BAB II KAJIAN PUSTAKA - Universitas Muhammadiyah Malang

2y ago
29 Views
2 Downloads
789.26 KB
23 Pages
Last View : 4d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jayda Dunning
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI2.1 KAJIAN PUSTAKA2.1.1 Penelitian TerdahuluPenelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa penelitisangatlahdiperlukan sebagai acuan pada penelitian mendatang. Adapun beberapapenelitian yang membahas tentang interaksi sosial dengan tema, latar belakang,kajian, serta lokasi yang berbeda beda. Diantaranya :Pertama, yaitu jurnal penelitian dengan judul “Interaksi dan PolaHubungan terhadap Anak Pasca Perceraian (Studi Deskriptif Tentang Interaksidan Pola Asuh terhadap Anak Pasca Perceraian di Kota Surabaya) oleh NurAfni Kusumaningtyas tahun (2014) dari Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Hasil dari penelitian yang telahdilakukan adalah bahwa interaksi dan pola asuhpada keluarga yang memilikitingkat perekonomian menengah keatas, anak memiliki sifat yang cenderungkurang baik, kurang menghargai dan kurang menghormati orang lain, karenamemandang orang lain dari sisi materi dan sombong. Hal tersebut karena polaasuh orangtua dengan menggunakan model permisif yakni selalu memanjakananak dan selalu mengikuti apapun yang diminta oleh anak.Kedua, yaitu skripsi dengan judul “Pola Pengasuhan Keluarga BrokenHome Akibat Perceraian (Studi Deskriptif Kualitatif di Kecamatan Jebres KotaSurakarta)” oleh Louis Nugraheni Wijaya tahun (2012) dari Jurusan SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas MaretSurakarta. Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu bahwa pola pengasuhan23

keluarga broken home ini orangtua mengkombinasi dua pola pengasuhan yaitupola pengasuhan otoriter-demokratis dan pola pengasuhan permisif pelantar.Namun, setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menerapkan polapengasuhan dan meliputi beberapa faktor yakni sosial, ekonomi, lingkungansosial, pendidikan orangtua, nilai dan norma serta nilai norma agama yangdianut oleh orangtua, serta jumlah anak.Ketiga, yaitu skripsi dengan judul “Pola Asuh Keluarga Broken HomeDalam Proses Perkembangan Anak Di Desa Sumberejo, Kecamatan Madiun,Kabupaten Madiun” oleh Santi Puspita Sari tahun (2014) dari JurusanSosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitianyang dilakukan yaitu pengaruh pola asuh pada keluarga broken home yangpertama perkembangan fisik dimana pola asuh menggunakan pola asuh otoriteryang mengakibatkan anak kekurangan nutrisi serta menurunnya kesehatandikarenakan stres akibat tekanan dari orangtua. Yang kedua perkembanganpsikis yakni pola asuh yang otoriter memberi pengaruh perkembangan psikisyang introvert dan membentuk mindset menjadi pribadi yang tidakbertanggung jawab, tidak mandiri, dan tidak percaya diri sehingga anakmenjadi nakal, susah diatur serta tidak memiliki tujuan hidup. Ketiga yakniperkembangan sosial, pola asuh yang otoriter membuat anak menjadi susahbersosialisasi.Keempat, yaitu skripsi dengan judul “Komunikasi Antar Pribadi PadaKeluarga Broken Home (Studi Kasus Perumahan Graha Walantaka)” olehSiamatul Ismah tahun (2016) dari Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang. Hasil24

