BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian .

2y ago
82 Views
2 Downloads
424.38 KB
26 Pages
Last View : 4d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Joao Adcock
Transcription

BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN3.1. Objek Penelitian3.1.1. Gambaran Umum Kondisi Administrasi Kota BandungKota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletakdiantara 107 36’ Bujur Timur, 6 55’ Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791 mdiatas permukaan laut, titik terendah 675 m berada di sebelah selatan denganpermukaan relatif datar dan titik tertinggi 1.050 m berada di sebelah utara dengankontur yang berbukit-bukit. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungaisepanjang 265,05 Km, dimanasungaiutamanyayaituSungai Cikapundungbeserta anak-anak sungainya pada umumnya mengalir ke arah selatan danbermuara ke Sungai Citarum. Iklim Kota Bandung dipengaruhi olehiklimpegunungan yang sejuk tetapi beberapa tahun belakangan mengalami peningkatansuhu yang disebabkan polusi dan pemanasan global.Luas wilayah Kota Bandung Berdasarkan Peraturan Daerah KotamadyaTingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas WilayahKotamadya Daerah Tingkat II Bandung, luas wilayah KotaBandung adalah16.729,65 Ha. Wilayah pemerintahan terbagi dalam 30 Kecamatan, 151 Kelurahanyang terdiri dari 1.558 Rukun Warga (RT), dan 9.678 Rukun Tetangga (RT).29

Kota Bandung dipimpin oleh Walikota dibantu oleh Wakil Walikota danSekretarisDaerahyang membawahiKepala Bagian, 11 KepalaInspektorat serta3 Asisten Sekretaris Daerah, dengan 11Dinas, 6 Kepala Badan dan2 KepalaKantor, 13 Rumah Sakit Daerah. Secara administratif Kota Bandungberbatasan dengan daerah kabupaten/kota lainnya yaitu :1. Sebelah Utaraberbatasan dengan Kabupaten Bandung dan KabupatenBandung Barat2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat3. Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan4 . Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten BandungKota Bandung sebagai kota besar dan merupakan ibu Kota Provinsi Jawabarat juga memiliki 6 fungsi kota yaitu sebagai : Pusat Pemerintahan Jawa Barat Kota Ekonomi dan Perdagangan Kota Pendidikan Kota Budaya dan Wisata Kota Industri Etalase Jawa BaratPosisi strategis Kota Bandung terlihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26Tahun 2008 tentang RTRWN, dimana Kota Bandung ditetapkan dalam systemperkotaan nasional sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) KawasanPerkotaan Bandung Raya.30

Bandung, sebagai kota besar tidak terlepas dari berbagai permasalahanurbanisasi,yang membentukpemerintah KotaBandungakibatbudaya masyarakat yang heterogen sehinggaperlumengadakanpenataankotasecara tepatdancermat.3.1.2. Pertumbuhan Kota BandungPertumbuhan Kota Bandung dalam lima tahun terakhir selalu mengalamipeningkatan, pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan yangsignifikan yaitu sebesar 11.647.453 juta. Sedangkan atas dasar harga berlakupeningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2015 mencapai 23.147.087 juta,angka ini lebih besar dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya sebesar21.196.770 juta.Tabel 3.1PDRB Kota Bandung Tahun 2012-2016 Atas Dasar Harga Berlaku danKonstan 2000 (jutaan rupiah)TahunHarga BerlakuHarga 149.580.3782016217.041.726161.227.831Sumber : Bps, Kota Bandung 201631

Sedangkan atas dasar harga berlaku peningkatan yang signifikan terjadi padatahun 2015 mencapai 23.147.087 juta, angka ini lebih besar dibandingkan dengantahun 2016 yang hanya sebesar 21.196.770 juta.3.1.3. Potensi Pariwisata Kota BandungKota Bndung yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata (DTW) diprovinsi Jawa Barat mempunyai daya Tarik wisata yang cukup besar, baik dilihat dariwisata budaya, sejarah, rekreasi, dan buatan. Salah satu budaya yang terkenal di KotaBandung adalah menara masjid raya Jawa Barat dan saung angklung ujo yang sudahterkenal sampai ke Mancanegara.Selain itu, terdapat pula museum-museum bersejarah seperti museummandalawangsit Siliwangi, museum geologi, dan museum Sri baduga. Di KotaBandung dapat pula mengunjungi tempat wisata buatan, taman rekreasi taman ria,dan yang lainnya.32

