BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - WordPress

3y ago
296 Views
40 Downloads
548.72 KB
9 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jacoby Zeller
Transcription

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahBahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiranpemakai bahasa. Telah diketahui bahwa pemakaina bahasa diwujudkan dalambentuk kata-kata dan kalimat. Manusialah yang menggunakan kata dan kalimatitu dan manusia pula yang menambah kosa kata sesuai dengan kebutuhannya.Karena manusia menggunakan kata-kata dan kalimat berubah terus, makadengan sendirinya maknanya pun berubah. Perubahan terjadi karena manusiasebagai pemakai bahasa menginginkannya. Kadang-kadang karena belummenemukan kosa kata baru untuk mendukung pemikirannya, maka pembicaramengubah bentuk kata yang telah ada, atau boleh jadi ia mengubah maknayang telah ada.Suatu kata mempunyai hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk.Ini merupakan akibat dari kandungan komponen makna yang kompleks. Adabeberapa hubungan semantis (antar makna) yang diantaranya memperlihatkanadanya pertentangan. Hubungan inilah yang disebut dengan antonim.Dalam setiap bahasa sering kali kita temui adanya hubungan kemaknaanatau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa dengan kata atausatuan bahasa lainnya. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkinmenyangkut hal kelainan makana. Merefleksi hal tersebut, maka makalah iniakan membahas tentang antonim.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalahsebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusanmasalahnya sebagai berikut.1. Apa itu antonim ?2. Apa saja macam-macam antonym ?3. Apa itu oposisi ?

C. Tujuan Penulisan MakalahBerdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisanmakalah ini adalah sebagai berikut.D. Metode Pemecahan MasalahMetode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metodekajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau darireferensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkahlangkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yangakan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkahlangkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusanjawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan sertapengorganisasian jawaban permasalahan.E. Sistematika Penulisan MakalahMakalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi:Bab I, bagianpendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah,metode pemecahan masalah, dan sistematika pnulisan makalah; Bab II,adalah pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan.

BAB IIPEMBAHASANA. Definisi AntonimIstilah antonimi ( Inggris: antonimy berasal dari bahasa Yunani Kunoanoma nama, dan anti melawan). Makna harfiahnya, nama ain untukbenda yang lain. Verhaar (1983:133) mengatakan: “ Antonim adalahungkapan (biasanya kata, tetapi dapat juga frasa atau kalimat) yangdianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain.” Secara mudah dapatdikatakan, antonim adalah kata-kata yang maknanya berlawanan.1Antonim atau antonimi adalah hubungan semantik anatar dua buah satuanujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontrasantara yang satu dengan yang lain. Misalnya kata buruk berantonim dengankata baik, kata mati berantonim dengan kata hidup, kata guru berantonimdengan kata murid, kata membeli berantonim dengan kata menjual.2Hubungan makna antara dua buah kata yang berantonim bersifat dua arah.Jadi, kalu kata baik berantonim dengan kata buruk, maka kata buruk jugaberantonim dengan kata baik.3Istilah antonim kadang-kadang dipertentangkan dengan istilah sinonim,tetapi status kedua istilah ini berbeda. Antonim biasanya teratur dan dapatdiidentifikasi secara tepat. Contoh kata-kata yang antonim.besar x kecillebarx sempitbodoh x pandaimudah x sukarKata-kata ini dikategorikan ajektiva, dapat digunakan untuk menyatakantingkat perbandingan atau untuk menyatakan kualitas sesuatu. Kata-kata yangdapat digunakan untuk menyatakan perbandingan disebut gradability. Bentuklebih yang dalam bahasa inggris ditandai dengan penggunaan akhiran –er1Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 207Abdul Chaer, Lingustik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 2993Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),2hlm. 89

atau dengan kata more, biasa disebut dengan explicity. Kata-kata dalambentuk lebih ini dapat dipahami dari penanda yang dapat disebut tingkatimplicitly. Kadang-kadang tingkat ajektiva belum jelas bagi kita. Misalnyakalau kita berkata, “ banyak orang yang telah hadir,” atau “sebagian besartelah hadir.” Yang belum jelas yakni berapa kira-kira yang telah hadir.Kadang-kadang antara kata yang bertentangan maknanya dapat dilihat darikualitasnya, misalnya makna kata antara dingi dan panas, terdapat kata suamsuam kuku. Untuk memastikan tingkat kualitas kata, kadang-kadang orangmenggunakan timbangan dan takaran. Dengan demikian kita memperolehujaran berat 5 kg, lebar 5 m, tinggi 5 m. Tentu saja hanya kata-kata yangdapat ditandai dengan satuan timbngan atau ukuran yang dibatasi seperti ini.Dengan kata lain hanya kata yang berhubungan dengan kategori nominakonkret yang dibatasi seperti ini. Kata-kata kategori nomina abstrak sulitdibatasi dengan timbangan dan ukuran. هو عبارة عن وجود لكمتني فاكرث لها دالةل متضادة : التضا ّد Antonim (Al-Tadhad) adalah dua buah kata atau lebih yang maknanyadianggap berlawanan. Disebut diangap karena sifat berlawanan dari dua katayang berantonim ini sangat relatif. Ada kata-kata yang mutlak berlawanan,seperti kata mati dengan hidup, kata siang dengan malam. Ada juga yangtidak mutlak, seprti kata jauh dengan dekat, kata kaya dengan miskin.Seseorang yang tidak kaya belum tentu miskin. Begitu juga sesuatu yangtinggi belum tentu tidak rendah.4Antonimi adalah oposisi makna dalam pasangan leksikal yang dapatdijenjangkan (Kridalaksana,1982). Hubungan makna yang terdapat diantarasinonimi, homonimi, hiponimi dan polisemi adalah hubungan kesamaankesamaan sedangkan antonimi sebaliknya, dipakai untuk menyebut makna475Taufiqurrochman, Leksiologi Bahasa Arab, ( Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm.