penelitian yang telah dilakukan adalah komunikasi antar pribadi pada keluargabroken home yang harmonis berjalan baik anatar orangtua dan anak denganmasih memeberikan kasih sayang, perhatian, dan komunikasi yang lancarmenjadi perkembangan moral dan perkembangan kepribadian menjaditerkendali dan baik-baik saja, sedangkan komunikasi pada keluarga yang tidakharmonis komunikasi berjalan tidak baik sehingga perkembangan moral dankepribadian anak berbeda jauh dengan anak normal lainnyakarena disebabkantidak adanya kasih sayang, perhatian, serta komunikasi dengan orangtuanya.Tabel 3. Penelitian TerdahuluNo. Judul Penelitian1. “Interaksi dan PolaHubungan terhadapAnakPascaPerceraian (StudiDeskriptif TentangInteraksi dan PolaAsuhterhadapAnakPascaPerceraian di KotaSurabaya) oleh NurAfniKusumaningtyastahun (2014) dariJurusan SosiologiFakultasIlmuSosial dan IlmuPolitik UniversitasAirlangga.2.“Pola PengasuhanKeluarga BrokenHomeAkibatPerceraian (StudiDeskriptifKualitatifdiTemuanHasil dari penelitian yangtelah dilakukan adalahbahwa interaksi dan polaasuh pada keluarga yangmemilikitingkatperekonomian menengahkeatas, anak memilikisifat yang cenderungkurang baik, kurangmenghargai dan kurangmenghormati orang lain,karenamemandangorang lain dari sisi materidansombong.Haltersebut karena pola asuhorangtuadenganmenggunakanmodelpermisif yakni selalumemanjakan anak danselalu mengikuti apapunyang diminta oleh anak.Hasil penelitian yangtelah dilakukan yaitubahwa pola pengasuhankeluarga broken homeiniorangtuamengkombinasi dua pola25RelevansiHasil penelitian yangtelah dilakukan oleh NurAfni dengan penelitianyang akan oleh penelitimemiliki relevansi yaknisecara garis besar samasama membahas tentangpola interaksi pascaperceraianantaraorangtua dengan anak.Perbedaanpenelitianyang dilakukan Nur Afniadalah peneliti tidakhanya fokus pada konsepinteraksi, namun jugadenganpolaasuhterhadap anak pascaperceraian, pada lokasipenelitian sebelumnyajuga berbeda denganpenelitian yang akandilakukan.Hasil penelitian yangtelah dilakukan olehLouis memiliki relevansidengan penelitian yangakan dilakukan penelitiyaitusama-sama

Kecamatan JebresKota Surakarta)”olehLouisNugraheni Wijayatahun (2012) dariJurusan SosiologiFakultasIlmuSosial dan IlmuPolitik UniversitasNegeriSebelasMaret Surakarta.3.“PolaAsuhKeluarga BrokenHomeDalamProsesPerkembanganAnak Di DesaSumberejo,KecamatanMadiun, KabupatenMadiun” oleh SantiPuspita Sari tahun(2014) dari JurusanSosiologi FakultasIlmuSosialUniversitas NegeriYogyakartapengasuhan yaitu polapengasuhanotoriterdemokratis dan polapengasuhanpermisifpelantar. Namun, setiapkeluarga memiliki caratersendiriuntukmenerapkanpolapengasuhan dan meliputibeberapa faktor ngtua,nilai dan norma sertanilai norma agama yangdianut oleh orangtua,serta jumlah anak.Hasil penelitian yangdilakukan yaitu pengaruhpola asuh pada keluargabrokenhomeyangpertama perkembanganfisik dimana pola asuhmenggunakan pola asuhotoriteryangmengakibatkananakkekurangan nutrisi sertamenurunnya kesehatandikarenakan stres akibattekanan dari orangtua.Yangkeduaperkembanganpsikisyakni pola asuh yangotoritermemberipengaruh perkembanganpsikis yang introvert danmembentukminsetmenjadi pribadi yangtidak bertanggung jawab,tidak mandiri, dan tidakpercaya diri sehinggaanak menjadi nakal,susah diatur serta tidakmemiliki tujuan hidup.Ketigayakniperkembangansosial,pola asuh yang otoritermembuat anak menjadi26membahastentangkeluargabrokenhomekarena perceraiandanjugasubjekpenelitian sama yaituorangtuadananakkorban broken tiansebelumnya lebih kepadapola pengasuhan sertalokasi penelitian yangtelah dilakukan olehLouis dengan penelitianyang akan dilakukanoleh peneliti berbedaHasil penelitian yangtelah dilakukan olehSanti memiliki relevansidengan penelitian yangakan dilakukan yaitusama sama memilikimembahastentangkeluarga broken home,dan subjek penelitiansama yaitu orangtua(ayah, ibu) dan anakkorban broken home.Perbedaanpadapenelitian sebelumnyalebih berfokus pada polaasuh orangtua kepadaanak dalam keluargabroken home, dan lokasipadapenelitiansebelumnya dan yangakan dilakukan berbeda.

