Tingkat Apresiasi Sastra Siswa SD - Kemdikbud

1y ago
26 Views
4 Downloads
2.32 MB
239 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Josiah Pursley
Transcription

Tingkat Apresiasi Sastra Siswa SD di Kabupaten Merauke2018Tingkat Apresiasi SastraSiswa SDdi Kabupaten MeraukeSri Yono, S.S.Muntihanah, S.S.2018

Tingkat Apresiasi Sastra Siswa SDdi Kabupaten MeraukeSri Yono, S.S.Muntihanah, S.S.KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASABALAI BAHASA PAPUA2018

Tingkat Apresiasi Sastra Siswa SDdi Kabupaten MeraukePenanggung JawabKepala Balai Bahasa PapuaPenyunting PenyeliaSuharyanto, S.S., M.A.Penyunting PelaksanaSitti Mariati S., S.S.Eli Marawuri, S.S.Ummu Fatimah Ria Lestari, S.S., M.A.Cetakan I Tahun 2018PenerbitBalai Bahasa PapuaJalan Yoka, Waena, Distrik Heram, Jayapura 99358Telepon (0967) 574154 – 574171Hak cipta dilindungi undang-undangdilarang mengutip atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari penerbitKDTii

KATA PENGANTARKEPALA BALAI BAHASA PAPUASegala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Pemurahkarena hanya berkat kemurahan-Nya penyusunan BukuTingkat Apresiasi Sastra Siswa SD di KabupatenMerauke ini dapat diselesaikan dengan baik.Dalam dunia kritik sastra di Indonesia, rendahnyaapresiasi sastra di kalangan masyarakat sudah lamamenjadi bahan pembicaraan di antara para pemerhatisastra. Menurut Komarudin Hidayat (2017) dalam mpunyai apresiasi yang tinggi terhadap karya sastra.Kehidupan yang relatif makmur pada masa lampausehingga masyarakat tidak perlu terlalu berjuang untukmemenuhi kebutuhan hidup setidaknya menjadi salahsatu alasan masyarakat masa lampau lebih mengapresiasikarya sastra. Saat ini apresiasi cenderung menurunkarena pengaruh modernisasi matrealistik. Dalam duniapendidikan, modernisasi matrealistik ini berdampak padahidup suburnya paradigma “pengunggulan berlebihkepada jurusan eksakta”. Menurut Taufik Ismail, akibatketidaksungguhan dunia pendidikan kita dalammenyelenggarakan pengajaran sastra ini telah menjadikanpara siswa kita mengalami ‘rabun sastra’.Sekadar gambaran, hasil penelitian J.U. Nasutiondkk (1981) menyebutkan bahwa hanya 0,94% dari parapelajar kelas III di 31 SMU di DKI yang dapatdikatagorikan sebagai pelajar yang cukup memadai minatiii

membaca sastranya. Bahkan, dalam aspek pengetahuansastra saja, mereka umumnya juga masih sempit, tidakseluas pengetahuan mereka tentang dunia selebriti.Kondisi yang sangat memprihatinkan tersebutsebagaimana pengakuan para guru bahasa dan sastraIndonesia SMU di wilayah tersebut hingga saat ini masihbelum banyak berubah (Harras,1999). Menurut AttarSemi (1999), jika di wilayah DKI Jakarta sebagai pusatinformasi kondisinya masih seperti itu, secara jujur harusdiakui di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusatinformasi dan perpustakaan, kita tidak dapat berharapbanyak tumbuhnya minat mengapresiasi sastra dari parapeserta didik kita.Buku berjudul Tingkat Apresiasi Sastra Siswa SDdi Kabupaten Merauke ini awalnya merupakan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Saudara Sri Yono, S.S.,dan Muntihanah, S.S., peneliti dari Balai Bahasa Papuapada tahun 2017. Sebagaimana tercermin dari judulnya,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatapresiasi sastra siswa SD di Kabupaten Merauke,Provinsi Papua secara akademik. Dalam penelitiantersebut, peneliti mencoba melihat tingkat apresiasi sastrasiswa SD di Kabupaten Merauke terhadap keseluruhangenre sastra, yaitu prosa, puisi, dan drama, baik apresiasilangsung maupun apresiasi tidaka langsung. Melaluipenelitian tersebut diharapkan dapat ajaranapresiasi sastra siwa SD sehingga dapat dicarikanalternatif penyelesaian masalahnya. Penerbitan hasiliv

penelitian ini dalam bentuk buku bertujuan agar hasilpenelitian ini dapat dijangkau secara lebih luas olehseluruh pemangku kepentingan sehingga permasalahanpermasalahan yang selama ini masih menghantui dalampembelajaran sastra dapat segera dicarikan jalankeluarnya.Padakesempatanini,izinkanlah kamimenyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaankepada Saudara Sri Yono, S.S., dan Muntihanah, S.S.yang telah melaksanakan tugas mulia ini dengansunggguh-sungguh. Ucapan terima kasih juga kamisampaikan kepada Saudari Sitti Mariati S., S.S., EliMarawuri, S.S. dan Ummu Fatimah Ria Lestari, S.S.,M.A. yang telah mempersiapkan segala keperluan yangterkait dengan penyelesaian buku ini, mulai persiapannaskah hingga pengatakan. Terakhir, ucapan terima kasihkami sampaikan kepada seluruh personal kesekretariatanyang telah dengan sungguh-sungguh mempersiapkansegela keperluan administrasi yang diperlukan dalampenyelesaian buku ini.Akhirnya, semoga kehadiran buku TingkatApresiasi Sastra Siswa SD di Kabupaten Merauke inidapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh ingan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.Amin.Kepala Balai Bahasa PapuaSuharyanto, S.S., M.A.v

KATA PENGANTARKota Rusa selalu saja memberikan suguhan baru untuksetiap tapak kaki yang kami jejakkan di kota ini. Berbaurbersama tunas-tunas bangsa yang sedang merangkaimimpi untuk menggapai cita-cita mereka merupakansalah satu anugerah terindah yang telah Allah titipkanuntuk kami. Ada kepolosan, ada kejujuran, ada kenaifan,dan ada semangat yang mereka tebarkan lewat sorotsorot mata teduh itu. Selalu saja ada tingkah indah yangmembuat kami takjub dan ingin melakukan sesuatu untukmereka karena di tangan wajah-wajah polos inilah suatusaat nanti bangsa ini akan dibawa terbang tinggi untukdisejajarkan dengan bangsa-bangsa yang telah maju diluar sana. Oleh karena itu, kami senantiasa berlompatanriang laksana kijang selama melakukan penelitian inikarena kepolosan hati yang mereka miliki adalahinspirasi.Tidak henti kami melangitkan puji syukur,Alhamdulillah, ke hadirat Allah S.W.T. yang telahmemberikan kami kemauan, kesempatan, dankemampuan sehingga penelitian Tingkat Apresiasi SastraPemelajar Sekolah Dasar di Kabupaten Meraukeinidapatdiselesaikanatas ridho-Nya. Laporan Penelitian inimerupakan bentuk pertanggungjawaban kami selaku timpeneliti yang telah diberikan amanah untuk melakukantugas tersebut.vi

Berbekal sebuah pernyataan yang lenggaraan pengajaran sastra sehingga apresiasisastra para pemelajar dirasa masih belum memuaskan,kami memulai penelitian ini. Jika pernyataan tersebutbenar kami ingin mendapatkan data faktual yangmembuktikan secara valid tentang pernyataan tersebutserta mengetahui faktor-faktor yang menyebabkanrendahnya tingkat apresiasi sastra para pemelajar. Jikamemang pernyataan di atas benar maka hal tersebutsangat disayangkan sebab sastra memegang peranpenting di dalam pembentukan kharakter para pemelajar.Fleksibilitas sastra yang mengajarkan nilai kehidupantanpa menggurui merupakan medium yang tepat di dalamproses membangun kharakter para pemelajar.Sayangnya, dari hasil analisis data yang kamilakukan terhadap 72 responden yang berasal dari 12sekolah dasar di Kabupaten Merauke menunjukkanbahwa tingkat apresiasi sastra para pemelajar di sekolahdasar di Kabupaten Merauke ini memang masih dalamkategori rendah (kurang).Rendahnya tingkat apresiasi sastra para pemelajarsekolah dasar di Kabupaten Merauke ini dipengaruhioleh beberapa faktor. Hal paling signifikan yangmemengaruhi tingkat apresiasi sastra para pemelajar dikabupaten ini adalah materi apresiasi sastra itu sendiri,status sekolah dan lokasi sekolah, serta carapengapresiasian sastra.vii

Berbicara mengenai materi sastra maka fokuspembicaraan kita langsung mengarah pada genre prosa,puisi, dan drama. Begitu pun cakupan materi padapenelitian ini juga meliputi tiga genre tersebut. Dariketiga genre tersebut diketahui bahwa tingkat apresiasisastra para pemelajar sekolah dasar di kabupatenMerauke untuk genre prosa baru pada tataran cukup.Genre puisi menempati posisi kedua dengan tingkatapresiasi pada tataran kurang. Sementara itu, genre dramamerupakan materi dengan capaian tingkat apresiasipaling rendah.Faktor kedua yang turut memengaruhi tingkatapresiasi para pemelajar sekolah dasar di kabupatenMerauke adalah status sekolah dan lokasi sekolah.Penglasifikasian tentang status sekolah dan lokasisekolah kami peroleh dari Dinas Pendidikan KabupatenMerauke. Dari hasil analisis diketahui bahwa sekolahsekolah dengan status unggul memiliki capaian tingkatapresiasi sastra yang lebih baik dibandingkan sekolahsekolah yang berstatus menengah maupun bawah. Hal iniberlaku baik untuk sekolah negeri maupun sekolahswasta. Selain itu, dari hasil analisis terbukti pula bahwasekolah-sekolah yang berlokasi di kota baik negerimaupun swasta memilki capaian tingkat apresiasi sastrayang lebih baik jika dibandingkan dengan sekolahsekolah yang berlokasi di pelosok.Faktor terakhir yang turut andil terhadap tingkatapresiasi sastra para pemelajar sekolah dasar diKabupaten Merauke adalah cara pengapresiasian sastra.viii

Apresiasi sastra secara langsung diketahui memilikicapaian tingkat apresiasi yang lebih baik dibandingkandengan Apresiasi sastra secara tidak langsung. Hal inimengindikasikan tentang masih lemahnya penguasaanteori sastra yang dimiliki oleh para pemelajar.Dari uraian di atas paling tidak telah terpetakanpermasalahan tentang apresiasi sastra para pemelajarsekolah dasar di Kabupaten Merauke. Peneliti berharaptulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu rujukanketika Dinas Pendidikan di Kabupaten Merauke akanmembuat kebijakan yang berhubungan denganpeningkatan mutu apresiasi sastra para pemelajar diKabupaten ini. Keberhasilan memetakan permasalahantingkat apresiasi sastra para pemelajar sekolah dasar diKabupaten Merauke yang telah kami lakukan diharapkanmampu membantu menyelesaiankan 50 permasalahanyang ada.Tak ada gading yang tak retak. Begitu pun dengankami. Walaupun kami sudah berupaya semaksimalmungkin dalam menyusun tulisan ini akan tetapi kamiyakin masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kamisangat mengharapkan kritik, saran, masukan, danperbaikan demi kesempurnaan tulisan ini.Akhir kata, terlaksananya penelitian ini tidakterlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasihkepada.ix

1. Toha Machsum, M.Ag. selaku Kepala Balai Bahasa2.3.4.5.6.7.8.Papua yang telah memberikan amanah dan arahandalam penelitian ini.Suharyanto, M.A., matur suwun untuk diskusidiskusinya.Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Meraukeatas kerja sama yang baik dalam penyelenggaraankegiatan ini.Delsi, Staff Dinas Pendidikan Dasar KabupatenMerauke. Terima kasih untuk semangatnya yang tidakpernah padam dan selalu mencarikan solusi untuksetiap permasalahan yang dihadapi di lapangan.Para kepala sekolah dasar di Kabupaten Merauke yangtelah memberikan ijin kepada kami untuk melakukanpenelitian di sekolah yang beliau pimpin.Para guru pendamping yang telah membantu kamiselama pengambilan data. Semoga ridho Allahsenantiyasa untuk Bapak serta Ibu.Para tunas-tunas bangsa di sekolah-sekolah dasar diKabupaten Merauke yang telah bersedia untukdijadikan responden. “Di mata teduhmu aku temukankepak tinggi bangsaku. Majulah terus nak. Bapak akanmendukungmu selalu.”Orang-orang yang telah membantu selama kegiatanpenelitian ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga amal baik saudara mendapat ridho dariAllah.x

9. Ibu Muntihanah. Teman seperjuangan. Akhirnya kitamenyelesaikannya. Terima kasih untuk kerja samahebatnya.10.Baristaku dan syaifullahku. Tetaplah menjadi permatahati ayah. Akan ayah persembahkan yang terbaikuntuk kalian.Ini bakti kecil kami bagi pertiwi. Semogamembawa keberkahan bagi kita bersama.Jayapura, November 2017Penelitixi

xii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .KATA PENGANTARKEPALA BALAI BAHASA PAPUA .KATA PENGANTAR .DAFTAR ISI . . .BAB IPENDAHULUANLatar Belakang .1.1Tinjauan Pustaka .1.2Landasan Teori .1.3Masalah Penelitian . .1.4Tujuan Penelitian .1.5Manfaat Penelitian .1.61.7Metodologi Penelitian .1.8Pemeringkatan .1.9Lokasi Penelitian . .1.10Jadwal Kegiatan .BAB II GAMBARAN UMUMKABUPATEN MERAUKEGambaran Umum tentang Daerah dan2.1Penduduk . .Letak dan Lingkungan Alam .2.1.1Keanekaragaman Hayati .2.1.2Asal-Usul Nama Merauke .2.1.3Bahasa . .2.1.4Kependudukan . .2.1.5Mata Pencaharian . 1

2.22.2.32.2.42.2.5BAB III3.13.23.33.43.53.5.1Bercocok Tanam Gembili .Bercocok Tanam Wati .Meramu Sagu . . .Berburu . .Menangkap Ikan . . .Sistem Religi . .Struktur Sosial . .Kesatuan Sosial dan Tempat Tinggal .Perkawinan . .Sistem Kekerabatan . . .Sistem Kepemimpinan . .Struktur Sosial . .TINGKAT APRESIASIPEMELAJAR SEKOLAH DASARDI KABUPATEN MERAUKEPengantar . .Tingkat Apresiasi Sastra Pemelajaruntuk Materi Cerita Rakyat . .Tingkat Apresiasi Sastra Pemelajaruntuk Materi Puisi . .Tingkat Apresiasi Sastra PemelajarUntuk Materi Drama . .Perbandingan Tingkat Apresiasi SastraPemelajar BerdasarkanStatus danLokasi Sekolah . .Perbandingan Tingkat Apresiasi SastraSekolah Dasar Negeri Peringkat AtasDalam Kota dengan Sekolah DasarNegeri Peringkat Atas Luar Kota .xiv222426303031323233363738414759738788

andingan Tingkat Apresiasi SastraSekolah Dasar Swasta Peringkat AtasDalam Kota dengan Sekolah DasarSwasta Peringkat Atas Luar Kota .Sekolah Dasar Negeri PeringkatMenengah Dalam Kota dengan SekolahDasar Negeri Peringkat Menengah LuarKota .Sekolah Dasar Swasta PeringkatMenengah Dalam Kota dengan SekolahDasar Swasta Peringkat Menengah LuarKota . .Sekolah Dasar Negeri Peringkat BawahDalam Kota dengan Sekolah DasarNegeri Peringkat Bawah Luar Kota .Sekolah Dasar Swasta Peringkat BawahDalam Kota dengan Sekolah DasarSwasta Peringkat Bawah Luar Kota .Sekolah Dasar Negeri Peringkat AtasDalam Kota dengan Sekolah DasarSwasta Peringkat Atas Luar Kota .Sekolah Dasar Swata Peringkat AtasDalam Kota dengan Sekolah DasarNegeri Peringkat Atas Luar Kota .Sekolah Dasar Negeri PeringkatMenengah Dalam Kota dengan SekolahDasar Swasta Peringkat Menengah LuarKota . .Sekolah Dasar Swasta PeringkatMenengah Dalam Kota dengan SekolahDasar Negeri Peringkat Menengah LuarKota . .xv98107116126134143151160168

Sekolah Dasar Negeri Peringkat BawahDalam Kota dengan Sekolah DasarSwasta Peringkat Bawah Luar Kota .Sekolah Dasar Swasta Peringkat Bawah3.5.12Dalam Kota dengan Sekolah DasarNegeri Peringkat Bawah Luar Kota .3.6Perbandingan Tingkat Apresiasi SastraSecara Tidak Langsung dengan TingkatApresiasi Sastra Secara Langsung 3.6.1Materi Cerita Rakyat . .3.6.2Materi Puisi . .3.6.3Materi Drama . . .3.7Tingkat Apresiasi Sastra PemelajarSecara Keseluruhan . . .BAB IV PENUTUP4.1Simpulan . . .4.2Saran . .DAFTAR PUSTAKA .3.5.11xvi177186195195201206210217220221

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar ngajaran sastra, sehingga apresiasi sastra para pelajarterasa belum berjalan baik (Boen, 2012:95). Penyebabyang melatari hadangan pembelajaran itu salingberkaitan. Pengajaran sastra masih belum mendapatkanperhatian sebagaimana mestinya (Boen, 2012:viii). Selainitu, ada beberapa faktor penyebab kurang optimalnyapengajaran apresiasi sastra di sekolah di antaranya guru,materi dan bahan bacaan, fasilitas, serta prosedurpembelajaran.Pengajaran sastra masih disisipkan dalam matapelajaran bahasa Indonesia. Walaupun bahasa merupakanmedia di dalam pengajaran sastra, akan tetapi tujuanpembelajaran bahasa dan sastra tidak dapat disamakan.Tujuan pengajaran sastra dikembangkan dalamkompetensi dasar, yaitu pemelajar mampu mengapresiasidan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan,menonton, membaca dan melisankan hasil sastra berupadongeng, puisi dan drama pendek, serta menuliskanpengalaman dalam bentuk cerita dan puisi (KTSP, 2006).Dalam hal ini, pembelajaran sastra bertujuan untukmeningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi karyasastra. Apresiasi sastra menurut Boen (2012:165) ialah1

tanggapan ataupun pemahaman sensitif terhadap karyasastra. Mengapresiasi sastra berarti menanggapi sastradengan kemampuan afektif. Melalui pengajaran sastrainilah maka diharapkan pemelajar SD mulai dikenalkandan mengapresiasi sastra. Pengajaran tidak hanyapenanaman, tetapi terlebih lagi merupakan prosespemeliharaan, pembinaan, penumbuhan dari apa yangditanam ke arah perkembangan yang dijadikan tujuanpengajaran tersebut. Oleh karena itu, mengajarkan sastraberarti menanamkan, membina, dan menumbuhkanpengenalan, keakraban, dan penikmatan sastra.Sayangnya, tingkat kemampuan literasi pemelajarIndonesia masih rendah. Indonesia berada pada peringkatke-64 dari 65 negara. Kemampuan pada bidang membacainilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi negara dankita semua sebagai warga negara Indonesia untukmemperbaiki dan mencari solusi tentang carameningkatkan kemampuan membaca pada pemelajarpemelajar kita.Salah satu cara untuk memperbaiki kemampuanpemelajar dalam bidang membaca adalah melalui karyasastra. Sebab mengajarkan sastra berarti melatihpemelajar dalam keterampilan membaca, termasukmembaca lingkungan sosial. Di dalam pengajaran sastra,hal ini seperti bentuk mata rantai yang saling berkaitantara satu dengan lainnya, saling memiliki korelasiantara satu dengan lainnya. Seperti jika gurumembacakan karya sastra, maka secara tidak langsung2

pemelajar akan belajar menyimak dan mendengarkan.Adapun permasalahan-permasalahan yang terdapat didalam karya sastra dapat menjadi bahan diskusi yangakan membiasakan pemelajar untuk belajar merumuskanbuah pikiran mereka dengan kata-kata dan berlatihberkomunikasi atau berbicara secara jelas (Oemarjati,2012:46).Inilah yang menjadi salah satu indikatorpermasalahan yang ingin ditemukan pada penelitian ini.Indikator ini lebih difokuskan pada gambarankemampuan apresiasi bidang sastra pemelajar padatingkat SD kelas 5 di seluruh Kabupaten Merauke.Indikator lainnya adalah pandangan sastrawan tentangkurangnya tingkat apresiasi pemelajar terhadap karyasastra di sekolah. Kurangnya tingkat apresiasi pemelajarini menurut Oemarjati terjadi karena beberapa faktor.Diantaranya, pengajaran sastra yang kurang proposionalkarena ditumpangkan di bidang pelajaran bahasa (hal:1),guru yang kurang mampu mengajarkan sastra denganbaik karena kurang pengetahuan sastranya (hal:43), guruyang kurang improvisasi karena dibatasi oleh tujuankurikulum (hal:13). Pandangan serupa dikatakan jugaoleh Resmini (Universitas Pendidikan Indonesia) bahwapengajaran sastra masih jarang dilaksanakan karena gurumerasa kesulitan mengajarkan, sehingga mereka lebihmemilih untuk melewatinya. Hal inilah yang menjadisalah satu penyebab kemampuan pemelajar yang kurangdalam mengapreasiasi sastra.3

1.2 Tinjauan PustakaPenelitian tentang kajian apresiasi sastra terhadap pesertadidik pernah dilakukan oleh beberapa orang dengantingkat peserta didik yang berbeda-beda, yaitu tingkatSD, SMP, bahkan SMA. Diantaranya adalah NoviResmini dari Universitas Pendidikan Indonesia yangmengkaji tentang Pembelajaran Apresiasi sastra diSekolah Dasar Melalui Implementasi Strategi DirectedReading Activity (DRA). Kajian ini menggunakan karyasastra prosa sebagai materi utama dengan menggunakanmedia kartu (card). Tujuannyameningkatkankemampuan apresiasi pemelajar SD terhadap sastra genreprosa/cerita. Selain Novi Resmini, kajian yang senadadilakukan juga oleh Puji Santoso dan Djamari tentangMengukur Kesesuaian Sastra pada Pemelajar SekolahMenengah. Kajian lain yang senada dilakukan olehMusfiroh dan Listyorini yang mengangkat tentangKonstruk Kompetensi Literasi untuk Pemelajar SekolahDasar. Kajian ini bertujuan mendeskripsikan komponenliterasi versi PIRLS, mengidentifikasi konstrukkompetensi literasi membaca kelas IV SD, dan membuatdraft.Beberapa penelitian lainnya yang mengangkatkajian tentang apresiasi sastra terhadap pemelajar adalahPudji Santoso dan Djamari. Para peneliti dari BadanBahasa ini melakukan penelitian Mengukur KesesuaianSastra Pada Pemelajar sekolah Menengah. Penelitian inimengungkapkan tentang cara mengukur kesesuaian sastra4

pada pemelajar sekolah menengah di Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta. Sebanyak 100 responden telahdiwawancarai. Adapun karya sastra yang diapresiasiadalah prosa, puisi, dan drama yang difokuskan padatopik, piranti sastra, format karya sastra, kerumitankonflik/alur cerita, perwatakan, dan tingkat pemicuimajinasi.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa teks karyasastra yang sesuai dengan usia pembaca pada jenjangpendidikan menengah ditentukan oleh pilihan (1)topik/tema yang sesuai dengan lingkungan dan usiamereka, misalnya tema semangat kebangsaan, cinta tanahair, kerja keras, jujur dan bertanggung jawab, sertapilihan hidup yang sesuai dengan keyakinannya; (2)tingkat kerumitan gramatika yang tidak begitu kompleksdan bahasa mudah dipahami; (3) bentuk sastra yang tidakbanyak memerlukan waktu untuk memahami; (4) alurcerita yang tidak terlalu kompleks dan absurd; (5)kerumitan perwatakan yang tidak banyak penafsiran; (6)pemicu imajinasi yang dapat menggerakkan pikiranpemelajar pada hal-hal yang dihadapinya sehari-hari.Dari beberapa penelitian di atas masih ada celahyang memungkinkan untuk dilakukan penelitian tingkatapresiasi sastra pemelajar sekolah dasar di Papua,terlebih khusus di Kabupaten Merauke, karena penelitianyang memfokuskan kajian pada tingkat apresiasi sastrapara pemelajar sekolah dasar belum dilakukan di sini.5

1.3 Landasan TeoriDalam kegiatan pembelajaran, antara komponen tujuan,bahan yang dipelajarkan, dan penilaian terhadap hasilpembelajaran berkaitan erat (Nurgiyantoro, 2012:451).Bahan pembelajaran dijabarkan berdasarkan tujuan, yaitukompetensi yang akan dicapai. Sementara itu, tujuan itusendiri akan dapat tercapai jika ditunjang oleh bahanyang sesuai. Pengukuran tingkat capaian tujuandilakukan lewat penilaian.Tujuan pembelajaran sastra berdasarkan KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) disepakatibahwa tujuan pembelajaran sastra secara umumditekankan, atau demi terwujudnya kompetensi bersastraatau kompetensi mengapresiasi sastra pemelajar secaramemadai. Walaupun terlihat masih umum, tujuan capaiankompetensi tersebut paling tidak telah memberi arahterhadap rumusan kompetensi dasar dan indikatorpembelajaran yang lebih khusus dan operasional.Menurut Saryono (2009:52-219) tujuan pengajaran sastraadalah agar para pemelajar mendapat berbagaipengalaman, pengetahuan, kesadaran, dan hiburan yangmeliputi keindahan sastra, kemanusiaan, etika dan moral,filosofi, batin, magis-mistis, kejiwaan, sosial budaya, dansosial politik. Hal-hal tersebut menunjukkan betapa kayadan pentingnya sastra bagi kehidupan.Melihat cakupan pengajaran sastra yangmenyangkut berbagai aspek maka pemilihan teks sastrasebagai acuan bahan pengajaran dan tujuan pembelajaran6

menjadi sangat penting. Pemilihan bahan pembelajaranseyogyanya memungkinkan berbagai tujuan dan manfaattersebut dapat diperoleh. Secara garis besar, bahanpembelajaran sastra dapat dibedakan ke dalam duagolongan, yaitu bahan apresiasi langsung dan apresiasitidak langsung. Bahan pembelajaran apresiasi sastralangsung merujuk pada bahan yang berupa teks-tekskesastraan seperti teks puisi, prosa, dan drama. Melaluiteks-teks tersebut para pemelajar benar-benar dihadapkanlangsung pada berbagai teks kesastraan. Sementara itu,apresiasi sastra tidak langsung merujuk pada teori sastra,sejarah sastra, atau pengetahuan tentang sastra. Materi iniberfungsi untuk membantu keberhasilan pembelajaranapresiasi.Dalam pembelajaran apresiasi sastra secaralangsung, pemelajar secara kritis dibimbing untukmembaca dan memahami, mengenali unsur-unsur khassastra, kaitan antar unsur, keindahan, pengalaman danpengetahuan yang diperoleh, yang semuanya tercakupdalam wadah apresiasi. Muara dari semua hal tersebutadalah adanya kompetensi bersastra para pemelajar.Jika pembelajaran sastra dimaknai sebagai prosesmengajarkan dan memberi kesempatan kepada parapemelajar untuk memperoleh berbagai pengalamanhidup, pengetahuan, kesadaran, dan hiburan yangmenyenangkan lewat berbagai teks sastra maka carauntuk mengukur tingkat apresiasi satra mereka tentunyamelalui penilaian. Tentu saja penilaian tersebut juga7

berdasarkan tes yang berbasis teks sastra. Hal inidimaksudkan agar tercapai kesejajaran antara tujuanpembelajaran dan penilaian capaian kompetensi apresiasisastra (Nurgiyantoro, 2012:458)Menurut Moody (1979:89--96) pengukuran hasilbelajar sastra dikategorikan ke dalam empat tingkatan,yaitu tes kesastraan tingkat informasi, tes kesastraantingkat konsep, tes kesastraan tingkat perspektif, dan teskesastraan tingkat apresiasi. Tes kesastraan tingkatinformasi menyangkut tentang data suatu karya atau datauntuk membantu menafsirkan karya. Pertanyaan yangtimbul adalah apa yang terjadi, di mana, kapan, berapa,dan nama pelaku. Tes kesastraan tingkat konsepberkaitan dengan persepsi tentang cara unsur-unsur karyasastra itu diorganisasikan. Pertanyaan yang muncul dapatberupa apa sajakah unsur-unsur yang terdapat dalam fiksidan puisi, mengapa pengarang memilih unsur seperti itu,apa efek pemilihan unsur itu, apa hubungan sebab akibatantar unsur itu, apa konflik pokok yang dimasalahkan,konflik apa yang timbul, dan faktor apa yangmemengaruhi terjadinya konflik. Tes kesastraan tingkatperspektif berkaitan dengan kaitan pembaca terhadapkarya sastra yang dibacanya. Masalah yang diberikandalam tes tingkat ini adalah apakah sebuah karya sastraberpengaruh atau bermanfaat, apakah sesuai denganrealita kehidupan, apakah cerita bersifat tipikal, apakahcerita tersebut dapat terjadi di tempat lain, apa maknadari sebuah karya. Tes kesastraan tingkat apresiasi8

berkisar tentang kaitan antara bahasa sastra danlinguistik. Model tes yang timbul seperti mengapapengarang mengambil bentuk kata, ungkapan, atau istilahtertentu di dalam karyanya, apa efek pemilhan bentukkata, istilah, dan ungkapan tersebut.Bahan teks sastra yang akan diujikan hendaknyamencakup semua genre sastra yaitu prosa, puisi, dandrama. Teks-teks puisi yang dijadikan bahan tesdisesuaikan dengan pengalaman kognitif pemelajar dantidak terlalu abstrak. Puisi dihadirkan untuk untuk dibacaatau didengarkan, dinikmati keindahannya, dipahamipesan komunikasi yang dikandungnya, dipahami unsurpembentuk dan fungsi literernya (Nurgiyantoro,2012:462). Oleh karena itu, hal-hal yang ditanyakandalam tes berbasis puisi juga menyangkut hal-haltersebut. Jika pertanyaan berangkat dari contoh konkretpuisi, maka soal akan berkadar apresiasi tinggi dan akanmenunjang tujuan capaian kompetensi bersastra. Hal-halyang menjadi kandungan makna puisi antara lain tema,pesan, moral, makna konotasi, dan pemaknaan lainnya.Berbeda halnya dengan teks puisi yang singkat danpraktis disajikan secara utuh dalam lembar soal ujian,teks yang panjang tidak memiliki kepraktisan serupa.Kita tidak mungkin mengutip seluruh teks sebuah cerpenapalagi novel ke dalam naskah ujian yang umumnyarelatif pendek yang hanya terdiri dari beberapa beberapahalaman. Oleh karena itu, pembuatan soal-soal tes yangberkaitan dengan tes fiksi hanya dapat mengutip sebagian9

naskah. Pertanyaan tes untuk genre fiksi pada umumnyaada di sekitar tema, pesan, nilai, kandungan moral,makna tersirat, perwatakan tokoh, jenis alur yangdipakai, stile dan sarana retorika.Teks drama yang akan diujikan hanya dapat dikutipsebagian. Namun, agar kutipan tersebut gkinkan dibuat soal berdasar kutipan tersebut.Diambilkan kutipan yang di dalamnya mengandungnama-nama tokoh, sedikit konflik, cerminan tema, pesan,dan hal-hal lain yang merupakan identitas teks dramatersebut.1.4 Masalah PenelitianBerdasarkan latar belakang masalah di aran apresiasi sastra di kalangan pemelajarsekolah dasar. Ada anggapan bahwa tingkatpembelajaran apresiasi sastra di kalangan pemelajarsekolah dasar belum memadai. Asumsi tersebut masihdalam tataran anggapan atau dugaan sementara. Olehkarena itu, masalah utama dalam penelitian ini adalahbagaimana tingkat apresiasi sastra pemelajar sekolahdasar di Kabupaten Merauke dan faktor-faktor apa sajayang memengaruhi tingkat apresiasi sastra pemelajar.10

1.5 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan mengetahui tingkat apresiasipemelajar sekolah dasar terhadap karya sastra untukmendapatkan gambaran tentang tingkat apresiasi merekaterhadap karya sastra dan faktor-faktor yangmemengaruhi tingkat apresiasi sastra pemelajar.1.6 Manfaat PenelitianMemberi gambaran kepada para guru tingkat sekolahdasar di Kabupaten Merauke tentang tingkat keberhasilanpembelajaran sastra yang telah mereka ajarkan, sehinggaberdampak pada berkembangnya sastra di KabupatenMerauke. Selain itu, penelitian ini juga akan memberikankontribusi di dalam memahamkan pentingnya peranpengajaran apresiasi sastra pada pemelajar sekolah dasardemi pengembangan sastra di Indonesia. Pada ranahpolitis, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikansebagai bahan pertimbangan di dalam pembuatankebijakan masalah pendidikan di Kabupaten Meraukekhususnya dan Papua secara umum.1.7 Metodologi

Tingkat Apresiasi Sastra Siswa SD di Kabupaten Merauke ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam dunia kritik sastra di Indonesia, rendahnya apresiasi sastra di kalangan masyarakat sudah lama menjadi bahan pembicaraan di antara para pemerhati sastra. Menurut Komarudin Hidayat (2017) dalam kajian antropologis, masyarakat Nusantara sebenarnya

Related Documents:

E. Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di SD 12 1. Pengertian Apresiasi Sastra 12 2. Kegiatan Apresiasi Sastra 13 3. Tingkat-tingkat apresiasi sastra 15 F. Tahap Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD 15 G. Konsep Dasar Sastra dan Manfaat Sastra dalam Pendidikan 18 . KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA iii BAB III 28 FONOLOGI 28

sastra (4) ngadiskusikeu n apresiasi reseptif jeung aprésiasi produktif dina diajar pustaka (5) ngawangun bahan ajar sastra dumasar kana jinis aprésiasi jeung tiori anu aya hubunganana. Pemb elajara n Sastra Karya sastra mangru pikeun karya seni anu nyarios keun perkawi s masala h kahirup an sareng kahirup an, ngeuna an manusa sareng manusa .

pendekatan sosiologi Sastra 3. Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra 5% 13 Mahasiwa mampu memahami: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis Kritik Sastra Feminis 1. Latar belakang munculnya kritik sastra feminis 2. Pengertian kritik sastra feminis Ekspositori penugasan, tanya jawab 150 menit Ketepatan dalam menjelaskan: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis 5%

melakukan apresiasi karya sastra dengan baik. C. Urgensi Mata kuhali ini berusaha untuk mengajak mahasiswa melakukan apresiasi kepada katya sastra Indonesia. Dengan harapan agar mahasiswa mem i I ki pengetahuan dan kemampuan tint uk mengembangkan bakat sastranya. Dan sebagai bekal untuk menti,ajarkan sastra kepada para siswanya kelak.

KEGIATAN APRESIASI SASTRA LISAN Azira Natasya, Fitriani Lubis, Dwi Fitriani, Rayanda Alfathira Mahasiswa Prodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Medan surel: aziranatasya07@gmail.com , dwiiftr.25@gmail.com , rayandaaf@gmail.com Abstrak Sastra lisan merupakan suatu karya sastra yang diwariskan secara turun-temurun.

kita mengenal ada penelitian filologi, sastra bandingan, sosiologi sastra, psikologi sastra, hermeneutika, strukturalisme, antropologi sastra, resepsi sastra, feminisme, sastra lisan, poskolonial, studi budaya, dan lain-lain. Banyaknya jenis penelitian membuat masing-masing penelitian memiliki metode dan teknik yang berbeda pula.

psikologi dan sastra, juga di bagian mana kedua disiplin ilmu itu akan bertemu, sehingga melahirkan pedekatan atau tipe kritik sastra yang disebut psikologi sastra. B. Hubungan antara Psikologi dan Sastra 1. Psikologi Sebelum menguraikan hubungan antara psikologi dan sastra, yang melahirkan pendekatan psikologi sastra,

Loughborough College Local Offer Des Gentleman Learner Services Manager des.gentleman@loucoll.ac.uk . 2 Regulation 3 Special Educational Needs and Disability (Information) Regulations (2014) School/College Name: Loughborough College Address: Radmoor Road, Loughborough, Leicestershire Telephone Number: 01509 618375 Principal and CEO: Jo Maher Executive Lead Learner Services: Heather Clarke .