BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori

2y ago
26 Views
2 Downloads
236.05 KB
49 Pages
Last View : 20d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Wade Mabry
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Deskripsi Teori1. Instrumen Tesa. Pengertian tesSecara etimologis, istilah “tes” berasal dari bahasalatin “testum” yang berarti: sebuah piring atau jambangandari tanah liat. Dalam pengertian yang luas, tes adalah alatatau instrumen yang dipakai untuk mengukur sesuatu.1Ada beberapa istilah yang berkaitan denganuraian diatas, yaitu istilah tes, testing, testee, tester, yangmasing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tesmerupakan alat atau prosedur yang digunakan untukmengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakanatau dapat juga dikatakan adalah saat pengambilan tes.Testee adalah responden yang sedang mengerjakan tes.Tester adalah orang yang diserahi untuk melaksanakanpengambilan tes terhadap para responden.21Shodiq Abdullah, Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dasar, Teori danAplikasi, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 12Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 539

Menurut S. Eko Putro Widoyoko, tes adalahdiartikan sebagai sejumlah pernyataan yang harusdiberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukurtingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspektertentu dari orang yang dikenai tes.3MenurutSuharsimiArikunto,tesadalahserentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yangdigunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki olehindividu atau kelompok.4Menurut M. Chabib Thoha, tes adalah alatpengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjukyang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan responsesuai dengan petunjuk itu.5Menurut William Wiersma Stephen G.Jurs, inisikan “The test is the stimulus to which the3S. Eko putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: PanduanPraktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm. 45-464Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 193510M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, hlm. 43

response is made”6Artinya tes adalah suatu rangsanganyang membuat orang untuk menanggapinya (merespon).Berdasarkan beberapa pengertian tes di atas dapatdisimpulkan bahwa tes adalah suatu alat pengumpulinformasi melalui serentetan pertanyaan, perintah ataulatihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yangditunjukkan kepada testee.b. Macam-macam tes1) Berdasarkan objek pengukurannya, tes dibagi menjadidua, yaitu:a) Tes kepribadianTeskepribadianadalahtesyangdilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-cirikhas dari seseorang yang banyak sedikitnyabersifat lahiriah, seperti gayabicara, caraberpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan danlain-lain.7 Yang termasuk dalam jenis tes iniadalah tes sikap, tes minat, tes bakat dan tesintelegensi.86William Wiersma Stephen G. Jurs, Educational Measurement andTesting, (United States: A Division of Simon & Schuster, 1990), hlm. 97Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 738M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, hlm. 4411

b) Tes hasil belajarTeshasilbelajarialahtesyangdipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaranyang telah diberikan oleh guru kepada muridmuridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswanyadalam jangka waktu tertentu.92) Berdasarkan fungsinya, tes dapat dibedakan dalamempat jenis, yaitu:a) Tes penempatanTespenempatanadalahtesuntukmengukur kemampuan dasar yang dimiliki olehanak didik, kemampuan tersebut dapat dipakaimeramalkan kemampuan peserta didik pada masamendatang, sehingga kepadanya dapat dibimbing,diarahkan atau ditempatkan pada jurusan yangsesuai dengan kemampuan dasarnya.10 Padaumumnya tes penempatan dibuat sebagai pretest.11b) Tes formatifTes formatif adalah kegiatan penilaianyang bertujuan untuk mencari umpan balik9M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran, hlm. 331011hlm. 3612M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, hlm. 46Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur,

(feedback), yang selanjutnya hasil penilaiantersebut dapat digunakan untuk memperbaikiproses belajar mengajar yang sedang atau yangsudah dilaksanakan. Jadi, sebenarnya tes formatifitu tidak hanya dilakukan pada tiap akhirpelajaran, tetapi bisa juga ketika pelajaran sedangberlangsung.12c) Tes diagnostikTes diagnostik adalah suatu tes gan-sehinggaberdasarkankekurangan-kekurangan tersebut dapat dilakukanpemberian perlakuan yang sesuai.13d) Tes sumatifTessumatifadalahpenilaianyangdilakukan untuk memperoleh data atau informasisampai di mana penguasaan atau pencapaianbelajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telahdipelajarinya selama jangka waktu tertentu.1412M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran, hlm. 2613Ign Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah,(Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 5414M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran, hlm. 2613

Tes sumatif ini di sekolah sering dikenaldengan istilah “Ulangan Umum” atau ”EBTA”(Evaluasi Belajar Tahap Akhir), di mana hasilnyadigunakan untuk mengisi nilai rapor atau mengisiijazah (STTB).153) Berdasarkan tingkatannya,a) Tes standarTesstandar adalah tes yang telahmengalami proses standardisasi, yakni prosesvalidasi dan keandalan (reliability) sehingga testersebut benar-benar valid dan andal untuk suatutujuan dan bagi suatu kelompok tertentu.16b) Tes nonstandarTes nonstandar adalah tes yang disusunoleh seorang pendidik yang belum memilikikeahlian profesional dalam penyusunan tes, ataumereka yang memiliki keahlian tetapi tidaksempatmenyusuntessecarabaik,mengujicobakan, melakukan analisis ggungjawabkan.1715Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 7216M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran, hlm. 331714M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, hlm. 52

4) Berdasarkan bentuknyaa) Tes tertulisTes tertulis adalah jenis tes di mana testerdalam mengajukan butir-butir pertanyaan atausoalnya dilakukan secara tertulis dan testeememberikan jawabannya juga secara tertulis.18Tes tertulis secara umum dapat dibedakanmenjadi dua bagian, yaitu:(1) Tes obyektifTes obyektif yang juga dikenaldengan istilah tes jawaban pendek, tes “yatidak” dan tes model baru, adalah salah satujenis tes hasil belajar yang terdiri dari butirbutir soal (items) yang dapat dijawab olehtestee dengan jalan memilih salah satu (ataulebih) di antara beberapa asing items atau dengan jalanmenuliskan (mengisikan) jawaban berupakata-kata atau simbol-simbol tertentu padatempat atau ruang yang telah disediakan18Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 7515

uk tes obyektif ada beberapamacam, yaitu:(a) Free response item (tes jawab bebas),terdiri atas:(i) Completion test (tes melengkapi)Tes completion merupakansalah-satubentuktesjawabanbebas, di mana butir-butir uyangdianggap penting dikosongkan.(ii) Fill-in (mengisi titik-titik dalamkalimat yang dikosongkan)Tes obyektif bentuk fill in(bentukisian)inibiasanyaberbentuk cerita atau karangan.Kata-kata penting dalam cerita ataukarangan itu beberapa diantaranyadikosongkan (tidak dinyatakan),sedangkan1916tugastesteeadalahAnas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 106-107

mengisi bagian-bagian yang telahdikosongkan itu.20(b) Selection type test (tes yang menjawabdenganmengadakanpilihan),yangterdiri atas:(i) Tes benar salah (True-False)Tes tipe benar salah adalahtes yang butir soalnya terdiri daripernyataan yang disertai denganalternatif jawaban yaitu jawabanatau pernyataan yang benar danyang salah. Peserta tes dimintauntukmenandaimasing-masingjawaban atau pernyataan itu denganmelingkari ataupun memberi tandasilang pada huruf “B” jika jawabanatau pernyataan itu dianggap benarmenurutpendapatnyadanmelingkari ataupun memberi tandasilang pada huruf “S” jika jawabanataupernyataanitumenurutpendapatnya dianggap salah.2120Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 11421S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran:Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik,, hlm. 5117

(ii) Tes menjodohkan (Matching)Ada beberapa istilah yangdigunakan untuk menunjuk tesmenjodohkan, seperti memasangkanatau mencocokkan. Tes ini terdiridari satu seri pertanyaan dan satuseri jawaban. Tugas testee ,yangsehinggasesuaitelahataucocok atau merupakan ) Tespilihanganda(MultipleChoice)Tes pilihan ganda tukmelengkapinya harus memilih satu2218Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 111

daribeberapakemungkinanjawaban yang telah disediakan.23(2) Tes subyektif (uraian)Tessubyektif,padaumumnyaberbentuk uraian (esai). Tes bentuk uraianadalah pertanyaan yang menuntut siswamenjawabnya, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lainyangsejenissesuaidengantuntutanpertanyaan dengan menggunakan kata-katadan bahasa sendiri.24b) Tes lisanTes lisan adalah tes di mana tester di akukan secara lisan, dan testee memberikanjawabannya secara lisan pula.25 Dilihat dari segipersiapan dan cara bertanya tes lisan dapat dibedakanmenjadi dua, yaitu26:23Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 16824Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 3525Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 7526M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, hlm. 6119

(1) Tes lisan bebasTes lisan bebas artinya pendidik dalammemberikan soal kepada peserta didik tanpamenggunakan pedoman yang dipersiapkan secaratertulis.(2) Tes lisan berpedomanTes lisan berpedoman artinya pendidikmenggunakan pedoman tertulis tentang apa yangakan ditanyakan kepada peserta didik.c) Tes tindakanTes tindakan adalah tes di mana respon ataujawaban yang dituntut dari peserta didik berupatindakan, tingkah laku kongkrit. Alat yang dapatdigunakan untuk melakukan tes ini adalah observasiatau pengamatan terhadap tingkah laku tersebut.27c. Kriteria tes yang baikMenurut Suharsimi Arikunto, suatu tes dapatdikatakan baik apabila memenuhi lima persyaratan, yaitu:validitas, reliabilitas, obyektivitas, praktikabilitas danekonomis.281) ValiditasValiditas merupakan syarat yang terpentingdalam suatu alat evaluasi. Suatu tes disebut valid2027M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, hlm. 6328Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm.57-58

apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendakdan seharusnya diukur.29 Jadi, tes hasil belajar dapatdinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut(sebagai alat pengukur keberhasilan dapat belajarpeserta didik) dengan secara tepat, benar, shahih atauabsah telah dapat mengukur atau mengungkap hasilhasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik,setelah mereka menempuh proses belajar mengajardalam jangka waktu tertentu.302) Reliabilitas.Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitiansuatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasidikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten,atau stabil dan produktif.31Tes dikatakan dapatdipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetapatau ajeg (consistent) apabila diteskan berkali-kali.Jika kepada siswa diberikan tes yang sama padawaktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetapberada dalam urutan (rangking) yang sama atau ajekdalam kelompoknya.3229Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 4030Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 93-9431M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran, hlm. 13932S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, hlm. 9921

3) ObyektivitasObjektif berarti tidak adanya unsur pribadiyang mempengaruhinya. Lawan dari objektif adalahsubjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang masukmemengaruhinya. Sebuah tes dikatakan memilikiobyektivitas apabila dalam melaksanakan tes tidakada faktor subjektif yang memengaruhinya, terutamadalam sistem skoringnya.Ada 2 faktor yang memengaruhi subjektivitasdari suatu tes, yaitu bentuk tes dan penilai. Bentuk tesuraian akan memberi banyak kemungkinan kepadapenilai untuk memberikan penilaian menurut caranyasendiri. Dengan demikian maka hasil dari seorangsiswa yang mengerjakan soal dari sebuah tes, akanmemperoleh skor yang berbeda apabila dinilai olehdua orang. Itulah sebabnya pada waktu sekarang iniada kecenderungan penggunaan tes objektif diberbagai bidang. Untuk menghindari masuknya unsursubjektivitas dari penilai, maka sistem skoringnyadapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, antara laindengan membuat pedoman skoring terlebih dahulu.3333S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran:Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, hlm. 10022

4) Praktikabilitas.Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitasyang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis,mudah pengadministrasiannya. Tes yang praktisadalah tes yang:a) Mudah dilaksanakan, artinya tidak menuntutperalatan yang banyak dan memberi kebebasankepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulubagian yang dianggap mudah oleh siswa.b) Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itudilengkapidengankuncijawabanmaupunpedoman skoringnya. Untuk soal bentuk obyektif,pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jikadikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.c) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk sehinggadapat diberikan oleh orang lain.5) EkonomisEkonomis di sini adalah bahwa pelaksanaantes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal,tenaga yang banyak dan waktu yang lama.3434S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran:Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, hlm. 101-10223

2. Validitas Tesa. Pengertian validitasValiditas berasal dari kata validity, yang dapatdiartikan sebagai ketepatan atau kesahihan, yaitu sejauhmana sebuah instrumen atau alat ukur mampu atauberhasil mengukur apa yang seharusnya diukur.35Menurut M. Chabib Thoha dalam bukunya teknikevaluasi pendidikan, suatu alat ukur disebut memilikivaliditas bilamana alat ukur tersebut isinya layakmengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuaidengan kriteria tertentu. Artinya adanya kesesuaian antaraalat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaranpengukuran.36MenurutLewisR.Aikendalam bukunyaPsychological Testing and Assessment, mendefinisikanvaliditas tes: The validity of a test has been defined as theextent to which the test measures what is was designed tomeasure.37 Validitas suatu tes diartikan sebagai sejauhmana tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.35Shodiq Abdullah, Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dasar, Teori danAplikasi, hlm. 763637M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi pendidikan, hlm. 109-110Lewis R. Aiken, Psychological Testing and Assessment, (America:ISBN, 1991), hlm. 10524

Menurut Muhammad Abdul Khalik finisikan validitas adalah sebagai berikut:“Validitas tes adalah sejauh mana tes tersebut dapatmengukur apa-apa yang hendak etapan tes tersebut dalam mengukur materi danperilaku yang harus diukur.39Menurut Sumarna Surapranata, validitas adalahsuatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telahmengukur apa yang seharusnya diukur.40Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapatdisimpulkan bahwa tes hasil belajar dapat dinyatakanvalid apabila tes hasil belajar tersebut (sebagai alatpengukur keberhasilan belajar peserta didik) dengansecara tepat, benar, shahih atau absah telah dapatmengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah38Muhammad Abdul Khalik Muhammad, Iktibatul al-Lughah, (Riyad:Jami’ah Malik Su’ud, 1989), hlm.4839Mudjijo, Tes Hasil Belajar, hlm. 4040Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, danInterpretasi Hasil Tes, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 5025

dicapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuhproses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.b. Macam-macam validitasSecara garis besar ada 2 (dua) macam validitas,yaitu validitas soal dan validitas butir soal.1) Validitas tesSecara garis besar ada dua macam validitas,yaitu validitas logis dan validitas empiris.a) Validitas logisIstilah “validitas logis” mengandung kata“logis” berasal dari kata “logika” yang berartipenalaran.Denganmaknademikianmakavaliditas logis untuk sebuah instrumen evaluasimenunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumenyang memenuhi persyaratan valid berdasarkanhasil penalaran.41Ada dua macam validitas logis yangdapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaituvaliditas isi dan validitas konstruksi.(1) Validitas isiValiditas isi adalah validitas yangditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alatpengukur hasil belajar, yaitu: sejauh mana teshasil belajar sebagai alat pengukur hasil4126Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 65

belajar peserta didik, isinya telah n materi atau bahan pelajaran yangseharusnya diteskan (diujikan).42Pengujian validitas isi yang dilakukandenganmenelaahbutir(itemreview)dilakukan dengan mencermati kesesuaian isibutir yang ditulis dengan perencanaan yangdituangkan dalam kisi-kisi. Butir-butir tesdinyatakan valid (logically valid) apabilasetelah mencermati isi butir-butir yang ditulistelah menunjukkan kesesuaian dengan kisikisi.43(2) Validitas konstruksiValiditas konstruksi adalah suatu tesdi mana butir soal tersebut membangun setiapaspek berfikir seperti yang disebutkan dalamtujuaninstruksionalBenjamin S. Bloomkhusus.44Menurutbahwa taksonomi(pengelompokan) tujuan pendidikan harussenantiasa mengacu kepada tiga jenis ranah(domain) yang melekat pada diri peserta42Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 16443Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 120-12144M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, hlm. 11o27

didik, yaitu: Ranah proses berpikir (cognitivedomain), Ranah nilai atau sikap (affectivedomain), Ranah keterampilan (psychomotordomain). Setiap domain disusun menjadibeberapa jenjang kemampuan, mulai dari halyang sederhana sampai dengan hal yangkompleks, mulai dari hal yang mudah sampaidengan hal yang sukar, dan mulai dari halyang konkrit sampai dengan hal yang abstrak.Adapun rincian domain tersebut adalahsebagai berikut:(a) Ranah kognitifBenjamin S. Bloom membagitingkat kemampuan atau tipe hasil belajaryang termasuk aspek kognitif menjadienam, yaitu:i. Pengetahuan (knowledge)Tingkatkemampuanyanghanya meminta responden atau testeeuntukmengenalataumengetahuiadanya konsep, fakta, atau istilahistilah tanpa harus dimengerti, ataudapat menilai, atau dapat menggunakan.Katakerjaoperasional-nya,antara lain: menyebutkan, menunjuk-28

kan, mengenal, mengingat kembali,mendefinisikan.ii. Pemahaman ngmampumemahami arti atau konsep, situasi,serta fakta yang diketahuinya. Katakerja operasional yang dipakai padaranahiniadalah:membedakan,mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, asikan,contoh,memperkirakan,menentukan, mengambil kesimpulan.iii. Penerapan (aplikasi)Dalam tingkat aplikasi, testeeatau responden dituntut yangdiketahuinya dalam suatu situasi yangbaru baginya. Kata kerja operasionaluntuk ranah ini adalah: ungkan, memilih, mengembangkan, mengorganisasi, menyusun,29

mengklasifikasikan, mengubah struktur.iv. AnalisisTingkatkemampuantesteeuntuk menganalisis atau menguraikansuatu integritas atau suatu surpembentuknya. Pada tingkat analisis,testee diharapkan dapat memahamidan sekaligus dapat memilah-m

Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan atau dapat juga dikatakan adalah saat pengambilan tes. Testee adalah responden yang sedang mengerjakan tes. Tester adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden.2 1 Shodiq Abdullah, Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dasar, Teori dan

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis