BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN TERKAIT A. Kajian Teori .

2y ago
27 Views
2 Downloads
718.08 KB
37 Pages
Last View : 29d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jacoby Zeller
Transcription

BAB IIKAJIAN TEORI DAN PENELITIAN TERKAITA. Kajian Teori1. Kemiskinan Petani dalam Dilema Industri Pertanian di IndonesiaDalam era-globalisasi, kebutuhan manusia sangat kompleks. Apalagi jikadalam kasus mengenai pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan sangat diperhatikanoleh semua pihak. Kemandirian sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhanpangan yang ada dalam komunitas. Tidak menggantungkan diri kepada pihak lainuntuk memenuhi pangan, seperti kebijakan impor. Seharusnya, negara lebihpercaya kepada petani dalam negeri untuk menanam tanaman pangan di lahannyasendiri. Selama orde baru, kebijakan bagi bahan pangan lain selain beras tidakdirancang dan digarap secara serius. Kesulitan produksi selama orde lama danparoh pertama orde baru dapat dipecahkan dengan modernisasi pertanian yangdikenal dengan revolusi hijau. Namun, revolusi hijau hanya bisa memecahkansebagian dari persoalan ketahanan pangan, sementara persoalan distribusinyamasih menjadi pekerjaan rumah yang tidak kunjung terselesaikan, bahkan hinggasaat ini.Salah satunya terkait dengan persoalan industrialisasi pedesaan danpemberdayaan ekonomi petani. Dampak dari model pembangunan yangmenggunakan pendekatan top down telah melahirkan ketimpangan yang sangattajam, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Berbicara tentangkemiskinan sebenarnya merupakan gejala nyata dari ketidakberdayaan masyarakat23digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24secara ekonomi, politik, sosial, budaya di Indonesia. Kemiskinan terbesar ditemuidi pedesaan.Kemiskinan dan marginalisasi petani di pedesaan disebabkan karenakebijakan pemerintah tentang pembangunan pertanian dan pedesaan yang kurangberpihak pada petani dan komunitas desa. 14 Ini artinya, kemiskinan danmarginalisasi petani disebabkan karena faktor struktural. Di era orde baru bahkansampai era kabinet Indonesia Bersatu ini (Presiden Susilo Bambang Yudoyono)menekankan pembangunan nasional masih berorientasi pada pembangunanmanufaktur dan industri yang ada di perkotaan. Pembangunan pertanian hanyadifokuskan pada upaya pencapaian peningkatan produksi pertanian gunamencapai swasembada beras. Orientasi kebijakan yang demikian, jelasmenempatkan petani dan sektor pertanian hanya menjadi obyek pembangunan.Menurut Erani Yustika, marginalisasi pembangunan sektorpertanianselama 32 tahun telah menempatkan para pelaku di sektor pertanian (petani)dalam kondisi terpuruk. Masalah-masalah yang serius dihadapi dalam sektorpertanian semakin bertambah seperti kepemilikan lahan yang semakin mengecil,akses terhadap input pertanian yang semakin mahal, biaya transakasi yang terusmelambung dan kelembagaan ekonomi yang tidak pernah berpihak kepadapetani. 15Dalam konteks ini, Soetomo menyimbolisasikan petani sebagai manusiayang selalu kalah. Hal ini disebabkan karena faktor alam, Terbentuknyamasyarakat dan lembaga beserta sistem kekuasaan dan politik yang ada di14Bagong Suyanto, “Perangkap Kemiskinan, Problematika dan Strategi Pengentasannya”,(Yogyakarta: Aditya Media, 2001), Hal. 1515Ahmad Erani Yustika, “Negara vs Kaum Miskin”,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Hal. 21.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25dalamnya serta adanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini menjadikanpetani berada dalam situasi ketidakberdayaan yang melembaga, sehinggamenimbulkan budaya kemiskinan (culture of poverty). Ketidakberdayaan petaniini, disebabkan karena petani merupakan kelompok marginal, pilihan-pilihan yangada dari petani ditentukan oleh pihak-pihak di luar petani, minimnya jaringaninformasi yang dimiliki oleh petani (sebagai akibat dari keterbatasan kognitifpetani), sistem transportasi yang belum memadai, perbedaan kultur serta posisiinferior dalam interaksi pasar.16Keberadaan sektor pertanian dalam pembangunan Menurut Didin SDamanhuri, dimaksudkan sebagai penyangga suksesnya pembangunan industrimanufaktur. Ini artinya, sektor pertanian dimarginalkan secara struktural, karenakebijakan yang digulirkan oleh pemerintah tidak berpihak pada sektor pertanian.Industrialisasi yang dijalankan tidak melibatkan sektor pertanian sebagai pelakuutama. Mayoritas tenaga kerja yang terserap dalam sektor pertanian hanyamendapatkan tingkat kemakmuran yang subsisten. 