A. Konsep Pembelajaran Tematik

3y ago
61 Views
2 Downloads
209.22 KB
23 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Helen France
Transcription

PEMBELAJARAN TEMATIK DAN APLIKASINYA DI SEKOLAH DASAR (SD)OlehIsniatun MunawarohA. Konsep Pembelajaran TematikPenetapan pembelajaran tematik dalam pembelajaran di kelas rendah SD tidak terlepasdari perkembangan akan konsep pendekatan terpadu itu sendiri. Karena pada dasarnyapembelajaran tematik merupakan terapan dari pembelajaran terpadu. Pendekatan terpadu berawaldari konsep interdisipliner dalam kurikulum terpadu yang dikemukakan oleh Jacob (1989).Kurikulum terpadu cenderung lebih memandang bahwa suatu pokok bahasan harus terpadu(integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pelajaran padasatu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau matapelajaran yang diperlukan. Sehingga batas-batas antara mata pelajaran dapat ditiadakan.Kurikulum terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara kelompokmaupun individu dengan lebih memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar,memungkinkan pembelajaran bersifat individu terpenuhi.Pendekatan terpadu menekankan pada keterkaitan (linkages) dan keterhubungan(relationship) antar berbagai disiplin. Sifat keterhubungan antar disiplin itu pada kenyataannyamelahirkan sejumlah variasi, yang memiliki makna yang tidak persis sama ( Jacob,ED.,1989).diantaranya adalah sebagai berikut .a. Paralel disiplin ; Pembelajaran yang mengurutkan suatu pelajaran dengan pelajaran lainberkenaan dangan suatu isu atau konsep yang sama .b. Lintas disiplin atau crossdisciplinary ; Pembelajaran yang memandang satu bidang studidari perspektif bidang studi lain .1 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

c. Pluridisiplin ; Pembelajaran yang menghubungkan antar dua bidang studi yang berbedadengan menggunakan sebuah tema.d. Multidisplin ; Pembelajarn yang bertolak dari suatu tema dengan mengusung satu bidangstudi inti, dan menyertakan pula bidang studi lain. Tak ada upaya untuk menghubungkanantarbidang studi.e. Interdisiplin ; Pembelajaran yang secara sadar menghubungkan tujuan ,isi, dan kegiatanbelajar dari berbagai bidang studi yang berbeda untuk menggali sebuah temaf. Keterpaduan hari atau integrated-day; Progam pembelajaran sehari (full day progam) yangdidasarkan atas tema utama dan masalah yang muncul dari dunia anak. Penekananya padasuatu pendekatan organic terhadap kehidupan kelas yang berfokus pada kurikulum yangdigali dari pernyataan dan minat anak.g. Progam lengkap atau complete progam ; Pembelajaran yang bertolak dari kurikulum yangbersumber dari kehidupan siswa. Ini adalah bentuk terekstrim dari interdisiplin dan progamintergratif yang total karena kehidupan siswa sama dengan sekolah.Bertolak dari konsep pendekatan terpadu yang dianut Jacob tersebut, Fogarty (1991:14)menyatakan bahwa ada 10 model integrasi pembelajaran, yaitu model fragmented, connected,nested, sequenced, shared , webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Modelmodel itu merentang dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit, mulai dari separadetsubject sampai eksplorasi kerpaduan antar aspek dalam satu bidangstudi (model fragmented,connected nested), model yang menterpadukan antar berbagai bidang studi (model sequenced,shared,webbed, threaded, intergrated), hingga menterpadukan dalam diri pembelajar sendiri danlintas pembelajar (model immersed dan network).Konsep dari masing masing model tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.2 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

1. Model fragmented; pengajaran bidang studi terpisah dari bidang studi lain. Matematikabukan sejarah, bahasa bukan seni,dsb. Model tradisional merupakan prioritas gurusebelum mereka beralih kelintas disiplin.2. Model connected; aspek aspek pelajaran dalam satu bidang studi dihubungkan dari suatutopic lain, konsep- konsep, keterampilan ke keterampilan, melalui gagasan yangberhubungan secara eksplisit.3. Model nested; pengajaran suatu bidang studi dengan target berbagai keterampilan social,keterampilan berpikir, dan keterampilan tentang substansi khusus.4. Model sequenced; pelajaran suatu topic atau unit didata ulang dan diurutkan bertepatanantara satu bidang studi dengan yang lainya. Contoh, bahasa menyajikan novel tertentuyang mencerminkan periode sejarah tertentu, dan guru sejarah tertentu, dan guru sejarahmengajarkan periode sejarah yang sama. Aktivitas masing masing kegiatan mempertinggiyang lain.5. Model shared;pembelajaran bertolak dari dua displin yang berbeda, yang memilikiketumpangtindihan konsep atau aketerampilan untuk memikat keterpaduan pembelajaran6. ntematikuntukmenterpadukan bidang studi. Sutau tema di kembangkan seperti jaring laba-laba, untukmenurunkan topic, konsep, dan gagasan yang selaras dalam berbagai bidang studi.7. Model threaded; pembelajaran sutau keterampilan (keterampilan berpikir, kerja sama,belajar, mengorganisasikan, social, dsb.) disajikan melalui berbagai bidang studi. Modelini berfokus pada metakurikuler atau perilaku metakognitif sehingga siswa dapat belajartentang bagaimana \belajar. misalnya, keterampilan berpikir hubungan sebab akibat3 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

diajarkan dalam matematika, IPS, bahasa, dan sains. Tak ada penekanan terhadappenerjadian hubungan antar mata pelajaran.8. Model integrated; pembelajaran bertolak dari ketumpangtindihan konsep keterampilandan sikap pada semua bidang studi9. Model immersed; pembelajaran semua bidang studi bertolak dari kaca mata, sudutpandang , pengalaman, dan keahlian pebelajar. Bisa jadi hasilnya terlalu dangkal atausempit, tergantung pada kapasitas pebelajar. Tetapi, keadaan ini menjadikan pebelarmemahami cara pandang dan kemampuanya sendiri.10. Model networked; pembelajaran beranjak dari kaca mata seluruh pebelajar dan para ahlidalam berbagai bidang studi terkait. Karakter model ini membutuhkan input dari luar.,sehingga apa yang telah dipikirkan pebelajar.menjadikan sesuatu yang baru dari segiperspektif, lebih luas, atau, mengakibatkan perbaikan gagasan. dalam mencaripengetahuan, pebelajar akan tergantung pada jaringan sebagai sumber informasi yangutama, yang kemudian mereka saring kembali dngan kaca mata kehlian dan pengalamanmereka. Pebelajar melakukan proses intergrasi melalui seleksi terhadap sesuatu yag diperlukannyaMunurut Sukayati (2009:4) dari kesepuluh model tersebut, hanya ada tiga model yangdikembangkan atau dikenalkan di sekolah maupun lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK)di Indonesia. Ketiga model tersebut adalah (1) model keterhubungan (connected), (2) modeljaring laba-laba (webbed) dan (3) model kerpaduan (integrated).Model keterhubungan, pada prinsipnya mengupayakan dengan sengaja adanyaketerhubungan konsep, keterampilan, topic, ide, kegiatan dalam satu bidang studi. Pada model4 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

ini, siswa tidak terlatih untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena padamodel ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja.Model jaring laba laba (webbed) merupakan model dengan menggunakan pendekatantematik. Karena karakterik dari model ini adalah menggunakan pendekatan tema maka dalammodel ini, tema dijadikan sebagai pemersatu dari beberapa mata pelajaran. Setelah temaditemukan. Baru dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitanya dengan matapebelajaran yang dipadukan.Model keterpaduan merupakan model yang menggunakan pendekatan antar bidang studi.Diupayakan penggabungan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler danmenemukan keterampilan, konsep dan sikap yang tumpang tindih di dalam beberapa bidangstudi. Model ini sulit di laksanakan sepenuhnya mengingat sulitnya menemukan materi darisetiap bidang studi yang benar–benar tumpang tindih dalam satu semester, dan sangatmembutuhkan keterampilan guru yang cukup tinggi dalam perencanaan dan pelaksanaanya.Menurut Susilana (2007:71) pembelajaran yang mungkin digunakan dalam pendekatanterpadu adalah pemecahan masalah, metode proyek, pengajaran unit (unit teaching), inkuiri,diskoveri dan pembelajaran tematik yang dilakukan dalam kelompok atau pun perorangan. Daripenjelasan ini tampak bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu pembelajaran yangdapat dilakukan dalam menerapkan pendekatan terpadu.B. Pengertian Pembelajaran TematikAda banyak ahli yang memberikan pengertian tentang pembelajaran tematik, diantaranyaadalah menurut Joni.T.R (1996;3) yang mengartikan pembelajaran tematik sebagai suatu sistempembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif5 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna danotentik. Pembelajaran tematik akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasitema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam eksplorasitema maka siswa akan sekaligus belajar tentang proses dan isi beberapa mata pelajaran secaraserempak.Senada dengan pendapat di atas, menurut Hadi Subroto (2000;9), pembelajaran tematikadalah pembelajaran yang diawali dengan suatu tema tertentu yang mengaitkan dengan pokokbahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan ataudirencanakan baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajarsehingga pembelajaran menjadi semakin bermakna. Sedangkan menurut Sukmadinata(2004;197) lebih memandang pembelajaran tematik sebagai suatu model pembelajaran denganfokus pada bahan ajaran. Bahan ajaran disusun secara terpadu dan dirumuskan dalam bentuktema-tema pembelajaran. Tema yang dimaksud adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yangmenjadi inti pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya: (1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; (2) Pesertadidik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antarmatapelajaran dalam tema yang sama; (3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalamdan berkesan; (4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5) Peserta didik mampu lebihmerasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;(6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untukmengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajarimatapelajaran lain; (7) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang6 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tigapertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, ataupengayaan.Adapun menurut Sukandi dkk (2001:3), pembelajaran tematik pada dasarnyadimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi dari beberapa matapelajaran dalam suatu tema. Dengan demikian, pelaksanaan dalam pembelajaran tematik dapatdilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran yang disajikan dalam satu pertemuan.Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajaryang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepadasiswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik siswa akan dapat memahamikonsep yang dipelajari melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konseplain yang dipahaminya.Dari beragam pengertian di atas tentang model pembelajaran tematik, maka dapatdisimpulkan bahwa model pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan temauntuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajarbermakna kepada peserta didik di SD kelas rendah. Pembelajaran tematik akan terjadi jikaeksplorasi dari suatu tema yang merupakan inti dalam pembelajaran berjalan secara wajar. Selainitu dibutuhkan juga peran aktif siswa dalam eksplorasi tema tersebut agar dapat dipelajari denganmudah. Kegiatan pembelajaran akan berlangsung diseputar tema kemudian akan membahaskonsep-konsep pokok yang terkait dengan tema yang diusung.7 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

C. Landasan Pengembangan Pembelajaran TematikPembelajaran tematik dikembangkan berdasarkan landasan filosofis, psikologis, normatifdan landasan praktis.Landasan FilosofisModel pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1)Progresivisme, (2) Konstruktivisme, dan (3) aliran Humanisme yang lebih melihat siswa darikeunikan , potensinya dan motivasi yang dimilikinya. Aliran progresivisme memandang prosespembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan,suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran progresivisme menyatakanbahwa pembelajaran seharusnya berlangsung selama alami dan tidak artifisial. Pembelajaranyang terjadi disekolah sekarang ini tidak seperti keadaan dalam dunia nyata sehingga tidakmemberikan makna kepada kebanyakan siswa. Progresivisme hadir sebagai bentukketidakpuasan terhadap formalisme yang bersifat tradisional dan terkesan sangat kaku dankurang mendalam. Progressivisme diusung oleh para tokoh seperti Francis W. Parker yangmendorong lahirnya reformasi sekolah dan John Dewey yang mendirikan Progressive EducationAssociation.Progresivisme berpandangan bahwa pendidikan selalu dalam proses perkembangan yangbersifat dinamis. Pendidikan selalu siap untuk memodifikasi metode dan kebijakan ketikaberhadapan dengan berbagai pengetahuan baru dan perubahan lingkungan/masyarakat.Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus berpusat pada siswa (childcentered) bukan memfokuskan pada guru atau bidang muatannya. Namun hal ini tidak berartibahwa siswa diizinkan untuk megikuti semua keinginannya, karena belum cukup matang untukmenentukan tujuan yang memadai. Siswa memang banyak berbuat dalam menentukan proses8 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