berlawanan. Antonimi merupakan hunbungan diantara kata-kata yangdianggap memiliki pertentangan makna.5B. Jenis-jenis AntonimAda baiknya diingat bahwa istilah antonimi sebaiknya jangan dikacaukandengan istilah antonomi. Istilah antonomi yang berasal dari kata yang berasaldari kata YunaniDilihat dari sifat hubungannya, maka antonimi itu dapat dibedakan atasbeberapa jenis, antara lain :Pertama, antonimi yang bersifat mutlak. Umpamanya kita hidupberantonim secara mutlak dengan kata mati, sebab sesuatu yang masih hiduptentunya belum mati, jadi sesuatu yang sudah mati tentunya sudah tidak hiduplagi. Contoh lain, kata diam berantonim secara mutlak dengan kata bergerak,sebab sesuatu yang diam tentu tidak bergerak, dan yang sedang bergeraktentunya tidak sedang diam.Kedua, antonimi yang bersifat relative atau bergradasi. Umpamanya katabesar dan kecil berantonimi secara relative, juga antara kata jauh dan dekat,dan antara kata gelap dan terang. Jenis antonym ini disebut bersifat relative,karena batas antara satu dengan lainnya tidak dapat ditentukan secara jelas,batasnya itu dapat bergerak menjadi lebih atau kurang. Karena itu, sesuatuyang tidak besar belum tentu kecil, dan sesuatu yang tidak dekat belum tentujauh. Karena itu pula kita dapat mengatakan, misalnya, lebih dekat, sangatdekat, atau juga paling dekat. Suatu objek dikatakan besar atau kecil dalamkehidupan kita adalah karena diperbandingkan antara yang satu dengan yanglainnya. Seekor kambing adalah menjadi sesuatu yang kecil kalau berada disamping anjing dan kucing. Selanjutnya, kucing yang menjdai sesuatu ynangkecil bila berada di samping tikus dan kodok.Ketiga, antonimi yang bersifat relasional. Umpamanya antara katamembeli dan menjual, antara kata suami dan istri, dan antara kata guru dan5Fatimah Djajasudarma, Semantik-1 Makna Leksikal dan Granatikal, ( Bandung: RefikaAditama, 2009), hlm. 73

murid. Antonimi jenis ini disebut relasional karena munculnya yang satuharus disertai dengan yang lain. Adanya membeli karena adanya menjual,adanya suami karena adanya istri. Kalau salah satu tidak ada, maka yang lainjuga tidak ada. Contoh onkret seorang laki-laki tidak bias disebut sebagaisuami kalau tidak punya istri. Andaikata istrinya meninggal, maka dia bukansuami lagi, melainkan kini sudah menjadi nama menjadi duda.Keempat, antonimi yang bersifat hierarkial. Umpamanya kata tamtama danbintara beranonim secara hierarkial, juga antara kata gram dan kilogram.Antonimi jenis ini disebut bersifat hierarkial karena kedua satuan ujaran yangberantonim itu berada dalam satu garis jenjang hierarki. Demikianlah, katatamtama dan bintara berada dalam satu garis kepangkatan militer, kata gramdan kilogram berada dalam satu garis jenjang ukuran timbangan. 6Al-Khammas mengklasifikasi antonim menjadi 3 macam, yaitu:a. Antonim Mutlak ( Tadhad Had )Yaitu, diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan tidakterdapat tingkatan/level. Artinya, kedua kata yang maknanya berlawananitu benar-benar mutlak.Contoh:Betina/ perempuanً انث jantan/ laki-laki ذكر menikah هتسوج bujang اعسب mati هيت hidup حي Salah خطا benar صح Wanita اهراة pria رجل b. Antonim Bertingkat ( Tadhad Mutadarij )Yaitu, diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan masihterdapat tingkatan/level. Artinya, makna dari kata-kata yang salingberlawanan masih relatif. Contoh: ( ضهل mudah) lawan kata ( صعة sulit), namun antara mudah dan sulitmasih tingkat kemudahan/kesulitan tertentu.6Abdul Chaer, Lingustik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 299-300.