Tabel 3.2Jumlah Akomodasi Hotel Menurut Klasifikasinya di Kota Bandung Tahun 2016KlasifikasiJumlahKamarHotel Bintang 591.870Hotel Bintang 4323.651Hotel Bintang 3423.507Hotel Bintang 2251.500Hotel Bintang 110382Non Bintang2186.041Sumber : BPS Kota Bandung 2016Dapat dilihat dari tabel 3.2 jumlah hotel berbintang yang paling banyak yaituhotel bintang 3 sebanyak 42 buah dan jumlah kamar sebanyak 3.507 unit dan disusuloleh hotel bintang 4 berjumlah 32 buah dengan dengan kamar sebanyak 3.651 unit.Dan jika dilihat hotel non bintang jumlahnya lebih banyak dari seluruh jumlah hotelberbintang dengan jumlah sebanyak 218 dan jumlah kamarnya sebanyak 6.041 unit.Dengan banyaknya jumlah hotel dan kamar hotel berbintang maupun nonbintang ini menjadi modal untuk pemerintah mendapatkan pendapatan daerah sektorpariwisata terutama dari akomodasi hotel yang ada di Kota Bandung.33

3.1.4. Jumlah WisatawanBanyaknya orang yang melakukan wisata ke suatu daerah yang menjaditujuan wisata . Semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, makasemakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut, palingsedikit untuk keperluan makan, minum dan penginapan selama tinggal di daerahtersebut.Berbagai macam kebutuhan wisatawan selama perjalanan wisatanya akanmenimbulkan gejala konsumtif untuk produk-produk yang ada di daerah tujuanwisata. Dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari wisatawan mancanegaramaupun domestik, maka akan memperbesar pendapatan dari sektor pariwisata suatudaerah. Berikut merupakan data Jumlah Wisatawan ke Kota Bandung.34

Tabel 3.3Jumlah Wisatawan Berkunjung ke Kota Bandung Tahun 2002 – 2016(orang)TahunJumlah 895.000.625Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, BPS Jawa BaratDari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah wisnus(wisatawan nusantara) yang berkunjung ke Kota Bandung selama lima belas tahunterakhir lebih besar dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman (wisatawanmancanegara) dan jumlah kunjungan wisnus cenderung mengalami peningkatan35

dengan mengalami penurunan pada tahun 2006 dan 2008 yaitu dengan jumlah sebesar1.241.416 orang dan 1.346.729. Sedangkan jumlah wisman cenderung fluktuatif daritahun 2010-2011 jumlah wisman di Kota Bandung mengalami peningkatan denganjumlah wisatawan pada tahun 2011 sebesar 194.062 orang, dan pada tahun berikutnyayaitu tahun 2012 mengalami penurunan dengan jumlah sebesar 158.848 orang , tetapitiga tahun berikutnya yaitu pada tahun 2013-2015 selalu mengalami peningkatanwalaupun tidak signifikan. Hal ini tentu akan cukup baik bagi perkembangankepariwisataan Kota Bandung.3.1.5. Pendapatan Hotel dan RestoranMenurut Dinas Pariwisata hotel merupakan suatu usaha yang menggunakanbangunan atau sebagian dari padanya yang khusus disediakan, dimana setiap orangdapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya denganpembayaran.Dewasa ini pembangunan hotel-hotel berkembang dengan pesat, apakah itupendirian hotel- hotel baru atau pengadaan kamar- kamar pada hotel- hotel yang ada.Fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap untuk tujuan wisata namun jugauntuk tujuan lain seperti manjalankan kegiatan bisnis, mengadakan seminar,pernikahan atau sekedar untuk mendapatkan ketenangan.Perhotelan memiliki peran sebagai penggerak pembangunan daerah, perludikembangkan secara baik dan benar sehingga dapat meningkatkan pendapatanmasyarakat, PAD, penyerapan tenaga kerja serta perluasan usaha. Hotel merupakan36

salah satu jenis usaha yang menyiapkan pelayanan jasa bagi masyarakat danwisatawan. Restoran yaitu suatu tempat atau bangunan yang digunakan untukmenjual makanan dan minuman yang mempunyai fasilitas dan pelayanan yang ramahsebagai nilai jualnya.Pendapatan hotel dan restoran merupakan suatu pendapatan hasil dariretribusi maupun pajak restoran, pendapatan keuangan tersebut bersumber daritingkat hunian kamar hotel, lamanya menginap, dan banyaknya makanan danminuman yang terjual.Dari tabel 3.4 dapat diketahui bahwa pertumbuhan pendapatan hotel danrestoran di Kota Bandung setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, denganpeningkatan terbesar terjadi pada tahun 2016 sejumlah 10.282.633 dibandingkandengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 sejumlah 8.925.150 artinya adapeningkatan sebesar 1.357.483 kondisi ini cukup baik dalam meningkatkanpendapatan daerah Kota Bandung, dimana selama lima belas tahun terakhirpendapatan hotel dan restoran di Kota Bandung selalu meningkat.37

