KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT AL-GHAZALI DALAM KITAB .

2y ago
49 Views
4 Downloads
685.12 KB
14 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Averie Goad
Transcription

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian IslamVol 2. No 1 Agustus 2017KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT AL-GHAZALIDALAM KITAB AYYUHA AL-WALADAbi Iman TohidiSMPN 2 BANJARHARJO KAB. BREBESAbe nk@ymail.comAbstractThis research is based on writer’s curiosity about the character education has not been fullyunderstood by the learner’s and has not yet become the main guidelines and has not been fullyapplied in the world of education in Indonesia, especially the character education contained inthe book ayyuhā al walad works al-imam Ghazali. The purpose of this study is to describe (1)how is the Concept of Education Character in Islam, (2) how is the concept of EducationCharacter of Ghazzali in the book of ayyuhā al-walad and (3) How is Education Charactermethod according to al-Ghazali in the book ayyuhā al-walad. This research is a library(library research), with the object of research the book Ayyuhal-Walad and supported byseveral other books. The approach used in this study is a philosophical approach. While theanalysis of data using content analysis (content analysis). With the focus of the study discussedin this study is the concept of character education according to al-Ghazali based on the bookAyyuhal-walad.Keywords: Pendidikan Karakter, Al-Ghazali dan Ayyuhā al-waladAbstrakPenelitian ini dilatar belakangi oleh rasa penasaran penulis tentang pendidikan karakter yangselama ini belum difahami sepenuhnya oleh peserta didik dan belum sepenuhnya menjadipedoman utama serta belum sepenuhnya diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia,khususnya pendidikan karakter yang terkandung dalam kitab ayyuhal-walad karya imam alGhazāli. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan (1) bagaimana konsep pendidikankarakter menurut Islam, (2) bagaimana konsep pendidikan karakter menurut Al-Ghazali dalamkitab Ayyuhā al-walad dan (3) Bagaimanakah metode pendidikan karakter menurut Al-Ghazalidalam kitab Ayyuhā al-walad.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research),dengan obyek penelitian kitab Ayyuhal-Walad dan didukung oleh beberapa buku lain. Pendekatanpenelitian yang digunakan adalah pendekatan filosofis. Sedangkan analisis data menggunakananalisis isi (content analysis). Dengan fokus kajian yang dibahas dalam penelitian ini adalahkonsep pendidikan karakter menurut al-Ghazali dalam kitab ayyuhal-walad.Kata Kunci : character education, al - Ghazali and Ayyuhā pan manusia, terlebih di n yang serba cepat dankompleks,baikyangmenyangkutperubahan nilai maupun struktur kehidupanmanusia. Pendidikan merupakan kebutuhanpokok yang dipenuhi sepanjang hayat,tanpa pendidikan manusia mengalamiKonsep Pendidikan Karakter Menurut Al-Ghazali DalamKitab Ayyuha Al-Waladkesulitan menyesuaikan diri secara positifdengan berkembang dan perubahan zaman.Adapun Tujuan pendidikan Islammenurut Daradjat (2000:29) adalah prosespendidikan yang menghasilkan manusiayang berguna bagi dirinya sendiri danmasyarakat, serta senang dan gemarmengamalkan dan mengembangkan ajaranIslam dalam berhubungan dengan Allah swtdan manusia sesamanya, dapat mengambilAbi Iman Tohidi14

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian IslamVol 2. No 1 Agustus 2017manfaat dan semakin meningkatkan darialam semesta ini untuk kepentingan hidupdidunia dan di akhirat. SementaraRamayulis (2015:178) berpendapat bahwatujuan tertinggi dari pendidikan Islam padaakhirnya sesuai dengan tujuan hidupmanusia, dan perannya sebagai makhlukAllah yaitu menjadi insan kamil denganciri-ciri : menjadihamba Allah,mengantarkan subjek didik menjadikhalifah fi Al-ardh, untuk memperolehkesejahteraan dan kebahagiaan hidup didunia sampai akhirat, dan terciptanyamanusia yang mempunyai wajah qurani.Al-Qur an menyebut secara umum tujuanpenciptaan manusia yang mencakup tujuanpendidikan Islam dengan terma yang simpledan meliputi keseluruhan terma-terma yangdisebut di atas, yakni manusia diciptakanagar beribadah kepada-Nya hingga menjadihamba yang sejati, sebagaimana tercantumdalam QS. Al-Dzariyat/51 : 56. Teksnyasebagai berikut:ibadah tersebut meliputi berbagai hal yangberkaitan dengannya. Ibadah membutuhkankesehatan fisik, kesalehan intelektual,kematangan sepiritual, dan ketulusan hati. ُون َ اْل ْن ِ س ِإ ََّّل ِل َي ْعبُد ِ ْ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو Sejalan dengan tujuan pendidikandalam Islam. Keduanya mempunyai tujuaninti, yakni membentuk manusia seutuhnya,baik dalam segi jasmani maupun rohani,intelektual maupun spiritual. Kompleksnyatujuan pendidikan tersebut memposisikanpeserta didik tidak hanya , tetapi juga nilai-nilai moralyang berperan strategis dalam kehidupan.Kehadiran pendidik tidak berperan sebatasmenjadi pentrasfer ilmu pengetahuan,melainkan merupakan figur percontohanyang memberikan suritauladan bagai anakdidiknya, dan diharapkan ketelaladananyang telah dicontohkan itu tercermin dalamperilaku keseharian anak didik dilingkungan kehidupannya, baik keluarga,sekolah, atau masyarakat.Artinya: dan Aku tidak menciptakan jindan manusia melainkan supaya merekamengabdi kepada-Ku. (QS. Al-Dzariyāt/51: 56)Ayat ini, sesungguhnya memuatpesan tentang manusia diperintahkan Allahswt semata-mata beribadah kepada-Nyasupaya menjadi hamba-Nya yang setia(Abdallah, 1999). Akan tetapi tidak berartidengan ibadah tersebut Allah swtmembutuhkan hidangan, persembahan, danbalas budi dari manusia, melainkan untukkepentingan dan pemenuhan kebutuhannyasendiri sebagai bekal di perjalanankehidupannya yang kompleks menuju kehadirat-Nya agar mendapatkan perkenandan keridhaan-Nya yang menjadi parameterkebahagiaan hidup yang hakiki. PengertianKonsep Pendidikan Karakter Menurut Al-Ghazali DalamKitab Ayyuha Al-WaladBerpijak pada keterangan tersebut,ternyata apa yang tertuang dalam tujuanpendidikan nasional sebagaimana yangtercantum dalam Undang-Undang Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional Pasal 3 yang berbunyi“Pendidikan Nasional berfungsimengembangkankemampuandanmembentuk watak serta peradaban panbangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kraetif, mandiri dan menjadi bi Iman Tohidi15

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian IslamKesuksesan Nabi saw sebagaipendidik terletak pada keteladan terpujibeliau (uswatun ḥasanah) yang istikomahdalam mendidik para sahabatnya hinggamenjadi generasi terbaik dalam kaitannyadengan peran individual dan kualitas akhlakperorangan masing-masing serta dalamhubungan dengan peran dan akhlak sosialmereka yang terimplementasikan dalamkesalehan individual dan kesalehan sosial,seperti tergambar dalam QS. Al-Fatḥ/48 :29 sifat-sifat mereka yang tegas dalammenghadapi kekefiran pihak-pihak yangberseberangan keyakinan dan aliranagamanyasertaberperilakusalingmenyayangi di antara mereka sendirisebagai para sahabat Nabi saw.Keteladanan yang bersumber darikesalehan diri beliau yang mendorong parasahabat mengikuti jejak, sifat, dan akhlakmulia beliau, antara lain sifat sabar, sepertikesabaran beliau di kala terjadi perangUhud yang menybabkan tulang rahangbeliau retak dan gigi serinya pecah (AlJauzy,2002)Demikian pula imam Al-Ghazaliselaku pendidik sekaligus tokoh intelektualmuslimdalammembahastentangpendidikan Islam menekankan aspekketeladananbagiparapendidik.Sebagaimana beliau berkata : Ketahuilah !wajib bagi salik memiliki guru (mursyiddan murabbi) yang mengeluarkan akhlakterceladanmenggantinyadenganpendidikan. Dan juga memiliki guru yangmengajarkan adab dan menunjukan kejalan kebenaran. (Al-Ghazali,2008:13)Imam Al-Ghazali selain sebagaiulama yang ahli dalam bidang agama,pandangan beliau tentang pendidikan dapatdibilanglengkap,tidakhanyamenitikberatkan pada nilai-nilai agamaIslam, tetapi juga profesionalisme dalamKonsep Pendidikan Karakter Menurut Al-Ghazali DalamKitab Ayyuha Al-WaladVol 2. No 1 Agustus 2017hal keilmuan (Iqbal, 2013) Pendapat AlGhazali tentang pendidikan tidak menuntutperan anak didik untuk patuh terhadappendidik pada kondisi apapun, tetapi wajibmematuhi selama tidak bertentangandengan perintah Allah swt, dan Al-Ghazalijuga menuntut guru selaku pendidik selaluberperilaku profesional dan senantiasamenjaga diri dari hal-hal yang dilarangAllah swt, karena guru menjadi teladan bagianak didiknya.Sebagai tokoh muslim, Al-Ghazalibanyaksekalimembahasmasalahpendidikan secara luas terutama pendidikankarakter. Dalam karya-karyanya, Beliauserius menjunjung tinggi pendidikankarakter yang selama ini banyak dikesampingkan oleh sebagian orang dalamdunia pendidikan (Abidin, 2009).Mengenai pentingnya pembentukankarakter anak didik, hampir semua ahlipendidikan Islam menyatakan bahwapendidikan akhlak merupakan jiwa daripendidikan Islam. Dalam hal ini HasanLanggulung mengatakan; Hampir-hampirsepakat para filosof pendidikan Islammenempatkanpendidikanakhlakmerupakan jiwa bagi pendidikan Islam,sebab tujuan tertinggi pendidikan Islamadalah pendidikan jiwa dan akhlak(Langgulung: 2010).Oleh karena itu pendidikan agama,terutama pendidikan karakter dibutuhkandalam kehidupan untuk membentukkarakter anak didik. Dalam kaitannyadengan pendidikan akhlak, terlihat bahwapendidikan karakter mempunyai orientasiyang sama dengan pendidikan akhlak yaitupembentukan karakter. Perbedaan bahwapendidikan akhlak terkesan timur dan Islamsedangkan pendidikan karakter terkesanBarat dan sekuler, bukan alasan untukdipertentangkan.PadakenyataanyaAbi Iman Tohidi16