( تارد dingin) lawan kata ( حار panas), diantara dingin dan panasmasih ada level tertentu. Misalnya ( فاتر hangat kuku), ( دافئ hangat), ( ضاخن paling hangat).c. Antonim Berlawanan ( Tadhahd Askiy )Yaitu, diantara medan makna pada dua kata yang berlawanan brsifatlazim/lumrah.Contoh: ( اب ayah) ( ام ibu) ( تاع menjual) ( اشتري membeli) ( علّن mengajar) ( تعلن belajar) ( رئيص pemimpin) ( هرءوش yang dipimpin) ( زوج suami) ( زوجة istri) ( فائس menang) ( ههوىز kalah)d. Antonim Garis Samping ( Tadhah Amudiy )Yaitu, apabila kata-kata yang antonim (berlawanan) tersebut terdiri darikosa kata yang bersifat arah ( direction ). Kosa kata yang berlawananmenurut garis menyamping disebut antonim garis samping. Misalnya, شوال (utara) lawan kata ( شرق timur), ( جنىب selatan) lawan kata ( غرب barat), عرب (barat) lawan kata ( شوال utara).e. Antonim Garis Lurus ( Tadhah Imtidhadi )Yaitu, apabila kosa kata yang berlawanan (antonim) berdasarkan garislurus (melawan arah). Misalnya, ( شوال utara) lawan kata ( جنىب selatan), ( شرق timur) lawan kata ( غرب barat), ( فىق atas) lawan kata ( تحت bawah).7C. Pembentukan Antonim dalam Bahasa Arab7Taufiqurrochman, Leksiologi Bahasa Arab., hlm. 76-78

Haidar menyebutkan terdapat banyak hal yang menyebabkan terjadinyaantonym. Hal-hal tersebut kemudian diklasifikasikannya ke dalam tiga factorbesar.1. Faktor Eksternal- Perbedaan dialek, misalnya kata الطدفة yang dapat bermakna الظلوة „gelap‟ dan „ الضىء terang‟.- Pinjaman bahasa asing, misalnya kata جلل yang bermakna „ كرين mulia‟dan „ حقير hina‟.- Motivasi social, misalnya sebagai kata yang menunjukkan rasaoptimisme, pesimisme, ejekan, atau bahkan juga sebagai kata krama.2. Faktor Internal- Motivasi relasi makna, misalnya sebagai kata yang ntukmenggeneralisasikan makna aslinya.- Motivasi relasi lafaz, misalnya perbedaan akar kata, substitusi konsonanakar kata, atau pun perubahan tempat konsonan akar kata.3. Faktor Historis- Peninggalan masa lalu, seperti yang diungkapkan Giese Kontranimimerupakan ungkapan manusia yang berupa pemikiran orang-orang dimasa lampau.- Keadaan asasi kata, maksudnya adalah ungkapan yang menjadikontranimi sejak awal memang sudah begitu adanya. Namun, pendapatdemikian ditentang oleh Ibnu Sayyid yang mengatakan bahwa tidakdibenarkan memberikan dua makna bertentangan pada satu kata dalamwaktu yang bersamaan.BAB III

PENUTUPA. KesimpulanAntonim atau antonimi adalah hubungan semantik anatar dua buah satuanujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontrasantara yang satu dengan yang lain. Misalnya kata buruk berantonim dengankata baik, kata mati berantonim dengan kata hidup, kata guru berantonimdengan kata murid, kata membeli berantonim dengan kata menjual.B. Saran

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Telah diketahui bahwa pemakaina bahasa diwujudkan dalam bentuk kata-kata dan kalimat. Manusialah yang menggunakan kata dan kalimat itu dan manusia pula yang menambah kosa kata sesuai dengan kebutuhannya.

Related Documents:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Latar belakang yang menjadikan terwujudnya Implementasi Konsep International Style pada Hotel Bintang Empat di Kawasan Sudirman Bandung, dibagi dalam dua perihal. Perihal pertama yaitu, latar belakang lokasi dan latar belakang perencanaan proyek. Perihal – perihal tersebut akan dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tawakal dan yang seakar dengannya disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 70 kali dalam 31 surah, diantaranya surah Ali Imran (3) ayat 159 dan 173, an-Nisa (4) ayat 81, Hud (11) ayat 123, al-Furqan (25) ayat 58, dan . Bab pertama sebagai pendahuluan merupakan garis besar gambaran skripsi. Pada bab .

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

Texts of Wow Rosh Hashana II 5780 - Congregation Shearith Israel, Atlanta Georgia Wow ׳ג ׳א:׳א תישארב (א) ׃ץרֶָֽאָּהָּ תאֵֵ֥וְּ םִימִַׁ֖שַָּה תאֵֵ֥ םיקִִ֑לֹאֱ ארָָּ֣ Îָּ תישִִׁ֖ארֵ Îְּ(ב) חַורְָּ֣ו ם

BAB I : Pendahuluan, Bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Ruang lingkup dan batasan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka, Bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka konseptual , serta hipotesis penelitian.

Bab I, merupakan pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, merupakan gambaran umum kepercayaan masyarakat Jepang terhadap legenda atau mitos tentang hantu.

Bab 1 Pendahuluan Page 1-1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keanekaragaman sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat besar.

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .