri. Olehkarena itu volume dan nilai impor akan dipengaruhi output dalam ngeridan harga relatif antara barang-barang buatan dalam negeri dan buatanluar negeri. Impor berlawanan dengan ekspor.Ekspor dapat dikatakaninjeksi bagi perekoomian namun impor merupakan kebocoran dalampendapatan nasional (Amir MS, 2003).

87Gambar 4.4Perkembangan Impor IndonesiaTahun 2009 – 000020092010201120122013Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS)Dilihat dari grafik di atas diketahui bahwasanya impor bergerakfluktuatif pada setiap tahunnya, mulai tahun 2009 sebesar Rp.8.069.103.748, tahun 2010 sebesar Rp. 11.305.273.671, tahun 2011sebesar Rp. 14.786.296.311, tahun 2012 sebesar Rp. 15.974.250.092 danpada tahun 2013 diperoleh sebesar Rp. 15.561.675.869. dari keseluruhandata ekspor 5 tahun terakhir yang paling besar nilainya yaitu pada tahun2012 sebesar Rp. 15.974.250.092 dibandingkan dengan periode tahunlainnya.4.1.2.4 Tingkat InflasiInflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlakudalam sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi (presentasi pertambahankenaikan harga) berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, danberbeda pula dari suatu negara ke negara lain (Sukirno, 2000: 15).

88Pendapat lain dari Dronbusch (2008: 39) menyatakan inflasiadalah tingkat perubahan dalam harga-harga, dan tingkat harga adalahakumulasi dari inflasi-inflasi terdahulu. Sedangkan menurut Sukirno,(2000: 302) seperti pengangguran, inflasi juga masalah yang selaludihadapi setiap perekonomian. Sampai dimana buruknya masalah iniberbeda diantara satu waktu ke waktu lainnya, dan berbeda pula dari satunegara ke negara lainnya. Tingkat inflasi, yaitu prosentase kecepatankenaikan harga-harga dalam satu tahun tertentu, biasanya digunakansebagai ukuran untuk menunjukkan sampai dimana buruknya masalahekonomi yang dihadapi.Gambar 4.5Perkembangan Tingkat InflasiTingkat Inflasi0.40.30.2Tingkat Inflasi0.1020092010201120122013Sumber: Data diolah penelitiDari grafik di atas, terlihat jelas bahwasanya inflasi tertinggidalam kurun waktu 5 tahun adalah pada tahun 2013. Hal ini

89mengidentifikasikan bahwasanya pada tahun 2013 harga-harga barangmulai naik, sehingga inflasi tinggi.4.1.2.5 Tungkat Suku BungaSuku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unitwaktu yang disebut sebagai presentase dari jumlah yang dipinjamkan.Dengan kata lain, orang harus membayar kesempatan untuk meminjamuang. Biaya peminjaman uang, diukur dalam dolar per tahun per dolaryang dipinjam, adalah suku bunga (Samuelson dan Nordhaus, 2004: 190).Sunariyah (2006:80) mendefinisikan suku bunga adalah hargadari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok perunit. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakanoleh debitur yang dibayarkan kepada kreditur. “Pada umumnya ketikatingkat bunga rendah, maka semakin banyak dana mengalir sehinggamengakibatkan pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Begitu juga ketikatingkat bunga tinggi, maka sedikit dana yang mengalir akanmengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang rendah” (Sundjaja danBarlian, 2003:57). Sedangkan menurut Mishkin (2008:60) stabilitas sukubunga sangat diharapkan, karena stabilitas suku bunga mendorong pulaterjadinya stabilitas pasar keuangan sehingga kemampuan pasar keuanganuntuk menyalurkan dana dari orang yang memiliki peluang investasiproduktif dapat berjalan lancar dan kegiatan perekonomian juga tetap

90stabil. Oleh karena itu, Bank Indonesia selaku bank sentral bertugas untukmenjaga stabilitas suku bunga untuk menciptakan pasar keuangan yanglebih stabilGambar 4.6Perkembangan Tingkat Suku BungaTingkat Suku Bunga7.27.176.96.86.76.66.56.46.3Tingkat Suku Bunga20092010201120122013Sumber: Data diolah penelitiUntuk suku bunga Indonesia, selalu mengalami fluktuasi daritahun ke tahun. Hal ini dibuktikan mulai dari tahun 2009 suku bungadiketahui total sebesar 7.1%, pada tahun 2010 sebesar 7%, tahun 2011sebesar 6.8%, tahun 2012 sebesar 6.7%, dan tahun 2013 sebesar 6.6%.4.1.3Analisis DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yangdiperoleh dari data bulanan ekspor, impor, tingkat inflasi, dan tingkat sukubunga yang diambil dari Badan Pusat Statistik. Nilai tukar rupiah yang

91bersumber dari BI disetiap bulan selama periode Januari 2009 – Desember2013 yang diakses dari situs www.bi.co.id dan www.bps.co.id.Untuk mengetahui pola pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini,maka di susun persamaan regresi berganda. Regresi berganda dalam penelitianini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (Ekspor,Impor, Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga) terhadap variabel terikat (NilaiTukar Rupiah). Analisis regresi tersebut menghasilkan koefisien-koefisienregresi yang menunjukkan arah hubungan sebab akibat antara variabel bebasdengan variabel terikat.a. Uji Asumsi Klasik1) Uji NormalitasPengujian normalitas adalah tentang bagaimana kenormalandistribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistikparametik, asumsi yang harus oleh data adalah bahwa data tersebutterdistribusi secara normal. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov– Smirnov 0,05, maka asumsi normalitas akan terpenuhi.Tabel 4.1Uji NormalitasOne-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardizedResidualNormalParametersaMost ExtremeDifferencesNMeanStd. 18.078.070-.078

92Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed).467.981a. Test distribution is Normal.Sumber: Data sekunder diolah penelitiDari tabel di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.981 0.05,maka asumsi normalitas terpenuh. Jadi dapat dikatakan bahwasanyaresidual model regresi yang diteliti berdistribusi normal.2) Uji MultikoliniaritasMultikolinieritas pertama kali dikemukakan oleh Ragner Frish.Frish menyatakan multikolinier adalah adanya lebih dari satu hubunganlinier yang sempurna (koofesien korelasi antarvariabel 1), maka koefisienregresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standar eror-nyatidak terhingga Adanya multikolinieritas sempurna akan berakibatkoofisien regresi tidak dapat ditentukan serta standar deviasi akan menjaditidak terhingga.Tabel 4.2Uji MultikolinearitascoefficientsCollinearity StatisticsSig.ToleranceVIF.4922.031.339.000

93.000.146.000.455.912.7392.1971.0961.353Sumber: Data sekunder diolah penelitiNilai dikatakan non multikol apabila VIF 5 menurut santoso.Pada bagian Coeficient terlihat nilai VIF untuk variabel Ekspor (X1),Impor (X2), Tingkat Inflasi (X3), dan Tingkat Suku Bunga (X4) tidakmelebihi nilai 5 dan nilai tolerance mendekati angka 1. Hal inimenunjukkan tidak terdapat masalah multikolinieritas, itu artinya data inidikatakan layak untuk diteliti.3) Uji HeteroskedastisitasUji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuahmodel regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara satupengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika varians dari residual antarasatu pengamatan dengan pengamatan yang lain berbeda disebutheteroskedaktisitas, sedangkan model yang baik adalah tidak terjadiheteroskedaktisitas.Tabel 4.3Uji HeteroskedastisitasCorrelations

94abs ResSpearman Eksp's rhologx1Correlation Coefficient.079Sig. (2-tailed).647NImplogx236Correlation Coefficient-.056Sig. (2-tailed).746NInflogx336Correlation Coefficient.237Sig. (2-tailed).163NSBlogx436Correlation Coefficient.325Sig. (2-tailed).053N36Sumber: Data sekunder diolah penelitiHasilnya akan dijelaskan pada tabel berikut ini:Tabel 4.4Hasil Uji HeteroskedastisitasVariabel BebasRSigKeteranganEkspor (X1)0.0790.647 HomokedastisitasImpor (X2)-0.0560.746 HomokedastisitasTingkat Inflasi (X3)0.2370.163 HomokedastisitasTingkat Suku Bunga (X4)0.3250.053 HomokedastisitasSumber: Data sekunder diolah penelitiHeteroskedaktisitas diuji dengan menggunakan uji koefisienkorelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residualhasil regresi dengan semua variabel bebas. Bila signifikansi hasil korelasilebih kecil dari 0,05 (5%) maka persamaan regresi tersebut mengandung

95heteroskedastisitas dan sebaliknya berarti non heteroskedastisitas atauhomokedastisitas.Dari tabel di atas menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidakmengandung heteroskedastisitas atau homokedastisitas. Artinya tidak adakorelasi antara besarnya data dengan residual sehingga bila data di perbesartidak menyebabkan residual (kesalahan) semakin besar pula. Maka data inidikatakan layak untuk diteliti.4) Uji AutokorelasiPengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuahmodel regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periodet dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Uji autokorelasimenggunakan uji Durbin-Watson Test (DW).Menurut Santoso (2011)kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:a. Nilai DW di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.b. Nilai DW di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak adaautokorelasi.c. Nilai DW di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.Hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel4.5 dibawah ini:

96Tabel 4.5Uji AutokorelasiModel SummarybModelRSquareR1.761aAdjusted RSquare.579DurbinWatsonStd. Error of the Estimate.525.02580.980a. Predictors: (Constant), logx4, logx1, logx3, logx2b. Dependent Variable: logSumber: Data diolah penelitiDari hasil output SPSS diatas diperoleh nilai dw sebesar 0.980,dimana nilai tersebut berada diantara -2 sampai 2, yang berarti bahwatidak terjadi autokorelasi.b. Analisis Regresi Linier BergandaHasil analisis dengan menggunakan model regresi linier berganda yangtelah memenuhi uji normalitas dan uji asumsi klasik antara variabel bebas(Ekspor, Impor, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga) terhadap variabelterikat (Nilai Tukar Rupiah), dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 4.6Analisis Regresi Linier dardizedCoefficientsModelBStd. Error1(Constant)1.0371.067Imp 972.339-5.094.000ToleranceVIF.492 2.031