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islamkeduanya memiliki ruang untuk salingmengisi. Dalam hal ini peneliti tertarikuntuk mengetahui tentang bagaimanapendidikanakhlaksabagaiupayapembentukan karakter yang sebenarnyadiajarkan oleh Abū Ḥamīd Ibn MuḥammadIbn Aḥmad lai-nilaipendidikankarakter dan metode pendidikan akhlak(karakter) dalam bentuk nasehat-nasehatyang bersifat normatif. Untuk itulah upayamengkaji lebih dalam tentang konseppendidikan akhlak (karakter) menurut AlGhazali dalam kitab ini menjadi penting.Ada beberapa alasan yang mendasarinya.Pertama, pemanfaatan terhadap kitab inisebagai bahan ajar dalam kurikulumpendidikan di Indonesia masih terusdilakukan. Hal ini dapat dimukingkankarena pemikirannya yang berbasis tasawufdan pendidikan telah banyak memberikankontribusi, terutama pada perilaku anakanak muslim dalam menempuh pendidikan;kedua, kitab ini dapat berpotensi menjadipanduan praktis mendidik akhlak denganstrategi. Berbagai kasus negatif yangdialami anak-anak dewasa ini di Indonesiadiharapkan dapat diminimalisasi denganmempraktekankandungan-kandungankarya Al-Ghazali ini. Meskipun kitab iniditulis pada Abad ke-12 M, kandungannyamemiliki relevansi dengan zaman kekinian;ketiga, metode pendidikan akhklak anakyang ditawarkan Al-Ghazali dalam kitab inimemberikan alternatif yang potensial bagipenanaman nilai akhlak (karakter) kepadaanak. Metode nasehat dalam kitab inimemilikibobotpsikologisberupakedekatan antara orang tua dan anak sertaberupa pembelajaran bagi anak untukberakhlak kepada Allah SWT, makhluk danlingkungan-Nya.Konsep Pendidikan Karakter Menurut Al-Ghazali DalamKitab Ayyuha Al-WaladVol 2. No 1 Agustus 2017Akan tetapi, dunia pendidikan masihsaja tercoreng dengan terjadinya peristiwatawuran antar pelajar, penganiayaan danpembunuhan yang dilakukan oleh pelajar,serta kasus perampokan dan pembegalanyang pernah menjadi topik pembicaraan dimedia massa maupun elektronik. Inimenandakan bahwa, pendidikan karakterpada peserta didik masih belum difahamioleh peserta didik dan belum sepenuhnyaditerapkan oleh dunia pendidikan.Denganmemahamikonseppendidikan karakter menurut Al-Ghazalidalam kitab Ayyuhā al-walad, diharapkanpendidikan yang selama ini berjalanmenjadi lebih bermakna, tidak hanyaberorientasi pada hal-hal yang sifatnyamateri, tetapi juga berorientasi padapendidikan akhlak/karakter. Oleh karenanyadiharapkan dengan menjunjung tinggipendidian karakter, pendidikan dapatmelakukan usaha maksimal dalam merubahakhlak anak didik menjadi semakin muliasertabangsaIndonesiabisamenyempurnakan kemuliaan akhlaknya,bebas dari korupsi, tidak ada konflik danperselisihanantarpelajarsertaantarmasyarakat, karena dengan akhlakkarimah komponen-komponen bangsamempercayai dan meyakini seluruh aktifitasyang dilakukan di dunia, baik berupafikiran, ucapan, maupun perbuatan akandimintai pertanggungjawaban di akhiratkelak.Berangkat dari pemahaman di atas,urgen kiranya mengetahui rumusanmengenai konsep pendidikan karaktermenurut Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhā alwalad dengan masalah pokoknya adalahbagaimanakahimamAl-Ghazalimengagendakan pendidikan karakter dalamkitabnya yang bertajuk Ayyuhā al-walad.Masalah ini akan dikaji dalam suatu karyaAbi Iman Tohidi17

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islamtesis yang berjudul; Konsep pendidikankarakter menurut Al-Ghazali dalam kitabAyyuhā al-walad.Lebih menarik lagi kajian tersebutdikerjakan di tengah-tengah gencarnyasemangatberbagaielemenbangsaIndonesia melakukan gerakan revolusimental. Tawaran Al-Ghazali tentangpendidikan karakter bisa jadi memilikirelevansi yang signifikan dengan semangatdan gerakan tersebut, terutama biladijadikan model ikhtiar edukatif dalammendidik karakter para peserta didik rkan paparan pada latarbelakang di atas, maka dalam tulisan inidirumuskan dalam beberapa pertanyaanantara lain :1) Bagaimana konsep pendidikan karaktermenurut Islam?2) Bagaimana konsep pendidikan karaktermenurut Al-Ghazali dalam kitabAyyuhā al-walad ?3) Bagaimanakah metode pendidikankarakter menurut Al-Ghazali dalamkitab Ayyuhā al-walad ?MetodeAdapun jenis penelitian yang sesuaidengan tema penelitian ini ialah penelitiankualitatif yang maknanya ialah sebuah jenispenelitian yang digunakan untuk menelitikondisi objek alamiah, dimana penelitiadalah sebagai instrument kunci, teknikpengumpulan data dilakukan secaratriangulasi (gabungan), analisis data bersifatinduktif, dan hasil penelitian kualitatif lebihmenekankanpadamaknadaripadageneralisasi (Sugiyono, 2014).Vol 2. No 1 Agustus 2017permasalahan-permasalahan muncul daridata atau dibiarkan terbuka untukdiinterpretasi, kemudian data dihimpundengan pengamatan yang seksama, melaluideskripsi analitis yang mendetail.Metode penelitian yang relevan ialahmetode deskriptif analisis. Metode initertuju pada masa sekarang dan masalahmasalah aktual. Pelaksanaannya tidakterbatas hanya sampai pada pengumpulandan penyusunan data, tetapi meliputianalisis dan interpretasi tentang arti data itu.Data yang terkumpul mula-mula disusun,dijelaskan, dan kemudian dianalisis (karenaitu metode ini sering pula disebut metodeanalitik). Pada tahap yang terakhir, metodeini sampai kepada kesimpulan-kesimpulanatas dasar penelitian data (Surakhmad,1998).Hasil dan PembahasanMenurutRamayulis(2015:111)istilah pendidikan berasal dari kata “didik”dengan memberinya awalan “pe” danakhiran “an” yang mengandung artiperbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilahpendidikan semula berasal dari bahasaYunani, yaitu “paedagogie” yang berartibimbingan yang diberikan kepada anak.Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan n. Dalam bahasa Arab istilah inisering diterjemahkan dengan “tarbiyah”yang berarti pendidikan.Sedangkan Ahmad D. Marimba(1989) mendefiniskan pendidikan sebagaisuatu bimbingan atau pimpinan secara sadaroleh pendidik terhadap perkembanganjasmani dan rohani peserta didik menujuterbentuknya kepribadian yang utama.Penelitian kualitatif bersifat induktif,maksudnyapenelitimembiarkanKonsep Pendidikan Karakter Menurut Al-Ghazali DalamKitab Ayyuha Al-WaladAbi Iman Tohidi18

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian IslamDalam perkembangannya, istilahpendidikanberartibimbinganataupertolongan yang diberikan dengan sengajaterhadap anak didik oleh orang dewasa agaria menjadi dewasa. Dalam perkembanganselanjutnya, pendidikan berarti usaha yangdijalankan oleh seseorang atau sekelompokorang untuk mempengaruhi seseorang atausekelompok orang agar menjadi dewasaatau mencapai tingkat hidup danpenghidupan yang lebih tinggi (mental).Dengan demikian pendidikan berarti segalausaha orang dewasa dalam pergaulandengan anak-anak untuk memimpinperkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Dalam konteks ini, orangdewasa yang dimaksud bukan berarti padakedewasaan fisik belaka, akan tetapi bisapula dipahami pada kedewasaan psikis(Ramayulis, 2015).Karakter berasal dari bahasa latin,kharakter atau bahasa yunani kharasseinyang berarti to engrave. Kata to engravebisa diterjemahkan mengukir, melukis,memahatkan atau menggoreskan. DalamKamus Besar Bahasa Indonesia, katakarakter diartikan sebagai thabiat, sifat-sifatkejiwaan, akhlak atau budi pekerti yangmembedakan seseorang dengan yang lain(Echols&Shadly, 1988).Secaraetimologi,paraahlimendefinisikan karakter dengan arti yangberbeda-beda. Doni Koesoema memahamikarakter sama dengan kepribadian, yaituciri atau karakteristik, atau gaya, atau sifatkhas dari diri seseorang yang bersumberdari bentukan-bentukan yang diterima darilingkungan, misalnya keluarga pada masakecil (Koesoema,2010).SedangkanMulyasa(2012)merumuskan karakter dengan sifat alamiseseorang dalam merespon situasi yangdiwujudkan dalam prilakunya. KarakterKonsep Pendidikan Karakter Menurut Al-Ghazali DalamKitab Ayyuha Al-WaladVol 2. No 1 Agustus 2017juga biasa diartikan sebagai totalitas ciriciri pribadi yang melekat dan dapatdiidentifikasi pada perilaku individu yangbersifat unik, dalam arti secara khusus ciriciri ini membedakan antara satu individudengan yang lainnya, dan karena ciri-cirikarakter tersebut dapat diidentifikasi padaperilaku individu dan bersifat unik, makakarakter sangat dekat dengan apat bahwa karakter adalah sifatmantap, stabil dan khusus yang melekatdalam diri seseorang yang membuat nyabersikap dan bertindak secara otomatis,tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan, tanpamemerlukanpemikiran/pertimbanganterlebih dahulu. Pengertian karakter inisama dengan definisi akhlak dalam Islam,yaitu perbuatan yang telah menyatu dalamjiwa / diri seseorang, atau spontanitasmanusia dalam bersikap sehingga ketikamuncul tidak perlu dipikirkan lagi.Al-Ghazali (1998) dalam kitab Ihya’Ulumuddiinmenyatakanpengertiankarakter. Menurut beliau, karakter ialahsuatu sifat yang tertanam dalam jiwa yangdari padanya tumbuh perbuatan-perbuatandengan mudah dan tidak memerlukanpertimbangan.Dalam bahasa Indonesia, pemakaianistilah karakter, akhlak, moral, etika, danbudi pekerti meskipun memiliki maknayang berbeda, namun sesunggunhnyamemiliki kesamaan substansif jika dilihatsecaranormatif,karenakelimanyamenguatkan suatu pola tindakan/perilakuyang dinilai baik dan buruk, hanya polayang digunakan didasarkan pada ukuranukuran dan sumber yang berbeda. Jikaakhlak, mengukur baik dan burukberdasarkan kaca mata ajaran agama,karakter dinilai menurut pandanganAbi Iman Tohidi19

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islampsikologi, etika diukur menurut n menurut pola hidupbermasyarakat yang rujukannya diambildari sosial normatif masyarakat (sosiologi)Syarbini (2016).Pendidikan karakter adalah segalasesuatu yang dilakukan seseorang guruyang mampu mempengaruhi peserta didik.Hali ini mencakup keteladanan bagaimanaberperilaku, berbicara, bertoleransi danberbagai hal lainnya. Hal ini mencakupketeladanan bagaimana perilaku guru, caraguru berbicara atau menyampaikan materi,bagaimana guru bertoleransi, dan berbagaihal terkait lainnya ut Syarbini adalah upaya sadar,terencanadansistematisdalammembimbing peserta didik agar memahamikebaikan (knowing the good), merasakankebaikan (feeling the good), mencintaikebaikan (loving the good), menginginkankebaikan (desiring the good), danmelakukan kebaikan (acting the good), baikterhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirisendiri, orang lain, lingk

konsep pendidikan karakter menurut al-Ghazali dalam kitab ayyuhal-walad. Kata Kunci : character education, al - Ghazali and Ayyuhā al-walad Pendahuluan . kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat, dan terciptanya manusia yang mempunyai wajah qurani. Al-Qur an menyebut secara umum tujuan .

Related Documents:

pembelajaran karakter di sekolah-sekolah dan bentuk model teoretis integrasi pendidikan karakter lintas agama. Key words: lintas agama, pendidkan karakter, penelitian dan pengembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah .

Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia,

pendidikan karakter yang efektif bagi pembangunan budi pekerti subjek didik. Semoga kehadiran buku ini makin memperkaya khazanah wacana pendidikan karakter sekaligus dapat menjadi rujukan yang baik dalam pengembangan pendidikan karakter di perguruan tinggi di negeri ini. Dengan

Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama BAB II: PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SECARA TERINTEGRASI DI DALAM PROSES PEMBELAJARAN 39 A. Pembelajaran Kontekstual 39 B. Integrasi Pendidikan Karakter di Dalam Pembelajaran 45 1. Perencanaan Pembelajaran 45 2. Pelaksanaan Pembelajaran 51 3. Evaluasi Pencapaian Pembelajaran 59 4.

F. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 7 BAB II : PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN DIRI, DAN BUDAYA SEKOLAH A. Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 11 B. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 14

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pembimbing : 1 Ardhana Januar, S.AP. M.KP Pembimbi : 2 Drs.Mahmud Isro’i, M.Pd Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Disiplin Siswa Pendidikan karakter diartikan sebagai : Karakter berasal dari akar kata bahasa Latin yang berarti dipahat (Hidayatullah, 2010: 12).

Pendidikan karakter pada pendidikan formal berlangsung pada lembaga pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, MAK dan Perguruan Tinggi melalui pembelajaran, kegiatan ko dan ekstrakurikuler, penciptaan budaya satuan pendidikan, dan pembiasaan. Sasaran pada pendidikan formal adalah peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. 2.

The new industry standard ANSI A300 (Part 4) – 2002, Lightning Protection Systems incorporates significant research in the field of atmospheric meteorology. This relatively new information has a pro-found impact on the requirements and recommendations for all arborists who sell tree lightning protection systems. Since there are an average of 25 million strikes of lightning from the cloud to .