PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN . - Lembaga Penelitian

2y ago
38 Views
2 Downloads
524.69 KB
16 Pages
Last View : 3m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Dani Mulvey
Transcription

WAHANA INOVASIVOLUME 3 No.2JULI-DES 2014ISSN : 2089-8592PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADUSISWA KELAS VIII-3 SMPN 15 MEDANRulina SilalahiNIP. 19580827 198303 2 005Guru SMP Negeri 15 MedanJl. M. Nawi Harahap, Gg Suka MedanABSTRAKHasil belajar dapat tercapai apabilaguru dalam menyampaikan pelajarantidak menjadikan siswa hanya sebagaiobyek belajar, tetapi siswa dijadikansebagai subyek, sehingga siswa bisa terlibat langsung dalam proses pembelajaran.Model pembelajaran yang sebaiknyaditerapkan adalah model pembelajaranyang dapat meningkatkan aktivitas siswa,melibatkan siswa dalam proses belajarsehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan denganmengkomunikasikan ide-idenya dalambentuk lisan maupun tulisan. Sebagaialternatif yang dapat diterapkan adalahmodel pembelajaran Model pembelajaranStudent Facilitator and Explaining. Modelpembelajaran Student Facilitator andExplaining merupakan model pembelajaran dimana siswa / peserta didik belajarmempresentasikan ide atau pendapatpada rekan peserta didik lainnya.Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada Siklus I antaralain membaca/membaca (40,0%), bekerja(27,0%),bertanyasesamateman(17,0%), bertanya kepada guru (10,5%),dan yang tidak relevan dengan KBM(5,5%). Data aktivitas siswa menurutpengamatan pada Siklus II antara samateman(20,0%), bertanya kepada guru (8,0%),dan yang tidak relevan dengan KBM(2,00%).Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatiftipe student facilitator and explainingPada Siklus I sebesar 73,4 dengan tuntasklasikal sebesar 65% dan Pada Siklus IIsebesar 80,3 dengan tuntas klasikalsebesar 90%, ini menunjukkan tuntassecara individu dan kelas sesuai KKM IPSTerpadu.Kata Kunci : Model Student Facilitatorand Explaining, IPS TerpaduPENDAHULUANLatar BelakangHasil belajar dapat tercapai apabilaguru dalam menyampaikan pelajarantidak menjadikan siswa hanya sebagaiobyek belajar, tetapi siswa dijadikansebagai subyek, sehingga siswa bisa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu juga, guru tidak hanyamenggunakan model pembelajaran yangmonoton tetapi, guru harus bisa mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan agar siswasenang dalam mengikuti pelajaran dandapat meningkatkan hasil belajar siswa.Adakalanya seorang siswa mengalami kesulitan walaupun ia telah mengeluarkan seluruh tenaga dan pikiran untukbelajar, pemahaman yang didapatnyatetap sedikit. Menurut Cashin dalamSoekarwati (1995:61) menyebutkan variabel pertama yang menyebabkan pengajaran tidak efisien adalah siswa yangpasif karena tidak menyenangi atau tidaktertarik pada bahan ajar yang diberikan.Artinya motivasi intrinsik siswa berupaketertarikan siswa pada materi pelajarantidak ada. Padahal Hakim (2000:30)menegaskan bahwa sesungguhnya kemauan dan motivasi merupakan penggerak pertama dan utama dalam prosesbelajar.Peneliti merupakan guru matapelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 15Medan. Sepanjang pengamatan peneliti

385Rulina Silalahi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe .sebagai guru IPS Terpadu diperolehkenyataan bahwa umumnya siswa memiliki minat yang cukup baik dalam matapelajaran IPS Terpadu. Hal ini terbuktidari kenyataan bahwa kehadiran siswapada mata pelajaran IPS Terpadu cukuptinggi. Akan tetapi peneliti menyadari,motivasi ini baru berupa motivasi ekstrinsik, misalnya keinginan mendapatkannilai yang baik, atau ketakutan tidak naikkelas diakhir tahun pelajaran.Secara teori KTSP telah dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 15 Medantetapi nilai rata-rata siswa masih sangatrendah. Rendahnya hasil belajar siswadisebabkan oleh kesulitan belajar yangdialami siswa dalam mengikuti pelajaran.Siswa beranggapan pelajaran IPS Terpadu menawarkan persoalan-persoalanyang sulit, ditambah dengan kurangnyakerjasama antar siswa mengakibatkansemakin menurunnya gairah belajar siswaterhadap mata pelajaran IPS Terpadu.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas siswadan kemampuan komunikasi siswa adalah dengan melaksakan model pembelajaran yang relevan diterapkan oleh guru.Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaranyang dapat meningkatkan aktivitas siswa,melibatkan siswa dalam proses belajarsehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan denganmengkomunikasikan ide-idenya dalambentuk lisan maupun tulisan. Sebagaialternatif yang dapat diterapkan adalahmodel pembelajaran Model pembelajaranStudent Facilitator and Explaining. Modelpembelajaran Student Facilitator andExplaining merupakan model pembelajaran dimana siswa / peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya.Model pembelajaran ini efektif untuksendiri. Makna dasar dari model pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar adalah menyajikan atau mendemonstrasikan materi didepan pesertadidik lalu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskankepada teman-temannya. Jadi, modelpembelajaran Student Facilitator andExplaining adalah rangkai penyajianmateri ajar yang diawali dengan menjelaskannya dengan didemonstrasikan,kemudian diberikan kesempatan kepadasiswa untuk menjelaskan kembali kepadarekan-rekannya dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa.Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, perlu diupayakan suatu pendekatanpembelajaran yang dapat digunakanuntuk membuat pembelajaran lebih aktifdan kreatif. Salah satunya adalah dengan“PenerapanModelPembelajaranKooperatif Tipe Student Facilitator AndExplainingUntukMeningkatkanAktivitas Belajar IPS Terpadu SiswaKelas VIII-3 SMPN 15 Medan”.Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalahyang telah diuraikan di atas, maka dapatdiidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain:1. Hasil belajar IPS Terpadu masihkurang.2. Kerjasama antar siswa dalampembelajaran masih kurang.3. Sarana dan prasarana dalampembelajaran IPS Terpadu masihkurang.4. Pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru.Batasan MasalahUntukmenyelesaikanmasalahmasalah yang dihadapi siswa, maka peneliti membatasi permasalahan sesuaidengan kemampuan peneliti antara lain:1. Model Pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe studentfacilitator and explaining.2. Subjek penelitian adalah siswakelas VIII-3, semester ganjil SMPNegeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.3. Materi pokok yang diterapkanselama pengambilan data adalahpenyimpangan sosial.Rumusan MasalahUntuk memperjelas masalah yangakan dibahas, maka yang menjadirumusan-rumusan dalam penelitian iniadalah:1. Bagaimana aktivitas siswa saatbekerja dalam kelompok denganmenerapkan model pembelajarankooperatif tipe student facilitatorand explainingpada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII-3SMP Negeri 15 Medan T.P2013/2014?

386Rulina Silalahi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe .2.Bagaimana hasil belajar siswasetelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe studentfacilitator and explaining padamata pelajaran IPS Terpadu dikelas VIII-3 SMP Negeri 15Medan T.P 2013/2014?Tujuan PenelitianSetelahmenetapkanrumusanmasalah di atas maka, dapat ditentukantujuan penelitian ini, antara lain:1. Untuk mengetahui aktivitas siswasaat bekerja dalam kelompokdengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe studentfacilitator and explaining padamata pelajaran IPS Terpadu dikelas VIII-3 SMP Negeri 15Medan T.P 2013/2014.2. Untuk mengetahui hasil belajarsiswa setelah menerapkan modelpembelajarankooperatiftipestudent facilitator and explainingpada mata pelajaran IPS Terpadudi kelas VIII-3 SMP Negeri 15Medan T.P 2013/2014.Manfaat PenelitianHasil-hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh:1. Meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam kelas.2. Memberikan informasi tentangmodel pembelajaran yang sesuaidengan materi IPS Terpadu.3. Meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa pada pelajaran IPSTerpadu.4. Meningkatkan aktivitas belajarsiswa pada mata pelajaran IPSTerpadu.METODE PENELITIANLokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di SMPNegeri 15 Medan Jl. M. Nawi Harahap,Gg Suka Medan dan pelaksanaannyapada bulan September sampai denganDesember Tahun Pelajaran 2013/2014.Subjek PenelitianDengan mempertimbangkan perolehan nilai terendah untuk seluruh kelasVIII adalahpada kelas VIII-3, makasubjek yang digunakan dalam penelitianini adalah seluruh siswa kelas VIII-3 SMPNegeri 15 Medan Tahun Pelajaran2013/2014, dengan jumlah siswa yangterikut dalam penelitian sebanyak 30orang.Alat Pengumpul DataAlat pengumpul data dalam penelitian ini antara lain:A. Tes hasil belajarTes hasil belajar digunakan untukmengetahui hasil belajar siswa sebelumdan sesudah pembelajaran dengan modelpembelajaran Kooperatif tipe studentfacilitator and explaining. Tes hasil belajardisusun dalam bentuk pilihan bergandayang mengacu pada Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) untuk kelasVIII-3 SMPN 15 Medan bidang studi IPS.Tes hasil belajar siswa yang digunakansebanyak 15 item.Kisi-kisi tes hasil belajar siswatersebut dituangkan dalam bentuk Tabelspesifikasi seperti tercantum pada Tabel1.

387Rulina Silalahi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe .Butir Soal123456789101112131415JumlahTabel 1. Tabel Kisi-Kisi Tes Hasil BelajarKlasifikasi / KategoriC1C2C3C4 3642Keterangan :C1 : PengetahuanC2 : PemahamanB. Lembar Aktivitas Belajar SiswaLembar aktivitas belajar siswa digunakan oleh pengamat. Pengamat adalahguru-guru teman sejawat peneliti yaituRosdewani, S.Pd dan Rusmaliana, S.PD.Waktubekerjadalamkelompokpeneliti/guru yang sedang melaksanakankegiatan belajar mengajar (KBM) memberi isyarat pada ke dua pengamat,kelompok mana yang diamati oleh ke duapengamat. Ke dua pengamat tidak bolehduduk berdekatan agar data yang direkam tidak bias. Satu kali kegiatanbelajar mengajar yang dilakukan olehpeneliti, maka ada dua kelompok yangdiamati oleh pengamat.Instrumen aktivitas belajar siswaterdiri dari 6 aktivitas antara lain; Memberikan pendapat untuk pemecahan masalah, Memberikan tanggapan terhadaporang lain, mengerjakan tugas yangdiberikan, motivasi dalam mengerjakantugas-tugas, toleransi dan mau menerimapendapat siswa lain, dan tanggung jawabsebagai anggota kelompok.Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut TimJumlahsoal11111111111111115C3 : AplikasiC4 : AnalisisPelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatubentuk kajian yang bersifat reflektif olehpelaku tindakan yang dilakukan untukmeningkatkan kemantapan rasional daritindakan mereka dalammelaksanakantugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukanitu, serta memperbaiki kondisi dimanapraktek pembelajaran tersebut dilakukan(dalam Mukhlis, 2000: 3).Sesuai dengan jenis penelitian yangdipilih, yaitu penelitian tindakan, makapenelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart(dalam Sugiarti, 1997:6), yaitu berbentukspiral dari sklus yang satu ke siklus yangberikutnya. Setiap siklus meliputi planning(rencana), action (tindakan), observation(pengamatan), dan reflection (refleksi).Langkah pada siklus berikutnya adalahperncanaan yang sudah direvisi, tindakan,pengamatan, dan refleksi. Sebelummasuk pada Siklus I dilakukan tindakanpendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahappenelitian tindakan kelas dapat dilihatpada gambar berikut.

388Rulina Silalahi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe .RefleksiSiklus 1Rencanaawal/rancanganTindakan/ObservasiSiklus 2RefleksiRencana yangdirevisiTindakan/ObservasiGambar 1. Alur PTKProsedur PenelitianBerdasarkan informasi yang penulisdapatkan, bahwa hasil belajar siswa padamata pelajaran Bahasa Indonesia masihrendah, maka prosedur penelitian yangpenulis rencanakan dalam menuntaskanhasil belajar tersebut adalah sebagaiberikut :A. Siklus IKegiatan pada Siklus I meliputi:1) Perencanaan TindakanPada tahap ini peneliti membuatkegiatan perencanaan meliputi:a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembarkegiatan siswa yang telah dibuatoleh guru tentang sub materi“Pengertian penyimpangan sosial”untuk KBM 1 dengan sub materi“jenis-jenis penyimpangan sosial”untuk KBM 2. Selanjutnya diubahatau ditambah sesuai denganModel pembelajaran Kooperatiftipestudentfacilitatorandexplaining.b) Penyusunan instrumen penelitianberupa lembar observasi aktivitassiswa melalui penerapan Modelpembelajaran Kooperatif tipestudent facilitator and explainingdan tes pemahaman siswa tentang pengertian dan jenis-jenispenyimpangan sosial.2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi(Action and Observation)Melaksanakan tindakan pembelajaranke-1 dan ke-2 sesuai dengan RPPoleh peneliti sebagai guru di kelasVIII-3 Selama proses pembelajarandilakukan observasi oleh observer(guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir Siklus Idilakukan pula tes hasil belajar siswauntuk mengetahui pemahaman siswatentang hak dan kewajiban warganegara dalam bela negara, bentukancaman dan upaya bela negarasebagai Formatif I.3) Refleksi (Reflective)Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil observasi danevaluasi hasil pembelajaran IPS dengan Model pembelajaran Kooperatiftipe student facilitator and explainingBerbantuan power point. Dari hasilrefleksi kemudian peneliti dengan duaorang pengamat teman sejawat untukmemperbaiki dan menguatkan rencana tindakan Siklus II.B. Siklus IIKegiatan pada Siklus II meliputi:1) Perencanaan TindakanBerdasarkan hasil refleksi terhadapproses pembelajaran pada Siklus Imaka pada Siklus II disusun skenarioModel pembelajaran Kooperatif tipestudent facilitator and explaining

389Rulina Silalahi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe .dengan revisi tindakan untuk memperbaiki proses. Peneliti berdiskusisecara kolaboratif dengan guru matapelajaran sejenis dengan kegiatanperencanaan meliputi:a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kegiatan siswa yang telah dibuatoleh guru tentang sub materi“akibat penyimpangan sosial”untuk KBM 3 dengan sub materi“faktor-faktor yang mempengruhipenyimpangan sosial” untuk KBM4.b) Penyusunan instrumen penelitianberupa lembar observasi aktivitassiswa serta pengelolaan guruterhadap proses pembelajarandengan menerapkan Model pembelajaran Kooperatif tipe studentfacilitator and explaining dan tespemahaman siswa tentang akibatdan faktor-faktor penyimpangsosial.2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi(Action and Observation)Melaksanakan tindakan pembelajaranke-3 dan ke-4 sesuai dengan RPPModel pembelajaran Kooperatif tipestudent facilitator and explainingdengan topik “Partisipasi dalamusaha pembelaan negara di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, lingkungan bangsa dan negara”oleh peneliti sebagai guru IPS diKelas VIII-3 Selama proses pembelajaran dilakukan observasi olehobserver (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa. Diakhir Siklus IIdilakukan pula tes hasil belajar untukmengahui pemahaman siswa tentangakibat dan faktor-faktor penyimpangan sosialsebagai Formatif II.3) Refleksi (Reflective)Setelah kegiatan pembelajaran SiklusII dilaksanakan, dilanjutkan dengankegiatan refleksi oleh peneliti berkolaborasi guru mata pelajaran sejenis. Berdasarkan hasil observasiaktivitas siswa dalam pembelajarandan ketuntasan hasil belajar siswaditelaah.Teknik Analisis DataMetode Analisis Data Pada penelitian ini digunakan metode deskriptifdengan membandingkan hasil belajarsiswa sebelum tindakan dengan hasilbelajar siswa setelah tindakan.Langkah-langkah pengolahan datasebagai berikut:1. Merekapitulasi nilai pretes sebelumtindakan dan nilai tes akhir Siklus I danSiklus II2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelumdilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan padaSiklus I dan Siklus II untuk mengetahuiadanya peningkatan hasil belajar.3. Penilaiana. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus:𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 � 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙b. Nilai rata-rata siswa dicari denganrumus sebagai berikut:𝑋 𝑋𝑁Keterangan :X Nilai rata-rataΣ Jumlah nilai XN Jumlah peserta tesc.Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut:(Majid, 2009:268)d. Ketentuan persentase ketuntasanbelajar kelas𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑆𝑏𝑥100%𝐾ΣSb Jumlah siswa yang mendapatnilai KKMΣK Jumlah siswa dalam sampelSebagai tolak ukur keberhasilanpenelitian tindakan kelas ini dapat dilihatdari: hasil tes, jika hasil belajar siswamencapai KKM secara individual dan 85%secara klasikal.

390Rulina Silalahi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe .Indikator KetercapaianPenelitian menggunakan indikatorketercapaian yakni KKM PendidikanKewarganegaraan untuk kelas IX di SMPNegeri 15 Medan sebesar 75 untukindividu siswa. Artinya siswa dikatakantuntas belajar jika nilainya dalam formatifmencapai KKM ini. Sedangkan kelasdikatakan tuntas atau penelitian berhasiljika paling tidak 85% dari jumlah siswadalam kelas subjek memperoleh nilaimencapai KKM.HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANI.Hasil PenelitianBerdasarkan hasil identifikasi dapatdiketahui bahwa kelas yang memilikipermasalahan dan kendala-kendala biladibandingkan dengan kelas VII lainnyaadalah kelas VIII-3. Hal ini ditunjukkandari banyaknya siswa kelas VIII-3 yangbelummencapaistandarKriteriaKetuntasan Minimal (KKM) yang telahditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu 70untuk mata pelajaran IPS Terpadu. Padasaat diadakan ulangan harian, kelas VIII-3selalu memiliki nilai rata-rata relatif rendahbila dibanding kelas VII yang lain.Setelah melakukan Siklus I danSiklus II, dan diperoleh data-data hasilbelajar dan aktivitas belajar, maka datatersebut dapat disajikan dalam Tabel.Pengambilan data dilakukan empat kalipertemuan (4 RPP) dibagi menjadi duaSiklus. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua disebut Siklus I, dan pertemuan ketiga dan pertemuan keempatdisebut Siklus II. Sebelum melakukankegiatan belajar mengajar maka dilakukantes hasil belajar atau disebut Pretes.Análisis data menunjukan hasil pretessiswa rata-rata adalah 28,0, hal inimenunjukan bahwa rata-rata siswa belumada persiapan sebelum belajar di sekolah.A. Analisis Hasil Penelitian1. Siklus Ia. Tahap PerencanaanPerencanaan Siklus I dilakukan dengan diskusi antara peneliti dan pembimbing serta pendamping penelitian. Halhal yang dilakukan dalam perencanaanadalah :1) Menyiapkan Silabus2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1 dan2)3) Menyiapkan Lembar KegiatanSiswa (LKS 1 dan 2)4) Menyiapkan soal tes hasil belajar(Formatif I)5) Menyiapkan lembar observasiaktivitas siswa.b. Tahap kegiatan dan pelaksanaanPelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilakasanakan padahari Sabtu tanggal 23 Maret 2013 padapertemuan pertama dan hari Sabtutanggal 30 Maret 2013 pada pertemuankedua di Kelas VIII-3 dengan jumlahsiswa 40 siswa. Pelaksanaan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipestudent facilitator and explaining. Dalamhal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah teman mengajar yaituRosdewani dan Rusmalaina. Adapunproses belajar mengajar mengacu padarencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaandengan pelaksanaan belajar mengajar.

391Rulina Silalahi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe .Skenario Pertemuan 1Ketika guru masuk kelas, pada jam I pelajaran, siswa kelas VIII-1 mereka asyik berceritasambil tertawa, ada yang duduk berkelompok, ada juga yang masih berjalan – jalan, sadar gurunyasudah datang, semua siswa duduk di bangku masing – masing. Setelah siswa diam guru memberisalam “Selamat pagi anak – anak” “Selamat pagi Bu” “Pimpin doa kita kata guru kepada CindyAmelia Br Ketaren.

ngan penelitian antara lain: 1. Hasil belajar IPS Terpadu masih kurang. 2. Kerjasama antar siswa dalam pembelajaran masih kurang. 3. Sarana dan prasarana dalam pembelajaran IPS Terpadu masih kurang. 4. Pembelajaran masih banyak di-dominasi oleh guru. Batasan Masalah Untuk me

Related Documents:

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan proyek video pada materi laju reaksi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XII MM 1 SMK Negeri 1 Amuntai D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Pembelajaran Kimia dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

Nurhikma, 2020, Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika, Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguaran dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Bagaimana konsep penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran fisika, (2)

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan hal diatas penulis bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul "Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam

Negeri 25 Medan. 3) Penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 25 Medan. 4) Daya . Daya Dukung Sekolah Terhadap Proses Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Model Inkuiri Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 25 Medan 70 5. Pandangan Guru dan Siswa Terhadap Penerapan Pendekatan Saintifik dalam

METODE PENELITIAN A. Penelitian Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen meruoakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh . Penelitian ini dilaksakan pada semester II atau genap tahun pelajaran 2016/2017 yaitu pada pertengahan bulan mei. Waktu penelitian mengacu pada

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, artinya sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan .

Artificial Intelligence (AI) is a science and a set of computational technologies that are inspired by—but typically operate quite differently from—the ways people use their nervous systems and bodies to sense, learn, reason, and take action. While the rate of progress in AI has been patchy and unpredictable, there have been significant advances since the field’s inception sixty years .