BAB IV KONSEP DAKWAH IMAM AL-GHOZALI DALAM IHYA ULUMUDDIN .

3y ago
67 Views
2 Downloads
507.52 KB
14 Pages
Last View : 27d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Josiah Pursley
Transcription

BAB IVKONSEP DAKWAH IMAM AL-GHOZALI DALAM IHYA ULUMUDDINA. Konsep Dakwah Di Dalam IslamIslam merupakan agama yang terakhir yang diturunkan Allah kepadaNabi Muhammad SAW, untuk membina umat manusia agar berpegang teguhkepada ajaran-ajaranya yang benar dan di Ridhoi-Nya serta untuk mencapaikebahagiaan di dunia dan di akhirat.Sebagaimana agama yang terakhir, Islam merupakan agamapenyempurna dari keberadaan agama-agama sebelumnya. Perkembanganagama Islam yang disebarkan oleh nabi Muhammad SAW di Mekkahkemudian ke Madinah, dan kemudian berkembang keseluruh penjuru duniatidak lain adalah karena adanya proses dakwah yang di lakukan oleh paratokoh Islam. Perkembangan dakwah Islamiyah inilah yang menyebabkanagama Islam senantiasa berkembang dan disebarluaskan kepada masyarakat.Perkembangan agama Islam sangat menakjubkan bagi para pengamat sejarah.Nabi Muhammad SAW (571-632) adalah peletak dasar agama Islam karenaNabi adalah pembawa agama Islam.1Menurut L. Stoddart, dalam The New Word Of Islam, bahwa“Bangkitnya Islam merupakan suatu peristiwa menakjubkan dalam sejarah1Samsul Munir, Ilmu Dakwah ed 1 cet 2 (Jakarta : Amzah 2013),p. 1659

60manusia. Hanya dalam tempo seabad saja, dari gurun tandus dan suku bangsaterbelakang, Islam telah tersebar hampir menggenai separuh dunia.Menghancurkan kerajaan kerajaan besar, memusnahkan beberapa agamabesar, yang telah dianut berbilang zaman dan abad. Mengadakan revolusiberpikir dalam jiwa dan bangsa. Dan sekaligus membina satu dunia baru yaituDunia Islam.2Boleh dikatakan munculnya keperluan baru dalam kegiatan yakebutuhanmasyarakat terhadap dakwah. Dakwah bukan lagi sekedar bermakna sebuahretorika di pusat-pusat keagamaan, ia juga harus menjadi komunikasinonverbal atau dakwahl bil hal.3Perluasan kegiatan dakwah (Desentralisasi yang dibarengi olehverifikasi mubalig atau da’i), akan sangat relevan dengan kebutuhanmasyarakat, konsep dakwah masa depan idealnya adalah dakwah yang tidakmenyempitkan Cakrawala umat dalam emosi keagamaan dan keterpencilansosial. Dakwah yang diperlukan adalah dakwah yang mendorong perluasanpartisipasi sosial.Dakwah sendiri mempunyai pengertian panggilan atau seruan bagiumat manusia agar menuju jalan Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surat yusufayat 108:2L. Stoddart, The New Word Of Islam (Dunia Baru Dalam Islam). (Jakarta : panitia penerbit1996),p.113Andi Abdul Muis, Komunikasi Islam (Bandung : Rosdakarya 2001),p. 133

61ِ قُلۡ َٰى ِذهۦِ سبِيلِيۡ أدۡعوۡاْ إَِل ٱللَّ ِوۡ عل َٰى ب ۡ صريةٍ أناۡ وم ِن ٱتَّب ع ِن ُ و ُسبۡ َٰحن ٱللَّ ِو وماۡ أناۡ ِمن ٱلۡ ُمشۡ ِركِني Artinya : katakanlah “inilah jalan agama ku, Aku dan orang-orang yangmengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata,Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS.Yusuf : 108)Dakwah adalah menyampaikan pesan-pesan suci dan luhur yangbersumber dari ajaranagama. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia,dakwah telah menjadi bagian dari gerak hidup dan dinamika di Indonesia.Substansi dakwah yang disampaikan setidaknya mencakup dua hal, yakniajakan berbuat kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah berbuat penyimpangan(nahyu munkar).B. Konsep Dakwah Imam Al-Ghozali Dalam Kitab Ihya UlumuddinKetahuilah bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah kutub yang palingagung di dalam agama. Yaitu amar yang karenanya Allah mengutus para nabiseluruhnya, jika dilipat permadaninya dan diabaikan ilmu dan amalnya tentumenyebarlah kesesatan, meluaslah kebodohan, binasalah negeri, danhancurlah semua hamba. Maka kita berlindung kepada Allah jika harus hilangdari kutub ini amal dan ilmunya, harus terhapus secara total.44Mahmud Mahdi, Muhammad ied . Buku Putih Ihya Ulumuddin Imam Al-Ghozali (Bekasi :Darul Falah),p. 230

62Dalam menguraikan pokok bahasan ini yaitu konsep dakwah ImamAl-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, penulis akan membaginya dalambeberapa sub bahasan. Sebagai salah satu ulama Hujjatul Islam yang telahlama dalam mengabdikan diri pada gelanggang dakwah. Beranjak dari studianalisis kitab Ihya Ulumuddin, penulis akan membagi pokok bahasan dalambab ini adalah sebagai berikut: Gagasan Imam Al-Ghazali tentang Dakwahdan Konsep Dakwah menurut Imam Al-Ghazali.1. Gagasan Imam Al- Ghazali Tentang DakwahPengaruh keluarga khususnya dari sang ayah dalam membentukpribadi Imam al-Ghazali sebagai seorang da’i memberikan pengaruh besarkepada beliau dalam memaknai dakwah dan sepak terjang beliau dalamkancah berdakwah, Imam al-Ghazali merupakan seorang ulama yangmemiliki pemikiran cemerlang, bukan saja dalam agama tetapi beliau jugamampu memahami tentang kehidupan. Terlihat dari analisanya terhadapkondisi umat, serta kemampuannya dalam memecahkan problematika umat.5Itu semua dapat dilihat dari berbagai pemikiran dakwahnya yangbeliau curahkan melalui kitab-kitabnya, yang tercantum dalam kitab IhyaUlumuddin, kitab yang ditulis di awal abad ke-5 Hijriyah, ini mempunyaipengaruh besar dalam membendung serangan materialisme yang ateistik, danberupaya merobohkan pondasi bangunan agama dengan cara menghembuskan5Httpnusudan.blogspot. com201202 konsep-dakwah-sufi-relevansinya-diera.html (diaksestanggal 10 maret 2015)

63racun-racunnya berupa pikiran-pikiran batiniah yang jahat dan dipersiapkandengan rencana yang matang.Sekarang sejarah mengulang dirinya. Imam Al-Ghazali denganrisalah-risalah dan kitab- kitabnya, terutama kitab Ihya, tampil menghadapiserangan materialisme yang buas dalam pakaian ilmu dan teknologi sebagaiganti filsafat dan Safistaisme.Gagasan Imam Al-Ghazali tentang dakwah mencakup seluruh aspekkehidupan, mencakup: aqidah, syariah, akhlak, muamalah dan dakwah,termasuk di dalamnya bidang sosial, ekonomi dan sebagainya. Secara jelas,alur gagasan Imam al-Ghazali dapat dilihat dalam kitab Ihya Ulumuddin.Secara ringkas, kitab ini menggambarkan sistem kehidupan Islam, mnjelaskanpersoalan mainstream fiqhiyah, seperti taklid madzhab, pembahasan tentangdalil, penilaian terhadap masing-masing pendapat, dan akhirnya Imam alGhazali menawarkan pendapat yang dinilainya relatif benar dan kuat. Serta didalamnya banyak disinggung fenomena-fenomena sosiologis dan psikologis.Merujuk pada kitab Ihya Ulumuddin, gagasan dakwah Imam al-Ghazali dapatdi jelaskan secara singkat sebagai berikut:Dakwah merupakan salah satu bagian dari usaha penyebaran danpemerataan ajaran Islam disamping amar ma’ruf nahyi munkar sebagaikewajiban umat Islam dimanapun berada dan dalam kedudukan apapun.Karena amar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan nahi munkar (melarangberbuat kemunkaran) adalah kutub yang terbesar dalam urusan agama. Seperti