17Kebijakan pemerintah tentang impor dari berbagai produk hasil pertanian,merupakan kebijakan yang tidak pro pada petani. Kebijakan impor ini semakinleluasa, ketika Indonesia yang tergabung dalam negara ASEAN meratifikasiperjanjian kerjasama dengan Cina dalam perjanjian ACFTA dimana berbagaiproduk pertanian dari negara tirai bambu itu bebas masuk ke ASEAN, termasukke Indonesia. Serbuan berbagai produk pertanian dari Cina dan negara-nagara1617Greg Soetomo, “Kekalahan Manusia Petani”, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), Hal. 63Ahmad Erani Yustika, “Negara vs Kaum Miskin”, Hal. 25digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26ASEAN sendiri kini sudah sangat terasa menekan harga produk pertanian diIndonesia. 18Kebijakan yang sedemikian itu sungguh tidak memberikan dampak yangbaik bagi kehidupan para petani, justru petani semakin lama semakin miskin yangdisebabkan dengan adanya kebijakan-kebijakan yang sama sekali tidakmendukung petani lokal.Begitu juga dengan permasalahan tentang pertaniankimia muncul dari program warisan masa orde baru. Para petani telah teracunioleh kebijakan revolusi hijau yang berawal dari tahun keperintahan orde baru.Awal tahun 1966 para petani mendapat perintah dari komando pemerintah saat ituadalah Presiden Soeharto untuk meningkatkan produksi pangan dengan drastis.Indonesia berhasil dengan swasembada berasnya. Akan tetapi, belum mampumenekan angka impor pangan. Selain itu, berselang lama sekitar 10 tahunkemudian para petani mulai merasakan imbas dari resep revolusi hijau tersebut.Pada tahun itu juga pemerintah Indonesia menandatangani kontrak denganperusahaan kimia dari pertanian Swiss.Program kerja yang direalisasikan adalah dengan membuat percobaanaplikasi kimia atas lahan 30.000 ha sawah ditanami bibit unggul di SulawesiSelatan. 19 Para petani tidak dapat lepas dari sugesti penggunaan pupuk kimia.Kebijakan pemerintah juga gencar mengubah koridor pertanian menjadi proyekbesar untuk menjadi sebuah agroindustri. Ekosistem menjadi komoditi tingkat i-identik-dengan-kemiskinan, pada tanggal 02 Maret 2017pukul 13.3719Gito Haryanto dan Francis Wabono, Pangan Kearifan Lokal & Keaneragaman HayatiPertaruhan Bangsa yang Terlupakan, (Yogyakarta : Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, 2005),Hal. 289digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27pada reformasi kali ini. Petani tidak mampu mengubah sejarah yang sudahmendarah daging dalam catatan dimasa orde baru.Dengan demikian pemilihan model kebijakan industrialisasi pertanian dipedesaan disatu sisi memang pertumbuhan ekonomi nasional meningkat tajam,namun di sisi lain membuat ketimpangan yang sangat mencolok, terutama disektor pertanian. Kondisi industrialisasi pertanian, dalam hal ini sektor pertaniantelah mengalami marginalitas akibat kebijakan-kebijakan negara yang tidakberpihak pada petani. Akibatnya industrialisasi pedesaan yang ada tidak bersinergidalam upaya mendorong pemberdayaan ekonomi petani di pedesaan.2. Sekolah Lapang Petani dalam Perspektif Paulo FreireSekolah Lapang adalah sebuah sekolah informal bukan sekolah formalseperti pendidikan di sekolah pada umumnya. Sekolah Lapang Mocaf merupakansekolah yang menggunakan diskusi sebagai cara belajar bersama denganmasyarakat khususnya para petani. Dimana, konsep dari pendidikan SekolahLapang ini menjadikan peserta didik (masyarakat) dengan guru (fasilitator) samasama menjadi subjek dan objeknya adalah realita (problematika sosial) yang ada.Sehingga tujuan dari pendidikan ini adalah belajar bersama-sama untuk mengenalirealita yang terjadi serta bertindak secara partisipatif untuk menyelesaikanpermasalahan yang terjadi tersebut. Begitu juga dalam proses belajar kan,menganalisis,danmenyimpulkan. Siklus ini berjalan secara berulang-ulang.2020Ir. Moehar Daniel, M.S., PRA : Pendekatan Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan dalamUpaya Percepatan Pembangunan Pertanian, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), Hal. 70digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28Pendidikan yang semacam ini akan memudahkan fasilitator dan pesertauntuk saling terbuka dan terlibat aktif didalamnya dan tidak ada pihak yangmenutup-nutupi permasalahannya. Oleh karena itu, dengan mekanisme seperti iniselayaknya akan terbentuk satu kepercayaan (trust building). Hasil lain yang bisadicapai dengan mekanisme ini adalah akan membangun jalinan komunikasi yangharmonis antara kelompok wanita tani dengan fasilitator di sekolah lapang mocaf.Jika komunikasi dan kepercayaan antar sesama sudah tercapai,maka untukmenjalankan kegiatan kegiatan sesuai dengan kesepakatan bersama akan berjalansesuai yang diinginkan.Konsep pendidikan nonformal bagi pemberdayaan sangat pentingperannya. Tujuan dari pendidikan nonformal semacam sekolah lapang bersamapetani ini akan banyak menuai partisipasi dari masyarakat atau petani. Selain itu,pendidikan nonformal berguna agar lebih dekat untuk memahami lingkungan,menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, mengidentifikasi dan memutuskanalternatif pilihan, mengevaluasi proses, hasil, dan