4.“Komunikasi AntarPribadiPadaKeluarga BrokenHome (Studi KasusPerumahan GrahaWalantaka)” olehSiamatulIsmahtahun (2016) dariJurusanIlmuKomunikasiFakultasIlmuSosial dan IlmuPolitik UniversitasSultanAgengTirtayasa Serang.susah bersosialisasiHasil penelitian yangtelah dilakukan adalahkomunikasi antar pribadipada keluarga brokenhome yang harmonisberjalan baik yang, perhatian, dankomunikasi yang lancarmenjadi perkembanganmoral dan perkembangankepribadianmenjaditerkendali dan baik-baiksaja,sedangkankomunikasipadakeluarga yang tidakharmoniskomunikasiberjalantidakbaiksehingga perkembanganmoral dan kepribadiananakberbedajauhdengan anak normallainnyakarenadisebabkan tidak adanyakasih sayang, perhatian,serta komunikasi denganorang tuanya.27Relevansi dari penelitianyang telah dilakukanoleh Siamatul denganpenelitian yang akandilakukan oleh penelitiyaknisama-samamembahaskeluargabroken home dan subjekpenelitian juga korban broken home.Perbedaanpenelitiansebelumnyadenganpenelitian yang akandilakukanadalahpenelitian sebelumnyaberfokuspadakomunikasipadakeluarga broken home,sedangkanpadapenelitian yang akandilakukanmembahasinteraksi sosial padaanggota keluarga brokenhome.Danlokasipenelitian yang telahdilakukan dan yang akandilakukan berbeda.

1.2 TINJAUAN PUSTAKA2.2.1 Pola Interaksi SosialPada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkanorang lain dan telah dikodratkan untuk hidup bermasyarakat, Menurut Alvin danHelen Gouldner dalam Soleman B. Taneko (1984 : 110) menjelaskan bahwainteraksi sebagai aksi dan reaksi diantara orang-orang, terjadinya interaksi apabilasatu individu berbuat sehingga menimbulkan reaksi dari individu lainnya.MenurutCharles P. Loomis dalam Soleman B. Taneko (1984 : 114), interaksi sosialmemiliki ciri-ciri penting, yaitu :1. Aktor lebih dari satu orang atau lebih2. Adannya komunikasi antar aktor menggunkan simbol-simbol3. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akandatang, yang menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung4. Adanya tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak samaInteraksi sosial apabila dilakukan secara berulang-ulang dan bertahandalam waktu yang lama, maka dapat terbentuk yang namanya hubungan sosial(Taneko, 1984 : 114). Setiap individu maupun kelompok yang melakukaninteraksi maupun hubungan sosial tentunya memiliki syarat-syarat agar dikatakanmelakukan adanya suatu interaksi. Adapun syarat terjadinya interaksi sosial yangterjadi pada masyarakat menurut Gillin dan Gillin dalam Yesmil Anwar (2013 :195) adalah :1. Adanya Kontak Sosial (social contact), pada saat terjadinya kontak sosialbisa bersifat kontak langsung dan kontak tidak langsung.Dalamberlangsungnya kontak sosial terdapattiga pola interaksi sosial, yaitu :28

1. Interaksi antar individu (Individu-individu), pada interaksi sosial antarindividu memberikan stimulus, aksi, pengaruh. Kemudian, individu lainyang terkena aksi, stimulus memberikan reaksi ataupun sebuah respon.2. Interaksi antar individu dan kelompok, pada interaksi sosial antarindividu memberikan aksi, pengaruh terhadap suatu kelompok.3. Interaksi antar kelompok (Kelompok-kelompok), pada interaksi sosialantar kelompok dan kelompok bertemu dan bertatap muka dan salingmemberikan aksi dan reaksi.2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberikan arti pada perilaku oranglain, perasaan-perasaan yang ingin disampaikan orang tersebut, kemudianorang yang bersangkutan memberikan reaksi terhadap perasaan yangdisampaikan orang tersebut.Adanya syarat interaksi sosial yang terjadi yang dilakukan oleh individuindividu maupun kelompok melalui kontak sosial dan komunikasi maka akanterbentuknya bentuk-bentuk didalam sutu interaksi sosial tersebut, maka dari itudidalam bukunya Soerjono Soekanto (2013) mengakatan ada dua bentuk interaksisosial yakni asosiatif dan disosiatif. Menurut Gillin dan Gillin (1954 : 501) dalamSoerjono Soekanto (2013 : 65-74) bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu :1. Proses Asosiatif, merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkankerjasama. Adapun bentuk interaksi asosiatif adalah sebagai berikut :a. Coorporation (Kerjasama)Interaksi sosial yang paling pokok adalah kerjasama dan kerjasamamerupakan hal yang paling utama dari proses sosial. Menurut SeloSoemarjan dalam Soerjono Soekanto (2013 : 66) kerjasama timbul29

karena orientasi dari orang-perorangan terhadap kelompoknya (ingroup) dan kelompok lainnya (merupakan out group) dan kerjasamaakan bertambah kuat apabila adanya bahaya luar yang mengancam yangmenyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau secara institusionaltelah tertanam dalam kelompok, dalam diri atau atau segolongan orang,dan dalam kerjasama itu sendiri dapat mengalami sifat agresif ketikadalam jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan sebagai akibatperasaan tidak puas karena keinginan-keinginan pokok tidak terpenuhidikarenakan adanya rintangan yang bersumber dari luar kelompoktersebut.Selain itu Charles H. Cooley (1930 : 176) dalam Soerjono Soekanto (2013)menggambarkan betapa pentingnya fungsi kerjasama adalah sebagai berikut.“Kerjasama akan timbul apabila orang menyadari bahwa merekamempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaanmempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiriuntuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut serta kesadaran akanadanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanyaorganisasimerupakan fakta-fakta yang pentingdalam kerjasama yang berguna.”b. Accomodation (Akomodasi)Akomodasi menunjuk pada suatu keadaan yang berarti adanya suatukeseimbangan (equilibrium) dalam interaksi orang-perorangan ataukelompok-kelompok manusia kaitannya dengan norma sosial dan nilaisosial yang berlaku didalam masyarakat untuk menunjuk pada usahamanusia untuk memerdekakan suatu pertentangan yaitu usaha yangdilakukan untuk mencapai kestabilan.Akomodasi juga merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangantanpa menghancurkan pihak lain terutama lawan sehingga lawan tidak kehilangan30

kepribadiannya. Akomodasi merupakan suatu proses yang mempunyai berbagaibentuk, yaitu sebagai berikut :a. Coercion, bentuk akomodasi yang dilakukan karena adanya suatupaksaan.b. Compromise, bentuk akomodasi yang saling terhadapperselisihan yang ada.c. Arbitration,cara mencapai compromise bila pihak yang salingberhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.d. Mediation, sama dengan arbitration, namun dalam mediationdiundang pihak ketiga yang netral dalam ahauntukmempertemukan keinginan dari pihak-pihak berselisih untuktercapainya tujuan bersama.f. Toleration, bentuk akomodasi yang formal bentuknya.g. Stalemate,suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangankarena memiliki kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titiktertentu dalam melakukan pertentangannya.h. Adjudication, penyelesaian perkara di pengadilan.c. Assimilation (Asimilasi)Merupakan proses pada taraf lanjut ditandai dengan adanya usaha-usahamengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada orang-peroranganatau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untukmempertinggi kesatuan tindak, sikap, proses-proses mental dengan31

memperhatikan kepentingan dan tujuanbersama. Bila orang-orangmelakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia ataumasyarakat, dia tidak lagi membedakan diri dengan kelompok tersebutyang mengakibatkan mereka dianggap sebagai orang asing. Prosesasimilasi harus mengidentifikasikan kepentingan serta tujuan untukkelompok.Menurut Koentjaraningrat (2009 : 209) proses asimilasi akantimbul apabila :a. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yangberbedab. Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehinggac. masingberubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubahwujudnya sehingga menjadi kebudayaan campuran.2. Proses Disosiatif, disebut sebagai oppositional processes yang persishalnya dengan kerjasama yang ditemukan dalam masyarakat, walaupunarah dan bentuknya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosialmasyarakat yang bersangkutan. Adapun oposisi atau proses yangdisosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :a. Persaingan, diartikan suatu proses sosial dimana individu ataukelompok manusia bersaing untuk mencari keuntungan melalui bidangbidang kehidupan yang pada suatu saat nanti akan menjadi pusatperhatian umum (perseorangan maupun kelompok manusia) denganmenarik perhatian publik dengan mempertajam prasangka yang telahada tanpa menggunakan suatu ancaman ataupun cara kekerasan.32

b. Kontravensi, suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingandan pertentangan terutama ditandai oleh gejala-gejala dengan adanyaketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaantidak suka yang disembunyikan, kebencian, keragu-raguan terhadapkepribadian seseorang atau perasaan tersebut dapat berkembangterhadap keharusan, kegunaan, penilaian terhadap sesuatu usul, buahpikiran, kepercayaan, doktrin, atau rencana yang dikemukaan olehperorangan atau kelompok lain.c. Pertentangan, dimana proses sosial yang dilakukan individu ataukelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihaklawan disertai dengan ancaman atau kekerasan. Hal tersebut dapatditandai dengan pribadi atau kelompok yang menyadari adanyaperbedaan–perbedaan dalam emosi, kebudayaan, pola perilaku, danlainnya dan perasaan tersebut biasanya terwujud amarah rasa benciyang menyebabkan dorongan-dorongan untuk melukai atau menyerangpihak lain, bahkan menekan serta menghancurkan individu ataukelompok lain. Pertentangan memiliki beberapa bentuk, yaitu :a. Pertentangan pribadib. Pertentangan rasialc. Pertentangan antar kelas-kelas sosiald. Pertentangan politike. Pertentangan bersifat internasionalSelain bentuk-bentuk pertentangan, adapun akibat-akibat dari bentuk-bentukpertentangan diantaranya adalah :33

a. Bertambahnya solidaritas in-group, ataub. Bisa sebaliknya terjadi, yakni retaknya kesatuan didalam suatukelompokc. Perubahan kepribadiand. Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu2.2.2 Anggota KeluargaPada dasarnya manusia atau setiap individu-individu yang dilahirkan kebumi diciptakan untuk berpasang-pasangan untuk melahirkan generasi-generasiberikutnya. Dalam hal ini dengan perkawinan individu-individu dapat bersatu danmembentuk sebuah kelompok sosial baru yang bernama keluarga. Dalam agamapun menganjurkan atau sesuatu yang di wajibkan, yang terdapat dapat kutipanbeberapa ayat berikut ini :1. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Furqan (25 : 74) yang berbunyi :“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepadakami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), danjadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.”2. Firman Allah SWT dalam QS. At-Tahrim (66 : 6) yang berbunyi :“Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah kamu dan keluarga kamudari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganyaadalah malaikat-malaikat yang kasar; dan keras, yang tidak durhaka denganAllah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalumengerjakan apa yang diperintahkan.”Lembaga sosial terkecil yang bernama keluarga terdapat dua bentuk atautipe keluarga yaitu :1. Keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu, anak (tanpa anak).34

2. Keluarga besar/luas (extended family) yang terdiri dari beberapa keluargainti, saudara-saudara yang masih memiliki ikatan darah yang mencakup tigagenerasi ataupun lebih generasi.Adapun ciri-ciri keluarga menurut Mac Iver dalam Tutik Sulistyowati(2005 : 16) adalah sebagai berikut :1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.2. Keluarga terbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yangberkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dandipelihara.3. Dalam keluarga terdapat suatu sistem tata nama, termasuk bentukperhitungan garis perhitungan.4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotakelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap uanuntukmempunyai keturunan dan membesarkan anak.5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, karena rumah tangga yangbagaimana tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.Sebelum kepada fungsi dasar pada konsep keluarga, terdapat Undangundang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan danPembangunan Keluarga dalam (Puspitawati, 2013) :Bab II: Bagian Ketiga Pasal 4 Ayat (2), bahwa Pembangunan keluargabertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman,tenteram, dan harapan masa depan yang lebih baik

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu pengaruh pola asuh pada keluarga broken home yang pertama perkembangan fisik dimana pola asuh menggunakan pola asuh otoriter yang mengakibatkan anak kekurangan nutrisi serta menurunnya kesehatan dikarenakan stres akibat tekanan dari orangtua.

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran a. Pengertian Efektivitas Pembelajaran Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Siagian dalam Kirbiyik (2004, hlm. 11) memaparkan bahwa:

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .