Prosiding Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia (Senasbasa .

1y ago
27 Views
2 Downloads
3.80 MB
487 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Fiona Harless
Transcription

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017PENGANTARPuji syukur patut dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatdan hidayah-Nya sehingga pelaknasaan Seminar Nasional Pembangunan Karakter Bangsamelalui Gerakan Literasi Sastra dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telahditetapkan. Seminar ini diselenggarakan atas kerjasama Program Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia dengan Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia (HISKI) KomisariatMalang.Seminar ini bertujuan untuk menggali berbagai informasi mengenai pendidikankarakter yang memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Hal yang tak kalahpentingnya jika dikaitkan dengan gerakan literasi sastra dapat membuka wawasan kecerdasanmasyarakat lewat gerakan membaca dan memahami kemajuan. Sastra sebagai capital budayabangsa memiliki peran yang cukup penting dalam mengembangkan karakter bangsa. Sastramemiliki kontribusi dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan solidaritas kemanusiaanserta memengaruhi proses pembentukan kepribadian dan kebangsaan masyarakatpendukungnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Keberhasilan upaya tersebuttentunya memerlukan pengimplementasian kebijakan yang mendukung eksistensinya, baikmelalui aktivitas pembinaan maupun pengembangan bahasa, sastra, dan budaya yangberorientasi mengukuhkan jati diri bangsa Indonesia.Pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terima kasih kepada pembicarakunci Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd; pemakalah uatama Prof. Dr. Suwardi Endraswara,M.Hum; Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si; serta pemakalah pendamping yang berkontribusipada bangunan keilmuan tentang pendidikan karakter dan literasi sastra. Sumbangsihpemikiran dari nasumber utama dan pemakalah pendamping dapat digunakan sebagaipergumulan pemikiran yang terus berkembang dengan memberikan solusi-solusi yang nyatauntuk dunia pendidikan dan pembangunan karakter bangsa.Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja kerasmulai persiapan sampai dengan pelaksanaan. Semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara dicatatdan mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Kami menyadari bahwa pelaksanaan seminarnasional ini tentunya tidak lepas dari kekurangan meskipun sudah berupaya secara maksimal.Tiada gading yang tak reka karena itu kami mohon maaf jika ada kekurangan dalampenyambutan, pelayanan Bapak/Ibu/Saudara peserta seminar.Besar harapan kami, prosiding yang memuat pembangunan karakter bangsa dangerakan literasi sastra memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya terkait denganmembangun peradaban bangsa dalam memperkuat karakter sebagai jati diri bangsa.Malang, 5 Mei 2017Ketua Panitiai

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017SAMBUTAN DEKANAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhAtas nama pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Malang saya mengapresiasi pemikiran Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia bekerja sama dengan HISKI Komisariat Malang yang telah menyelenggrakanseminar ini. Penyelenggaraan seminar ini sebagai salah satu wujud tanggung jawab dankontribusi Perguruan Tinggi dalam pembangunan bangsa, lebih khusus pembangunankarakter bangsa dan gerakan literasi baik di sekolah maupun tdilakukandenganpeningakatankemampuan dan pemberdayaan potensi bangsa Indonesia. Sebuah bangsa dapatmemiliki peradaban dan martabat yang tinggi melalui peningkatan kemampuan intelektualdan penghargaan terhadap peninggalan budaya, di antaranya berupa bahasa dan sastra.Bahasa dan sastra merupakan sumberdaya strategis untuk mengembangkan kreasi, inovasi,dan keunggulan peradaban. Di samping itu, bahasa dan sastra Indonesia memiliki nilai yangsangat tinggi sebagai penciri khusus budaya dan karakter bangsa Indonesia. Oleh sebab itu,penguatan karakter bangsa Indonesia sangat strategis dilaksanakan melalui pelestarian,pewarisan, dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia.Pendidikan karakter bangsa melalui bahasa dan sastra tersebut tidak dapatterwujuddengan baik tanpa kesadaran baca masyarakat melalui gerakan literasi. Gerakanliterasi merupakan salah satu upaya pembudayaan kegemaran membaca dan peningkatankemampuan membaca. Hal itu sangat penting mengingat kegemaran dan kemampuanmembaca merupakan kunci pembuka pintu dunia. Dalam era informasi dan globalisasi, siapayang menguasai informasi, dialah yang menguasai dunia.Upaya pembudayaan dan peningkatan kemampuan membaca dapat terwujud secaraoptimal jika didukung oleh semua pihak, terutama pihak akademisi. Perguruan tinggi sebagaisalah satu lembaga akademik memiliki peran yang sangat penting dalam pembudayaan danpeningkatan kemampuan baca masyarakat, di antaranya melalui gerakan literasi. Kegiatan inidilaksanakan sebagai salah satu wujud upaya menumbuhkan dan menggiatkan gerakanliterasi masyarakat. Melalui seminar nasional bertajuk “Pembangunan Karakter Bangsamelalui Gerakan Literasi Sastra”, diharapkan dapat ditemukan sejumlah pandangan,pemikiran, dan masukan yang bijaksana kepada pengambil kebijakan terkait dengan gerakanLiterasi dan lebih khusus yang berbasis pada Gerakan Literasi Sastra.Saya menyambut baik atas terselenggaranya Seminar Nasional dalam rangkaperingatan Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMM bekerja sama dengan HISKI Komisariat Malangpada 9 Mei 2017. Kegiatan ini telah dirancang cukup bagus melalui pelibatan semua pihak,para ahli, dosen, mahasiswa, maupun pemerhati pendidikan dan sastra. Pada kesempatan inijuga saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu pembicara utama dan pembicarapendamping dalam Seminar Nasional ini yang telah memberikan waktu dan pemikiran sertapengalaman kepada peserta seminar.ii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017Semoga cita-cita bangsa bukan sekedar ilusi, dan pembangunan karakter bangsa dangerakna literasi sastra dapat terealisasi secara optimal di lingkungan pendidikan formal,nonformal, serta informal.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhMalang, 5 Mei 2017Dekan FKIP UMM,Dr. Poncojari Wahyono, M.Siiii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017DAFTAR ISI PROSIDING SENASBASAPeran Tokoh Utama dalam Pemertahanan Budaya pada Novel RonggengDukuh Paruk Karya Ahmad TohariAditiya Riska Nandasari . 1-11Ketegaran Tokoh Wanita dalam Novel Midah Simanis Bergigi EmasKarya Pramoedya Ananta ToerAnista Emilia Widayanti . 12-24Literasi Sastra dalam Masyarakat Belajar (Learning Society)Arif Budi Wurianto. 25-30Dampak Kolonialisasi pada Karakter Tokoh dalam Novel Cantik ItuLuka Karya Eka KurniawanAzrul Iziani Majid. 31-41Sinergi Kebijakan Pengembangan Literasi Sastra dengan Gerakan SosialAzwar . 42-52Nilai Pendidikan Karakter Tokoh Raja Erlanggga dalam Novel cerita Calon ArangKarya Pramoedya Ananta ToerDewi Larasetiani . 53-63Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Ibuk Karya Iwan SetyawanDiana Putri . 64-73Kajian Kontekstual dan Nilai-Nilai Budaya Lagu Daerah Bengkulubagi Pembinaan Karakter BangsaDidi Yulistio . 74-86Literasi Sastra Cerita Rakyat Indonesia sebagai Gerakan Penanaman Karakteryang Sesuai dengan Nilai-nilai KebangsaanEka Nur’Aini . 87-95Indonesia Menurut Siswa SMA dalam Puisi Karya Penyair IndonesiaEkarini Saraswati. 96-106Karakteristik Novel Senja di Jakarta Karya Mochtar Lubis sebagai Alasan PengembanganBahan Pembelajaran Sastra di SekolahEmy Rizta Kusuma . 107-113iv

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017Sistem Kepercayaan Batak dalam Novel Perempuan Bernama Arjuna 4(Sebuah Pendekatan Kritik Sosialkultural)Erly Aji Purniawati. 114-120Kritik Sosial pada Masyarakat Menengah ke Bawah dalam Novel Semua Ikan di LangitKarya Ziggy ZezsyazeoviennazabrizkieFauzia Rahma. 121-129Ragam Puisi Pendek Bahasa Indonesia dalam Cyber SastraGatot Sarmidi . 130-140Nilai-Nilai Religius Novel Kooong Karya Iwan Simatupang dan Implikasinyadalam Pembelajaran Apresiasi SastraHaryadi . 141-149Membangun Karakter Bangsa Melalui Literasi Karya SastraHendra Sufyanto . 150-156Kidung Sewa Dharma Nyanyian Kegelisahan Batin Sang KawiswaraIda Bagus Jelantik Sutanegara Pidada . 157-164Membangun Nilai-nilai Multikulturalisme melalui Sastra ReligiusLatifah . 165-170Menggali Nilai-nilai Lokal dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea HirataMartha Laurenzia Seco . 171-180Model Pembelajaran Jurnalis dalam Menulis Pantun Guna Membentuk Karakter AnakMaulina Hendrik. 181-189Kecemasan Realistis Tokoh Utama dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea HirataMoch Nasihudin Cahya Sinda . 190-197Penyimpangan Moral Tokoh dalam Novel Maya Karya Ayu Utami(Tinjauan Kritik Sosiologi)Mochamad Amsori. 198-205Aktualisasi Diri Tokoh Utama dalam Novel Napas Mayat Karya Bagus Dwi HanantoMoh. Fatih Irfan. 206-214Transfomasi Nilai Budaya pada Ungkapan Tradisional Masyarakat Kabupaten Dompudalam Konteks Kekinian (Tinjauan Folklore)Moh. Imam HD . 215-222v

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017Kecerdasan Intelektual Tokoh Utama dalam Novel Ayah Karya Andrea HirataMuhammad Rizal. 223-231Nilai Cinta Kasih Pada Tokoh Utama dalam Novel di Tanah LadaKarya Ziggy ZezsyazeoviennazabrizkieMuslichatin Rismawati . 232-239Gender dan Seksualitas Postkolonial dalam Novel Eka Kurniawan “Cantik Itu Luka”Mundi Rahayu . 240-251Sastra Lama sebagai Wahana Pembelajaran Moral dan Karakter BangsaNasrullah La Madi . 252-257Nilai Pendidikan Karakter pada Tokoh Rasus dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk KaryaAhmad TohariNella Narindah Ayu Artika Dewi . 258-270Kajian Nilai Religius pada Madihin Karya John TralalaNoor Leha . 271-280Hubungan Manusia dan Lingkungan dalam Novel Sumur Minyak Air MataKarya Winendra G. (Sebuah Kajian Ekokritik)Nur Kholis Ida Purwati . 281-290Pertimbangan Pemilihan Teks Bacaan dalam Pengajaran dan Pembelajaran MembacaNurul Shofiah . 291-302Menumbuhkan Nilai-Nilai Kebangsaan Sejak Dini Melalui Sastra AnakPurbarani Jatining Panglipur dan Eka Listiyaningsih . 303-309Transformasi Nilai Religius Tokoh Utama dalam Novel Bait-bait MultazamKarya Abidah El KhalieqyRani Rahmawati. 310-318Pendekatan Moral dalam Hikayat Iskandar ZulkarnainReka Yuda Mahardika dan Indra Permana . 319-330Nilai-Nilai Karakter Tokoh Utama dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka KurniawanRidho Covinda Wahyu Firmansyah . 331-339Pertentangan Kelas Sosial pada Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta ToerRiska Ida Febriyanti . 340-349vi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017Bentuk Mitos Jawa dalam Novel Simple Miracle: Doa dan Arwah Karya Ayu Utami sebagaiPiranti Pendidikan Karakter (Kajian Antropologi Sastra)Risnawati . 350-360Penguatan Literasi Sastra sebagai Gerakan Penanaman Pendidikan Karakter di SekolahRobby Cahyadi . 361-370Adaptasi Kearifan Lokal Melayu Patani bagi Capaian Kompetensi Literasi SastraRuslan Yusoh. 371-377Penguatan Karakter Religius dalam Pembelajaran Sastra Melalui Adaptasi Kearifan LokalSaktya Khomsilawati . 378-384Penguatan Literasi Sastra dalam Membentuk Karakter SiswaSetiya Hetty Wahyuningtiyas. 385-390Pergeseran Struktur dan Makna Teks Lakon MurwakalaSiti Masitoh . 391-405Ekologi Budaya dalam Sastra sebagai Pembentuk Karakter Peserta DidikSugiarti . 406-412Kewirausahaan Tokoh terhadap Pengembangan Karakter dalam Novel PetirKarya Dewi LestariSusi Purwaningsih. 413-421Strategi Pengembangan Budaya Literasi Sastra di Sekolah dan MasyarakatSuwardi Endraswara . 422-434Potret Pemerintah Indonesia untuk Memperkokoh Nilai Karakter Bangsadalam Cerpen Tangan-tangan Buntung Karya Budi DarmaUmi Nurfadila. 435-442Membangun Karakter Jati Diri Bangsa melalui Gerakan Literasi Sastra terhadapNilai-nilai Budaya Masa Lalu dengan Cara Pandang Masa KiniUmi Salamah . 443-455Sastra Bermuatan Dakwah dan Perkembangannya di IndonesiaYoga Yolanda .456-463Nilai Budi Pekerti dalam Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta ToerYuli Fitria Dewi .464-471vii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017Pembelajaran Wacana sebagai Landasan dalam Berliterasi Sastra untuk MeningkatkanKarakter SiswaYusep Ahmadi F .472-478viii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017PERAN TOKOH UTAMA DALAM PEMERTAHANAN BUDAYAPADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUKKARYA AHMAD TOHARIAditiya Riska NandasariProdi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFakultas Keguran dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Malangriskananda99@gmail.comAbstrakPemertahanan budaya merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh tokoh utama untukmelestarikan budaya yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk. Tokoh utama dalamnovel Ronggeng dukuh Paruk memiliki peran sentral sebagai pemertahanan budaya.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) peran ronggeng dalam kegiatan kesenian(2) pandangan masyarakat terhadap ronggeng di dalam Novel Ronggeng DukuhParuk.Metode penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Data dalam penelitianini berupa kutipan kalimat, paragraf yang berkaitan dengan pemertashanan budaya. Sumberdata pada penelitian ini adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Analisisdata yang digunakan adalah contentanalysis, dengan langkah sebagai berikut:mengidentifikasi data; mengklasifikasikan; menganalisis; menginterpretasikan data sertamenarik simpulan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) peran ronggeng pada novelRonggeng Dukuh Paruk dalam berkesenian meliputi peran pada upacara ritual, hiburan, danpertunjukan, (2) pandangan masyarakat terhadap ronggeng sebagai milik umum, pembawakeberkahan, dan simbol dari Dukuh Paruk. Ronggeng digambarkan sebagai tokoh yangberstatus sosial tinggi, memiliki kedudukan istimewa di masyarakatsehingga diperlakukanistimewa oleh orang-orang sekitar. Namun di luar masyarakat Dukuh Paruk ronggengdianggap sebagai penghibur, pelacur, dan sundal.Kata kunci: ronggeng, pemertahan budaya, simbol Dukuh ParukPENDAHULUANKebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena memodalkan berbagaikebudayaan lingkungan wilayah yang berkembang menurut tuntutan sejarah dari wilayahsendiri-sendiri. Kebudayaan tumbuh dan berkembang dengan berbagai ragam yang berbeda,antara kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lain, tetapi di tengah keragaman tersebutterdapat potensi yang dapat mengintegrasikan keragaman yang ada. Perkembangankebudayaan daerah cenderung membawa kearah keragaman, dan perkembangan kebudayaannasional membawa kearah integrasi dan persatuan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika,berbeda-beda namun tetap satu juga, merupakan satu semboyan yang harus tetap dijadikanpedoman untuk mengembangkan kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional (Geriya 1992:493).Kebudayaan adalah keseluruhan pola-pola tingkah laku dan pola-pola bertingkahlaku, baik eksplisit maupun implisit, yang diturunkan melalui simbol, yang akhirnya mampumembentuk sesuatu yang khas dan karakteristik dari kelompok manusia, termasukperwujudannya dalam benda-benda materi (Dharsono 2007: 25).Kebudayaan menunjukkepada berbagai aspek kehidupan. Kata itu meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan1

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017kepercayaan dan sikap- sikap, dan hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatumasyarakat atau kelompok penduduk tertentu (Ihromi 1981: 18).Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, danmeliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalamkehidupan sehari-hari, Kebudayaan itu bersifat abstrak. Hal tersebut selaras dengan pendapat(Siregar 2002:3) bahwa Kebudayaan merupakan sebuah refleksi kebiasaan dari tingkah lakumanusia dalam bermasyarakat.Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengancara belajar. Dia tidak diturunkan secara bilogis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal iniperlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang digerakan oleh kebudayaandengan perilaku mahluk lain yang tingkah lakunya digerakan oleh insting.Kesenian tradisional adalah kesenian yang lahir karena adanya dorongan emosi atasdasar pandangan hidup dan kepentingan masyarakat pendukungnya secara turun temurun.Konsep seni yang berkembang di tengah masyarakat terkait dengan persoalan ekspresi, indah,hiburan, komunikasi, keterampilan, kerapian, kehalusan dan kebersihan (Jazuli 2008:46).Bangsa Indonesia memiliki berbagai corak hasil kesenian yang tersebar diseluruhpelosok tanah air sebagai warisan budayanenek moyang. Hasil kesenian yang beragam yaknimencakup berbagai jenis yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, seni sastra dan seni drama.Tiap-tiap daerah menghasilkan kesenian dengan ciri-ciri yang khusus menunjukkan sifat-sifatetika daerah sendiri- sendiri (Bastomi Dalam Pradewi dan Lestari 2012: 1). Berbagai corakkesenian yang bermacam-macam timbulah salah satu wujud kesenian yang disebut keseniantradisional daerah. Kesenian tradisional daerah adalah kesenian khas daerah yang tumbuhsebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tradisional daerah.Tari merupakan salah satu jenis kesenian yang telah dikenal oleh banyak kalangan.Tari sebagai karya seni adalah salah satu pernyataan budaya, karena sifat, gaya dan fungsinyatak dapat dilepaskan dari kebudayaan yang menghasilkan. Kebudayaan begitu banyakcoraknya. Perbedaan sifat dan ragan tari dalam berbagai kebudayaan disebabkan banyak hal,seperti; lingkungan alam, perkembangan sejarah, sarana komunikasi, kesemuanya akanmembentuk suatu citra kebudayaan yang khas.Tari dapat dipahami secara aspek, bentuk dan teknik yang berkaitan dengankomposisinya (analisis bentuk atau penataan koreografinya), tehnik penarinya (analisis caramelakukan atau ketrampilan) (Hadi 2003: 4). Menurut Koentjoroningrat (dalam Jazuli1994:3) mengatakan bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh atau badanyang selaras dengan bunyi musik (gamelan), diatur oleh irama yang sesuai dengan maksuddan tujuan di dalam tari.Karya sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang bersifatimajinatif.Sebagai hasil yang imajinatif, sastra berfungsi sebagai bahanbacaan yang menyenangkan, didalamnya sarat dengan nilai sosial, nilaibudaya, religi, dan filsafat. Pendapat ini sesuaidengan pemikiran Sugiarti (2014a:302-303) mengemukakan bahwa sastra menyatu denganrealitas sosial sesuai dengan kehendak pengarang. Pengarang memiliki cara tersendiri dalammenggambarkan realita dalam bentuk karya sastra (novel). Terkadang pengarang melakukanmodel menerabas dinding yang selama ini dibekukan (Sugiarti 2014b:134).Nilai-nilai yang terdapat dalam sastra di antaranya nilai budaya. Darisebuah noveldapat diketahui nilai budaya yang ada dalam masyarakattertentu, baik budaya yang bersifatpositif maupun budaya yang bersifatnegatif. Sastra dan kebudayaan memiliki objek yangsama, yaitu manusiadalam masyarakat, manusia sebagai fakta sosial, manusia sebagaimakhlukkultural.Selain itu, nilai budaya juga dapat dilihat dari seni budaya daerahtersebut,misalnya tarian dan penarinya (Ratna 2010:13). Tarian dalam suatu daerah memilikinilaitersendiri, baik itu nilai moral, agama, maupun nilai pendidikan. Dalam hal ini, sebuah tarian2

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)“PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI GERAKAN LITERASI SASTRA”KERJA SAMA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMMDENGAN HIMPUNAN SARJANA KESUSASTERAAN INDONESIA (HISKI) KOMISARIAT MALANGMALANG, 9 MEI 2017yang dibawakan oleh penari mewakili kebudayaantersebut, baik itu tari untuk upacaramaupun tari untuk hiburan. Setiap tarianyang dibawakan oleh tiap daerah memiliki daya tarikdan ciri khas masing-masing. Ciri khas tari dalam tiap daerah memberikan nilai lebih bagisenibudaya daerah tersebut.Secara umum pemertahanan budaya didefinisikan sebagai keputusan untuk tetapmelanjutkan penggunaan budaya secara kolektif oleh sebuah komunitas yang telahmenggunakan budaya tersebut sebelumnya (Fasold Dalam Bramono dan Rahman). Dalampemertahanan budaya suatu komunitas secara kolektif menentukan untuk melanjutkanmenggunakan budaya tersebut. (Sumarsono Dalam Bramono dan Rahman) mengungkapkanbahwa adanya toleransi dari masyarakat yang mau menggunakan budaya tersebut termasukfaktor yang membuat budaya tersebut masih digunakan. Dibutukan sebuah komitmen dalampemertahanan budaya. Hal ini dikarenakan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan masyarakatyang semakin maju, serta semakin banyak budaya-budaya asing yang masuk dalamkehidupan masyarakat.Dalam melakukan pemertahanan budaya, ada hal menarik yang diutarakan olehEndang bahwa ada beberapa pemikiran praktis yang dapat dijadikan dasar untukmempertahankan suatu budaya: pertama menggunakan suatu budaya dalam berbagaikesempatan, misalnya pertunjukan, upacara keagamaan (Lukman Dalam Bramono danRahman, 2000:3). Kedua menghidupkan penggunaan budaya dalam media massa (cetak danelektronik).Penelitian ini menggunakan novel Ronggeng Dukuh Paruk karyaAhmad Toharisebagai objek kajian. Pemertahanan budaya yang dilakukan tokoh utama dalam novelmenjadi hal yang menarik untuk dibahas dari novel ini.Ahmad Tohari menuliskanpandangannya tentang seorang penari ronggengyang dilukiskan melalui tokoh Srintil yangada didalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.Novel Ronggeng Dukuh Paruk bercerita tentang sebuah desa bernamaDukuh Paruk.Cerita ini bermula saat Srintil berusia lima bulan, kedua orangtua beserta banyak pendudukdesa lainnya meninggal dunia setelah memakantempe bongkrek buatan orang tua Srintil.Lalu, ia dibesarkan oleh kakek danneneknya, Sakarya dan Nyai Sakarya. Ketika Srintilberusia sebelas tahun,kakeknya mendapati bahwa Srintil telah dianugerahi bakatsupranatural(indang) menjadi ronggeng. Sebelum Srintil diresmikan menjadi seorangronggeng, Srintil harus mengikuti adat-istiadat yang berlaku di Dukuh Paruk mulai darimandi di pemakaman Ki Secamenggala sampai proses bukak-klambu. Setelah Srintil melaluiberbagai proses dan adat-istiadat Dukuh Paruk barulah Srintil diresmikan sebagai ronggengdukuhtersebut dengan tata cara tradisional. Ini berarti dia menjadi barang milikumum danmilik seluruh desa.Berdasarkan permasalahan tersebut, tentunya sebagai penulis, AhmadToharimenggambarkan seorang ronggeng baik mengenai syarat-syarat yang harus ditempuh untukmenjadi ronggeng,tugas seorang ronggeng, fungsi tarian ronggeng serta pandanganmasyarakatdalam novel tersebut terkait dengan ronggeng. Sebagai peneliti, penulis akanmenjelaskan terkait dengan peran tokoh utama dalam pemertahanan budaya serta pandanganmasyarakat terhadap ronggeng pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.METODEPenelitian ini menggunakan pendekatan pemertahanan budaya yang lebih difokuskankepada peran tokoh utama dalam mempertahankan budaya dalam novel Ronggeng DukuhParukdengan menggunakan metode deskripsi yang biasanya digunakan untuk menganalisisserta memahami apa yang terkandung dari sebuah teks atau wacana dalam sebuah novel.3

PROSIDING SEMINAR NAS

Di samping itu, bahasa dan sastra Indonesia memiliki nilai yang sangat tinggi sebagai penciri khusus budaya dan karakter bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, penguatan karakter bangsa Indonesia sangat strategis dilaksanakan melalui pelestarian, pewarisan, dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia. . dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Haryadi .

Related Documents:

Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan pemakainya. Laras bahasa dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus. Laras bahasa biasa digunakan oleh masyarakat luas, sedang laras bahasa khusus dalam pemakaian khusus. Contoh dalam penulisan berita menggunakan laras bahasa .

8) S-1 Pend. Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah 9) S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia 10) S-1 Ilmu Perpustakaan 11) S-1 Pendidikan Bahasa Inggris 12) S-1 Bahasa dan Sastra Inggris 13) S-1 Pendidikan Bahasa Arab 14) S-1 Pendidikan Bahasa Jerman 15) S-1 Pendidikan Bahasa Mandarin 16) S-1 Pendidikan Seni Rupa 17) S-1 Pendidikan Seni Tari dan Musik

seminar ini. Panitia mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu terlaksananya acara seminar nasional ini. Se moga prosiding ini bermanfaat serta berguna bagi perkembangan fisika dan pendidikan fisika di Indonesia Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Yogyakarta, 05 Mei 2008 Ketua Panitia Drs. Ishafit, M.Si i

31 Bahasa Arab 32 Bahasa Cina 33 Bahasa Tamil 37 Bahasa Iban 38 Bahasa Kadazandusun . Kemahiran aplikasi bahasa (menulis) (d) Kemahiran kreatif dan apresiasi bahasa (membaca dan menulis) 7. Kaedah Penskoran Analitik dan Holistik. . PANDUAN UJIAN KERTAS 2

Penggunaan Bahasa Prokem dalam Komunikasi Bahasa Jawa Siswa SMP N 1 Purbalingga. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs.Widodo, Pembimbing II: Dra. Esti Sudi Utami, M. Pd. Kata kunci: prokem, komunikasi bahasa Jawa. Basa prokem asring dianggo lan disenengi dening para mudha.

ALJABAR, PENERAPAN DAN PEMBELAJARANNYA Kontribusi Aljabar, Penerapan dan Pembelajarannya dalam Mencerdaskan Bangsa . dengan Menggunakan Sistem Persamaan Linear Aljabar Max-plus . Hasil penelitian menunjukkan bahwa matriks

Prosiding Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan IV 2018 Swiss-Belinn, Tunjungan-Surabaya 05 September 2018 v MODEL SINERGITAS KEAMANAN LAUT OLEH PANGKALAN ANGKATAN LAUT DI CHOKEPOINT SELAT LOMBOK Putu Yogi Arsana, Budi Santoso, Made Jiwa Astika, Ahmadi, Okol Sri Suharyo 115-125 STUDI PR

Anurag Naveen Sanskaran Hindi Pathmala –Part-8 Orient BlackSwan Pvt Ltd. 2. Vyakaran Vyavahar – 8 Mohit Publications. 3. Amrit Sanchay (Maha Devi Verma) Saraswati House Publications COMPUTER 1. Cyber Tools – Part 8 KIPS Publishing World C – 109, Sector – 2, Noida. Class: 9 Subject Name of the Book with the name and address of the Publisher SCIENCE 1. NCERT Text Book For Class IX .