97Eksplogx2.662.1141.0035.810.000.455 2.197Inf logx3-.013.009-.182-1.492.146.912 1.096SB logx4.715.137.7055.206.000.739 1.353Sumber: Data sekunder diolah penelitiDari hasil perhitungan regresi linier berganda pada table 4.6 diatas, dapat diketahui hubungan antara variabel independen dan variabeldependen yang dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:NTR 1.037-0.723X1 0.662-8 X2-0.013X3 0.715X4Koefisien determinasi menunjukkan suatu proporsi dari varianyang dapat diterangkan oleh persamaan regresi terhadap varian total.Hasilkoefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.7 sebagai berikut:Tabel 4.7Hasil Koefisien DeterminasiModel SummarybModelRSquareR1.761a.579Adjusted RSquareDurbinStd. Error of the Estimate Watson.525.02580.980a. Predictors: (Constant), logx4, logx1, logx3, logx2Sumber: Data diolah penelitiDari tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai koefisiendeterminasi (R2 ) sebesar 0,525. hal ini berarti menunjukkan bahwa variabelbebas hanya dapat menjelaskan pola pergerakan variabel terikat yaitu NilaiTukar Rupiah sebesar 52,5%, sedangkan sisanya sebesar 47,5% dijelaskanoleh variabel bebas lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

98penelitian yang dilakukan oleh Puspitaningrum, Suhadak, dan Zahroh(2014) yang menyimpulkan bahwa hasil penelitian diperoleh nilai koefisiendeterminasi (R2 ) sebesar 47,5% yang berarti variabel bebas seperti TingkatInflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 47,%dan sisanya sebesar 58% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakandalam model penelitian ini. Sedangkan yang tercantum dalam penelitian inihanyalah variabel Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga saja.Nilai konstanta regresi sebesar 1.037 menunjukkan bahwa NilaiTukar Rupiah akan mengalami kenaikan, dengan asumsi variabel bebaslain adalah tetap.1.-0.723 Ekspor (b1,X1)Nilai koefisien Ekspor sebesar -0.723 menunjukan bahwa jikavariabel Ekspor berubah sebesar satu satuan atau 1%, maka Nilai TukarRupiah akan berubah atau turun sebesar 0.723% dengan asumsi variabelbebas lainnya adalah tetap.2.0.662 Impor (b2,X2)Nilai koefisien Impor sebesar 0.662 menunjukkan bahwa jikavariabel Impor berubah sebesar satu satuan atau 1%, maka Nilai TukarRupiah akan berubah atau naik sebesar 0.662 % dengan asumsi variabelbebas lainnya adalah tetap.3.-0.013 Tingkat Inflasi (b3,X3)

99Nilai koefisien Tingkat Inflasi sebesar -0.013 menunjukkan bahwaji

menyebabkan nilaibtukar rupiah melemah atau terjadi depresiasi. 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.2.1 Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar uang atau yang biasa disebut dengan kurs mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing dalam harga mata uang domestik, atau bisa disebut dengan harga mata uang domestik dalam mata uang asing.

Related Documents:

Astuti, Ria dkk. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG peiode (2008-2012). Universitas Diponegoro. Semarang

terhadap volume ekspor CPO Indonesia. Kemudian hubungan antara variabel independent mampu menjelaskan mengenai variabel dependen sebesar 81,85% dan 18,15 lainnya di jelaskan oleh variabel lain di luar model. Kata Kunci: Nilai Tukar Rupiah, Harga Cpo Internasional dan

mata uang asing agar diikuti dengan lindung nilai atau hedging. Direktur Treasury Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perseroan mewajibkan hedging dalam setiap transaksi dalam valas guna meminimalkan risiko kerugian bagi debitur dan bank terhadap risiko nilai tukar. Apalagi saat ini kondisi nilai tukar rupiah terhadap

MTs Madrasah Tsanawiyah N Nilai Keluaran Nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholders Nilai Masukan Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai, dalam rangka mencapai keunggulan Nilai Proses Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan

Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah pada US Dollar terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur go

Hamzah Fansuri. 2. Pembahasan Naskah Syair Perahu karya Hamzah Fansuri ini terdapat bermacam-macam nilai agama diantaranya nilai tauhid, nilai akidah, dan nilai akhlak. Untuk penggunaan nilai tauhid yang terdapat di dalam Syiar Per

PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, NILAI TUKAR, EARNING PER SHARE, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015) SKRIPSI . Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi . pada Universitas Negeri Semarang . Oleh . Solihatun . 7311413119 . JURUSAN MANAJEMEN .

system (Civil & Structural Engineering works ) 2021 . ISGEC/NTPC, India . 2x800 MW Supercritical Thermal Power Project FGD system at Gadarwara , Madhya Pradesh, India (Mechanical & Structural and Civil Engineering works) 2021 . Alstom Bharat Forge Power Private Limited, India . 3x660 MW Supercritical Thermal Power Project at Ghatampur, Uttar .