belajar, namun bukan sebagai penentu akhir. Siswa membutuhkan bimbingan dan arahan dariguru untuk melaksanakan aktivitasnya. Menurut kaum progresif, belajar bukan hanya sekedarpenerimaan pengetahuan yang diisikan oleh guru tetapi merupakan alat untuk mengaturpengalaman untuk menangani situasi baru secara terus-menerus dimana perubahan hidupmerupakan tantangan bagi manusia. Jadi dalam proses belajar harus dapat memecahkan masalahyang dihadapi dalam kehidupan manusia.Selain progresivisme, pembelajaran tematik juga dikembangakan menurut alirankontrukstivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu danpengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Aliran ini memandang pengalamanlangsung yang dikontruksi sendiri oleh siswa merupakan kunci dalam pembelajaran. Menurutaliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia melalui hasil interaksidengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitusaja dari seorang guru kepada siswanya, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masingmasing siswa. Aliran konstruktivisme ini melahirkan teori pembelajaran yang dikenal denganteori pembelajaran konstruktivistik.Teori pembelajaran kontrukstivistik merupakan teori pembelajaran kognitif yang barudalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri danmentransformasikan informasi kompleks, mengechek informasi baru dengan aturan lama danmerevisinya apabila tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapatmenerapkan pengetahuan mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatuuntuk dirinya, berusaha dengan berbagai ide (Slavin, 1994). Esensi dari teori konstruktivisadalah ide harus ditemukan sendiri oleh siswa dan mentransformasikan sendiri suatu informasitersebut apabila menginginkan informasi tersebut menjadi miliknya.9 D i sam pai ka n di Fo rum ilmi a h gu r u S D

Belajar menurut pandangan kontruktivist merupakan hasil konstruksi kognitif melaluikegiatan seseorang. Pandangan ini memberikan penekanan bahwa pengetahan kita adalahbentukan kita sendiri. Berpijak dari uraian diatas maka pada dasarnya aliran kontruktivismemenghendaki bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakankunci utama dari belajar bermakna.Selain kontruktivisme, prinsip utama yang dikembangkan dalam pembelajaran tematikadalah developmentally appropriate practice (DAP). Dalam DAP dinyatakan bahwapembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu yang meliputiperkembangan kognisi, emosi, minat dan bakat siswa. Menurut piaget seorang anak maju melaluiempat tahap perkembangan kognitif mulai dari lahir sampai dewasa yaitu tahap sensori motor,praoperasional, operasi kongkret, dan operasional formal. Tiap tahap ditandai dengan munculnyakemampuan intelektual baru yang memungkinkan individu memahami dunia dengan cara yangsemakin kompleks.Landasan PsikologisDalam model pembelajaran tematik, landasan psikologi yang banyak digunakan berkaitandengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar. Psikologi perkembangandiperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang akan diberikankepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembanganpeserta didik. Sedangkan psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimanaisi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswaharus mempelajari materi tersebut.Salah satu teori perkembangan yang banyak digunakan adalah teori perkembangan jeanPiaget. Menurut Piaget seorang anak memiliki empat tahapan perkembangan kognitif mulai dari10 D i s a m p a i k a n d i F o r u m i l m i a h g u r u S D

lahir hingga dewasa. Tahapan tersebut adalah (1) Sensorimotor, mulai dari lahir sampai denganusia 2 tahun, (2) Pra-operasional, 2 – 7 tahun, (3) Operasional Kongkrit, 7 – 11 tahun, (4)Operasional Formal, 11 – dewasa. Kecepatan perkembangan tiap individu melalui urutan tiaptahap ini berbeda dan tidak ada individu yang melompati salah satu dari tahap tersebut. Tiaptahapan ditandai dengan munculnya kemampuan intelektual baru yang memungkinkan seseoranguntuk memahami dunia dengan cara yang semakin kompleks.Perkembangan sebagian bergantung kepada sejauhmana anak aktif memanipulasi danberinteraksi aktif dengan lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan dimana anakbelajar sangat menentukan proses perkembangan kognitifnya. Pola perilaku atau berpikir yangdigunakan anak dan orang dewasa dalam menangani obyek-obyek didunia disebut denganskemata. Pengamatan mereka terhadap suatu benda akan mengatakan kepada mereka sesuatu haltentang objek tersebut.Adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi.Menurut Slavin (1994:32) asimilasi merupakan penginterpretasian pengalaman-pengalaman barudalam hubungannya dengan skema yang telah ada. Sedangkan akomodasi adalah pemodifikasianskema-skema yang ada untuk mencocokkannya dengan situasi-situasi baru. Proses pemulihankesetimbangan antara pemahaman saat ini dan pengalaman-pengalaman baru disebut ekuilibrasidimana proses pembelajaran bergantung pada proses ini. Saat kesetimbangan terjadi, siswamemiliki kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang. Guru dapat mengambil keuntungandengan menciptakan ketidaksetimbangan sehingga menimbulkan rasa keingintahuan siswa.Landasan Normatif dan PraktisPembelajaran tematik juga dilandasi oleh landasan normatif dan praktis. Landasannormatif menghendaki bahwa pembelajaran tematik hendaknya dilaksanakan berdasarkan11 D i s a m p a i k a n d i F o r u m i l m i a h g u r u S D

gambaran ideal yang ingin dicapai oleh tinjauan pembelajaran sedangkan landasan praktismengharapkan pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisispraktis yang berpengaruh pada kemungkinan pelaksanaannya mencapai hasil yang optimal.Di Indonesia secara yuridis, landasan pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagaikebijakan atau peraturan yang mendukung p

eksplorasi dari suatu tema yang merupakan inti dalam pembelajaran berjalan secara wajar. Selain itu dibutuhkan juga peran aktif siswa dalam eksplorasi tema tersebut agar dapat dipelajari dengan mudah. Kegiatan pembelajaran akan berlangsung diseputar tema kemudian akan membahas konsep-konsep pokok yang terkait dengan tema yang diusung.

Related Documents:

Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Kelas IV di SDN 4 Panarung Palangka Raya ABSTRAK Penelitian ini bertolak dari proses pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 yang didalam proses pembelajarannya siswa terdorong aktif. Pada proses pembelajaran tematik peserta didik lebih ditekankan pada pengalamannya dalam

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis hambatan guru pada pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, baik dari perencanaan pembelajaran tematik, . kebutuhan siswa terhadap pengembangan kemampuan dalam berpikir dan memahami. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini lebih banyak

Tabel 6.1 : Hasil Analisis Daya Beda Soal Essay Ujian Akhir Semester Pada Pembelajaran Tematik (Tema 1) Kelas V MIN 3 Aceh Besar Tahun Ajaran 2020/2021. 46 Tabel 6.2 : Hasil Analisis Daya Beda Soal Essay Ujian Akhir Semester Pada Pembelajaran Tematik (Tema 1) Kelas V MIN 3 Aceh

Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Pembelajaran-1 ini, anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan pengertian desain pembelajaran dengan bahasa sendiri. 2. menjelaskan konsep Pembelaj

pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses

audara pokok bahasan Hakikat Strategi Pembelajaran Bahasa ini merupakan materi awal pengajaran keterampilan berbahasa. Pokok bahasan ini mencakup: (1) konsep umum strategi pembelajaran, (2) pendekatan pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, dan (5) teori yang melandasi berbagai strategi pembelajaran bahasa.

EDU3105 Teknologi Dalam Pengajaran dan Pembelajaran Modul Pembelajaran Kendiri 1 SINOPSIS Tajuk ini mengandungi konsep teknologi, konsep pengajaran, konsep teknologi pengajaran, peranan teori pembelajaran, mengenalpasti domain teknologi pengajaran, dan menjelaskan fungsi domain tersebut. Tajuk ini juga

EDUQAS A LEVEL - COMPONENT 1 BUSINESS OPPORTUNITIES AND FUNCTIONS SUMMER 2018 MARK SCHEME SECTION A Q. Total 1 Give one example of a business using batch production and describe two benefits of this method of production. Award 1 mark for an appropriate example. AO1: 1 mark Indicative content: A baker making loaves of bread; a clothing manufacturer making batches of a particular garment; a .