Tabel 3.4Pendapatan Hotel dan Restoran Kota Bandung Tahun 2002 – 2016(dalam jutaan rupiah)TahunPendapatan Hotel dan mber :BPS; Jawa Barat Dalam Angka 2002 – 20163.1.6. Jumlah Objek WisataKota Bandung merupakan daearah yang memiliki keindahan alam sertakeanekaragaman seni dan budaya, museum yang mempunyai kesempatan untukmenjual keindahan alam dan atraksi budayanya kepada wisatawan baik wisatawan38

mancanegara maupun nusantara yang akan menikmati keindahan alam dan budayatersebut. Tentu saja kedatangan wisatawan tersebut akan mendatangkan penerimaanbagi daerah yang dikunjunginya. Bagi wisatawan mancanegara yang datang dari luarnegeri, kedatangan mereka akan mendatangkan devisa bagi negara.Tabel 3.5Jumlah Objek Wisata di Kota Bandung Tahun 2002 – 2016TahunJumlah objek 10201011201111201211201312201411201513201624Sumber :Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung – BPS Kota BandungPada lima belas tahun terakhir Kota Bandung mempunyai jumlah obyekwisata yang mengalami fluktuatif jumlahnya sampai dengan tahun 2016. Ini terjadi39

tadalammengembangkan objek wisata yang ada di kota Bandung, namun pada tahun 2016terjadi peningkatan jumlah objek wisata yang sangat signifikan yaitu sejumlah 24jumlah objek wisata, peningkatan ini terjadi karena pemerintah Kota Bandung seriusdalam meningkatkan kepariwisataan kota bandung dengan membangun wisata barudengan tujuan jumlah pengunjung dan pendapatan dari sektor pariwisata semakinmeningkat. Begitu pula kontribusinya terhadap PAD. Namun demikian KotaBandung selalu berupaya untuk dapat meningkatkan kepariwisataannya dengan terusmenambah kawasan strategis pariwisata, terbukti dengan adanya peningkatan jumlahobjek wisata yang signifikan pada tahun 2016 merupakan upaya pemerintah daerahdalam meningkatkan kepariwisataan di Kota Bandung.3.1.7. Jumlah Rumah Makan dan RestoranSalah satu jenis wisata yang sekarang sedang berkembang cukup pesat adalahwisata kuliner, banyak sekali wisatawan yang rela pergi ke berbagai daerah untukmencoba atau mencari makanan maupun minuman yang di rasa nikmat dan terkenal.Bahkan tidak sedikit dari wisatawan yang menghabiskan uang dan waktunya untukmenikmati makanan dan minuman dengan cita rasa yang belum pernah merekarasakan sebelumnya walaupun restoran yang dituju berada jauh dari tempat asalnya.Meningkatnya jumlah restoran dan rumah makan di berbagai tempatmerupakan hasil dari peningkatan pasar . Pada saat ini restoran dan rumah makansudah menjdi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dunia yang40

modern, sehingga keberadaan restoran dan rumah makan sudah menjadi kebutuhanterutama bagi wisatawan yang pergi ke daerah tempat wisata. Dibawah ini jumlahrumah makan dan restoran di Kota Bandung.Tabel 3.6Jumlah Rumah Makan dan Restoran di Kota Bandung Tahun 2002 – 2016TahunJumlah rumah makan dan 0157332016768Sumber :BPS;Kota Bandung Dalam Angka 2002 – 201641

Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa lima belas tahun terakhir jumlah rumahmakan dan restoran di Kota Bandung selalu mengalami peningkatan, sampai tahun2016 sebanyak 768 unit. Meningkatnya jumlah restoran dan rumah makan di berbagaitempat khususnya di Kota Bandung merupakan hasil dari peningkatan pasar . Padasaat ini restoran dan rumah makan sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkandari kehidupan dunia yang modern, sehingga keberadaan restoran dan rumah makansudah menjadi kebutuhan terutama bagi wisatawan yang pergi ke daerah tempatwisata.3.1.8. Penerimaan Daerah Sektor PariwisataPenerimaan daerah sektor pariwisata adalah semua penerimaan keuangansuatu daerah, dimana penerimaan keuangan itu bersumber dari potensi-potensipariwisata yang ada di daerah tersebut misalnya pajak hotel, pajak hiburan, rumahmakan dan restoran dan retribusi objek wisata /tempat rekreasi dan lain-lain, sertapenerimaan keuangan tersebut diatur oleh peraturan daerah.42

Tabel 3.7Penerimaan Daerah Sektor Pariwisata Kota Bandung Tahun 2002 – 2016(dalam jutaan Rupiah)TahunPenerimaan sektor 42015447.600.8202016586.092.038Sumber :Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung3.2. Metode Penelitian dan Operasionalisasi Variabel3.2.1. Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kuantitatifdengan data sekunder. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalahvariabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen (terikat) adalahvariabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Sedangkan variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau43

ependen(Soegiyono,2003). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenerimaan daerah sektor pariwisata, sedangkan variabel bebasnya adalah jumlahobyek wisata, jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, dan jumlah rumah makan danrestoran.3.2.2. Operasionalisasi bel - variabel yangdigunakan dalam penelitian ini, dan menunjukan cara pengukuran dari masing masing variabel tersebut. Pada setiap indikator dihasilkan dari data sekunder dandari satu perhitungan terhadap formulasi yang mendasarkan pada konsep teori.Definisi dan operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabelyang sedang diteliti. Menurut Masri.S (2003) definisi operasional adalah unsurpenelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Definisi operasionaljuga memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu operasionalsehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran. Penulis menggunakan4 variabel yaitu Jumlah Objek Wisata (JOW), Jumlah Wisatawan (JW), Pendapatanhotel dan restoran (PHR), jumlah restoran dan rumah makan (JRR) dan Penerimaandaerah sektor pariwisata (PDSP). Adapun operasionalisi variabel dari penelitian initersaji dalam bentuk dibawah ini :44

Tabel 3.8Definisi dan Operasional patan dari sektor pariwisatayang termasuk dalam penerimaandaerah tahun 2010-2014 diantaranya1DependenPenerimaanadalah pajak hotel, pajak restoran,daerahpajak hiburan, retribusi pemakaiansektorkekayaan daerah, retribusi kreasi, pendapatan lain yang sah(Dinas Kebudayaan Pariwisata KotaBandung, 2014).2IndependenJumlahMerupakan banyaknya objek wisataobjekyang ada di kota BandungUnitwisataMerupakan banyaknya wisatawan, atawandomestik yang berkunjung ke KotaOrangBandung4IndependenPendapatanMerupakan banyaknya jumlahHotel danpendapatan Hotel dan Restoran di upakan banyaknya rumah makan danmakan dan restoran di kota Bandungrestoran45Unit

3.3. Jenis dan Sumber DataJenis dan sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yangmenjadi pertimbangan yang menentukan metode pengumpulan data. Data yangdigunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer adalahdata yang diperoleh secara langsung dari responden untuk mendapatkan data yangdiperlukan melalui wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dariinstansi-instansi terkait, baik berupa data statistik maupun informasi tertullis lainnya.Adapun sumber data tersebut bersumber dari:1. Buku-buku ataupun berupa jurnal, laporan-laporan hasil penelitian yangpernah dilakukan, sepanjang masih ada hubungannya dengan tujuanpenelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.2. Data-data dari BPS maupun instansi-instansi terkait yang berkaitan dalammenunjang dan pencapaian tujuan.3.4. Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memperolehbahan-bahan yang relevan, akurat, dan realistis. Metode yang digunakan dalampengumpulan data pada penelitian ini adalah metode studi pustaka, yang diperolehdari instansi-instansi terkait, buku referensi, maupun jurnal-jurnal ekonomi.Data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series (data runtutwaktu) yang merupakan data yang dikumpulkan, dicatat atau diobservasi sepanjangwaktu secara beruntutan (kuncoro, 2004:129).46