64yang ditegaskan dalam kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali jilidII sebagai berikut:ِ ِ ِ ُّ او مت قلِ ًدا لِت ْن ِفي ِد ىا ُُم ِّد دا ِِل ِذ ضا بِأ ْعبِإ ىا وُمتش ِّمًرا ِِف إِ ْحيِإ ىا ً السنَّة الدا ثرةِ نا ى ًُْ ِْ ْ كان ُمستأْ ثِرا ِم ْن ب الز ما ِن إَِل إِما ْ ني َّ اْل ْل ِق بِِإ ْحي ِاء ُسن َِّة أفْضى ً ِْ تتِها ومستبِ ًدا بُِقر ب ِة ت تضا أ ُل درج ِ ات الْ ُقر ب ُد ْون ذُ ُرْوِِتا فِإ َّن ْاْل ْمر ُْْْ ب ْاْل ْعظ ُم ِِف الدِّيْ ِن ْ بِا لْم ْع ُرْوِِف والن ُ ْ َّه ُى ع ِن الْ ُمْنك ِر ُىو الْقط Artinya: “Maka bahwa amar ma’ruf dan nahi munkar adalah kutub yangterbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting yangkarenanya Allah mengutus para Nabi semuanya. Jikalau permadani amarma’ruf nahi munkar dilipat dan ilmu dan amalnya tidak dipergunakan,niscaya syi’ar kenabian kosong, keagamaan menjadi rusak, kekosonganmerata, kesesatan tersebar, kebodohan terkenal, kerusakan menjalar,kekoyakan melebar, negeri binasa, hamba-hamba binasa dan mereka tidakmerasa dengan kebinasaan kecuali pada hari kiamat dan itu adalah yangbenar-benar kami takutkan akanterjadi”6Maksud dari pernyataan diatas, menurut Imam al-Ghazali dakwahadalah seruan kepada orang lain agar melakukan kemakrufan dan mencegahdari kemunkaran atau usaha untuk mengubah keadaan yang buruk dan tidakIslami menjadi baik sesuai dengan ajaran Islam. Dari uraian tersebut penulisdapat menyimpulkan bahwa dakwah adalah segala usaha dan kegiatan yangdisengaja dan berencana dalam wujud sikap, ucapan, dan perbuatan yang6٣.٢ اما رة هللا ) ص : ( سر با ي , إحياء علو م الد ىن , لإلمام الغزالى

65mengandung ajakan dan seruan, baik secara langsung maupun tidak langsungyang ditujukan baik kepada orang perorangan, masyarakat maupun golongan,supaya tergugah jiwanya terpanggil hatinya untuk mengikuti ajaran Islamdengan jalan mempelajari dan menghayati serta mengamalkannya dalamkehidupan sehari-hari dalam melakukan perbuatan yang baik dan mencegahdari perbuatan yang buruk.2. Konsep Dakwah Iman Al-Ghozali Dalam Kitab Ihya Ulumuddin اِْ ْسب ِة الَِّت ِىي ِعبا رة شا ِملة لِ ْل ْم ِر بِا الْم ْع ُر ْو ِف والنَّ ْه ُي ع ِن ْ اِ ْعل ْم أ َّن ْاْل ْر كا ُن ِف ِ الْمنْك ِر أرب عة ال ْحت ِسب والْم ْحت ِسب علْي ِو والْم ْحت ِسب فِْي ِو ون ْفس ْالِ ْحتِسا ب ف ه ِذهِ أ ْر ب عة أ ْر ُُ ُُُُُْ ْ7 ُش ُرْوط ِمنْ ها ِحد وا ولِ ُك ِّل كا ُن Ketahuilah dalam konsep dakwahnya Imam Al-Ghazali ada 4 rukun dalammelakukan amar ma’ruf nahi mungkar, yaitu: orang yang menyeru (almuhtasib), orang yang diseru (al-muhtasab alaihi), perbuatan yang diserukan(al-muhtasab fih), dan seruan itu sendiri (al-ihtisab).8a. Da’i (Muhtasib)Sesuai dengan namanya tugas seorang da’i (muhtasib) adalah seorangkomunikator sebagai penyampai pesan dakwah (ajaran-ajaran Islam) yangdisampaikan kepada mad’u (umat manusia). Menurut Imam al-Ghazali,memberi petunjuk kepada orang lain adalah cabang dari memperoleh petunjukdan demikian pula meluruskan orang lain adalah cabang dari istiqamah.78٢03 اما رة هللا) ص : ( سر با ي , إحياء علو م الد ىن , لإلمام الغزالى Ahmad Abdurraziq, Ringkasan IhAya Ulumuddin cet 11 (Jakarta : Sahara 2014),p. 247

66Dari pernyataan Imam al-Ghazali diatas penulis menyimpulkan bahwaukuran atau kadar baik tidaknya seorang da’i dapat dilihat dari perannyadalam meningkatkan kepekaan spiritualitas kemanusiaan atau sebaliknya.Apabila seorang da’i tersebut mampu mengajak mad’unya menuju jalankebaikan rahmatan lil ‘alamin dengan merasakan keagungan sang khalik,lebih kreatif dalam menghadapi lingkungannya, lebih jauh melihat masadepannya, maka da’i tersebut telah berhasil dalam mensyiarkan dakwahislamiyah.Namun sebaliknya apabila da’i tersebut tidak mampu mengajakmad’unya menuju jalan kebaikan rahmatan lil ‘alamin tetapi berbalik arahmenuju jalan keburukan maka da’i tersebut gagal dalam mensyiarkan dakwahislamiyahnya.Dalam kitab Ihya ulumuddin, Imam al-Ghazali mengemukakanseorang da’i dalam melaksanakan tugasnya memiliki syarat-syarat sebagaiberikut:9Syarat pertama: yaitu mukallaf. Maka tidak tersembunyi segipersyaratannya. Karena orang yang tidak mukallaf, tidaklah wajib atasnyasesuatu. Dan apa yang kami sebutkan, kami maksudkan syarat wajibnya.Adapun mungkinnya berbuat dan memperolehannya, maka tidak adayang memanggilnya, selain akal . sehingga anak kecil, yang hampir dewasa,yang telah dapat membedakan diantara yang buruk dan yang baik, walaupun9Abdurraziq, Ringkasan Ihya Ulumuddin p.248

67ia belum mukallaf, maka baginya dapat menantang perbuatan-perbuatanmunkar. Ia dapat menuangkan khmar dan menghancurkan alat permainan.10Apabila ia berbuat demikian, niscaya ia memperoleh pahala. Dantiadalah bagi seseorang melarangnya, dari segi dia itu belum mukallaf.Sesungguhnya perbuatan tersebut itu mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala(qurbah). Dan dia termasuk diantara orang yang berhak kepadanya seperti:shalat, menjadi imam dan lainnya.Dan tidaklah hukum amar-ma’ruf dan nahi munkar itu sama denganhukum memegang pemerintahan. Sehingga perlu disyaratkan padanyamukallaf. Dan karena itulah, kami tetapkan wajibnya amar ma’ruf dan nahimunkar atas budak dan masing-masing rakyat, benar pada mencegahkemunkaran dengan perbuatan dan membatalkan perbuatan munkar itusemacam pemerintahan dan kekuasaan. Tetapi hal itu dapat diperolehfaedahnya dengan semata-mata iman,seperti membunuh orrrannng yangmusyrik, membatalkan sebab-sebab kemusyrikan dan mencabut senjatasenjatanya.Sesungguhnya anak kecil boleh berbuat demikian, dimana tidakmendatangkan kemeralatan kepadanya. Mencegah dari perbuatan fasiq adalahseperti mencegah dari kufur.111011Ismail Yakub, Terjemahan Ihya Ulumuddin cet 2 (Semarang : Faizan 1978),p. 470Yakub, Terjemah Ihya Ulumuddin .p. 471

rsyaratannya. Karena ini pertolongan bagi agama.Syarat ketiga : yaitu adil. Sebagian ulama memandang adil itu syarat,dan mengatakan bahwa : orang fasiq tidak menjadi muhtasib. Mungkinmereka mengambil dalil dengan tantangan yang dating kepada orang yangmenyuruh sesuatu, yang tidak kerjakannya. Seumpama firman Allah Ta’ala : أتأۡ ُم ُرون ٱلنَّاس بِٱلۡبِِّر وتنسوۡن أن ُفس ُكمۡ وأنتُمۡ تتۡلُون ٱلۡكَِٰتبۡ أفَل ٤٤ تعۡقِلُون Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamumelupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir (Al-Baqarah ayat 44).Dan firman Allah Ta’ala :٣ كبُر مقۡتًا ِعند ٱللَّ ِو أن ت ُقولُواْ ما ل تفۡعلُون “Besarlah kutukan dari Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamukerjakan”. (Ash-Shaff, ayat 3)- Orang mukallaf- Muslim dan orang yang sanggup. Maka keluar dari padanya anak kecil,orang kafir dan orang yang lemah dan masuk satu persatu rakyat walaupuntidak diijinkan dan masuk di dalamnya orang fasiq dan budak wanita.