dampak dari kegiatan. Dengandemikian manajemen strategis berupaya untuk mendayagunakan berbagai peluangbaru yang akan mungkin terjadi pada masa yang akan datang untukmemberdayakan masyarakat.21Tampilan dari belajar bersama petani adalah mengajak petani untuk belajarmemahami kenyataan yang ada pada kehidupan. Petani akan belajar menemukansendiri ilmu dan prinsip yang terkemas dalam realita kehidupan. Oleh karena itupetani tidak hanya sekedar menerapkan pengalamannya untuk jadi pedoman21Adi, fahrudin, Pemberdayaan Partisipasi & Penguatan Kapasitas Masyarakat, (Bandung:Humaniora, 2011), Hal. 76digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29pembelajaran (learning by doing). Namun juga akan mampu menciptakan ilmubaru yang akan digunakan untuk menyelamatkan tanah dan aset sumber dayamasyarakat. Proses penemuan ilmu (discovery learning) yang dinamis sangatdiharapkan dalam menyongsong perubahan yang diinginkan. 22 Sehingga dalamtarget yang muncul adalah tercipta petani ahli yang siap untuk meneliti ancamandan tantangan masa depan.Konsep pada pendidikan Sekolah Lapang Mocaf ini sangat sejalan dengankonsep pendidikan yang membebaskan dan memanusiakan menurut Paulo Freireyakni pendidikan ditujukan pada kaum tertindas dengan tidak berupayamenempatkan kaum tertindas dan penindas pada dua kutub berseberangandimana, pendidikan bukan dilaksanakan atas kemurah-hatianpalsu kaumpenindas untuk mempertahankan status quo melalui penciptaan dan legitimasikesenjangan. Dari sini sang subjek-didik membebaskan dirinya atau bisa disebutdengan usaha untuk "memanusiakan manusia" (humanisasi), bukan untukkemudian menjelma sebagai kaum penindas baru, melainkan ikut membebaskankaum penindas itu sendiri. 23Konsep yang disusun oleh Sekolah Lapang Mocaf memang sangat berbedadengan konsep yang diusung oleh sekolah formal. Perbedaan itu muncul dansangat tampak pada proses serta hasil yang dicapai. Tentunya, hasil yang dicapaipada sekolah formal adalah sesuai dengan keinginan pengajarnya (guru) atau yangdisebut dengan pendidikan 'gaya bank'. Freire berusaha membongkar watak pasif2223Mansour Fakih, Dkk, Pendidikan Populer Panduan Pendidikan Metode Kritis Partisipatoris, (Yogyakarta : Insist Press, 2004), Hal. 17Paulo Freire, Pendidikan Kaum Tertindas, (Semarang, Pustaka LP3ES, 2008) Hal. 18digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30dari praktik pendidikan tradisional yang melanda dunia pendidikan, diamenganggap bahwa pendidikan pasif sebagaimana dipraktikkan pada umumnyapada dasarnya melanggengkan ‘sistem relasi penindasan’. Freire mengejek sistemdan praktik pendidikan yang menindas tersebut, yang disebutnya sebagaipendidikan 'gaya bank' dimana guru bertindak sebagai penabung yang menabunginformasi sementara murid dijejali informasi untuk disimpan. Freire menyusundaftar antagonisme pendidikan 'gaya bank' atau pendidikan formal itu sebagaiberikut:24a. Guru mengajar atau mendominas, murid belajar.b. Guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa.c. Guru berpikir, murid dipikirkan.d. Guru bicara, murid mendengarkan.e. Guru mengatur, murid diatur.f. Guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menuruti.g. Guru bertindak, murid membayangkan bagaimana bertindak sesuai dengantindakan gurunya.h. Guru memilih apa yang akan diajarkan, murid menyesuaikan diri.i.Guru mengacaukan wewenang ilmu pengetahuan dengan wewenangprofesionalismenya, dan mempertentangkannya dengan kebebasan murid.j.Guru adalah subjek proses belajar, murid objeknya.Sekolah lapang mocaf yang diterapkan dengan pendekatan partisipasipetani dan pihak-pihak yang terkait mempunyai beberapa gagasan yang berbeda.24Roem Ropatimasang, dkk Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis (Yogyakarta:INSIST Press, 2010) Hal. 55digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31Unsur yang ada dalam sekolah lapang adalah ada peserta (Petani), ada fasilitator,ada kurikulum yang disampaikan, dan juga ada hasil yang ingin dicapai bersama.Jika keempat unsur bisa terpenuhi, maka sekolah lapang yang diinginkan hanyaperlu memonitoring dan meningkatkan kapasitas peserta dan fasilitator.Diharapkan dengan resep sekolah lapang Mocaf dengan desain demikian,Maka akan muncul petani ahli yang mampu menguasai teknik pertanian,pengelolahan teknologi pasca panen singkong baik secara teoritis maupun praktis.Secara teoritis petani harus mampu menguasai teknik bercocok tanam denganumbi-umbian seperti singkong. Contoh teori pola tanam yang baik, serta mampumengelola hasil produksi pertaniannya menjadi barang yang memiliki nilai jualyang tinggi (pengelolahan pasca panen). Secara praktis petani harus mampumenerapkan segala hasil ujicoba, belajar, pelatihan selama mengikuti SekolahLapang Mocaf ini. Dalam hal tersebut sekolah lapang Mocaf ini akan menjawabsemua kendala dan