BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Ini, Perkembangan Teknologi Dan Informasi Sudah .

2y ago
20 Views
2 Downloads
514.42 KB
22 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 8m ago
Upload by : Esmeralda Toy
Transcription

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGABAB 1PENDAHULUANI.1 Latar Belakang MasalahDi era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sudahmengalami kemajuan yang sangat pesat. Hampir pada setiap aspek kegiatanmanusia, baik yang dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama selalumempunyai hubungan dengan teknologi. Dalam Karnia (2014), perkembanganmedia komunikasi antara lain dapat dilihat dari semakin meningkatknyaketergantungan terhadap penggunaan alat eletronik seperti Tablet PC, iPhone,iPad, dan Android, sehingga akses informasi lebih condong dilakukan melaluikoneksi internet. Data jumlah pengguna ponsel yang dilaporkan oleh InternationalTelecommunication Union (ITU) menyatakan bahwa saat ini, 86 dari 100 orangsetidaknya memiliki satu buah ponsel. Sehingga diperkirakan, total penggunaponsel di dunia sudah menembus angka 6 milyar. Kehadiran internet telahmembawa revolusi pada cara manusia melakukan komunikasi. Internet dalam erainformasi telah menempatkan dirinya sebagai salah satu pusat informasi yangdapat diakses dari berbagai tempat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Internetdisebut sebagai pusat informasi bebas hambatan karena dapat menghubungkansatu situs informasi ke situs informasi lainnya dalam waktu yang singkat.Internet memang membawa kemudahan bagi setiap penggunanya.Berbagai informasi dari seluruh dunia dapat pengguna dapatkan dengan sangat1SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAmudah dan tentu dengan waktu yang cukup singkat. Dari informasi yang cukupumum diketahui oleh masyarakat, hingga informasi yang tidak banyak diketahuioleh masyarakat, khusunya bagi pengguna internet. Apapun dapat kita temukanhanya dalam waktu beberapa menit saja. Tentu ini adalah akibat dari kenajuanteknologi dan informasi yang cukup pesat. Padahal kita tahu bahwa sebelummengenal media internet, manusia dalam mencari informasi cukup banyakmembutuhkan biaya dan waktu yang cukup lama, terutama dalam kegiatanpenemuan dan pencarian informasi yang dibutuhkan yang semuanya masihmengandalkan media kertas, dan mereka masih harus mencari di sebuah katalogdan media lainnya (Iik Novianto, 2012).Menurut data yang ditulis pada wikipedia.org, pada awal kemunculannyayaitu pada tahun 1969, Internet lebih dikenal dengan sebutan ARPANET yaitusuatu proyek eksperimen yang dilakukan oleh Kementrian Pertahanan AmerikaSerikat. Eksperimen ini bertujuan untuk mencoba menggali teknologi jaringanyang mampu menghubungkan para peneliti dengan sumber daya yang jauh sepertisistem komputer dan pangkalan data yang sangat besar. Konsep ini pertama kaliditulis oleh salah seorang peneliti dari MIT (Massachuset Institut Technology)yang menjelaskan bahwa interaksi sosial juga dapat dilakukan melalui sebuahjaringan komputer. Di dalam tulisan tersebut juga diuraikan mengenai konsep“Galactic Network” yaitu dimana ia memiliki visi dari sebuah jaringan komputerglobal yang saling berhubungan dimana setiap orang dapat mengakses data danprogram secara cepat dan tepat dari tempat manapun2SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAInternet membuat kita seolah kita berada dimanapun dan membawa kita ketempat yang sebenarnya tidak nyata. Dengan adanya internet, manusia tidak perlubertatap muka secara langsung dalam melakukan interaksi. Internet tidakmengenal batas ruang dan waktu. Penggunanya dapat mengakses internetdimanapun dan kapanpun dia menginginkannya. Pada akhirnya internet akanmembawa kita pada realitas yang baru, yaitu mampu mengubah jarak dan waktumenjadi tidak terbatas. Internet juga dapat membuat seseorang dapat melakukanberbagai macam aktivitas yang sulit dilakukan dalam dunia nyata karena terpisaholeh jarak. Di dalam realitas yang berjarak berkilo-kilo meter dari tempat manusiaitu berada, dengan menggunakan internet seakan realitas tersebut hadir di hadapankita.Di era informasi saat ini ternyata juga meningkatkan rasa salingketerikatan masyarakat, dimana masyarakat semakin ingin untuk melakukaninteraksi dengan menjalin hubungan sosial melalui jaringan media dunia maya,sehingga secara perlahan hubungan tersebut akan menggantikan dan melengkapijaringan sosial kemasyarakatan maupun komunikasi secara langsung atau denganbertatap muka. Dalam masyarakat tersebut, setiap orang dapat berhubungan sertaberkomunikasi dengan lawan bicaranya melalui internet. Bahkan mungkinseseorang yang dulunya aktif melakukan kegiatan nyata dan mampumenghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengobrol dan berbincang-bincangdengan teman maupun saudara, kini lebih menyukai mencari teman yang baru dariinternet dan mulai meninggalkan kehidupan sosialnya.3SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAHal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh McLuhan mengenaijaringan sosial yang berkembang melalui media. Marshal McLuhan jugamengemukakan suatu konsep yang dikenal dengan global village. Konsep inimelihat ketika teknologi informasi sudah berkembang secara massal, maka secarabertahap teknologi tersebut akan mengubah masyarakat dunia lokal menjadimasyarakat global, sebuah dunia yang sangat trasnparan terhadap perkembanganinformasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan juga begitu kuatmempengaruhi peradaban manusia, sehingga dunia ini dijuluki The Big Villageyaitu sebuah desa yang sangat besar dimana masyarakatnya saling kenal dansaling menyapa satu sama lain tanpa batasan wilayah atau territorial tertentu.Internet bukan hanya mampu menciptakan masyarakat dunia global, akan tetapijuga mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakatsehingga tanpa disadari komunitas manusia telah hidup dalam dua duniakehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya(Burhan 2007 dalam Lathif 2010).Hadirnya internet saat ini tentu memudahkan masyarakat dalamberkomunikasi dan mencari informasi sehingga internet pun juga mengalamiperkembangan yaitu dengan munculnya situs-situs baru yang bisa digunakanuntuk membangun hubungan sosial di dunia maya. Situs tersebut biasa dikenaldengan situs jejaring sosial atau lebih dikenal dengan media sosial. Saat ini mediasosial memang sedang digemari oleh masyarakat khususnya para remaja diperkotaan. Media sosial memudahkan masyarakat atau khususnya para penggunanya untuk berbagi pengalaman dan informasi kepada teman-teman maupun4SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAkerabatnya. Banyak sekali media sosial yang sudah dapat diunduh oleh parapengguna internet, antara lain yaitu media sosial Friendster, Facebook, Twitter,Instagram, dan akhir-akhir ini media sosial yang sedang fenomenal di kalanganpara remaja adalah media sosial Path.Menurut data yang dilansir oleh CNN Indonesia, jumlah pengguna mediasosial di Indonesia sudah mencapai angka lebih dari 150 juta pengguna. Untukmedia sosial Facebook di Indonesia sampai dengan bulan Juni 2014 sudahmencapai angka 69 juta anggota. Jumlah tersebut tentu saja sudah bertambahhingga pertengahan 2015 ini. Sementara itu, jumlah pengguna Twitter diIndonesia sudah genap 50 juta anggota dan angka itu akan terus bertambah dimasa depan. Sedangkan Tempo.co pada bulan Februari 2014 melansir bahwaIndonesia menjadi negara pengguna Path terbesar di dunia. Dari dua puluh jutapengguna Path di dunia, Indonesia menjadi peringkat pertama yaitu denganjumlah empat juta pengguna. Melihat bahwa Path merupakan media yang terbarudibandingkan dengan media sosial lainnya yaitu facebook dan twitter, jumlah inijuga dinilai cukup fantastis.Dailysocial.id juga menyatakan bahwa saat ini pengguna Facebookmengalami penurunan yang cukup drastis. Facebook kehilangan 5 juta akun asalIndonesia. Hal ini merupakan angka yang cukup besar. SocialBakers jugamengklaim bahwa Indonesia kini memiliki 36 juta pengguna Facebook, turun dari40 juta beberapa bulan yang lalu. Menurut Ian Hogarth, CEO Songkickmengatakan bahwa pengguna Facebook mengalami penurunan drastis diIndonesia, karena pengguna Indonesia merasa bosan dengan Facebook dan mulai5SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAberpindah ke media sosial yang lain. Sedangkan data yang diambil daricnnindonesia.com, mengatakan bahwa pertumbuhan twitter di Indonesia hinggapertengahan 2015 ini mengalami pertumbuhan pengguna yang sangat lambat.Perusahaan mengatakan jumlah pertumbuhan rata-rata pada kuartal dua 2015mengalami pertumbuhan paling lambat sejak mereka jadi melantai di bursa sahampada 2013. Berdasarkan data-data yang ditemukan ini menjadi salah satu buktibahwa media sosial Path memiliki peningkatan yang cukup signifikan dibandingmedia sosial lainnya seperti Facebook dan Twitter yang berdiri lebih awal.Path merupakan situs media sosial baru yang dapat digunakan untuk salingbertukar foto atau komentar dengan teman atau kerabat dekat saja, tanpa adanyaorang yang tidak dikenal. Path juga menyediakan fitur dan space bagipenggunanya untuk membagikan momen-momen kepada pengguna lainnya. Pathmenjunjung konsep sebagai jurnal digital dimana Path memungkinkanpenggunanya untuk berkontribusi setiap waktu di dalam jejaring sosial ini dimanaPath menjadi media yang tepat untuk menceritakan kehidupan penggunanaya disetiap harinya.Sejak diluncurkannya November 2010, oleh Dave Morin yangsebelumnya bekerja di Facebook dan Apple, serta pengembang perangkat lunakDustin Mierau dan Shawn Fanning, Path mendapat tempat di hati penggunanya.Path mempunyai tagline "The smart journal that helps you share life with the onesyou love" yaitu tentang hubungan yang bisa dipercaya sepanjang kehidupanseseorang, dalam satu waktu, seseorang hanya bisa memiliki 150 true relationship,dimana hubungan dengan orang-orang diluar itu bukan relationship yang6SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAtermasuk dekat. Path didesain berdasarkan sebuah teori ilmu sosial yangdikembangkan oleh seorang profesor Robin Dunbar di Oxford University.Berbeda dengan Facebook dan Twitter yang memungkinkan penggunanyaberinteraksi dengan jutaan orang (Yossie Aer, 2014).Berbeda dengan situs media sosial sebelumnya, Path didesain sebagaimedia sosial yang lebih bersifat privat dan lebih intim. Hal ini dikarenakan Pathmembatasi jumlah pertemanan di setiap akunnya. Seperti yang dilansir olehKompas.com Pada awal peluncurannya, setiap akun Path yang sudah diunduhhanya mampu menampung sekitar 150 teman di setiap akunnya. Namun, seiringdengan bertambahnya antusiasme masyarakat tentang kehadiran Path, penggunaPath pun semakin pesat sehingga jumlah limit pertemanan di setiap akun Pathyaitu bertambah menjadi 500 teman.Indonesia saat ini terkenal sebagai negara yang penduduknya aktif dalampenggunaan media sosial. Bahkan bukan hanya media sosial Facebook danTwitter saja, tetapi saat ini masyarakat khusunya remaja juga terbilang dominandalam penggunaan media sosial Path. Data di atas menunjukkan bahwa saat iniPath menjadi media sosial dan komunikasi yang paling laris untuk kalanganpengguna media sosial. Path juga mampu menyaingi kepopuleran dari mediasosial sebelumnya yaitu Facebook dan Twitter. Saat ini memang path menjadisalah satu situs jejaring sosial yang paling sering digunakan oleh para remajakhususnya di perkotaan.7SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGASeperti yang telah kita ketahui bahwa media sosial berfungsi untukmenghubungkan dan mempererat jalinan hubungan pertemanan. Mendekatkandan mempermudah kita dalam berkomunikasi dan berbagi informasi denganteman maupun sanak saudara yang tinggal berjauhan dengan kita. Akan tetapi saatini remaja mengalihfungsikan media sosial menjadi tempat untuk menunjukkaneksistensi serta citra diri yaitu dengan cara update atau check-in. Menariknyadisini adalah pengguna akun Path tidak membagikan semua kegiatannya atautempat yang dikunjunginya kedalam jejaring sosial ini. Seperti yang dijelaskanoleh Tri dalam penelitiannya yaitu pengguna hanya membagikan tempat tertentuyang memang sudah memiliki makna tersendiri di dalam masyarakat yaitutempat-tempat yang seakan ingin menampilkan kelas-kelas sosial tertentu.Dalam perspektif Sosiologi, Path menawarkan dunia simulakra yangpenuh dengan hiperrealitas melalui fitur-fitur yang ada di dalamnya. Pathmenyediakan fitur dan space bagi penggunanya untuk membagikan momenmomen kepada pengguna lainnya. Status, lagu, maupun tempat-tempat yangsedang dikunjungi dapat dibagikan kepada teman-teman yang juga bergabung didalam akun Path nya. Path juga memungkinkan penggunanya untuk membagifoto-foto tentang kegiatan yang sedang dilakukannya.Path telah menyediakan sebuah ruang bagi penggunanya untukmengekspresikan dirinya. Sipapaun bisa menampilkan dirinya dalam bungkuscitra apapun yang diinginkannya melalui akun media sosial Path. Berbeda halnyadengan dunia nyata yang emmang membatasi segala sesuatu yang berhubungandengan nilai, norma, aturan tertentu dan sebagainya. Disini Path memenuhi8SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAkebutuhan penggunanya untuk merepresentasikan dirinya. Kebutuhan akanaktualisasi serta eksistensi memang dimilki oleh semua orang meskipun memilikiintensitas dan cara yang berbeda antara seseoarng yang satu dengan seseoarangyang lain.Para pengguna akun Path pasti ingin menampilkan gambaran terbaik daridirinya dengan selalu mengupload foto-foto diri mereka yang paling baik.Mengupdate tempat-tempat nongkrong yang kekiniandan check-in hanya ketikaberada di restoran mewah dan mahal. Memang tidak semua pengguna akun Pathmelakukan hal tersebut, akan tetapi saat ini jarang sekali ditemui ketika adapengguna yang mengupdate tempat yang tidak banyak dikenali orang. Jugatempat-tempat yang kurang menunjukkan kelas sosialnya. Pengguna pasti inginmenyajikan dan menonjolkan kehidupan mereka yang serba mewah, indah, dansempurna di dalam akun Path nya. Dengan begitu, media sosial Path dapatmenarik kita ke dalam realitas semu yang diciptakannya, yang sejatinya bertolakbelakang dengan realitas pada kenyataannya. Masyarakat dikonstruksikan untukpercaya bahwa apa yang ditampilkan oleh media adalah nyata sehinggamasyarakat terjebak dalam dunia simulakra yang dipenuhi dengan berbagai hyperrealitas (Suyanto: 198-210).Berdasarkan uraian di atas, tentu hal ini menjadi sangat menarik apabiladikaji menggunakan perspektif Sosiologi. Meskipun realitas yang ada di dalamdunia Path merupakan realitas yang semu akan tetapi orang-orang yang ada didalamnya menganggap dan merasakan bahwa realitas yang tersaji di dalam mediasosial Path adalah merupakan realitas yang nyata. Karena itulah peneliti merasa9SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAtertarik untuk menelaah dan menggalinya lebih dalam lagi tentang bagaimanaremaja melakukan pencitraan diri atau membangun citranya dengan menggunakanmedia sosial Path.I.2 Fokus PenelitianFokus dari penelitian ini adalah “Bagaimana pelajar di SMA Negeri 2Surabaya menggunakan media sosial Path sebagai wadah pencitraan diri?”I.3 Tujuan Penelitian1. Untuk menjelaskan dan menganalisis bagaimana para pelajar di SMANegeri 2 Surabaya dalam menggunakan media sosial Path sebagai wadahuntuk melakukan pencitraan diri.I.4 Manfaat PenelitianSecara umum diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat kepadakalangan akademisi khususnya mahasiswa dan masyarakat umum. Adapunmanfaat-manfaat tersebut adalah :1. Bagi kalangan akademisi khusunya mahasiswa dapat memperkayapengetahuan mengenai pencitraan diri dan hiperrealitas yang terjadi dalammedia sosial Path. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan referensipenelitian yang lebih lanjut.10SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA2. Bagi masyarakat umum, khususnya para remaja dapat menambahwawasan mengenai media sosial agar tidak menggunakannya untuk halhal yang bersifat negatif.I.5 Studi TerdahuluPenelitian ini juga tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu.Peneliti menggunakan studi terdahulu guna menjadi rujukan dan acuan dalammelakukan penelitian ini. Salah satu penelitian terdahulu yang peneliti gunakansebagai rujukan adalah penelitian mengenai gaya hidup dan pencitraan diri yangdilakukan oleh Siti Murdaningsih dengan judul “Gaya Hidup Konsumtif DanPencitraan Diri Pelajar Pengguna Handphone Di Sma Negeri 1 Sambi Boyolali”.Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sambi Boyolali. Hasil dari penelitianini menyebutkan bahwasannya saat ini handphone sudah menjadi barang yangsangat penting bagi siswa di SMAN 1 Sambi Boyolali. Menurut mereka,membawa handphone sama seperti kewajiban membawa alat tulis dan buku kesekolah. Handphone bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder, namun menjadisebuah kebutuhan primer. Handphone sudah menjadi gaya hidup masa kini bagimereka. Penggunaan yang kurang efektif menyebabkan gaya hidup pelajarmenjadi konsumtif. Pelajar juga membangun citra diri mereka dengan caramembeli dan memiliki handphone dengan fitur terlaengkap dan tercanggih.Dengan memiliki handphone tersebut, mereka dianggap menempati kelas sosialyang tinggi. Remaja cenderung memiliki sifat ingin dihargai, sehingga demi citradiri mereka lebih mementingkan handphone untuk menunjang penampilan.11SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAPenelitian kedua yang peneliti gunakan yaitu penelitian yang dilakukanoleh Astri Riyanti pada tahun 2010 dengan judul “Fenomena Penggunaan SitusJejaring Sosial Facebook Sebagai Ajang Penampilan Diri”. Penelitian ini berisitentang gagasan-gagasan para Facebookers yang menggunakan jejaring sosialFacebook sebagai ajang untuk menampilakn diri mereka. Penelitian inimenggunakan perspektif dan teori dari Erving Goffman “The Presentation of Selfin Everyday Life”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Facebookmenjadi seperti layaknya panggung sandiwara. Dimana seseorang ingin selaluterlihat sempurna ketika ia berada di panggung depan (front stage). Apapun yangingin dan akan para Facebookers tampilkan di akun Facebook mereka, merupakanstatus dan foto terbaik lah yang mereka bagikan. Karena bagi mereka, Facebookmenjadi tempat untuk menunjukkan citra diri yang positif kepada pengguna yanglain.Penelitian ketiga yang penulis gunakan sebagai rujukan yakni penelitianyang dilakukan oleh Yosie Aer pada tahun 2014 yang berjudul “Analisis MediaSosial Path sebagai Media Informasi di Kalangan Klub Basket Total E&PIndonesie Balikpapan”. Penelitian ini berisi tentang pola komunikasi yang terjadidi dalam media sosial Path yang dilakukan oleh para anggota Club. Hasil daripenelitian ini menyatakan bahwa Path memang sebagai media yang cukup tepatdalam melakukan komunikasi serta perolehan informasi. Banyak sekali informasiyang berguna dan bermanfaat yang didapatkan dari pengguna Path lainnya, yaituseperti buku, film, musik, tempat, foto-foto terbaru tanpa harus membuka googleataupun yang lain karena sudah praktis,mereka dapat mengetahuinya dan12SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAmembagikan ulang ke pengguna lain dengan bahasa repath yaitu pengulanganmembagi momen kembali serta interaksi perilaku komunikasi anggota basketTotal Balikpapan selama berinteraksi menggunakan Path.Penelitian keempat sebagai rujukan peneliti yaitu skripsi dari ArnoldGeovanni yang berjudul “Pola Komunikasi Pengguna Media Sosial Path diKalangan Mahasiswa”. Penelitian ini menjelaskan tentang berbagai polakomunikasi yang ada di dalam media sosial Path yaitu melalui pemaknaan pesanyang ada di setiap Fitur di dalam Path, baik itu status, foto, maupun chat sertaemoticon yang digunakan oleh pengguna Path. Penelitian ini juga menjelaskantentang bagaimana Path mampu menjadi wadah yang tepat untuk berkomunikasidan mendapatkan informasi yang bermanfaat dari pengguna Path lainnya. Polapola komunikasi juga di dalam Path juga dijabarkan disini antara lain yaitu polaroda, pola rantai, pola Y, pola lingkaran, dan pola bintang.Penelitian kelima yaitu penelitian yang dilakukan oleh Iik Novianto yangberjudul “Perilaku Penggunaan Internet di Kalangan Mahasiswa”. Penelitian inimenjelaskan tentang apa saja motif mahasiswa dalam menggunakan internet, lalubagaimana pola-pola penggunaan internetnya, serta kebutuhan informasi yangdimiliki oleh para mahasiswa dalam mengakses internet. Penelitian ini jugamenjelaskan tentang ebebrapa fasilitas dan manfaat dari internet. Hasil daripenelitian ini, motif kognitif (cognitif needs) dan motif interaksi sosialmerupakan motif terbesar responden dalam menggunakan internet. Serta berbagaihambatan yang didapatkan oleh responden dalam mengakses kata kunci di mesinpencari.13SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGABerbeda dengan lima studi sebelumnya, yang pertama yaitu dari penelitianyang dilakukan oleh Siti, ternyata remaja di pedesaan juga melakukan pencitraandiri akan tetapi melalui media handphone yang dia miliki. Sedangkan penelitianyang akan saya lakukan ini adalah lebih melihat bagaimana remaja perkotaan diera post-modern ini menuangkan ekspresi dirinya melalui media yang lebih luasyaitu menggunakan media sosial Path. Untuk studi yang kedua yaitu studi yangdilakukan oleh Astri, Astri menggunakan teori dari Erfing Goffman tentangpanggung depan dan panggung belakang pada penggunaan akun facebook,sedangkan studi yang akan saya teliti adalah dengan menggunakan analisistentang hiperrealitas pada media sosial Path. Penelitian yang ketiga dan keempatlebih membahas tentang pola komunikasi di dalam media sosial Path, sedangkanpenelitian ini lebih mengarah pada aspek sosiologisnya.1.6 Kerangka Teori1.6.1 Hiperrealitas (Jean Baudrillard)Dalam penelitian ini akan menggunakan teori Hiperrealitas dan simulakrayang dikemukakan oleh Jean Baudrillard. Menurut Baudrillard, kehidupan dijaman post modern saat ini ditandai oleh simulasi; “kita hidup di abad simulasi”(Ritzer, 2014 : 598) yaitu dengan kaburnya perbedaan antara tanda dan realitas.Simulasi dalam hal ini, menjelaskan penciptaan sebuah kondisi tertentu (wahanateknologi, media, sosial, serta budaya). Secara artifisial dengan menggunakanteknologi mutakhir (teknologi simulasi) benar-benar dapat dilihat dan dialamisebagai sebuah fakta yang nyata, padahal tidak lebih darihasil manipulasi14SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAteknologi. Baudrillard juga melukiskan kehidupan post-modern ini sebagaihiperreaitas. Hiperrealitas menciptakan satu kondisi yang di dalamnya berisikepalsuan yang berbaur dengan keaslian; masa lalu berbaur dengan masa kini;tanda melebur dengan realitas; dusta bersenyawa dengan kebenaran. Dalamkehidupan nyata, kejadian-kejadian nyata semakin mengambil ciri hiper-real; dantidak ada lagi realitas, yang ada hanyalah hiper-realitas. (dalam Suyanto2013:200). Ketidakacuhan, apatis, dan kelembaman adalah istilah yang tepatuntuk melukiskan kejenuhan massa terhadap tanda media, simulasi, danhiperrealitas. Massa bukan lagi dimanipulasi oleh media, akan tetapi media lahyang terus menerus dipaksa untuk memenuhi kebutuhan mereka yang meningkatakan objek dan tontonan.Baudrillard juga menjelaskan kemampuan berbagai simulasi menjadirealitas dalam beberapa tahap. Pada tahap pertama, menurut Budrillard, simulasimasih merupakan refleksi dari sebuah realitas yang diacunya. Kemudian, iamembelokkan realitas itu sendiri sehingga tidak lagi hadir sebagai apa adanya.Lalu pada tahap berikutnya, simulasi ini akan menutup ketidakhadiran realitasacuannya dan akhirnya meniadakan seluruh bentuk relasi dengan realitas apapundengan kata lain simulasi tersebut menjadi tidak ada hubungan sama sekalidengan realitasnya. Kemudian hal inilah yang disebut dengan simulacra.Simulakra merupakan ruang dimana proses simulasi terjadi. Baudrillard membagisimulakra menjadi tiga tingkatan. Pertama, simulakra yang berlangsung sejak eraRenaisans hingga permulaan revolusi industri. Simulakra pada tingkatan inimerupakan representasi dari relasi alamiah berbagai unsur kehidupan. Kedua,15SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAsimulakra yang berlangsung seiring dengan perkembangan era industrialisasi.Pada tingkatan ini telah terjadi pergeseran mekanisme representasi akibat dampaknegatif industrialisasi. Ketiga, simulacra yang lahir sebagai konsekuensiberkembangnya ilmu dan teknologi informasi. Simulacra pada tingkatan inimerupakan wujud yanda, citra dan kode budaya yang tidak lagi merujuk padarepresentasi. Lalu dalam mekanisme simulasi, manusia dijebak dalam ruangrealitas yang dianggapnya nyata padahal sesungguhnya hanyalah merupakanrealitas yang semu dan penuh dengan rekayasa.Baudrillard menilai bahwa simulasi dan simulacra merupakan suatustrategi penolakan atas persepsi manusia tentang realitas. Bahwa sesungguhnyadibalik realitas yang benar-benar nyata (real) juga ada realitas yang tidak nyata(non real). Real adalah realitas, sedangkan yang non real adalah simulasi.Hiperrealitas adalah sebuah simulasi tahap lebih lanjut yaitu ketika citra menjadirealitas. Dengan adanya kemajuan teknologi serta informasi pada saat ini yangdianggap sebagai wujud nyata dari modernitas, telah memposisikan realitasrealitas menjadi sebatas imaji yang dihasilkan oleh proses simulasi. Media telahmenciptakan makna pesan yang dipublikasikan sebagai sesuatu yang terputus dariasal usulnya. Sehingga Baudrillard menyatakan bahwa konstruksi budaya saat inimengikuti pola-pola simulasi, yaitu penciptaan model-model nyata yang tanpaasal usul inilah yang disebutnyaa hyper-reality (Piliang 2004 dalam Setyawan2009).Dunia hiper-realias adalah dunia yang disarati oleh silih ek-obyekyangmurni16SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA‘penampakan’, yang tercabut dari realitas sosial masa lalunya, atau sama sekalitak mempunyai realitas sosial sebagai referensinya. Di dalam dunia seperti inisubyek sebagai konsumer digiring ke dalam ‘pengalaman ruang’ hiper riil–pengalaman silih bergantinya ‘penampakan’ di dalam ruang, berbaur danmeleburnya realitas dengan fantasi, fiksi, halusinasi dan nostalgia, sehinggaperbedaan antara satu sama lainnya sulit ditemukan, dalam hal ini hiper-realitasdalam pandangan Baudrillard lebih menekankan baik nostalgia maupun fiksiilmiah (science fiction).Orang yang berada dalam era ini, mereka tidak perlu merefleksikan tanda,pesan, makna atau norma-norma. Massa pun disuguhi reproduksi nilai-nilaipenampakan akan tetapi bukan reproduksi nilai-nilai ideologi atau mitologis.Massa adalah konsumer yang menyerap nilai-nilai materil, nilai pencitraan /penampakanDalam hal ini jika kita mengkaitkannya dengan fenomena pencitraan diridi media sosial Path, dapat diketahui bahwa apa yang ditampilkan oleh penggunamelalui akun Path nya, belum tentu merupakan kejadian sebenarnya di dunia yangnyata. Realitas yang ditampilkan pada penggunaan akun media sosial Pathterkesan berlebihan. Sehingga realitas sesungguhnya menjadi tidak nyata, hanyaberisi simulakra di dalamnya. Ketika memasuki era post-modern, maka yangterjadi bukan hanya perubahan dalam pola interaksi sosial dan cara berkomunikasidi dalam masyarakat, akan tetapi juga ada perubahan perilaku dan sikap darimasyarakat dalam menyikapi suatu realitas yang ada. Disini realitas sosial tidaktidak lagi hanya dipahami sebagai objek atau hal-hal yang teramati, akan tetapi17SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArealitas sosial saat ini menjadi suatu hal yang bahkan melebihi atau melampauirealitas itu sendiri atau yang lazim disebut sebagai hiper-realitas (Suyanto,2013:198)I.7 Metode PenelitianI.7.1 Tipe PeneltianTipe penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahtipe penelitian kualitatif yaitu metode yang lebih memfokuskanmengungkap realitas yang ada di masyarakat lebih dalam. Metodepenelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karenapenelitian yang dilakukan bersifat alami atau dilakukan pada kondisi yangalamiah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu untukmenggambarkan realitas pengguna akun Path di kalangan remaja.I.7.2 Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Surabaya. Lokasi inidipilih karena memang sesuai dengan topik penelitian yaitu tentang remajapengguna media sosial Path. Selain itu, SMA Negeri 2 juga merupakanSMA terfavorit di Surabaya yang notabennya memiliki siswa dan siswiyang berprestasi dan kebanyakan berasal dari keluarga golonganmenengah ke atas sehingga mereka juga membutuhkan media untukmenjaga eksistensi diri mereka. Waktu penelitian dilaksanakan dalam18SKRIPSIPENCITRAAN DIRI HILDA RESHTYANTI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS dmencakuppengumpulan data, pengolahan data, hingga penyusunan draft skripsi.I.7.3 Teknik Penentuan iyaitumenggunakan teknik Snowball. Menurut Sugiyono (2014 : 54) Snowballmerupakan pengambilan sumber data, yang pada awalnya jumlahnyasedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlahsumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yangmemuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagaisumber data. Dengan demikian jumlah sumber data akan semakin besar,seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.Penentuan informan yang dipilih merupakan orang yang dianggapmampu memberikan data atau informasi tentang apa yang akan dicapaidalam penelitian ini dengan kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian initerdapat 5 informan yaitu 4 remaja putri dan 1 remaja putra. Ada punkriteria-kriteria tertentu adalah remaja yang berusia 16-19 tahun yangmerupakan pengguna aktif akun media sosial Path dengan intensitaspenggunaan Path minimal 2 hari sekali. Dengan informan demikiandiharapkan dapat memberikan informasi yang seakurat mungkin gunamemberikan gambaran

Instagram, dan akhir-akhir ini media sosial yang sedang fenomenal di kalangan para remaja adalah media sosial Path. Menurut data yang dilansir oleh CNN Indonesia, jumlah pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai angka lebih dari 150 juta pengguna. Untuk media sosial Facebook di Indonesia sampai dengan bulan Juni 2014 sudah

Related Documents:

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

Texts of Wow Rosh Hashana II 5780 - Congregation Shearith Israel, Atlanta Georgia Wow ׳ג ׳א:׳א תישארב (א) ׃ץרֶָֽאָּהָּ תאֵֵ֥וְּ םִימִַׁ֖שַָּה תאֵֵ֥ םיקִִ֑לֹאֱ ארָָּ֣ Îָּ תישִִׁ֖ארֵ Îְּ(ב) חַורְָּ֣ו ם

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tawakal dan yang seakar dengannya disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 70 kali dalam 31 surah, diantaranya surah Ali Imran (3) ayat 159 dan 173, an-Nisa (4) ayat 81, Hud (11) ayat 123, al-Furqan (25) ayat 58, dan . Bab pertama sebagai pendahuluan merupakan garis besar gambaran skripsi. Pada bab .

Pembangunan Rusun ASN Pemkab Malang)" dengan membuat Bab I samapi Bab V. Bab I berisi Pendahuluan, Bab II berisi Tinjauan Pustaka, Bab III berisi Metodologi Penelitian, Bab IV berisi Analisa dan Pembahasan, Bab V berisi Kesimpulan dan Saran. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna.

BAB I : Pendahuluan, Bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Ruang lingkup dan batasan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka, Bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka konseptual , serta hipotesis penelitian.