3.5. Metode AnalisisPenelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda sebagai alatpengolahan data dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakanprogram Eviews 9. Menurut Gujarati, analisis regresi linear berganda adalah suatuteknik statistikal yang dipergunakan untuk menganalisis pengaruh diantara suatuvariabel dependen dan beberapa variabel independen.Ordinary Least Square (OLS) adalah suatu metode ekonometrik dimanaterdapat variabel independen yang merupakan variabel penjelas dan variabeldependen yaitu variabel yang dijelaskan dalam suatu persamaan linear.Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisahubungan antar variabel. Hubungan tersebut dapat diekspresikan dalam bentukpersamaan yang menghubungkan variabel dependen Y dengan satu atau lebihvariabel independen.Adapun fungsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Y f (JOW,JW,JRR,PHR,) . .(1)Dari fungsi diatas dijadikan persamaan Regresi Linier berganda dan berikutini adalah bentuk persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebihvariabel, yaitu :47

Y β0 β1 JOW β2 JW β3 JRR β4 PHR eµ (2)Dimana :Y Penerimaan Daerah Sektor PariwisataJOW Jumlah Objek WisataJW Jumlah WisatawanJRR Jumlah Rumah Makan dan RestoranPHR Pendapatan Hotel dan Rumah Makanβ1.β2.β3.β4 Parameter Elastisitasµ Error Term3.6. Rancangan Analisis dan Uji HipotesisDalam pengolahan data menjadi informasi hasil penelitian, proses yangdilakukan adalah analisis regresi dengan menggunakan metode Ordinary LeastSquare (OLS) sehingga diketahui hubungan masing – masing variabel. Sebelumdiadakan analisis ekonomi terhadap data berdasarkan metode yang telah dibentuk,dilakukan beberapa pengujian statistik.3.6.1. Koefisien Determinasi (R2)Koefisien Determinasi (R2) menyatakan besarnya variasi dari masing –masing variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas yangada dalam model. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1(0 R2 1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik48

karena semakin dekat hubungan antara variabel bebas dengan tidak bebasnya(Gujarati, 2003 : 81-87). Dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :Dimana : R2 (koefisien determinasi); N (jumlah observasi); k (jumlahvariabel)3.6.2. Uji t-statistik (Parsial)Uji t-statistik digunakan menguji pengaruh parsial dari vari

Hotel Bintang 5 9 1.870 Hotel Bintang 4 32 3.651 Hotel Bintang 3 42 3.507 Hotel Bintang 2 25 1.500 Hotel Bintang 1 10 382 Non Bintang 218 6.041 Sumber : BPS Kota Bandung 2016 Dapat dilihat dari tabel 3.2 jumlah hotel berbintang yang paling banyak yaitu hotel bintang 3 sebanyak 42 buah dan jumlah kamar sebanyak 3.507 unit dan disusul

Related Documents:

BAB III OBJEK DAN METODE PENILITIAN 3.1 Objek Penelitian . 3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan . Reza muhammad hamzah, 2015 PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MEETING PACKAGE DI HOTEL SANTIKA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia .

Laporan Program Visual 3 dan 4 Page 4 PRAKTIKUM 3 – 4 FORM DAN OBJEK KONTROL (2) A. TUJUAN - Memahami dan mengenal Form dan Objek Kontrol; - Dapat membuat aplikasi sederhana dengan menggunakan form dan objek control. B. PERANGKAT LUNAK (S OFTWARE ) - Microsoft Visual Basic 2008 C. DASAR TEORI OBJEK KONTROL MenuStrip, ContextMenuStrip dan .

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

pembuatan game dimulai dari pembuatan objek-objek dua dimensi pada setiap halaman game, sesuai desain antarmuka yang telah dibuat. Setelah objek dibuat, dilakukan pembuatan animasi atau penambahan suara pada objek, sesuai dengan desain yang dibuat. Animasi yang diberikan pada objek-objek ter

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

7. Metode Exstended Quadratic Interior Point (EQIP) Sama dengan metode Karmakar, metode EQIP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah program linier. Metode EQIP adalah metode deterministik yang merupakan pengembangan metode Karmakar. Metode EQIP dikembangakan oleh James A. Momoh. Metode EQIP bisa digunakan untuk

3D Studio Max AIS- Bina Sarana Informatika Objek System Digunakan untuk menggabungkan beberapa objek, pertalian dan kontroler untuk menghasilkan objek dengan karakteristik tertentu, dengan kualitas yang sama dengan objek Geometry. Objek System ini merupakan komponen plug-in dari soft ware 3D Max yang terdiri atas : Ring Array digunakan untuk membuat sebuah lingkaran array.