hambatan yang dialami oleh para petani.Menurut Freire, Pendidikan adalah sebuah kegiatan belajar bersama antarapendidik dan peserta didik dengan perantara dunia, oleh objek-objek yang dapatdikenal. Pendidikan tidak lagi sekedar pengajaran, namun dialog antara parapeserta didik dan pendidik yang juga belajar. Keduanya bertanggung jawabbersama atas proses pencapaian. Hal ini merupakan sebuah penghargaan terhadappeserta didik sebagai manusia. Pendidikan bukan lagi proses transfer ilmupengetahuan, sebab keduanya sama-sama dalam suasana dialogis membukacakrawala realita dunia. Pendidikan dengan pendekatan kemanusiaan seringdiidentikan dengan pembebasan, yakni pembebasan dari hal-hal yang tidakdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32manusiawi. Jadi, untuk mewujudkan pendidikan yang memanusiakan manusiadibutuhkan suatu pendidikan yang membebaskan dari unsur dehumanisasi.Dehumanisasi tersebut bukan hanya menandai seseorang yang kemanusiannyatelah dirampas, melainkan (dalam cara yang berlainan) menandai pihak yang telahmerampas kemanusiaan itu, dan merupakan pembengkokkan cita-cita untukmenjadi manusia yang lebih utuh.Bagi Freire manusia bebas adalah manusia sejati, yaitu manusia merdekayang mampu menjadi subjek bukan hanya menjadi objek yang hanya menerimasebuah perlakuan dari pihak lain. Panggilan manusia sejati adalah menjadimanusia yang sadar, yang bertindak mengatasi dunia dan realita yang menindasdan mungkin menindasnya.25 Pada hakikatnya manusia mampu memahamikeadaan dirinya dan lingkungannya dengan berbekal pikiran dan dengan tindakanpraksisnya ia akan mampu merubah situasi yang tidak selaras denganjalanpikirnya. Manusia sejati harus mampu mengatasi keadaan yang menjeratnya. Jikaseseorang hanya berpasrah bahkan tanpa perlawanan.menghadapi situasi itu makaberarti ia sedang tidak manusiawi. Ketika kaum tertindas dengan kesadarandirinya mampu membebaskan dirinya sendiri dari segala bentuk.Latar belakang diterapkannya Sekolah Lapang Mocaf untuk petani adalahtingginya angka impor tepung terigu yang mencapai 29 juta ton dalam lima tahunterakhir ini sehingga menyebabkan terbunuhnya potensi lokal yang ada diIndonesia, sehingga masyarakat lokal banyak yang bergantung dengan bahanpangan impor seperti terigu dan beras. Disisi lain para petani dibutakan oleh25Roem Ropatimasang, dkk Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis (Yogyakarta:INSISTPress, 2010) Hal. 54-55digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33permainan harga oleh pengepul yang menyebabkan semakin hilangnyakesejahteraan petani yakni dalam bentuk menurunnya harga jual singkong mentahyang mencapai Rp 500,- perkilonya. Harga tersebut sangatlah tidak relativedibanding dengan biaya operasional seperti upah tenaga kerja, pengeluaran pupuk,pestisida. dll. Dewasa ini, petani dididik untuk menjadi petani yang konsumen,artinya petani hanya diajarkan untuk bercocok tanam atau memproduksi hasilpertanian dengan sebanyak-banyaknya untuk dijual bukan untuk mencukupikebutuhannya sendiri. Alhasil petani akan tetap tergantung pada pihak luar makasampai kapanpun mereka akan tetap terbelenggu oleh kejamnya penguasa modal.Sehingga sekolah lapang Mocaf ini akan meningkatkan mewujudkankemandirian serta kesejahteraan petani sebab para petani tidak hanya mampuuntuk memproduksi hasil pertaniannya akan tetapi petani tersebut juga mampumengelola hasil produksi pertaniannya sendiri menjadi barang yang memiliki nilaijual yang tinggi (pengelolahan pasca panen) sehingga dapat mengurangiketergantungan impor dalam hal tepung. Dengan demikian para petani tidak lagimerasakan keresahan lagi dengan adanya permainan naik turunnya harga jualsingkong mentah.Manusia berbeda dengan binatang yang digerakkan oleh naluri. Manusiajuga memiliki naluri akan tetapi juga memiliki kesadaran (consciousness).Manusia harus memiliki kepribadian, eksistensi. Hal ini tidak berarti manusiatidak memiliki keterbatasan, tetapi dengan fitrah kemanusiaannya harus mampumengatasi situasi-situasi batas (limit situations) yang mengekangnya. Jikaseseorang pasrah, menyerah kepada situasi batas tersebut apalagi tanpa ikhtiar dandigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34kesadaran sama sekali. Maka sesungguhnya dia sedang tidak manusiawi. Seorangmanusia adalah penguasa atas dirinya. Oleh karena itu, manusia adalah menjadimerdeka, menjadi bebas. Ini adalah tujuan akhir dari humanisasinya freire.Seseorang yang manusiawi harus menjadi pencipta (the creator) sejarahnyasendiri. Jadi kaum tertindas harus membebaskan diri dari belenggu penindasansekaligus membebaskan kaum penindas dari penjara hati nurani yang tidak jujurmelakukan penindasan.26 Pendidikan yang dibawa oleh Paulo Freire melibatkantiga unsur : pengajar, pelajar, realitas dunia. Pengajar dan pelajar adalah subyekyang sadar

