BAB III PROSEDUR PENELITIAN

2y ago
15 Views
3 Downloads
414.98 KB
17 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 16d ago
Upload by : Annika Witter
Transcription

BAB IIIPROSEDUR PENELITIANDasar teori tentang prosedur penelitian yang dikembangkan seperti yangsudah dijelaskan pada Bab II bagian “Pengembangan Instrumen” berdasarkanlangkah-langkah yang disampaikan oleh Azwar (2016). Pengembangan instrumentes keterampilan berpikir kritis pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesiadalam tahap usia remaja akhir ini meliputi beberapa tahap. Tahapan yangdigunakan meliputi; 1) menetapkan konstruk teoretik mengenai keterampilanberpikir kritis; 2) menyusun kisi-kisi tes keterampilan berpikir kritis;3) mengembangkan item atau soal tes keterampilan berpikir kritis; 4) menjelaskanvaliditas tampang dan penulisan soal; 5) melakukan uji coba terbatas;6) mengestimasi reliabilitas; dan 7) menerbitkan tes. Tahapan tersebut dijelaskansebagai berikut.3.1. Menetapkan Domain Konstruk TeoretikStudi literatur yang dilakukan pada Bab II digunakan untuk menentukandefinisi operasional, aspek dan indikator variabel keterampilan berpikir kritis,serta langkah-langkah pengembangan instrumen dalam penelitian ini. Selain itu,dari pembahasan dalam Bab II dapat ditentukan domain ukur atau konstruk yangdigunakan dan dikembangkan menjadi kisi-kisi untuk mengkonstruk soal ataumengembangkan soal sesuai dengan tujuan pengukuran. Dalam studi pendahuluanini ditetapkan indikator serta aspek yang digunakan dalam pengembangan kisi-kisites. Setelah itu, peneliti menentukan jenis atau spesifikasi tes yang dikembangkanberdasarkan definisi operasional keterampilan berpikir kritis.Konsep keterampilan berpikir kritis memiliki beragam definisi berdasarkanbeberapa kajian di berbagai bidang keilmuan. Dalam penelitian ini dibatasipengertian mengenai keterampilan berpikir kritis yang digunakan berdasarkanpendapat Facione (dalam Dunne, 2015). Keterampilan bepikir kritis adalahkemampuan berpikir individu secara reflektif yang meliputi proses penalaranmenginterpretasi, memahami, menganalisa, dan mengevaluasi suatu informasi dandalam menyikapi suatu permasalahan sebagai upaya untuk melakukanpengambilan keputusan. Definisi keterampilan berpikir kritis ini ditentukanLucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

52berdasarkan pertimbangan sesuai pengaplikasian dan penggunaan keterampilanberpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan dan/atau kasus dalam kontekspendidikan yang disesuaikan juga dengan Taksonomi Berpikir Bloom yang seringdigunakan dalam pembelajaran dan/atau pendidikan.Aspek-aspek keterampilan berpikir kritis ada 6, yaitu kemampuan yangmenjadi inti keterampilan berpikir kritis mencakup interpretation, analysis,evaluation, inference, explanation, self-regulation (Facione dalam Cole et al.,2015). Tes keterampilan berpikir kritis ini ditujukan untuk mahasiswa UniversitasPendidikan Indonesia yang berusia remaja akhir. Tes ini diberikan kepadamahasiswa dari enam fakultas yaitu FPMIPA, FPIPS, FPBS, FIP, FPOK, danFPTK di Universitas Pendidikan Indonesia. Tes ini memiliki spesifikasi tesobyektif yang mengukur salah satu kemampuan individu atau disebut dengan tesbakat.Tes bakat merupakan tes yang disajikan dengan jawaban pilihan ganda,benar salah, menjodohkan jawaban, dan/atau membutuhkan jawaban singkatdalam pengadministrasiannya tidak ada rekayasa dan nilai yang dihasilkanobyektif, sehingga mudah untuk diberikan kepada siapapun (Anwar, 2009, hlm.30). TKBK dikategorikan dalam jenis tes obyektif dengan pertimbangan tesobyektif memiliki kelebihan yaitu dapat mengukur hasil belajar dan pemecahanmasalah dalam pembelajaran. Selain itu, tes obyektif ini membutuhkan jawabansingkat yang mengurangi kemungkinan mahasiswa akan memberikan jawabanbenar salah berdasarkan hasil tebakan saja.3.2. Menyusun Kisi-Kisi Tes Keterampilan Berpikir KritisBagian dari alur pengembangan instrumen dalam mengkonstruksi blue printtes. Aspek dan indikator keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalammengkonstruksi tes keterampilan berpikir kritis ini berdasarkan definisioperasional yang dikemukakan oleh Peter A. Facione pada tahun 1990.Penggunaan dasar atau definisi operasional keterampilan berpikir kritis menurutFacione ini berdasarkan pertimbangan aspek dan indikator yang disampaikan padabagian menentukan domain konstruk teoritis. Pertimbangan selanjutnya padaaspek dan indikator yang digunakan dalam mengkonstruk tes, sesuai jikaLucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

53diterapkan pada konstruksi alat tes keterampilan berpikir kritis dalam bidangpendidikan dan perkembangan remaja akhir.Dalam definisi konseptual yang dikemukakan oleh Peter A. Facione (1990)mengenai keterampilan berpikir kritis sudah sesuai dengan tingkatan taksonomiBloom dalam pendidikan. Setelah berkembang dalam “The Delphi Report”dijelaskan mengenai pengembangan aspek-aspek dalam keterampilan berpikirkritis. Kisi-kisi tes keterampilan berpikir kritis memuat aspek-aspek dan indikatoryang dijadikan acuan dalam penyusunan atau pembuatan soal tes. Soal tes yangdisusun terkait beberapa fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang dialami olehremaja. Harapan pengembangan instrumen ini adalah untuk mengasesketerampilan berpikir kritis mahasiswa secara generik (dapat digunakan olehsiapapun) dan bersifat tepat guna.Dalam penggunaan instrumen ini, mahasiswa diberikan instruksi untukmemilih jawaban benar atau salah, dengan menyertakan alasan secara obyektifmengenai pilihan jawaban tersebut terhadap pertanyaan yang diajukan. Kisi-kisiketerampilan berpikir kritis akan dibahas pada tabel 3.1 sebagai berikut.Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Berpikir pikir egulasi diriINDIKATORMengkategorisasiMengartikan kontenMengklarifikasi makna secaraimplisit maupun eksplisitMenguji ide-ideMengidentifikasi argumenMenganalisa argumenMenilai kredibilitas informasiatau opiniMenilai kualitas argumenmenggunakan penalaraninduktif dan deduktifMengenali bukti-bukti ataufakta dari sebuah informasiMenyusun hipotesis alternatifMenjelaskan kesimpulanmenggunakan penalaraninduktif dan deduktifMenyatakan hasilMenyesuaikan prosedurMempresentasikan argumenMemonitor diriNO SOALSebelumSetelahValidasiValidasi1, 512, 43, 6237, 108, 119, 1213, 14, 154567, 816, 17, 189, 10, 1119, 201221, 2223, 24131425, 2627, 2829, 3031, 32, 331516, 171819, 20Lucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

54(Self regulation)Mengoreksi diriTotal item34, 35, 3621, 22, 233623Pada tabel di atas telah dijelaskan beberapa aspek dan indikator keterampilanberpikir kritis. Beberapa komponen yang telah disebutkan pada tabel di atas akandikembangkan menjadi bahan acuan dalam penyusunan soal yang tertulis padakisi-kisi tes keterampilan berpikir kritis di tabel 3.2. Daya beda dan tingkatkesulitan soal dapat dilihat pada lampiran V pada bagian 5.2 dan 5.3.3.3. Pengembangan Item itisinimenggunakan berbagai kasus yang bersifat global sesuai dengan pengetahuanremaja akhir. Item-item yang dikonstruksi dalam alat ukur ini mencakupkemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang disajikandalam bentuk pilihan ganda (benar-salah) didukung jawaban obyektif berupaalasan dengan deskripsi singkat. Hal ini dipertimbangkan karena keterampilanberpikir kritis memiliki keterkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah danpengambilan keputusan (Wilson, 2016; Young, 2015, Wade, 2014; WowoSunaryo, 2011).Instrumen tes disajikan dengan beberapa kasus yang harus dipecahkan olehmahasiswa secara kritis dan berpikir secara abstrak menggunakan pemikiransecara mendalam dengan beberapa fakta empirik yang tersedia dalam soal.Jawaban benar-salah mahasiswa menunjukkan pemikiran secara kritis terhadapsebuah kasus dengan didukung adanya jawaban obyektif dari alasan atau deskripsisingkat yang dikemukakan dalam lembar jawab. Tes ini termasuk dalam tes bakat(aptitude test), di mana tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam diriseseorang dalam mengatasi masalah, mengambil keputusan, berpikir cepat, danaspek lainnya terkait keberbakatan.Bentuk instrumen yang dikonstruk adalah tes dalam tipe objektif yangmenyajikan jawaban pilihan ganda (benar-salah) dengan didukung jawaban yangberbentuk uraian singkat berupa alasan atas pilihan jawaban benar ataupun salah.Uraian dalam tes tersebut digunakan untuk mengantisipasi mahasiswa agar tidakmenjawab secara cepat tanpa menggunakan pertimbangan atau berpikir secaramendalam. Jawaban yang berbentuk uraian singkat tersebut digunakan sebagaiLucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

55pendukung pilihan jawaban benar atau salah. Hal ini dilakukan berdasarkanpertimbangan seberapa telitinya dan seberapa kritisnya mahasiswa dalammengkritisi permasalahan yang ada di sekitarnya. Jawaban singkat tersebut akandijadikan dasar keputusan bahwa mahasiswa menjawab dengan menggunakanpemikiran reflektif serta tidak asal dalam menjawab. Pada tes yang digunakanuntuk mengukur kemampuan secara potensial dapat digunakan format itemobjektif (Azwar, 2016, hlm. 22).Pengembangan item tes dimulai dari pembuatan draft instrumen tesketerampilan berpikir kritis. Perancangan draft instrumen tes dilakukan denganmengacu kisi-kisi (blue print) pada tabel 3.1. Pada tabel tersebut telah diketahuiaspek-aspek dan indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang digunakansebagai dasar pembuatan soal tes keterampilan berpikir kritis. Soal-soal tesketerampilan berpikir kritis dikonstruk berupa pencerminan beberapa masalahmasalah yang dihadapi remaja dan masyarakat secara global. Akan tetapi,permasalahan yang digunakan adalah permasalahan yang tingkat kesulitannya dibawah pengetahuan orang dewasa.Pengembangan item tes disajikan dengan proyeksi beberapa kasus yangbersifat global sesuai pengetahuan mahasiswa. Kasus ini tidak bersifat rasis ataumerugikan suatu pihak tertentu, akan tetapi merepresentasikan beberapapernyataan, data pendukung, dan gambar yang mendukung untuk menjadi sebuahpertimbangan dalam menentukan kebenaran sebuah informasi, kasus, atau bacaan.Jawaban yang menunjukkan alasan yang logis dan dijawab dengan benar akanmendapatkan skor 1. Dalam tes keterampilan berpikir kritis ini, jawaban objektifatau jawaban uraian singkat berupa alasan tidak begitu diperhatikan sebagaipenentu skor utama. Akan tetapi jawaban tersebut digunakan untuk memastikanresponden akan menjawab dengan berpikir reflektif. Dalam menyusun soaldidasarkan pada aspek dan indikator keterampilan berpikir kritis pada tabel dibawah ini.Lucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

56Tabel 3.2 Indikator Acuan Pengembangan Soal TesKeterampilan Berpikir lisis egulasi diri(Self regulation)IndikatorMengkategorisasiMengartikan kontenMengklarifikasi makna secara implisitmaupun eksplisitMenguji ide-ideMengidentifikasi argumenMenganalisa argumenMenilai kredibilitas informasi atauopiniMenilai kualitas argumenmenggunakan penalaran induktif dandeduktifMengenali bukti-bukti atau fakta darisebuah informasiMenyusun hipotesis alternatifMenjelaskan kesimpulanmenggunakan penalaran induktif dandeduktifMenyatakan hasilMenyesuaikan prosedurMempresentasikan argumenMemonitor diriMengoreksi diriBerikut merupakan tabel yang menjelaskan kisi-kisi sebagai acuanpenyusunan soal tes keterampilan berpikir kritis. Total item yang diajukanadalah 23 nomor dengan proyeksi enam kasus dalam bacaan untuk mengukurenam aspek dalam keterampilan berpikir kritis.3.4. Validasi dan Penulisan SoalPengembangan soal dalam penelitian ini menggunakan jenis tes objektif.Tes yang dikembangkan memiliki pilihan jawaban Benar dan Salah. Proyeksi soalyang dikembangkan yaitu mengangkat enam kasus, dalam satu kasus mengukursatu aspek keterampilan berpikir kritis. Kasus atau bacaan yang disajikan dalamLucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

57tes ini terkait dengan permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari yangdialami remaja pada umumnya.Konstruksi soal dilakukan dengan memberikan kasus yang diselesaikandengan membutuhkan berpikir tingkat tinggi yaitu keterampilan berpikir kritis.Soal membutuhkan jawaban benar atau salah dengan didukung jawaban uraiansingkat yang melatar-belakangi pilihan jawaban benar/salah tersebut. Bentuk soaldapat diproyeksikan semacam soal berikut.Bacaan ISaat ini harga bahan pokok beranjak naik rata-rata 10% dari harga biasanya. Ibu seringkali belanjadi pasar induk. Harga bahan pokok di pasar induk naik berkisar 3% hingga 6% dari hargabiasanya. Jarak rumah dari pasar induk 600 meter, sedangkan jarak rumah dengan pasar tradisionalbiasa 500 meter. Akan tetapi, ibu lebih sering belanja di pasar induk. Berikut adalah daftar hargabeberapa bahan pokok yang biasa dibeli oleh ibu.No.Bahan PokokPresentaseHarga AkhirKenaikan1Beras5%Rp. 15.000,-/kg2Minyak Goreng4%Rp. 15.000,-/lt3Tepung BerasRp. 10.000,-/kg4Tepung Terigu3%Rp. 7.500,-/kg5Gula6%Rp. 8.000,-/kgSoalJika ibu sering membuat roti dan aneka ragam jajanan pasar ketika di rumah, dansering menggoreng ikan laut untuk makan selain itu juga membeli beberapakebutuhan bahan tersebut di pasar yang lebih dekat dengan rumah maka ibu akanmengeluarkan uang lebih banyak dari biasanya.a. Benar, karena roti, aneka ragam jajanan pasar, menggoreng ikan, danmemasak nasi membutuhkan minyak goreng, beras, tepung beras,tepung terigu, dan gula dalam jumlah tidak sedikit apalagi dilakukandengan intensitas sering. Maka dari itu jika dibandingkan dengan hargadi pasar induk lebih mahal, sehingga ibu mengeluarkan uang lebihbanyak jika berbelanja di pasar yang lebih dekat dengan rumah yaitupasar tradisional yang jaraknya 500 meter dari rumah. [Jawaban tepat,dengan skor 3 karena jawaban pilihan gandanya tepat dan penggunaan alasanlengkap]b. Salah, karena.Lucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

58Berikut merupakan contoh soal yang membutuhkan pemecahan masalah danpengambilan keputusan dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupansehari-hari. Masalah yang diangkat dalam soal adalah permasalahan yang globaldan tidak asing di pikiran mahasiswa. Jawaban yang dipilih hanya 1 dengandidukung oleh alasan logis sesuai fakta yang disediakan dalam bacaan. Jawabanyang sesuai fakta yang disajikan pada bacaan akan mendapatkan skor 1,sedangkan untuk jawaban salah tidak ada pengurangan nilai, melainkanmendapatkan nilai 0. Penyajian soal terdapat 6 kasus untuk mengukur 6 aspekdengan tingkat kesulitan yang bertingkat.Penyajian soal ini terkait dengan tahap akhir yaitu penerbitan tes yangmembahas mengenai validitas tampang. Validitas tampang tidak hanyamempertimbangkan sampul booklet tes saja, akan tetapi juga membahas mengenaitampilan dalam booklet tes yang disajikan. Tampilan dalam ini meliputipenggunaan huruf, layout soal, instruksi yang digunakan jelas dan dapatmemotivasi responden dalam menjawab soal dengan sungguh-sungguh, penyajianlembar jawab yang mudah digunakan dan bersifat praktis, dan lain sebagainya.Beberapa pertimbangan dalam menyajikan tes dengan memperhatikan validitastampang ini dapat meningkatkan apresiasi individu terhadap tes hingga mahasiswajuga akan menjawab dengan sungguh-sungguh.Validitas tampang meliputi; 1) bentuk layout sampul booklet tes;2) penomoran halaman yang digunakan; 3) penyajian lembar jawaban; dan4) penyajian item tes. Validasi ini dapat dilakukan kepada dosen ahliinstrumentasi. Penggunaan item soal disajikan seperti soal-soal tes TPA (TesPotensi Akademik) dan TOEFL. Bentuk layout sampul booklet tes dapatdigambarkan sebagai berikut.Lucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

59Gambar 3.1. Layout Sampul Booklet TesSelanjutnya, penomoran halaman yang digunakan adalah menggunakanpenomoran dalam Microsoft Word seperti gambar di bawah ini.Gambar 3.2. Halaman Booklet TesBentuk lembar jawaban yang digunakan seperti beberapa tes yang lain.Model lembar jawaban yang digunakan adalah sebagai berikut.Gambar 3.3. Lembar Jawaban TesLucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

60Penyajian item tes ditulis dengan huruf Times New Roman dengan ukuranhuruf 12. Tes ini akan disajikan dengan kertas HVS 70 gram dengan sampul tesmenggunakan soft cover. Petunjuk pengerjaan soal diberikan di awal setelahlembar “halaman judul”. Penulisan soal dalam bentuk draft perlu dilakukanpenimbangan oleh beberapa ahli dan dilakukan perbaikan ketika ada revisi darihasil penilaian rubrik oleh para ahli. Perbaikan soal dilakukan setelah adajudgement serta mengikuti saran perbaikan dari lembar rubrik dari para ahli(validator). Perbaikan dilakukan sebelum dilakukan uji coba tahap I. Setelah ujicoba tahap I dilakukan perbaikan berdasarkan hasil uji empiris mengenai tingkatkesulitan bahasa yang digunakan dalam soal. Setelah itu, soal diperbaharuikembali dan disajikan dalam booklet tes yang sudah dirancang sesuai dengankriteria validitas tampang yang sudah diputuskan meliputi sampul booklet teshingga penyajian tesnya.Validator yang ditunjuk oleh peneliti yaitu ada 3 ahli, yaitu AchmadSamsudin (Dosen Prodi Pendidikan Fisika, FPMIPA) beliau melakukan beberapapenelitian yang mendalami tentang instrumentasi keterampilan berpikir kritis danbeberapa pembelajaran yang terkait High Order Thinking Skills (HOTS); Al Jupri(Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FPMIPA) beliau pernah melakukanpenelitian dalam pembelajaran problem solving skills yang berkaitan denganaplikasi matematika dalam pembelajaran; dan E. Kosasih (Dosen ProdiPendidikan Bahasa Indonesia, FPBS) di mana beliau selaku validator bidang tatabahasa dalam penyajian soal dan bacaan yang digunakan dalam penelitian ini.Dari hasil validasi ketiga ahli tersebut, menyatakan penilaian secara keseluruhanbahwa instrumen tes keterampilan berpikir kritis yang dikonstruk memilikirentang penilaian baik hingga sangat baik dari beberapa indikator yang diajukanbaik dari segi bahasa, konten, penyajian kasus atau bacaan, dan kesesuain soaldengan kunci jawaban.3.5. Uji Coba InstrumenUji coba instrumen dilakukan tiga kali dalam penelitian ini. Uji cobainstrumen ini dilakukan tiga tahap dengan penjelasan sebagai berikut.a) Uji coba tahap pertama bertujuan untuk melakukan uji keterbacaan item tesdan melihat kecenderungan mahasiswa dalam menjawab soal yang disajikan.Lucky Nindi Riandika Marfu’i, 2018PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKANINDONESIAUniversitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

61Dalam uji coba tahap 1 ini dilakukan kepada perwakilan mahasiswa beberapajurusan dari kedelapan fakultas diambil secara acak sekitar 5-10 mahasiswaunt

Kisi-kisi tes keterampilan berpikir kritis memuat aspek-aspek dan indikator yang dijadikan acuan dalam penyusunan atau pembuatan soal tes. Soal tes yang disusun terkait beberapa fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang

Related Documents:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh . Penelitian ini dilaksakan pada semester II atau genap tahun pelajaran 2016/2017 yaitu pada pertengahan bulan mei. Waktu penelitian mengacu pada

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, artinya sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan .

BAB III DESAIN/PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian . Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ciruas yang berlokasi di Jl. Nambo-Teras Bendung Km 2,5 Desa Pulo Ciruas 42182 Serang, Pulo, Kec. Ciruas, Kab.

BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai obyek penelitian, disain penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. . stock keeper, serta meliputi prosedur-prosedur yang tepat dan rincian data dari sumber data yang lengkap. 2. Ruang lingkup topik pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang desain eksperimen dalam suatu penelitian. Perancangan desain eksperimen penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Pahl dan Beitz (Sewoyo, tt; 2004:6).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian terkait implementasi kebijakan Kepmenhan RI No.138 Tahun 2018 tentang wilayah pertahanan dan rencana wilayah pertahanan ini terlebih dahulu dimulai . penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum (Creswell danMiller, dalam Creswell .

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut (Sujarweni 2015, 11) penelitian dapat diklasifikasikan dalam . tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunkan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan ADDIE. Model ADDIE ini memiliki satu kesatuan utuh yang saling berhubungan satu sama . (3) Pengembangan (Development), (4) Implementasi (Implementation), (5) Evaluasi (Evaluation). 46 B. Prosedur Penelitian dan .