BAB III METODOLOGI PENELITIAN - DINUS

2y ago
38 Views
2 Downloads
459.20 KB
16 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maleah Dent
Transcription

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Metode PenelitianBerikut adalah metode penelitian yang diusulkan :Pengumpulan DataPeta CurahHujan tahunPetaKemiringanLerengPetaHidrologiAHPPemberian Skor danpembobotan pada masingmasing parameter pengaruhbanjir dalam ArcGISPetaPenggunaanLahanPeta JenisTanahPerbandingan berpasanganYASintesa prioritasUji konsistensi CR 0.1 ?TIDAKAnalisis Data (Overlay)Penjumlahan hasil perkalian skor danbobot dari AHP sebagai penentudaerah rawan banjirPeta prediksi daerah rawan banjir KotaSemarangGambar 3.1 Metode Penelitian32

343.2 Objek PenelitianDalam tugas akhir ini, Kota Semarang dipilih sebagai objek penelitian. KotaSemarang dipilih karena kota ini memiliki potensi daerah rawan banjir yangbesar. Objek yang digunakan meliputi: kemiringan lereng, jenis tanah,penggunaan lahan, curah hujan, dan hidrologi.3.3 Metode Pengumpulan Data1. ObservasiObservasi merupakan cara mendasar dalam mencari tahu tentang sesuatuyang ada di sekitar kita. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitumelakukan pengumpulan data peta daerah rawan banjir Kota Semarang dandata curah hujan tahun 2010 hingga 2014 yang didapatkan dari PemerintahKota Semarang.Pengumpulan data kriteria yang dibutuhkan dari Pemerintah Kota Semarangyaitu :a. Data jenis tanahb. Data kemiringan lerengc. Data penggunaan lahand. Data curah hujane. Data hidrologi2. Studi PustakaStudi pustaka merupakan teknik dalam mengumpulkan data yangdigunakan untuk mengumpulkan data dengan cara studi penelaahanterhadap buku–buku, catatan-catatan, literatur-literatur, dan laporan-laporanyang berkaitan dengan masalah yang dipecahkan. Studi pustaka tanpetamenggunakan ArcGIS dengan mengimplementasikan metode AHP sebagaipenentu daerah rawan banjir Kota Semarang.

353.4 Pengumpulan DataPada pengumpulan data akan dijelaskan dari mana dan bagaimana datadiperoleh.1. Data PrimerData hasil pengumpulan data yang diperoleh dari bebagai sumber.Pengumpulan data primer daerah rawan banjir seperti data jenis tanah,kemiringan lereng, penggunaan lahan, curah hujan, dan hidrologididapatkan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan BadanMeteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Semarang.2. Data SekunderData sekunder adalah data yang didapatkan dari dokumen, laporan tertulis,jurnal/paper, thesis, dan buku yang diperoleh dari berbagai sumberberkaitan dengan GIS dan metode AHP. Adapun data sekunder sebagaiberikut :a. Materi Sistem Informasi Geografis dan Metode AnalyticalHierarchy Process (AHP) diambil dari jurnal ilmiah yang berjudulGIS-based land suitability analysis integrating multi-criteriaevaluation for the allocation of potential pollution sources karyaIngrida Bagdanavičiūtė 2012.b. Materi Sistem Informasi Geografis dan Metode AnalyticalHierarchy Process (AHP) diambil dari jurnal ilmiah yang berjudulCombining GIS and Analytic hierarchy process for evaluating landsuitability for irrigation: A case study from Serbia karya ZoricaSrdjevic dan Ratko Bajcetic 2010c. Materi Skoring dan Pembobotan dalam Sistem Informasi Geografisdiambil dari jurnal ilmiah yang berjudul SIG untuk memetakandaerah banjir dengan metode skoring dan pembobotan karyaMuhamad Sholahuddin DS 2014.

36d. Pembelajaran Skoring dan Pembobotan dalam Sistem InformasiGeografis diambil dari buku yang berjudul Pemodelan SIG untukmitigasi bencana karya Wahana Komputer 2015.3.5 Instrumen PenelitianKebutuhan yang akan digunakan dalam mendukung proses kerja penelitianini diantaranya sebagai berikut :3.5.1 Peralatan PenelitianDukungan software dan hardware yang dibutuhkan untukmendukung kelancaran penelitian yang dilakukan.a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)Perangkat keras yang dibutuhkan untuk penelitian meliputi :1.Laptop ASUS dengan Processor Intel Core i52.Layar 14”3.RAM 4000Mb4.Harddisk 500 GBb. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)Kebutuhan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk penelitian antaralain :1.Windows 10 Ultimate 64bit2.ArcGIS 10.33.Microsoft Word 20134.Microsoft Excel 20135.Google Earth3.5.2 BahanBahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian antara lain :1. Data Kemiringan lereng Kota Semarang dalam bentuk peta digital

372. Data Jenis Tanah Kota Semarang dalam bentuk peta digital3. Data Guna lahan Kota Semarang dalam bentuk peta digital4. Data Hidrologi Kota Semarang dalam bentuk peta digital5. Data Curah hujan tahun 2010-2014 Kota Semarang6. Dan data lain yang diambil dari berbagai sumber.3.6 Analisa Faktor Pengaruh Daerah Rawan Banjir Kota Semarang3.6.1 Analisa AtributAnalisa atribut dibagi menjadi dua, yaitu proses skoring danpembobotan.3.6.1.1 SkoringSkoring adalah teknik pengambil keputusan pada proses yangmelibatkan faktor secara bersama dengan cara memberi nilai padamasing-masing faktor. Dalam menentukan penilaian skoring dapatdilakukan skoring subjektif yaitu dengan penetapan skor berdasarkanpertimbangan tertentu dan dilandasi dengan pemahaman proses atauskoring objektif yaitu dengan perhitungan stastik[14].Proses skoring berguna untuk memberikan nilai skor pada setiapparameter yang mempengaruhi banjir. Semakin besar pengaruhnya,semakin tinggi skornya. Untuk pemberian skor, diberikan skor 1 padaparameter yang berpengaruh kecil dan skor 5 diberikan pada parameteryang berpengaruh besar terhadap banjir[15].Proses penilaian skoring subjektif berdasarkan pertimbangan tertentu :a. Skoring pada parameter Kemiringan lerengSemakin rendah kemiringan tanah, semakin tinggi terhadappengaruh banjir . Pemberian skor parameter kemiringan lerengdibagi menjadi lima jenis sebagai berikut :

38Tabel 3.1 Klasifikasi Kemiringan LerengNo.Lereng (%)Kriteria 0Terjal2 40Sangat terjal112345b. Skoring pada parameter Jenis TanahJenis tanah grumusol adalah jenis tanah bersifat lempungsehingga berpengaruh terhadap banjir. Jenis tanah Kota semarangterdiri dari Grumosol, Litosol, mediteran, Latosol, Aluvial, Andosol,Regosol.-Jenis tanah grumusol merupakan jenis tanah yang terbentuk daribatuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifatbasa sehingga tidak ada aktivitas organik didalamnya. Jenistanah grumusol bertekstur lempung.- Jenis tanah aluvial merupakan Jenis tanah muda, bahannyaberasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai.- Jenis tanah regosol merupakan endapan abu vulkanik baru yangmemiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lerenggunung api.- Jenis tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu denganlapisan yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenisbatuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secarasempurna.

39- Jenis tanah latosol merupakan tanah tersebar didaerah beriklimbasah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggiantempat berkisar 300-1.000 meter. Tanah ini terbentuk daribatuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut-Jenis tanah andosol merupakan jenis tanah berasal dari bahaninduk abu vulkan. Penyebaran didaerah beriklim sedang dengancurah hujan diatas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering.-Jenis tanah Mediteran jenis ini berasal dari batuan kapur keras(limestone). Penyebaran didaerah beriklim subhumid, topografikarst dan lereng vulkan dengan ketinggian dibawah 400 m[16].Pada skoring, parameter jenis tanah dibagi menjadi 5 yaitusebagai berikut :Tabel 3.2 Klasifikasi Jenis TanahNo.Jenis TanahHarkatGrumusol5Litosol, mediteran4Latosol3Aluvial, andosol2Regosol112345c. Skoring pada parameter Penggunaan LahanBerbagai macam penggunaan lahan Kota Semarang, lahanterbuka, sungai, waduk, dan rawa berpotensi terjadi banjir, sehinggapenggunaan lahan Kota Semarang dibagi menjadi 5 yaitu sebagaiberikut :

40Tabel 3.3 Tabel Klasifikasi Penggunaan LahanNo.1Penggunaan LahanHarkatLahan Terbuka,5sungai, waduk, rawaPermukiman, industri,24perkantoran, kebuncampuran, tanamanPertanian, sawah,33tegalanPerkebunan, semak2Hutan145d. Skoring pada parameter HidrologiPotensi Air merupakan pengaruh banjir yang ada dalam hidrologiKota Semarang. diklasifikasikan kedalam 5 hidrologi yaitu sebagaiberikut :Tabel 3.4 Tabel Klasifikasi HidrologiNoKelasPotensi air sungai,1Harkat5Tambak Air PayauPotensi air tinggi4Potensi air sedang,323sedang setempatPotensi air rendah,4sedang luasanLangka air521

41e. Skoring pada parameter Curah HujanSemakin tinggi curah hujan, semakin berpotensi terhadapterjadinya banjir. Berikut adalah 5 klasifikasi curah hujan :Tabel 3.5 Tabel Klasifikasi Curah HujanNoBesar Curah HujanHarkat 300052500- 300042000- 250031500- 20002 15001123453.6.1.2 PembobotanPembobotan merupakan pemberian bobot pada setiap parameter petaterhadap pengaruh banjir. Nilai pembobotan dilakukan dengan kualitatif,tergantung seseorang dalam penentuan bobot. Semakin besar parameterterhadap pengaruh banjir, maka bobot yang diberikan semakin tinggi, dansebaliknya[14]. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode AHP.3.7 Pembentukan Kriteria-kriteria AHPLangkah-langkah pembentukan kriteria AHP sebagai berikut :1. Penyusunan hierarki dari masalah yang dihadapiPermasalahan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsur,yaitu kriteria dan alternatif, selanjutnya disusun menjadi struktur hirarkiseperti pada gambar :

nGambar 3.2 Struktur Hierarki AHP2. Menyusun matriks perbandingan berpasangan tiap kriteriaPerbandingan berpasangan dilakukan guna penilaian kriteria dan alternatif.Skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapatyang ada pada suatu permasalahan.Tabel 3.6 Skala Penilaian Perbandingan BerpasanganIntensitasKeteranganKepentingan1Kedua elemen memiliki nilai yang sama.3Elemen yang satu sedikit lebih penting darielemen yang lainnya5Elemen yang satu lebih penting dari elemenlainnya7Satu elemen sangat penting dari elemen lainnya.9Elemen satu mutlak penting dari elemen lainnya.2,4,6,8Nilai Elemen yang memiliki nilai salingberdekatan (nilai hampir sama)

43Tabel 3.7 Matriks Perbandingan Berpasangan Tiap KriteriaFactorSlopeSlopeSurface 1Total1.99577Surfacewater3. Membuat matriks keputusan ternormalisasiLangkah untuk mendapatkan nilai dari matriks keputusanternormalisasi dilakukan dengan membagi nilai pada kolom 1 baris 1dengan jumlah dari kolom 1, dan seterusnya sehingga didapatkan hasilsebagai berikut :

44Tabel 3.8 Matriks Keputusan rSlopevector1.00/1.99 3.00/5.00 3.00/7.00 3.00/7.00 0.5020.6000.4280.4280.33/1.99 1.00/5.00 2.00/7.00 2.00/7.00 water0.1662.000.2860.286Road0.33/1.99 0.50/5.00 1.00/7.00 1.00/7.00 0.1660.1000.1430.1430.33/1.99 0.50/5.00 1.00/7.00 1.00/7.00 anTotalEigen1.9581.958/4.00 0.4890.9380.938/4.00 0.2340.5520.552/4.00 0.1380.5520.552/4.00 0.1384.0001.0004. Menghitung bobot tiap kriteriaPada perhitungan untuk memperoleh bobot masing-masing kriteriayaitu dengan cara menjumlahkan hasil dari perhitungan matiksternormalisasi. Kemudian hasil tersebut dibagi dengan jumlah kriteriakriteria yang ada.

45Tabel 3.9 Pembobotan metode 81.958/4.00 waterSlope1.00/1.993.00/5.00 3.00/7.00 3.00/7.00 0.5020.6000.4280.428Surface0.33/1.991.00/5.00 2.00/7.00 2.00/7.00 water 0.1662.000.2860.286Road0.33/1.990.50/5.00 1.00/7.00 1.00/7.00 0.1660.1000.1430.1430.33/1.990.50/5.00 1.00/7.00 1.00/7.00 0.4890.9380.938/4.00 0.2340.5520.552/4.00 0.1380.5520.552/4.00 0.1384.0001.0005. Perkalian tiap nilai perbandingan kriteria dengan bobotPerkalian tiap nilai perbandingan kriteria dengan bobot dilakukanuntuk memperoleh nilai total dari kriteria-kriteria.Tabel 3.10 Matriks Perkalian Nilai Kriteria Dengan BobotFactorSlopeSurfaceRoadUrbanTotal rban0.1610.1170.1380.1380.554water

466. Konsistesnsi LogisPengelompokkan seluruh elemen secara logis dan diperingkatkansecara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.Langkah-langkah perhitungan konsistensi logis :a. Pembagian hasil penjumlahan tiap baris dengan prioritasbersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.Tabel 3.11 Hasil penjumlahan dari pembagian prioritasFactorSlopeSurfaceRoadUrbanwaterTotal Row2.0190.9050.5540.554Eigen Vector0.4890.2340.1380.138Total Row/EigenVector4.1293.8674.0144.014b. Pembagian hasil c dengan jumlah elemen, akan diperoleh λ maks.λ maks 𝑏𝑜𝑡𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 4.129 3.867 4.014 4.0144 4.007c. Indeks Konsistensi (CI) ( λ maks-n)/(n-1)CI 4.007 44 1 0.002d. Rasio konsistensi (CR) CI/ RI, dimana RI merupakan indeksrandom konsistensi. Apabila rasio konsistensi 0.1, maka hasilperhitungan data dapat dibenarkan.CR 𝐶𝑖𝑅𝑖 0.0020.09 0.002

47Keterangan :λ Nilai rata-rata dari perhitungan jumlah total baris dibagi bobot,dibagi dengan jumlah kriteriaCI Consistency IndexCR Consistency RatioRI Random IndexTabel 3.12 Nilai Indeks Random (RI)Ukuran MatriksNilai RIUkuran MatriksNilai 24131,5671,32141,5781,41151,593.8 EksperimenPada tahap ini akan dilakukan penelitian dengan melakukan implementasimetode AHP pada software ArcGIS 10.3. Tahap awal pada penelitian ini adalahmelakukan pengumpulan data yang mempengaruhi banjir di Kota Semarangseperti kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, hidrologi dan curahhujan untuk pembuatan peta daerah rawan banjir dalam bentuk file shp.Kemudian menghitung data curah hujan yang didapatkan dari BMKG dari

48tahun 2010-2014 dengan persamaan curah hujan tahunan dibagi jumlah tahundata curah hujan yang digunakan untuk membuat peta. Tahap kedua adalahpengisian atribut dalam database dengan mengklasifikasi tiap parameter gunamembedakan daerah-daerah didalam peta. Tahap selanjutnya adalah skoringmerupakan perankingan data atribut pada peta. Kemudian pembobotan denganperhitungan metode AHP yang menghasilkan bobot nilai sebagai penentudaerah rawan banjir. Tahap ketiga yaitu perkalian antara skoring tiap parameterdan bobot tiap parameter, yang menghasilkan suatu nilai penentu daerah rawanbanjir. Selanjutnya adalah overlay peta yang bertujuan untuk penggabungandata atribut kriteria-kriteria, dan hasilnya berupa peta dengan daerah rawanbanjir Kota Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode penelitian yang diusulkan : masing parameter pengaruh Gambar 3.1 Metode Penelitian YA AHP Sintesa prioritas Uji konsistensi CR 0.1 ? Perbandingan berpasangan TIDAK Pengumpulan Data Peta Hidrologi Peta Curah Hujan tahun Peta Kemiringan Lereng Peta Penggunaan Lahan Peta Jenis

Related Documents:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengann teknik survey. Menurut Sugiyono (2014, h.8), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif, yang artinya pendekatan yang berangkat dari .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian dekriptif, penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Dalam penelitian ini mendeskripsikan gambaran perilaku remaja putri dalam .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Research and Development (penelitian dan pengembangan) karena yang dihasilkan peneliti berupa produk bahan ajar. Metode penelitian dan pengembangan merupakan proses/langkah- langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan ADDIE. Model ADDIE ini memiliki satu kesatuan utuh yang saling berhubungan satu sama . (3) Pengembangan (Development), (4) Implementasi (Implementation), (5) Evaluasi (Evaluation). 46 B. Prosedur Penelitian dan .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PROFIL DESA A. Metodologi Penelitian . dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara 1 . yayasan penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1994) Hal. 44 2 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pensekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta. 1998) Hal. 44 . 49 kuantifikasi. Penelitian ini .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono dalam bukunya metode kuantitatif kualitatif dan R & D, menyatakan bahwa penelitian merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. yang dikutip oleh. (Sugiyono, 2010: 9)

Artificial Intelligence has identifiable roots in a number of older disciplines, particularly: Philosophy Logic/Mathematics Computation Psychology/Cognitive Science Biology/Neuroscience Evolution There is inevitably much overlap, e.g. between philosophy and logic, or between mathematics and computation. By looking at each of these in turn, we can gain a better understanding of their role in AI .