Analisis Kebijakan Pendidikan - Ung

1y ago
45 Views
3 Downloads
3.05 MB
308 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Waller
Transcription

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKANKajian Teoretis, Eksploratif, dan AplikatifCopyright 2018 -Arwildayanto, Arifin Suking, & Warni Tune SumarPenulis: Dr. Arwildayanto, M.Pd.Dr. Arifin Suking, M.Pd.Dr. Warni Tune Sumar, S.Pd., M.Pd.Editor: Engkus KuswandiDesainer Sampul: Toto RiantoPenata Letak: Team CendekiaCP.PK003-2018ISBN: 978-602-51920-9-8Cetakan pertama, Desember 2018Diterbitkan oleh:CV CENDEKIA PRESSNIB: 8120107982776Komp. GBA Barat Blok C-4 No. 7 BandungEmail: penerbit@cendekiapress.comWebsite: www.cendekiapress.comAnggota IKAPIHak cipta dilindungi undang-undang pada penulis, dan hak penerbitan pada CV Cendekia Press. Dilarang memperbanyak tulisanini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dariPenerbit.

PengantarDengan penuh sujud syukur, Alhamdulillah penulis haturkanke hadirat Allah SWT, diberikan kesehatan dan kekuatan untukmenyelesaikan buku Analisis Kebijakan Pendidikan; Kajian TeoretisEksploratif dan Aplikatif, yang merupakan bagian dari keluaran(output) penelitian yang penulis lakukan pada tahun 2018 ini, yangberjudul Efektivitas Kebijakan Prodira, kontribusinya terhadappeningkatan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikandi Provinsi Gorontalo.Buku ini menjadi bagian dari buku ajar mata kuliah AnalisisKebijakan Pendidikan yang penulis ampuh di Jurusan ManajemenPendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan bersama Dr. Arifin Suking,M.Pd dan Dr. Warni Tune Sumar, M.Pd. Buku ajar berbasis riset inisengaja direncanakan dan disusun bersentuhan, beririsan denganmateri perkuliahan pada beberapa pokok bahasan. Hal ini dilakukan

agar selalu menghadirkan materi-materi perkuliahan, relevandengan kondisi lingkungan sendiri, isu-isu terkini dan kebijakanyang diambil bagi pihak-pihak terkait. Sekaligus kegiatan risetpunmelibatkan mahasiswa sebagai pengumpul data, pelaksana kegiatanfocus group discussion (FGD) dalam berbagai aktivitas riset. Sehinggamemberikan pengalaman meneliti, mengorganisasikan kegiatansecara komprehensif.Dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis menghaturkanrasa terima kasih kepada pihak-pihak yang turut serta membantumenyelesaikan buku ini, terutama Direktorat Jenderal Riset danPengabdiaan Masyarakat (DRPM) Kementerian Riset Teknologidan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikti) Republik Indonesia yangsudah membiayai kegiatan penelitian ini. Selanjutnya Kepala DinasPendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora)Provinsi Gorontalo, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)Provinsi Gorontalo yang sudah memberikan izin penelitian, KepalaSMA, SMK dan MA, Bendahara, Guru, Komite Sekolah, Orang TuaSiswa yang sudah berkenaan memberikan informasi yang memadaiuntuk penelitian ini. Sekaligus penulis menyampaikan terimakasih kepada narasumber FGD dan mahasiswa yang terlibat dalampenelitian ini.Penulis berharap buku ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa,kolega sesama pengampuh mata kuliah Analisis KebijakanPendidikan yang ada di Jurusan Manajemen/Administrasi Pendidikanse Indonesia. Pokok Bahasan buku ini mengupas secara teoretiskonsep analisis kebijakan pendidikan, isu dan analisis masalahkebijakan pendidikan, perumusan, pengesahan, implementasi,monitoring, evaluasi kebijakan pendidikan, metodologi kebijakanpendidikan dan praktik kebijakan pendidikan yang sudah dilakukanlembaga pendidikan sebagai bentuk best practice bagi aktor-aktorivAnalisis Kebijakan Pendidikan

pendidikan untuk berbagai success story. Sekali lagi kami berharapbuku ini bisa memberikan manfaat bagi dunia pendidikan Indonesiadan menjadi amal ibadah, amin ya rabbil alamin.Gorontalo, Desember 2018Dr. Arwildayanto, M.Pd.Dr. Arifin Suking, M.Pd.Dr. Warni Tune Sumar, S.Pd., M.Pd.Pengantarv

Daftar IsiPengantar — iiiDaftar Isi — viiDaftar Gambar — xiDaftar Tabel — xiiiBab I Konsep Dasar Analisis Kebijakan PendidikanA.Definisi Analisis Kebijakan Pendidikan — 1B.Urgensi Analisis Kebijakan PendidikanC.Fungsi Analisis Kebijakan Pendidikan — 21D.Karakteristik Analisis Kebijakan Pendidikan — 22Daftar Pustaka— 16— 26Bab II Isu dan Masalah dalam Analisis Kebijakan PendidikanA.Hakikat Isu dan Masalah dalam Konteks Analisis KebijakanPendidikan — 31B.Beberapa masalah Pendidikan yang seksi di AnalisisKebijakannya — 36

C.Karakteristik Masalah dalam Analisis KebijakanPendidikan — 42D.Tingkatan Masalah Kebijakan Pendidikan — 43E.Fase dan Metode Penstrukturan Masalah KebijakanPendidikan — 45Daftar Pustaka — 51Bab III Perumusan Masalah Analisis Kebijakan PendidikanA.Hakikat dan TantanganPendidikan — 55Perumusan Masalah KebijakanB.Pendekatan terhadap Perumusan Masalah KebijakanPendidikan — 58C.Tahapan Perumusan Masalah Kebijakan dan Perumusan KebijakanPendidikan — 62D.Model Perumusan Kebijakan Pendidikan — 64E.Aktor dalam Perumusan Kebijakan Pendidikan — 65F.Perumusan Masalah dan Pertanyaan Kebijakan Pendidikan —67G.Penyusunan Agenda setting Kebijakan Pendidikan — 70Daftar Pustaka — 73Bab IVImplementasi Kebijakan PendidikanA.Pengertian Implementasi Kebijakan Pendidikan — 77B.Hal-Hal yang harus Diperhatikan dalam Implementasi KebijakanPendidikan — 81C.Tahapan Implementasi Kebijakan Pendidikan — 82D.Pendekatan Implementasi Kebijakan Pendidikan — 85E.Model Implementasi Kebijakan Pendidikan — 86F.Pengukuran Implementasi Kebijakan Pendidikan — 89G.Faktor-faktor Penentu Implementasi Kebijakan Pendidikan — 92Daftar Pustaka — 97viiiAnalisis Kebijakan Pendidikan

Bab V Evaluasi Kebijakan Pendidikan101A.Konsepsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 101B.Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 104C.Permasalahan dalam Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 106D.Manfaat Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 108E.Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 109F.Kriteria Evaluasi Program Kebijakan Pendidikan — 111G.Model dan Pendekatan Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 112H.Langkah dan Dampak Evaluasi Kebijakan Pendidikan— 114Daftar Pustaka — 117Bab VI Sosialisasi Kebijakan PendidikanA.Pengertian Sosialisasi Kebijakan Pendidikan — 119B.Tujuan Sosialisasi Kebijakan Pendidikan — 122C.Tahapan Sosialisasi Kebijakan Pendidikan — 123D.Strategi Sosialisasi Kebijakan Pendidikan — 125E.Media Sosialisasi Kebijakan Pendidikan —126Daftar Pustaka — 131Bab VII Penelitian Kebijakan PendidikanA.Konsep Penelitian Kebijakan Pendidikan (Education PolicyResearch) — 133B.Fungsi dan Manfaat Penelitian Kebijakan Pendidikan — 138C.Perbedaan dan Karakteristik Penelitian Kebijakan dan AnalisisKebijakan Pendidikan — 139D.Karakteristik Penelitian Kebijakan Pendidikan — 144E.Manajemen atau Tata Kelola Penelitian KebijakanPendidikan — 145F.Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Kebijakan Pendidikan — 157Daftar Pustaka — 159Daftar Isiix

Bab VIII Kebijakan Pengelolaan Guru Sekolah Dasar (StudiKasus Kebijakan Pendidikan di Kabupaten GorontaloProvinsi Gorontalo)A.Kebijakan Pengelolaan Guru Sekolah Dasar — 161B.Kebijakan Riset Pengelolaan Guru Sekolah Dasar — 166C.Kebijakan Pengelolaan Guru Sekolah Dasar di KabupatenGorontalo — 168D.Kesimpulan dan Saran — 178Daftar Pustaka — 179Bab IX Kebijakan Desentralisasi Pendidikan di Era OtonomiDaerahA.Konsepsi Era Otonomi Daerah — 183B.Urgensi Kebijakan Desentralisasi Pendidikan — 185C.Kebijakan Pendidikan di Era Otonomi Daerah — 190D.Implikasi Kebijakan Pendidikan di Era Otonomi Daerah dalamPenyelenggaraan Pendidikan — 200E.Kebijakan Otonomi Pendidikan — 211Daftar Pustaka — 213Bab X Analisis Kebijakan Program Pendidikan untuk Rakyat(PRODIRA) dalam Meningkatkan Partisipasi Orang TuaSiswa dan MasyarakatA.Pendahuluan — 217B.Konseptualisasi Efektivitas Kebijakan PRODIRA — 222C.Metodologi — 237D.Hasil dan Pembahasan — 252E.Rekomendasi Analisis Kebijakan PRODIRA — 274Daftar Pustaka — 275Lampiran — 283Glosarium — 287Tentang Penulis — 291xAnalisis Kebijakan Pendidikan

Daftar GambarGambar 2.1 Tingkatan Isu Kebijakan Pendidikan — 32Gambar 2.2. Fase-fase Perumusan Masalah dalam Analisis KebijakanPendidikan — 46Gambar 4.1 Faktor yang Mempengaruhi ImplementasiKebijakan — 82Gambar 4.2 Tahapan Implementasi Kebijakan — 83Gambar 4.3 Model Linear Implementasi Kebijakan — 87Gambar 4.4 Model Interaktif Implementasi Kebijakan — 88Gambar 4.5 Model Kesesuaian Implementasi Kebijakan — 89Gambar 4.6 Faktor Penentu Implementasi Kebijakan — 90Gambar 4.7 Keterkaitan Faktor-faktor yang mempengaruhiImplementasi Kebijakan — 93Gambar 10.1 Alokasi Anggaran Dikbudpora Untuk PRODIRA Tahun2011-2016 — 221Gambar 10.2 Metode Penelitian Kombinasi ConcurrenEmbedded — 239

Gambar 10.3 Komponen-komponen Analisis Data ModelInteraktif — 249Gambar 10.4 Diagram Alir Model Efektivitas Kebijakan PRODIRAdalam Konteks Pembiayaan Pendidikan — 252Gambar 10.5 Histogram Skor Peningkatan Partisipasi Orang TuaSiswa dan Masyarakat Konteks Budaya Huyula dalamPembiayaan Pendidikan — 253Gambar 10.6 Spanduk yang dipajang di SMA Negeri I KotaGorontalo — 255xiiAnalisis Kebijakan Pendidikan

Daftar TabelTabel 1.1Prosedur analisis Kebijakan Menurut WaktuTindakan — 10Tabel 2.1Struktur Masalah-masalah dalam Analisis KebijakanPendidikan — 44Tabel 7.1.Perbedaan Penelitian Kebijakan Pendidikan danAnalisis Kebijakan Pendidikan — 140Tabel 7.2.Perbedaan Analisis, Monitoring, Evaluasi dan PenelitianKebijakan Pendidikan — 141Tabel 8.1Murid, Guru dan Rasio Murid-Guru Sekolah Dasar diKab. Gorontalo 2015 — 164Tabel 8.2Kelebihan dan Kekurangan Beberapa KebijakanPendidikan — 177Tabel 9.1Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat danDaerah — 198Tabel 10.1Jumlah Populasi Penelitian terdiri dari SMA, SMK danMA Se-Provinsi Gorontalo — 240Tabel 10.2 Jumlah Sampel Penelitian — 240

Tabel 10.3Skala Likert Jawaban Responden — 242Tabel 10.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Partisipasi OrangTua Siswa dan Masyarakat Konteks Budaya Huyuladalam Pembiayaan Pendidikan — 245Tabel 10.5 Hasil Uji Coba Instrumen Partisipasi Orang TuaSiswa dan Masyarakat Konteks Huyula dalamPembiayaan Pendidikan — 247Tabel 10.6. Sistem Pengkodean Analisis Data — 250Tabel 10.7 Rekapitulasi Hasil Skor Partisipasi Orang TuaSiswa dan Masyarakat Konteks Budaya Huyuladalam Pembiayaan Pendidikan — 256Tabel 10.8 Trend Kenaikan Dana BOS dari tahun 2012-2017 —270xivAnalisis Kebijakan Pendidikan

Bab IKonsep DasarAnalisis Kebijakan PendidikanA. Definisi Analisis Kebijakan PendidikanBagian ini menjelaskan beberapa kata kunci (keyword),untuk memberikan pemahaman kita lebih komprehensif danholistik tentang analisis kebijakan pendidikan, antara lainkebijakan (policy), kebijakan pendidikan, analisis kebijakan,sampai pada konsepsi analisis kebijakan pendidikan.1.Kebijakan (Policy)Istilah kebijakan (policy) seringkali diterjemahkandengan politik, aturan, program, keputusan, undangundang, peraturan, konvensi, ketentuan,kesepahaman, danrencana strategis lainnya. Beragam pandangan tentang istilahkebijakan, Stephen J. Ball (2012) menyatakan policy as textand discourse yang menarik untuk dielaborasi. Misalnyapenggunaan istilah diberbagai Negara yang beragam diInggris, policy berarti kebijakan; Latin politia, berarti politik;Yunani, polis berarti Negara, Sanskrit, Pur berari kota; (AliImron, 1996).

Ditelusuri lebih mendalam, kebijakan (policy) dalamkamus bahasa Inggrís diartikan sebagai: 1) plan of action,esp. one made by government, business company, etc; 2).wise, sensible conduct. Dalam an English Reader’s Dictionary,konsep policy diartikan sebagai; 1) a course of conduct basedon principle or advisability; 2) a contract of Insurance; 3) a formof lottery (AS Hornby and EC Parnwell, 1969). Melengkapipemahaman kita tentang konsep kebijakan bisa merujuk padathe new American Webster Dictionary, menjelaskan kebijakan(policy) didefenisikan sebagai 1) metode pemerintahan(method of government), sistem penilaian regulasi (systemof regulative measure), tata tertib (course of conduct); 2)sagacity in management; 3) Dokumen perlindungan/jaminan (adocument containing a contract of insurance in full), Jaminankebijakan (insurance policy); 4) sebuah pemainan judi atau agambling game (Neufeldt, & Sparks, 2002). Dikomparasikandengan definisi kebijakan dalam Tim Revisi Kamus BesarBahasa Indonesia (2008), kebijakan dimaknai sebagaikepandaian, kemahiran, kebijaksanaan, juga di pandangsebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi dasarrencana dalam pelaksanaan pekerjaan, juga kepemimpinanatau cara bertindak pemerintah, organisasi dan/atau sebagaipernyataan cita-cita, tujuan (goal), prinsip (maksud) sebagaigaris pedoman dalam mencapai sasaran. Pengelompokkanistilah kebijakan juga beraneka ragam penggunaan, antaralain: 1) kebijakan as a label for a field of activity, 2) Kebijakanas an expression of general purpose or desired state of affaers,3) Kebijakan as specific proposals, 4) Kebijakan as decision ofgovernment, 5)kebijakan as formal authorization, 6) policy asa programme, 7) Kebijakan as output, 8) policy as a outcome,9) policy as a theory or model, 10) policy as a process (Hogwooddan Gun, 1986:13-9).Keragaman pemahaman dan makna kebijakan di atasjuga ditopang dari perbedaan asal kata kebijakan di Negara-2Analisis Kebijakan Pendidikan

negara di dunia, Implikasinya juga pada artikulasi dan konsepyang bervariasi tentang kebijakan. Ada yang menyebut “policy”dalam sebutan kebijaksanaan, padahal maknanya berbedadengan kebijakan. Dimana kebijaksanaan mencermikankearifan seseorang, sedangkan kebijakan merupakanaturan tertulis hasil keputusan resmi organisasi. Misalnya,kebijakan didefenisikan sebagai: 1) Undang-undang, 2)Peraturan Pemerintah, 3) Keputusan Presiden, 4) KeputusanMenteri, 5) Peraturan Daerah, 6) Keputusan Bupati, dan 7)Keputusan Direktur dan lainnya. Dokumen kebijakan inisifatnya mengikat, wajib dilaksanakan oleh sasaran kebijakan.Hal senada dijelaskan kebijakan merupakan keputusanpemerintah bersifat umum, berlaku untuk seluruh anggotamasyarakat (Abidin, 2006). Begitu juga kebijakan itu memberiinformasi pada kita tentang ruang lingkupnya bersifat umum(makro), sedang (meso), dan mendetail (mikro). Sepertidipahami. Ahearne, J. (2009) mendefenisikan kebijakan(policy) is the implicit or explicit specification of courses ofpurposive action being followed/to be followed in dealing witha recognized problem/matter of concern, and directed towardthe accomplishment of some intended/desired set of goal. Policyalso can be thought of as a position or stance developed inresponse to a problem or issue of conflict, and directed towarda particular objective. Kebijakan choosen course of actionsignificantly affecting large number of member organization(MacRae, 1985).Banyak ahli maupun akademisi turut serta memilikipendapat yang beragam tentang kebijakan sebagai prosespengambilan keputusan, sebagai dijelaskan Koontz danDonnell (1987) yang mengemukakan kebijakan (policy)adalah pernyataan atau pemahaman umum berisikanpedoman, pemikiran dalam proses pengambilan keputusanyang mengikat dan memiliki esensi pada batasan tertentudalam pengambilan keputusan. Anderson (2006) dalamKonsep Dasar Analisis Kebijakan Pendidikan3

Taufiqurokhman (2014) menyatakan tujuan kebijakan apurposive course of action followed by an actor (set of actors)in dealing with a problem (matter of concern). Fokus kebijakanattention in what actually done againts what is purposed(intended), dan kebijakan berbeda dengan keputusan. Karenakebijakan merupakan rangkaian tindakan yang memilikitujuan tertentu diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atausekelompok pelaku lainnya guna memecahkan suatu masalahyang menjadi perhatian banyak pihak (William N. Dunn,2004).Pakar lainnya kebijakan menjadi bagian dariperencanaan guna mempersiapkan seperangkat keputusanyang berhubungan dengan biaya, personil, jadwal untukmencapai tujuan (goals,) yang dilakukan oleh sejumlah aktorterdiri pimpinan, bawahan, lembaga pemerintah atau swastadalam suatu bidang atau kegiatan tertentu (Wahab,1997).Begitu juga Charles Lindblom (1968). kebijakan itu berkaitanerat dengan proses pengambilan suatu keputusan. Karenapada dasarnya sama memilih diantara alternatif yang tersedia.Hal senada diungkapkan Maskuri (2017) Kebijakan adalahsebuah prinsip atau cara yang digunakan untuk dipilih dalamproses mengarahkan pengambilan keputusan. Masih terkaitdengan outnya keputusan, Nurcholis (dalam Tahir Arifin2011:44-45) juga mendefinisikan kebijakan sebagai keputusanorganisasi, untuk mencapai tujuan (goals), memperhatikanketentuan yang ada sebagai pedoman berperilaku oleh;1) kelompok sasaran ataupun unit organisasi pelaksanaankebijakan, 2) ditetapkan baik dalam hubungan denganorganisasi (unit) pelaksana maupun dengan kelompok sasaranyang memuat prinsip untuk mengarahkan (directing), carabertindak secara terencana dan konsisten fokus mencapaitujuan (Suharto, 2008).Dalam konteks lain dijelaskan kebijakan tidak hanyasekedar mengatur sistem operasional secara internal, juga4Analisis Kebijakan Pendidikan

mengatur hal-hal yang terkait dengan fungsi secara konseptualdiantara sistem (Sagala, 2017). Sehingga kebijakan jugaditerjemahkan sebagai pernyataan deklarasi mengenai dasarpedoman bertindak, arah tindakan tertentu, suatu programmengenai aktivitas–aktivitas tertentu atau suatu rencana(Wahab, 1997). Masih terkait definisi kebijakan (policy)sebagai serangkaian tindakan/dasar untuk bertindak dalammencapai tujuan atau serangkaian tujuan tertentu baik secaratersirat maupun tersurat. Sementara titik berat kebijakanberada pada dampak atau pengaruh dari suatu tindakanpemerintah atau negara yang secara signifikan mempengaruhimasyarakat luas (Suwitri,2008).Bahkan Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt (1973)mencermati kebijakan (policy) terdiri dari keputusan ditandaidengan behavioral consistency and repetitiveness prinsipnyaon the part of both those who make it and those who abide by it(Joness,1984). Kebijakan berkenaan dengan gagasan manajerialorganisasi, berupa pola formal yang sudah diterima pemerintahatau lembaga lainnya sehingga mereka berusaha mencapaitujuannya (Syafaruddin, 2008).Kebijakan sering juga dimaknai sebagai sebuah rekayasasosial (social engineering), sehingga kebijakan seringkalidirumuskan penguasa. Seiring dengan itu kebijakan umumnyadimaknai sebagai tahapan tindakan yang dilakukan atau tidakoleh perorangan ataupun kelompok tertentu (Sudiyono,2007). Tindakan yang dimaksud ini terdiri beberapatindakan dalam rangka mencapai tujuan mengubah perilakumasyarakat melalui rekayasa sosial. Kebijakan sebagaipedoman untuk bertindak, bisa berwujud sederhana ataurumit, sifatnya umum atau terperinci, kualitatif atau kuantatif,publik atau privat. Kebijakan dalam konteks ini bisa berupadeklarasi suatu dasar, atau pedoman bertindak, arah tindakanatau program aktivitas tertentu atau suatu rencana (Charles OJones, 1984 dalam Arif Rohman, 2009).Konsep Dasar Analisis Kebijakan Pendidikan5

Penggunaan istilah kebijakan oleh agen-agen pemerintahseringkali untuk menggambarkan rentang kegiatanyang berbeda-beda mencakup: a) definisi, b) tujuan,c) menentukan prioritas, c) menyusun rencana, dan d)menspesifikasikan aturan-aturan keputusan. Dalam rentangkegiatan kebijakan, bisa diidentifikasi beberapa komponendari kebijakan, yaitu goal, plans, program, decision, effect(Jenkins, 1978;15). Hal senada dijelaskan dasar-dasar kebijakan,yaitu: 1) suatu penegasan dan tujuan, 2) keputusan untukmengatur, mengendalikan, mempromosikan, melayani, danmempengaruhi lingkungan kewenangan, 3) panduan tindakandisresional, 4) strategi guna memecahkan suatu masalah,5) perilaku yang mempunyai sanksi, 6) norma, konsistensi,peraturan, dan substantil, 7) keluaran dalam sistem kebijakan,dan 8) pengaruh dalam pembuatan kebijakan yang mengarahpada implementasi dan sasaran (Duke dan Canady,1991).Dari beragamnya pemahaman tentang kebijakandari berbagai pakar dan tokoh manajemen di atas, dapatditarik benang merah konsepsi kebijakan sebagai aturanatau ketentuan tertulis dari keputusan formal lembaga atauorganisasi, sifatnya mengikat, mengatur perilaku orangguna mencapai tujuan, menciptakan tata nilai baru dalaminstitusi atau organisasi. Kebijakan juga jadi referensi paraanggota organisasi atau institusi dalam berperilaku (behavior).Kebijakan bersifat problem solving dan proaktif, beda denganperaturan (regulation) dan hukum (law) serta kebijakan bisalebih adaptif dan interpretatif, mengatur apa yang boleh dantidak boleh. Kebijakan mestinya bersifat umum saja tanpamenghilangkan ciri lokal spesifik. Oleh karena itu kebijakanbisa memberi peluang dimaknai sesuai kondisi yang ada.Asumsi tentang kebijakan mempunyai status khusus dalammodel rasional sebagai unsur yang secara relatif bertahandalam uji konsistensinya. Dengan demikian, kita bisaberbicara tentang kebijakan luar negeri, kebijakan sosial,6Analisis Kebijakan Pendidikan

atau kebijakan pemasaran, kebijakan pendidikan, dimanaseolah-olah istilah itu menunjukan kebijakan lokal dari suatutema universal, cara manipulasi lingkungan eksternal dariorganisasi, dan menggunakan tindakan bertujuan tertentu.2.Analisis Kebijakan (Policy Analisys)Dalam Tim Revisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)ditemukan definisi analisis sebagai berikut 1) penyelidikanterhadap suatu peristiwa (berupa karangan atau perbuatan)guna mengetahui kondisi faktuanya (sebab-musabab, dudukperkaranya); 2) penguraian suatu pokok atas berbagai telaahatas bagian itu sendiri atau hubungan antar unit untukmemperoleh pemahaman yang tepat dan menyeluruh. Quade(1988-48), mengemukakan analisis sebagai sebuah proses,terdiri: 1) formulation sebagai clarifying dan constraining theproblem serta determining the obyectives.2) search merupakanidentifying, designing dan screening the alternatives, 3)forecasting adalah predicting the future environment atauoperational context, 4) modeling adalah building dan usingmodels untuk determine the impact, dan 5) evaluating adalahcomparing dan ranking the alternatives.Lebih lanjut, analisis kebijakan dipandang sebagaiprosedur berpikir manusia yang sudah lama ada, sejak manusiamampu melahirkan, memelihara pengetahuan dalam kontekstindakan yang mereka ambil sebagai pilihannya. Beberapaexpert lainnya memberikan pemahaman analisis kebijakansebagai kajian dari ilmu sosial terapan bertumpu padaargumentasi rasional, fakta, data untuk menjelaskan, menilai,dan menghasilkan pemikiran terbaik untuk memecahkanmasalah, Analisis kebijakan sebagai the use of reason andevidence berguna untuk choose the best policy among a numberof alternatives (Duncan MacRae. 1985:4) atau menekankanpada instrumen pemilihan kebijakan yaitu penalaran danKonsep Dasar Analisis Kebijakan Pendidikan7

bukti-bukti. Hal senada dijelaskan analisis kebijakan sebagaipenerapan dari disiplin ilmu untuk menyelesaikan masalahpublik (Leslie Pal. 1992:16) yang menekankan pada instrumenpemahaman kebijakan yakni aplikasi penalaran. Kajiantentang policy analisys The study of what government do, withwhat and why effect (Taylor, et al 1997:35) yang menekankanpada objek/substansi kebijakan beserta alasan dan akibatnya.Dalam kontek ilmiah, policy analisys concerned with whatgovernment do, why they do it, and what difference it make .termasuk juga terkait political science dan kemampuantentang kajian akademik untuk describe, analyse, and explainpolicy (Dye (1987) yang menekankan substansi, alasan danakibatnya pada kemampuan pengetahuan akademik dalammelakukan kajian tentang kebijakan itu sendiri. Proses kajiananalisis kebijakan itu, multidisipliner yang dirancang secarakreatif, dengan penilaian kritis dan mengkomunikasikan padahal yang bermanfaat dan dipahami kebijakan itu (Nanang,2012). Analisis kebijakan sebagai tindakan penting untukdibuatnya sebuah kebijakan, baik baru, atau kebijakan sebagaikonsekuensi dari kebijakan yang sudah ada sebelumnya(Nugroho, 2004).Dilakukan dengan sebuah telaah kritis terhadap isutertentu, melalui analisis oleh para pihak yang dipengaruhikebijakan dengan menggunakan ragam pendekatan, metodeguna menghasilkan nasihat (rekomendasi) kebijakan gunamencari solusi yang tepat dari berbagai masalah yang relevan(Muhadjir, 2000)Tokoh besar analisis kebijakan populer, William N Dunn(2004) memahami Policy analysis is a problem solving disciplinethat draws on theories, method, and substantive findings of thebehavioral and social sciences, social professional and politicalphilosophy, as is usual with complex activities, termasuk adabeberapa cara mendefinisikan analisis kebijakan.8Analisis Kebijakan Pendidikan

The one adopted di sini adalah bahwa analisis kebijakanmerupakan kajian multidisiplin ilmu untuk membuat, menilaisecara kritis, dan mengolah informasi yang berguna dalammemahami dan meningkatkan kualitas kebijakan, sedangkananalisis kebijakan merupakan sebagai “the process ofproducing knowledge of and in policy process”, aktivitas utamamenghadirkan pengetahuan, data dan fakta terkait prosesmenghadirkan kebijakan. Definisi analisis kebijakan menurutWilliam N. Dunn (2004) ini, ada empat hal yang terkandung,1) analisis kebijakan dimaknai sebagai ilmu sosial yang bisadiimplementasikan (terapkan), artinya suatu realitas berupahasil nyata dari ilmu pengetahuan yang terlahir dari gerakanprofesionalisme ilmu sosial, 2) analisis kebijakan menghasilkandan mendayagunakan informasi artinya mengumpulkan,mengolah dan mendayagunakan data menjadi masukan bagipara pengambil keputusan, 3) analisis kebijakan menggunakanmetode inquiri dan argumentasi berganda, dimanapenggunaan jenis, metode, dan teknik analisis kebijakanseperti metode deskriptif, preskriptif, kuantitatif dan kualitatifatau mix method. Penggunaan metode ini tergantung padasifat dan isu kebijakan yang disoroti, 4) analisis kebijakansebagai proses pengambilan keputusan bersifat politis sebagaisuatu upaya pendayagunaan dan pemaksimalan peran informasidalam konteks proses penetapan kebijakan (Masdin, 2009).Termasuk dalam analisis kebijakan menurut WilliamN. (2004) ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan, yaitupendekatan empiris, evaluatif dan normatif. Pendekatanempiris bertujuan menjawab permasalahan fakta-fakta, begitujuga pendekatan evaluatif berupaya menemukan nilai atassesuatu, serta pendekatan normatif sebagai tindakan lanjutatas apa yang mesti dilakukan pimpinan. Ketiga proseduranalisis kebijakan dapat dijelaskan seperti dalam tabel 1.1berikut ini.Konsep Dasar Analisis Kebijakan Pendidikan9

Tabel 1.1 Prosedur analisis kebijakan menurut waktu tindakanTindakan kebijakanSebelum tindakan(ex-ante)DeskripsiPrediksiSesudah tindakan (ex-pose) mber: William N Dunn (2004), Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Terjemahan UGM, Yogyakarta:Gajah Mada University Press, Catatan penjelasan istilah dapat dilihat pada glosariumDari uraian di atas, dapat disintesiskan, analisiskebijakan pada prinsipnya untuk pemecahan masalahyang dihadapi, sehingga perlu dibuat kebijakan untukmengatasi permasalahan tersebut. Analisis kebijakan bisamemperkirakan apa yang akan terjadi bila alternatif yangdipilih, ditetapkan dan dilaksanakan, memperkirakanapa yang akan terjadi kemudian, bagaimana dampak darikebijakan itu, bila tidak dilakukan alternatif kebijakan, apatantangan yang akan terjadi baik kondisi politik, sosial,dan budaya itu tidak dilaksanakan. Analisis kebijakanmendeskripsikan kebijakan yang sedang dan yang akandilaksanakan sehingga diperoleh gambaran kekurangan dankelebihannya alternatif tersebut, dengan demikian ada limatahapan analisis kebijakan, perumusan masalah, meramalkanalternatif kebijakan (prediksi), merekomendasikan penerapankebijakan (preskripsi), Monitoring kebijakan (deskripsi), danmengevaluasi kinerja kebijakan. Penjelasan lebih lengkaptahapan analisis kebijakan diuraikan dalam pokok bahasantersendiri.3.Kebijakan Pendidikan (Educational Policy)dan Kebijakan Publik (Public Policy)Di atas sudah dijelaskan secara detail tentang definisikebijakan, salah satunya pada persoalan di bidang pendidikan.Sekarang akan dielaborasi konsep kebijakan pendidikan yangbisa dipahami dalam dua makna yaitu kebijakan pendidikansebagai kebijakan publik, dan educational policy merupakan10Analisis Kebijakan Pendidikan

bagian public policy. Realitasnya tidak bisa dipungkiri,bahwa pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkandengan kawasan publik. Misalnya pemerintah Indonesiamelaksanakan kebijakan Ujian Nasional (UN), Kebijakanlima hari sekolah (Full Day School), Kebijakan Uang KuliahTunggal (UKT), Kebijakan pengakuan sertifikat akreditasibagi lulusan perguruan tinggi memasuki dunia kerja. Semuakebijakan itu, menimbulkan sikap mendukung (pro) dan tidaksetuju (kontra) di dalam masyarakat Indonesia. Artinya semuakebijakan pendidikan itu, bukan hanya menjadi urusansegelintir orang atau masyarakat tertentu saja, melainkansudah menjadi urusan semua pihak (public). Dengan demikiankebijakan-kebijakan yang diambil berkenaan dengan duniapendidikan juga menjadi bagian dari produk kebijakan publik(Sigit Purnomo, 2010). Pertimbangan lainnya kebijakanpendidikan bagian dari kebijakan publik, bisa dicermatidari 1) kebijakan pendidikan memiliki dampak terhadapmasyarakat secara luas, 2) mengimplementasikan kebijakanpendidikan diperlukan dana publik yang sangat besar, bahkanalokasi dana dari APBN untuk pendidikan merupakan yangterbesar jika dibandingkan dengan sektor publik lainnya (SigitPurnomo, 2010).Perspektif teoretis, kajian kebijakan pendidikanmerupakan bagian dari kajian kebijakan publik dibidangpendidikan mengatur regulasi yang berkaitan penyerapananggaran, alokasi sumber daya, distribusi sumber, dantata tertib perilaku pendidik. (Arif Rohman, 2009;107).Oleh karena itu, kebijakan pendidikan pada tingkatan makromenjadi aplikasi ilmu pendidikan sekaligus bagian dari appliedsciences bidang pendidikan di sekolah dan luar sekolah.Prinsip yang dimiliki ilmu pendidikan tidak berbeda denganprinsip dan konsep kebijakan publik pada umumnya. Fungsipendidikan menjadi rangkaian dari rumusan kebijakan publik.Termasuk penerapan administrasi pendidikan diarahkanKonsep Dasar Analisis Kebijakan Pendidikan11

menunjang pencapaian tujuan pendidikan, begitu juga untukfungsi serta strategi lainnya dari konsep manajerial prinsipnyasama dengan apa yang dimplementasikan dalam lingkupmanajemen dikaji dalam kebijakan publik. (Sutapa, 2005).Demikian pendidikan bagian

Daftar Isi ix Bab VEvaluasi Kebijakan Pendidikan 101 A. Konsepsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 101 B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 104 C. P ermasalahan dalam Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 106 D. Manfaat Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 108 E. Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 109 F. Kriteria Evaluasi Program Kebijakan Pendidikan — 111

Related Documents:

C. Analisis Kebijakan Kesehatan 12 D. Sistem Nasional Kesehatan Indonesia 16. BAB 2 METODE ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN 19. A.engertian Metode Analisis Kebijakan Kesehatan P 19 B. Metode Analisis Kebijakan Kesehatan 21 C. Pengaruh . Stakeholder. Terhadap Kebijakan . esehatan K 24 D.roses Analisis Kebijakan Kesehatan P 26

https://ung.edu/testing/ University of North Georgia Gainesville 678-717-3863 Testing-gvl@ung.edu https://ung.edu/testing/ University of North Georgia Oconee 706-310-6308 Testing-ocn@ung.edu https://ung.edu/testing/ University of West Georgia Carrollton 678-839-64

Silverlight 2 Tutorial 6 Khi thực hiện lệnh build, VS sẽ tự động sao chép ứng dụng Silverlight sang ứng dụng web của chúng ta. Ứng dụng web được tạo sẵn này sẽ có cả các trang ASP.NET và các trang HTML tĩnh, và chúng ta có thể dùng các trang này để test ứng dụng Silverlight.

pendidikan koresponden sampai pendidikan melalui e-learning lintas ruang dan waktu. UU No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi Bagian Ketujuh Pendidikan Jarak Jauh Pasal 31 1) Pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. 2) Pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan: a. memberikan .

Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang, Kemendikbud, 2017 V, 72h ISBN: 978-602-8613-77-4 1. Pendidikan Kebinekaan 2. Multikulturalisme 3. Budaya Masyarakat 4. Nilai-nilai Kebinekaan 5. Intoleransi I. JUDUL II. PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, BALITBANG, KEMDIKBUD III.

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis . Oleh: EKA WULANDARI . B300140179 . PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS . UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA . 2018 . i . ii . iii . ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA . Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, jumlah uang .

kebijakan publik baik konsep formulasi maupun konsep implementasi. Selanjutnya diperdalam dengan konsep ekonomi politik sebagai dasar dalam melihat sudut pandang kebijakan dan perekonomian. Untuk mempertajam analisis, digunakan konsep analisis kebijakan dalam dime

Artificial Intelligence in geotechnical engineering Only for private and internal use! Updated: 29 May 2020 Page 3 of 35 Fig. 1: Formalism of neuronal processing (company material of Dynardo GmbH: MOST et al. 2019) In 1980, Prolog was the first formalism language, which allowed a programming of logical terms and knowledge.