69- Adil, seorang da’i harus bisa bersikap adil terutama dalammenyelesaikansuatu perselisihan. Dalam menyampaikan pesan dakwah tidak berlebihlebihan sehingga keluar dari Al-Quran dan al-Hadits serta seorang da’idalam bertingkah laku harus sesuai, baik dalam perkatan maupunperbuatannya tidak mengingkari apa yang telah dkatakannya yaitumenyuruh perbuatan baik yang ia tidak melakukannya.b. Perbuatan yang diserukan (al-muhtasab fih)dari kejadian uni dapat diketahui bahwa perbuatan yang diserukanharuslah perbuatan yang sudah ma’lum (diketehui secara umum), bukanmasalah ijtihadiyahdan bukan pula masalah-masalah yang diperselisihkanoleh para imam madzhab yang mu’tabar (diakui). Oleh karenanya orang yangbermadzhab Syafe’I tidak boleh mengingkari pendapat orang yangbermadzhab Hanafi yang membolehkan meminum perasan anggur (nabidz)yang tidak memabukkan. Demikian pula orang yang bermadzhab Hanafi tidakboleh mengingkari pendapat orang yang bermadzhab Syafe’I yangmemperbolehkan makan biawak atau kadal.12Syarat pertama : adanya kemunkaran itu. Kami maksudkan bahwa ditakuti terjadi kepada agama. Kami tukar dari perkataan ma’shiat kepada ini(perkataan munkar). Karena munkar, lebih umum dari ma’shiat . karenabarang siapa melihat anak kecil atau orang gila meminum khamar, makaharuslah ia menuangkan khamarnya dan melarang meminumnya12Abdurraziq, Ringkasan Ihya Ulumuddin p. 249

70Syarat kedua : bahwa munkar itu ada pada waktu sekarang. Yaitumenjaga juga dari hisbah atas orang yang telah selesai minum khamar, makayang demikian taidalah atas seseorang pribadi dan munkar telah berlalu. Danmenjaga juga dari apayang akan terjadi pada keadaan yang berikutnya.Syarat ketiga : bahwa perbuatan munkar itu jelas bagi si muhtasib,tanpa diintip. Maka tiap-tiap orang yang menutup perbuatan ma’shiat dirumahnya dan mengunci pintunya.Syarat ke empat : bahwa munkar itu diketahui tanpa ijtihad, maka tiaptiap yang berada pada tempat ijtihad, niscaya tiada hisbah padanya. 13c. Orang yang diseru (al-muhtasab alaihi)Sedangkan rukun lainnya adalah orang yang diseru syaratnya adalah iaharuslah manusia. Oleh karenanya kita harus tetap melarang anak-anak dariminum khamar. Sedangkan perbuatan-perbuatan yang tidak termasuk dalamperilaku mungkar bagi anak-anak dan orang gila maka tidak perlu dilarang.14Syaratnya : bahwa muhtasab alaih dengan sifat, yang menjadikanperbuatan yang dilarang dari padanya, terhadap dirinya itu, adalah pembuatmunkar. Sedikitnya yang memadai untuk demikian ialah : bahwa muhtasabalaih itu manusia. Dan tidak di isyaratkan mukallaf. Karena telah kamiterangkan, bahwa anak kecil jikalau meminum khamar, niscaya dilarang dandilakukan ihtisab kepadanya. Meskipun ia belum baligh. Dan tidak1314Yakub, Terjemah Ihya Ulumuddin .p. 5Abdurraziq, Ringkasan Ihya Ulumuddin p. 250

71disyaratkan mumayiz (dapat membedakan anatara yang bermanfaat dan yangtidak), karena telah kami terangkan, bahwa orang gila jikalau berzina denganwanita gila atau mendatangi hewan betina, niscaya wajiblah dilarang daripadanya.15d. Penyeru kebaikan (muhtasib)Telah kami sebutkan penguraian-penguraian adab pada masing-masingtingkat. Dan sekarang kami sebutkan jumlahnya dan sumber-sumbernya.Maka marilah kami terangkan :Semua adab muhtasib, sumbernya adalah tiga sifat pada muhtasibsendiri : ilmu, wara dan ahlak yang baik.Adapun Ilmu : maka hendaklah muhtasib itu mengetahui situasihisbah, batas-batasannya, tempat-tempat berlakunya dan penghalangpenghalangnya. Supaya ia menyingkatkan di atas batas agama.16Wara : supaya ia mencegah dirinya dari pada menyalahi apa yangdiketahui. Maka tidaklah semua orang yang berilmu, mengamalkan menurutilmunya. Bahkan kadang-kadang ia tahu, bahwa ia berlebih-lebihan padahisbah itu dan bertambah diatas batas yang diizinkan kepada Agama. Akantetapi didorong kepadanya oleh suatu maksud, maka hendaklah perkataan danpengajarannya di terima orang. Bahwa orang fasiq itu akan mempermainkan1516Yakub, Terjemah Ihya Ulumuddin .p. 516Yakub, Terjemah Ihya Ulumuddin .p. 532

72muhtasib apabila berihtisab. Dan mengakibatkan orang berani terhadapmuhtasib.Adapun baik ahlaq, maka hendaklah ia berketetapan dengan lemahlembut dan kasih saying. Itulah pokok sebab-sebabnya, Ilmu dan wara tiadamemadai, kemarahan apabila berkobar-kobar, niscaya tiada mencukupisemata-mata ilmu dan warauntuk mencegahnya, selama tidak ada padatabiatnya, penerimaan dengan baik ahlak. Dan sebenarnya wara itu tidaksempurna, selain bersama kebaikan ahlak dan mampu mengekang nafsusyahwat dan kemarahan.Etika yang harus dimiliki sebagai penyeru kebaikan adalah hendaknyaia orang yang berilmu, wara, berahlak baik, mengetahui batas-batas tugasseorang muhtasib, mengamalkan apa yang diserukannya dengan penuhkerendahan hati, hanya membatasi diri pada batas-batas ajaran yangdisyari’atkan, bersikap lemah lembut, tidak bersikap kasar yang justru dapatmenimbulkan kerusakan yang lebih besar dibandingkan dengan kemaslahatanyang dihasilkan. Hendaknya perbuatan menyeru kepada kebaikan yangdilakukannya dipandang sebagai sedekah sehingga ketika ada orang yangmenghalanginya dan menimpakan sesuatu yang dibencinya, jangan sampaidirinya melampaui batas-batas yang sudah ditentukan syara’ dan melupakantugasnya sebagai muhtasib, bahkan melakukan kemungkaran.

dan Konsep Dakwah menurut Imam Al-Ghazali. 1. Gagasan Imam Al- Ghazali Tentang Dakwah Pengaruh keluarga khususnya dari sang ayah dalam membentuk pribadi Imam al-Ghazali sebagai seorang da’i memberikan pengaruh besar kepada beliau dalam memaknai dakwah dan sepak terjang beliau dalam kancah berdakwah, Imam al-Ghazali merupakan seorang ulama yang

Related Documents:

POLA DAKWAH TRANSFORMASIONAL PADA ORGANISASI FORUM PEMUDA CINTA DAKWAH SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Dalam Ilmu Manajemen Dakwah Oleh: NURHASANAH NIM. 151 633 0042 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

Ahmad Furqon (1401026016), Strategi Dakwah Habiburrahman El Shirazy Pada Film “Dalam Mihrab Cinta”. Skripsi, Program Studi Televisi Dakwah, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018. Strategi dakwah merupakan salah satu faktor penunjang yang .

22 BAB II KERANGKA TEORI DESAIN GRAFIS, KONSEP DAKWAH DAN DESAIN GRAFIS SEBAGAI SENI DAKWAH A. Desain Grafis 1. Pengertian desain grafis Graphic, atau Grafis dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Yunani Graphein yang berarti menulis atau menggambar. Sementara itu, istilah Seni

pemikiran Imam Al-Ghazali (2) Bagaimana pemikiran Imam Al-Ghazali tentang konsep pendidikan akhlak (3) Bagaimana relevansi konsep pemikiran akhlak Imam Al-Ghazali dalam konteks kekinian. Skripsi ini merupakan jenis penelitian yang bersifat library research atau studi kepustakaan. Data primer dan sekunder diperoleh memlalui penelitian

BAB II KAJIAN TEORI A. PENGERTIAN DAKWAH Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab : -اعَد وعد –وعدَْيyang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil seruan, permohonan, dan permintaan.1 Dalam pengertian lain menyebutkan dakwah merupakann bahasa

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN . PENGEMBANGAN KAMPUNG NELAYAN . Pada bab ini akan dilakukan sinstesis analisis guna mendapat arahan konsep desain Pengembangan Kampung Nelayan Karangwuni yang tepat sasaran. 6.1 KONSEP SISTEM LINGKUNGAN . 6.1.1 KONSEP KONTEKS FISIKAL . Kampung Nelayan berlokasi di Dusun Karangwuni, Desa Karangwuni,

INTERNATIONAL GCSE Accounting . SPECIFICATION Pearson Edexcel International GCSE in Accounting (4AC1) For first teaching in September 2017 First examination June 2019