melambung dan kelembagaan ekonomi yang tidak pernah berpihak kepada petani.15 Dalam konteks ini, Soetomo menyimbolisasikan petani sebagai manusia yang selalu kalah. Hal ini disebabkan karena faktor alam, Terbentuknya masyarakat dan lembaga beserta sistem kekuasaan dan politik yang ada di

Related Documents:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori Kajian teori merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoretik yang dipakai. Kajian teori dalam penelitian dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat teori dan mem

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori Kajian teori berfungsi sebagai landasan teoretik yang digunakan oleh peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti. Kajian teori disusun berdasarkan perkembangan terkini bidang ilmu yang berkaitan dengan inti penel

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

29 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasar Teori 1. Teori Ekonomi Ekonomi atau economic dalam banyak literature ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Oios atau Oiuku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II KAJIAN TEORETIK Bab kedua ini penulis sebut dengan kajian teoretik yang dikenal juga dengan istilah kerangka teoritik; isinya membahas tentang teori-teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sehingga pada bab ini, penulis akan menguraikan teori mengenai

22 BAB II KAJIAN TEORI Dalam teori ini berisi tentang kajian-kajian yang dijadikan sebagai rujukan langsung penelitian dan penulisan, serta sebagai pisau pembedah masalah.

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .